Para Pemimpin Komunitas Muslim Rusia Dukung Operasi Militer Khusus Rusia di Ukraina.
1) Ketua Mufti Dewan Pusat Spiritual Muslim Rusia Talgat Tajuddin mengatakan operasi khusus di Ukraina merupakan langkah yang terpaksa dan tidak dapat dihindari.
Utas | Soft War News
2) Ini adalah tindakan yang dibenarkan dan terpaksa dilakukan. Ketika nazisme dan fasisme bangkit kembali di sebelah (negara) kita, ketika Barat bahkan mencoba mengadu domba persaudaraan kita, hal itu tidak mungkin dianggap normal.
Soft War News
3) Jika ada ancaman rudal yg dpt mencapai ibu kota Tanah Air kita dlm 5—7 menit, bahkan ke Ufa, Kazan, & kota2 Rusia lainnya, siapa yg akan menoleransi ini? kata Tajuddin.
Tidak ada yg menyukai perang krn rakyat kami tlh menyaksikan sendiri betapa perang sangat menyengsarakan.
4) Sejarah dan kisah peperangan diturunkan dari generasi ke generasi. Namun, kini kita tlh melihat selama 8 tahun terakhir bahwa Ukraina dan Barat melakukan pembataian & berusaha membangkitkan kembali fasime. Presiden Putin menjelaskan ini di sela-sela semua acara internasional.
5) Menurut Tajuddin operasi militer saat ini di Ukraina “sebenarnya merupakan langkah yang terpaksa dilakukan demi perdamaian.”
6) Selain itu, Kepala Pusat Koordinasi Muslim Kaukasus Utara, Ismail Berdiyev, mengatakan bahwa perang tidak pernah baik dan tidak ada orang normal yang senang dengan perang. “Namun, apa yang terjadi sekarang di Ukraina sudah merupakan tindakan terpaksa,” tegas sang mufti.
7) “Kami berdoa agar prajurit-prajurit kita kembali ke rumahnya masing-masing dengan selamat, dan kami berdoa kepada (Allah) Yang Mahakuasa supaya pihak Ukraina meletakkan senjatanya dan, dengan demikian, muncul perdamaian,” kata Mufti Berdiyev.
8) Menurut Kepala Majelis Spiritual Muslim Rusia Albir Krganov, umat Islam telah menyaksikan apa yg telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir di “negara Ukraina”. “Kami berempati kpd rakyat Ukraina & memahami bahwa sekarang adl waktu yang sangat sulit bagi mereka,” lanjutnya.
9) “Namun, kita tidak bisa melupakan kekejaman apa yang dilakukan di sana oleh kaum ultranasionalis yang, misalnya, membakar orang hidup-hidup di Odessa.”
10) “Kami tidak ingin hal semacam itu terjadi di Rusia, tetapi sebenarnya ada upaya untuk melakukan itu, persiapan telah berlangsung, dan Ukraina telah dipersiapkan sebagai batu loncatan untuk menyerang negara kami,” kata sang mufti.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Rusia telah menyatakan bahwa mereka telah mengamankan tujuan utama yang dicarinya pada fase pertama dari “operasi militer khusus” melawan Ukraina dan sekarang fokus pada pembebasan wilayah Donbass, saat konflik memasuki bulan kedua.
“Tujuan utama dari operasi tahap pertama secara umum telah tercapai,” kata Sergei Rudskoi, kepala Direktorat Operasi Utama Staf Umum Rusia.
“Potensi tempur Angkatan Bersenjata Ukraina telah sangat berkurang, yang … memungkinkan untuk memfokuskan upaya inti kami untuk mencapai tujuan utama, pembebasan Donbass,” tambah Rudskoi.
1) Hari ini, 26 Maret - Hari Peringatan Internasional Korban Perbudakan dan Perdagangan Budak Transatlantik, berikut adalah penggambaran 7 pemberontakan budak yang semuanya penting dalam mengakhiri perbudakan. 🧵
2) Revolusi Haiti 1791–1804, pemberontakan budak yang berubah menjadi perang revolusioner untuk kemerdekaan yang akan mengalahkan penjajah Prancis dan Spanyol serta berdirinya republik kulit hitam pertama yang bebas.
3) Pada tahun 1831, Pemberontakan Natal sebelas hari dimulai di Jamaika, ketika 60.000 budak memberontak melawan Kerajaan Inggris untuk kebebasan mereka.
Lavrov: Eropa meminjam taktik anti-Rusia dari Nazi Jerman
Menteri luar negeri Rusia mengatakan Barat telah menyatakan “perang total” terhadap negaranya, menggunakan taktik yang sebanding dengan Nazi Jerman.
“Mereka telah menyatakan perang hibrida sejati, perang total melawan kami,” kata Sergei Lavrov pada hari Jumat, mengecam sanksi bersejarah Eropa terhadap Rusia.
Mesin sanksi Barat telah bekerja dengan kecepatan penuh terhadap Rusia sejak Presiden Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina pada 24 Februari dalam upaya untuk "de-militerisasi" dan "de-Nazify" negara tetangga.
1) Komandan Pertahanan Radiasi, Kimia dan Biologi Angkatan Bersenjata Rusia Letnan Jenderal Igor Kirillov menuding Amerika Serikat melalui Pusat Medis Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (AS) melakukan penelitian biologi di Indonesia tahun 2010.
2) Hasil penelitian itu juga disebut tidak dibagikan kepada pemerintah di Jakarta, seperti dilaporkan kantor berita RIA Novosti, Kamis (24/3/2022).
3) “Pendekatan yg tdk dapat diterima seperti itu, dgn persetujuan diam2 dari pemerintah AS, adl norma yg lazim bagi perusahaan farmasi besar.
Krn banyaknya pelanggaran, Indonesia tahun 2010 menghentikan kegiatan penelitian Pusat Medis AL AS di Jakarta,” kata Kirillov.