1) Komandan Pertahanan Radiasi, Kimia dan Biologi Angkatan Bersenjata Rusia Letnan Jenderal Igor Kirillov menuding Amerika Serikat melalui Pusat Medis Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (AS) melakukan penelitian biologi di Indonesia tahun 2010.
2) Hasil penelitian itu juga disebut tidak dibagikan kepada pemerintah di Jakarta, seperti dilaporkan kantor berita RIA Novosti, Kamis (24/3/2022).
3) “Pendekatan yg tdk dapat diterima seperti itu, dgn persetujuan diam2 dari pemerintah AS, adl norma yg lazim bagi perusahaan farmasi besar.
Krn banyaknya pelanggaran, Indonesia tahun 2010 menghentikan kegiatan penelitian Pusat Medis AL AS di Jakarta,” kata Kirillov.
4) Kirillov lebih jauh menuding, AS melakukan pekerjaan di fasilitas laboratorium di Jakarta di luar kerangka program penelitian yang disepakati, melakukan pengambilan sampel biologis dan menolak memberi tahu pemerintah Indonesia tentang hasil yang dicapai.
5) Yang mengejutkan, "Bahan-bahan yang mereka terima digunakan untuk kepentingan perusahaan farmasi yang berafiliasi dengan Pentagon, yaitu Gilead, yang sedang menguji obat-obatannya, termasuk di wilayah Ukraina dan Georgia," kata Jenderal Rusia tersebut.
6) Awal bulan Maret, Rusia melancarkan tudingan gencar atas temuan jaringan laboratorium biologi di Ukraina. Kantor berita Turki Anadolu melaporkan pada 9 Maret, militer AS disebut terlibat mendanai dan dan mengendalikan laboratorium itu.
7) Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova saat itu mengungkapkan temuan dokumen yang menunjukkan "komponen senjata biologis sedang dikembangkan di Ukraina" pada laboratorium yang dikendalikan Pentagon, AS.
8) Zakharova saat itu menekankan, kegiatan tersebut melanggar Konvensi Senjata Biologis. Rusia kemudian menggelar sidang Dewan Keamanan PBB tentang masalah ini, namun gagal mendapat dukungan.
9) Sebelumnya, Letjen Igor Kirillov mengeklaim tentara Rusia mendapatkan dokumen yang menyebut AS-Ukraina mengembangkan virus dan bakteri berbahaya. Kirillov pun menduga AS-Ukraina melanggar Konvensi Senjata Biologis.
👇 instagram.com/p/CbhANW2l53S/…
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Rusia telah menyatakan bahwa mereka telah mengamankan tujuan utama yang dicarinya pada fase pertama dari “operasi militer khusus” melawan Ukraina dan sekarang fokus pada pembebasan wilayah Donbass, saat konflik memasuki bulan kedua.
“Tujuan utama dari operasi tahap pertama secara umum telah tercapai,” kata Sergei Rudskoi, kepala Direktorat Operasi Utama Staf Umum Rusia.
“Potensi tempur Angkatan Bersenjata Ukraina telah sangat berkurang, yang … memungkinkan untuk memfokuskan upaya inti kami untuk mencapai tujuan utama, pembebasan Donbass,” tambah Rudskoi.
1) Hari ini, 26 Maret - Hari Peringatan Internasional Korban Perbudakan dan Perdagangan Budak Transatlantik, berikut adalah penggambaran 7 pemberontakan budak yang semuanya penting dalam mengakhiri perbudakan. 🧵
2) Revolusi Haiti 1791–1804, pemberontakan budak yang berubah menjadi perang revolusioner untuk kemerdekaan yang akan mengalahkan penjajah Prancis dan Spanyol serta berdirinya republik kulit hitam pertama yang bebas.
3) Pada tahun 1831, Pemberontakan Natal sebelas hari dimulai di Jamaika, ketika 60.000 budak memberontak melawan Kerajaan Inggris untuk kebebasan mereka.
Lavrov: Eropa meminjam taktik anti-Rusia dari Nazi Jerman
Menteri luar negeri Rusia mengatakan Barat telah menyatakan “perang total” terhadap negaranya, menggunakan taktik yang sebanding dengan Nazi Jerman.
“Mereka telah menyatakan perang hibrida sejati, perang total melawan kami,” kata Sergei Lavrov pada hari Jumat, mengecam sanksi bersejarah Eropa terhadap Rusia.
Mesin sanksi Barat telah bekerja dengan kecepatan penuh terhadap Rusia sejak Presiden Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina pada 24 Februari dalam upaya untuk "de-militerisasi" dan "de-Nazify" negara tetangga.
Para Pemimpin Komunitas Muslim Rusia Dukung Operasi Militer Khusus Rusia di Ukraina.
1) Ketua Mufti Dewan Pusat Spiritual Muslim Rusia Talgat Tajuddin mengatakan operasi khusus di Ukraina merupakan langkah yang terpaksa dan tidak dapat dihindari.
Utas | Soft War News
2) Ini adalah tindakan yang dibenarkan dan terpaksa dilakukan. Ketika nazisme dan fasisme bangkit kembali di sebelah (negara) kita, ketika Barat bahkan mencoba mengadu domba persaudaraan kita, hal itu tidak mungkin dianggap normal.
Soft War News
3) Jika ada ancaman rudal yg dpt mencapai ibu kota Tanah Air kita dlm 5—7 menit, bahkan ke Ufa, Kazan, & kota2 Rusia lainnya, siapa yg akan menoleransi ini? kata Tajuddin.
Tidak ada yg menyukai perang krn rakyat kami tlh menyaksikan sendiri betapa perang sangat menyengsarakan.