patrick ethnic ☆ Profile picture
May 21, 2022 156 tweets 18 min read Read on X
A thread.

"Mas, aku ijin off mic sebentar. Mau cek kebelakang. Soalnya dari tadi kok dibelakang ada suara ribut dan ada juga suara tawa perempuan"

Ucap Gilang padaku.

Suasana kian mencekam, mic gilang tiba2 menyala dengan suara latar belakang deruan angin dan serangga malam. Image
Cerita narsum saya di dunia alter kembali saya tulis, ya cerita mas Gilang.
Cerita ini adalah cerita ketika space di malam jum'at yang sering saya selenggarakan. Angkringan rasan-rasan namanya.

Dan kala itu mas Gilang masuk ke space saya.
Disclaimer!

Bagi yang mengatahui akun/nama asli narasumber mohon disimpan pribadi saja. Karena saya sudah berjanji akan merahasiakan data pribadi yang bersangkutan.
Catatan :

Siapkan air putih, ketuk meja, dinding atau apapun yang ada disekitar kamu 3x.

Jangan membaca sendirian karena mungkin kamu nanti takkan membaca sendirian.
Mari langsung ke cerita.

Semua teror ini berawal dari sini.

Selamat membaca, sugeng rahayu 🙏
Jika berkenan, ramaikan dulu. Saya akan tulis di tengah malam nanti. Sesuai dengan waktu kejadian, ya waktu yang sama ketika keanehan mulai dirasakan narasumber.
Saya cari tempat nyaman di dekat hunian mas Gilang dulu 🙏
Hunian mas Gilang Bagus juga. Ditengah hutan, namun sangat nyaman dan rileks. Meski banyak orang mengatakan mungkin ini hunian yang cukup menguji nyali. Mari menulis di tempat perkaranya langsung.
Pagi atau siang saya baru tulis ya mohon maaf. Karena, pagi ini saya ada jadwal kejar kereta untuk menemui narasumber penting perihal cerita merapi-merbabu.

Sekali lagi saya mohon maaf, selamat beristirahat.

Sugeng rahayu 🙏
Bismillah, demit ora ndulit setan ora doyan.
Malam jum'at, seperti biasa saya mengadakan open space rutin. Space untuk membahas beragam kisah pengalaman dari berbagai sumber. Kala itu saya membahas film horor jadul bersama salah satu pendengar yang saya naikkan.
"Assalamualaikum mas, selamat bergabung di space saya, sugeng rahayu" Sapaku

"Wa'alaikumsalam mas, rahayu" balasnya.

"Wah bahas apa nih mas? Film jadul ya?"

Tanyanya padaku.

"Haha iya"
Jawabku.
"Film horor jadul yang masih aku inget ya mumun mas, yang matanya ijo hahaha"

Ucapnya.

"Kalau jefri yang matanya merah ya? Hahaha"

Balasku juga.
Memang, dulu ada film jadul dengan demit pocong. Pemerannya ada mandra selaku tukang gali kubur. Di kala itu meski film ini diputar di siang bolong, itu masih menjadi momok menakutkan bagi anak kecil seusia kami dulu.
Ya, mau bagaimana. Satu tv tapi yang takut satu desa. Ya begitulah, sekedar nostalgia.
Berbagai hal kami obrolkan, dari cerita kolosal misteri gunung merapi, film suzannna dan berbagai film jadul lainnya.

Ada yang ingat film horor jadul yang sempat mengisi masa kecilmu?
"Kalau hantu yang pernah viral di tahun 90'-2000'an masih ingat nggak mas? "

Tanya dia, ya namanya sebut saja dito.

"Wah, saya cuma ingat kalau dulu itu mister gepeng hahaha"
Jawabku dengan gelak tawa.
"Wah nomor 7777777 pasti hahaha"

Ucap dito juga dengan gelak tawa.

"Ya, dulu pasti ingat lah. Mister gepeng katanya bawa uang satu koper, lumayan kalau dikasih segepok hahah"

Ucapku.
"Tapi aneh sih mas, ritualnya aneh. Meski ya kalau boleh jujur hantu mister gepeng itu serem hloh"

Ucap dito.
Dito pun bercerita dulu ia sempat melakukan ritual pemanggilan mister gepeng. Ia datang ke wartel menelepon nomor "7777777" ditemani beberapa temannya. Aneh juga, dalam nomor yang ia telepon ada suara lelaku yang merintih kesakitan.
Setelah menelepon, esoknya ia datang ke toilet. Namun, ia masih harus melakukan gerakan maju-mundur ke kiri ke kanan. Lalu, ketika itu berhasil ia akan mendapatkan uang di lubang toilet.
"Wah, terus gimana? Dapet nggak tuh?"

Tanyaku pada dito.

"Dapet mas, 50 ribu tapi hahaha"

Jawabnya.

"Wah lumayan juga bisa beli bakso banyak hahaha"

Obrolan seru kami lakukan, dan membahas banyak topik horor namun saya dibumbui candaan agar terkesan tidak terlalu kaku.
Namun, semua itu tak bertahan lama. Ketika, saya menaikkan 2 pembicara baru...

Kisah ini pun baru dimulai, ya tepat di jam 23.23 kala itu...
"Halo, tolong buka mic dan memperkenalkan diri" Pintaku pada mereka berdua.

"Halo mas, aku satya yang dulu pernah mampir sama satubtemenku di kedai njenengan" Jawab satu pembicara bernama satya yang ternyata sudah lama aku kenal.

"Wah, iya. Apa kabar?" Tanyaku.
"Alhamdulillah baik mas, njenengan baik juga to?" Jawab satya dibarengi pertanyan balik padaku.

"Alhamdulillah, bentar satunya siapa mas. Buka mic mas" pintaku pada satu lagi pembicara.
Kresekk!! Kresekkkk!!!!

Suara listrik statis saya dengar dari pembicara ini.

"Halo mas, aku gilang. Aku dengerin dulu aja mas" ucapnya.

"Owh, oke." jawab aku, dito dan satya secara serempak.
Disini cari tempat nyaman susah, terpaksa harus ke belakang yang dekat dengan hutan.

Mari lanjutkan lagi, maaf membuat menunggu. Saya akan cicil semampu saya karena jaringan juga cukup menjancukkan hari ini. Image
Semoga saya nulis tak ditemani badarawuhi ya, karena konon di depan saya menulis ya hutannya penghuninya sosok ular dengan tubuh atas gadis cantik.

mari, saya akan tulis dan selamat membaca. Sugeng rahayu 🙏
Tidak terlalu lama kami berbincang, tiba-tiba satya menceritakan tentang kisah lama dari ayah sahabatnya. Ia dan sahabatnya yang bernama narendra dulu diceritakan bahwa ayah narendra pernah mempunyai pacar cantik sebelum menikah dengan ibunya narendra.
Kisah percintaan antara ayah narendra dan pacarnya itu berawal dari telephone nyasar. Ya, meski di era-2000an awal terbilang hanya segelintir saja yang mempunyai telephone genggam.
Setiap malam ayah narendra intens sekali berkacap via suara dengan seorang wanita. Suara lembut, tuturnya sopan, dan gelak tawa lucu seperti gadis polos pada umumnya.
Sampai kisah cinta yang dirasa hanya layaknya dunia maya berubah menjadi kisah cinta didunia nyata. Sekian lama akhirnya bertemu, ya sesuai dengan janji temu di tempat yang sudah disepakatkan di malam jum’at.
Di taman kota B di dekat aliran sungai, dibawah pohon tua asem belanda dengan kursi kayu tua di bawahnya. Mereka bercanda, tertawa dan berbagi cerita satu sama lain guna menciptakan romansa pertama kali berjumpa.
Apakah dijaman sekarang pacaran dunia maya masih ada? Ya kalau ada, cepatlah bertemu agar percintaan dunia maya segera menjadi kisah cinta nyata. Jangan hanya berharap kisah dunia maya seperti kisah cinta telenovela.
Karena berharap pada seseorang yang hanya kita kenal dengan perhatiannya di dunia maya itu memang menyenangkan. Tapi, ingat. Apakah selamanya hidupmu hanya akan kamu habiskan memiliki pasangan dengan layar persegi panjang yang selalu kau bawa?
Parasnya begitu ayu, kulit putih bersinar dan wajah yang merah muda merona. Rambut terurai semakin memanjakan mata apabila tertiup angin sepoi-sepoi. Begitu bahagianya ayah narendra kala itu.
Ayah narendra mengajaknya bermain di sekitar aliran sungai kecil yang disana ada sendang kecil, begitu asyik, begitu mesra layaknya dua insan yang dimabuk asmara.
Sampai akhirnya dipenghujung malam mereka harus berpisah, Nampak dari mereka tak rela jika waktu menyita kebersamaan mereka, mereka ingin lebih lama atau kalau bisa waktu berhenti saja di kala itu.
Namun, itu tak mungkin mereka tetap harus berpisah karena mereka juga punya kegiatan masing-masing.
Namun, diperpisahan ayah narendra menemukan hal yang cukup ganjil. Wanita yang menjadi pacarnya ini tak mau diantar pulang padahal sudah tengah malam. Dan anehnya lagi, meminta ayah narendra untuk pergi duluan karena ia akan pulang sendiri saja.
Meski ayah narendra bersikeras ingin mengantarnya namun tetap dan tetap di tolak halus. Dengan terpaksa ayah narendra menurutinya.
Beberapa bulan berganti, kisah percintaan itu masih berlanjut. Dengan via suara dan janjian temu di malam jum’at selalu mereka lakukan rutin. Sampai…
Ayah narendra bertemu dengan salah satu pria tua bersorban di kota G, di sebuah rumah makan bakmi jowo.
“mas, menawi njenengan pengen urip ayem lan tentrem. Adohono wong wadon sek njenengan gandeng saiki. Iku kanggo kabecikan uripmu mbesuk mas”
(mas, jikalau kamu ingin hidup damai dan tentram. Jauhilah wanita yang kamu gandeng sekarang. Itu untuk kebaikan kehidupmu kelak mas)
Ucap pria tua bersorban itu dan lalu pergi meninggalkan ayah narendra.
Ucapan pria itu sedikit membuat sesak kepala ayah narendra.
Namun, jelas cinta itu buta. Bahkan cinta bisa membuat hal gila menjadi waras dimata insan manusia.
Malam pun tiba, ayah narendra kembali bersua via suara dengan wanita pujuannya. Ya, meski ia sekarang ada sebuah desa terpencil di rumah sahabatnya. Ia keraskan suara sambal mengerjakan tugas kuliahnya.
Lama mereka mengobrol sampai sahabat ayah narendra mungkin penasaran akan apa yang dilakukan sahabatnya itu.
“sakh, awakmu ki ngopo?”
(sakh, kamu itu kenapa?)
Tanya sahabat ayah narendra
“iki, lagi telfonan karo garap tugas”
(ini, aku sedang telfonan sama ngerjain tugas)
Jawab ayah narendra, sahabatnya pun pergi meninggalkannya dengan anggukan kepala.
Namun, tidak terlalu lama sahabatnya kembali dan bertanya lagi
“telfonan karo sopo sih? Kat mau tak rungokno awakmu mung ngomong dewe kok”
(telfonan dengan siapa sih? Dari tadi aku dengarkan kamu Cuma ngomong sendiri kok)
Ucap Tanya dan kalimat dari sahabat ayah narendra
“iki hlo rungokno tenanan, wong tak banterno suarane mosok ora krungu, hlo diguyu awakmu karo de’e hahaha”
(ini hlo dengarkan dengan benar, orang aku keraskan suaranya masa tidak dengar, hlo ditertawakan kamu sama dia hahaha)
Jawab ayah narendra
“bocah gendeng!”
(anak gila!)
Ucap sahabat ayah narendra dibarengi dengan gerutu.
Namun, Nampak terlihat ketika sahabatnya hendak masuk kemarnya, sahabatnya terkejut dan fokus melihat arah luar jendela. Nampak pula ayah narendra melihat wajah pucat dingin disuguhkan oleh sahabatnya itu.
Pagi, mereka menuju ke balai desa dengan harapan untuk meminta ijin guna kkn di desa tempat sahabat ayah narendra tinggal. Sesampainya di balai desa, semua menyambut begitu antusias namun tidak dengan pak sapto selaku “modin” atau penghulu desa.
Selesai mereka bercakap-cakap perihal niat mereka. Pak sapto memanggil sahabat ayah narendra dan berbisik padanya. Mereka pun pamit untuk pulang. Tak ada percakapan diantara keduanya sampai dirumah sahabat ayah narendra ini.
Lalu, “sakh, mengko melu aku neng gyiyone pak sapto. Jare penting” (sakh, nanti ikut aku ke rumahnya pak sapto. Katanya penting) ucap sahabat ayah narendra, dibalas dengan anggukan kepala.
Singkat cerita berjalanlah mereka menuju ke rumah pak sapto, tempatnya jauh dari desa. Lebih tepatnya berada di pojok desa, ditengah-tengah kebun durian dan singkong.
Cahaya remang lampu osram menjadi cahaya utama yang menyinari rumah itu, disampingnya hanya terlihat rerimbunan pohon durian di semua penjuru dan tepat disampingnya pula ada pohon gayam besar yang sangat rimbun.
“kulonowun pak” sapa mereka kepada pemilik rumah.

“monggo, langsung pinarak mlebut mawon mas”
(silahkan, langsung masuk saja mas) ucap pemilik rumah.
Mereka pun masuk, disana, diruang tamu dengan kursi bambu bukan hanya ada pak sapto namun ada satu lagi pria tua bersorban. Pria itu Nampak tak asing bagi ayah narendra, seperti familiar di benak ayah narendra.
“ojo mung meneng wae, lungguh mas” (jangan diam saja, duduk mas) ucap pria tua itu. Mereka pun langsung duduk, di meja itu sudah ada 4 cangkir kopi. Dimintalah ayah narendra untuk meminumnya.
“iki ono kopi, monggo diunjuk mas” (ini ada kopi, silahkan diminum mas) ucap pria tua bersorban itu.
“mmm.. ku..kulo wau sampun ngopi” (saya tadi sudah ngopi”
Ucap ayah narendra
***
Sebentar, ijinkan saya istirahat sebentar. Kepala saya pusing sekali.

Bagi yang belum membaca cerita sebelum ini monggo dibaca dulu.

Saya akan segera kembali 🙏

“diunjuk mawon mas, ora opo-opo, ora usah sungkan” (diminum saja mas, tidak apa-apa, tidak usah sungkan) ucap pria itu lagi dengan senyum yang menduhkan. Ayah narendra pun meminumnya, bahkan meminumnya seperti orang yang kehausan.
“hah.. saiki pripun mas, sampun enteng to awake?” (hah.. sekarang bagaimana mas, sudah enteng kan badannya?) Tanya pria tua itu. Dan dibalas ayah narendra dengan anggukan kepala.
“awakmu mesti arep takon aku sopo to? Tak jawab. Jenengku saidi bin m******** tapi celuk wae mbah kyai, wong kene soale nyeluk aku ngono”
(kamu pasti mau anya aku siapa ya? Aku jawab. Namaku saidi bin m******** tapi panggil saja mbah kyai, orang sini soalnya memanggil aku begitu)
Kemudian pak sapto pun menjelaskan bahwa mbah kyai ini adalah pemilik pondok di tengah sawah seberang desa itu. Seperti orang yang dihormati disekitar daerah itu.
“namine njenengan Sakha nggih?” (namu Sakha ya?) Tanya mbah kyai pada ayah narendra dijawan dengan anggukan kepala. Namun, timbul banyak Tanya pada benak ayah narendra.
Diajaknya ayah narendra ke depan rumah, mbah kyai memandangi pohon gayam besar. Lalu, mbah kyai mengucapkan kata yang membuat semua orang yang ada disana merasakan rasa merinding begitu hebatnya.
“pacarmu jenenge kanthil yo?” (pacarmu namanya kanthil ya?) Tanya mbah kyai pada ayah narendra. Lagi dan lagi hanya anggukan kepala yang disuguhkan ayah narendra.
Lalu…
Diambilnya bungkusan dari saku mbah kyai, beliau menyalakan dan menancapkannya di dekat pohon gayam besar itu.
“nduk, iki hlo pacarmu neng kene. Awakmu opo ora pengen ketemu?”
(nduk, ini hlo pacarmu disini. Kamu apa tidak mau bertemu?)
Ucap mbah kyai. Sontak semua orang disana merasa terkejud dan merinding akan ucapan mbah kyai.
Nampak, samar-samar ada bayangan hitam dengan uraian rambut panjang di belakang tepat pohon gayam besar itu.

“nduk, ora usah isin. Ayo rene…”
(nduk, tidak usah malu. Ayo kesini…)
Ucap mbah kyai lagi. Perlahan mereka disuguhi pemandangan yang cukup ngeri, wujud yang tadi bersembunyi di pohon gayam besar perlahan menampakkan diri. Jubah hitam lusuh, rambut terurai dan mata yang melotot menakutkan dengan taring dan kuku yang panjang.
“mas Sakha rene mas, kudu sabar lan ikhlas yo mas. Iku pacarmu, genduk ayu sing mbok tresnani”
(mas Sakha kesini mas, harus sabar dan ihklas ya mas. Itu pacarmu, gadis cantic yang kamu cintai)
Ucap mbah kyai, dan Nampak tetesan air mata keluar dari mata ayah narendra.
Ayah narendra tak percaya, tak percaya akan kebenaran ini. ia nampak terpukul. Kesedihan dan kekecewaan begitu menyelimuti hatinya.
“nduk, sukma kanthil, saiki kudu tak pedot tali asih lan tali asmoro awakmu lan mas Sakha yo. Panggonane awake dewe bedo, ojo sampek gusti pengeran murko karo awakmu yo nduk. Saiki kudu ikhlas lan ojo ganggu maneh. Bali neng asalmu maneh ya nduk”
(nduk, sukma kanthil, sekarang harus aku putus tali asih dan tali asmara kamu dan mas Sakha ya. Tempat kita berbeda, jangan sampai Tuhan marah denganmu ya ndyuk. Sekarang harus ikhlas dan jangan mengganggu lagi. Kembali ke asalmu lagi ya nduk)
Ucap panjang dari mbah kyai dan dijawab dengan anggukan kepala dari sosok itu. Sosok sukma kanthil.
Sebelum pergi, sukma kanthil berubah menjadi gadis cantik jelita dengan segala kesempurnaannya. Ia melambaikan tangan mengisyaratkan salam perpisahan. Ya, pada pujaan hatinya, sakha. lalu, ia berangsur berjalan pergi dan hilang ditelan oleh kegelapan malam.
“ya begitulah ceritanya mas”
Ucap satya menceritakan kisah panjang tadi.

“wah, cukup serem juga ya, demit bisa punya akses di dunia maya”
Ucapku sedikit tertarik dengan cerita satya tentang ayah narendra.

Namun, tiba-tiba…
“ijin open mic mas bala, ya dari semua yang diceritakan mas satya, tapi kok aku malah nggak percaya ya. Hahaha”
Ucap gilang tiba-tiba.
“ya, alangkah baiknya, ambil baiknya saja lah mas gilang, toh juga asli atau tidaknya kita bukan orang yang mengalami. Ya, cukup diam dan nikmati adalah kunci”
Ucap jelasku.
Namun, kata-kata dari gilang membuat kami sedikit kesal karena itu sama saja dengan doa.
“kalau aku jadi ayahnya sahabat mas satya tadi, aku sih nggak mau dipisahkan mas. Kapan lagi dapet pacar yang nyaris sempurna meski itu demit hahaha”
Ucap gilang dengan nada yang saya kira sedikit sompral.
“jadi gini mas gilang, dalam cerita kan selaku kita pembaca atau penyimak kita boleh percaya atau tidak. Ya, kembali lagi kepada diri masing-masing."
"Bukankah manusia setiap hari hanya bersanding dengan sandiwara dalam kehidupannya?Seringkali menyembunyikan kebenaran, dalam kesedihan ia tutupi dengan kesenangan. Bagai senyuman kepalsuan yang dibuat menjadi kenyataan”

ucapku.
***
Cerita masih sedikit panjang. Tapi, kepala saya sudah mau pecah. Ya, mungkin karena saya terlalu memaksakan diri beberapa hari ini dalam menemui narasumber dan narahubung beberapa cerita. Saya akan lanjutkan sore atau malam, semoga.

Selamat beristirahat, rahayu 🙏

***
"Hahaha iya sih mas, tapi bagi saya kok seperti aneh begitu ya. Seperti tidak nalar bagi saya"

Ucap Gilang dengan gelak tawa masih meledek.
Space pun kian memanas dengan perdebatan antara dua insan manusia, ya mereka adalah Gilang dan satya. Lama, cukup lama perdebatan itu berlangsung. Mereka saling beradu opini dan beberapa ucapan kasar dari Gilang pun serasa menyulut emosi satya.
Akupun mencoba mencairkan suasana dan menjadi penengah diantara dua insan tersebut. Aku pun mencoba membuat candaan agar tidak terlalu panas perbincangan space ini, dengan membahas hal-hal lucu seputar kisah mistis yang pernah aku alami. Lalu tiba-tiba...
"Haha mas satya, jika kanthil itu beneran ada, aku mau bertemu dia sekarang hahaha."

Ucap spontan dari Gilang yang mengejutkan kami semua. Satya hanya menggerutu dan memohon untuk menarik ucapan Gilang tadi.
Namun, belum sampai aku ingin mengucapkan sesuatu tiba-tiba...

"Mas, aku ijin off mic sebentar. Mau cek kebelakang. Soalnya dari tadi kok dibelakang ada suara ribut dan ada juga suara tawa perempuan"

Ucap Gilang padaku.
Suasana kian mencekam, mic gilang tiba-tiba menyala dengan suara latar belakang deruan angin dan serangga malam.

Dan...
***
Sedikit itu lanjutan dari cerita ini, siapkan diri untuk malam nanti. Maturnuwun.

***
"Halo, mas Gilang? Ada masalah mas?"

Ucapku sedikit khawatir.

"Wah kemana mas Gilang tadi kok tiba-tiba unmute mic"

Ucap satya.

Hening...

Suasana berubah menjadi hening.

Tiba-tiba...
***

Sebentar, saya mau mandi dan makan dulu. Sudah beberapa hari saya malas untuk makan minggu-minggu ini.

Ramaikan dulu, kita selesaikan cerita ini malam ini!

***
Entah ada apa di kediaman Gilang saat ini, mic Gilang tiba-tiba menyala kembali. Namun, bukan suara Gilang yang tersaji, hanya suara deru angin serta serangga malam yang kentara.
Entah apa yang sebenarnya terjadi, Gilang pun hilang dari jajaran pembicara. Kemudian hanya menyisakan tanda tanya dan kebingungan dari kami semua tanpa terkecuali.
Space malam itu terpaksa saya sudahi karena sudah menjelang dini hari.

"Maturnuwun semua sudah mendengarkan space saya kali ini, semoga akan ada pembahasan yang lebih seru dilain waktu. Maaf jika ada salah kata saya undur diri"

Ucapku berpamitan. Space pun berakhir.
"Mas, tadi kenapa ya sama salah satu pembicara?".

Tanya bumi padaku dengan rasa penasarannya.

"Yo ndak tahu kok tanya saya"

Jawabku meledek dan bercanda.
"Halah mas, mesti kalau ditanya serius kok jawabannya begitu to"

Gerutu bumi padaku.

"Hahaha, serius ndak tahu aku bum, nanti juga kalau Gusti Pengeran sudah mengijinkan juga akan dikasih tahu"

Ucapku santai.
"Emttt... Sukma kanthil. Nama yang Indah dan nampak familiar..."

Ucap aksha tiba-tiba, sembari ia membenarkan letak kemejanya.

"Udahlah, calon jaksa mana tahu dunia perdemitan. Urus saja itu kasus korupsi dan para dalang!"

Ucap spontan bumi dengan nada kesal pada aksha.
"Dalang? Dalang apa? Aku kan bukan dibidang seni"

Tanya sakha sembari ia menggaruk-garuk kepalanya karena kebingungan.

"Haddeh, ya dalang dari penculikan aktivis yang sampai saat ini belum ditemukan"

Jawab bumi dengan senyum kecut kesalnya.
"Hahaha, hustt nanti ada tukang cilok gedor pintu. Udah sana pada mandi. Sha nanti ke ruangan ku ya. Ada hal penting"

Ucapku pada mereka berdua.
Tok.. Tokk... Tok...

"Assalamualaikum mas"

Salam aksha padaku

"Masuk sha"

Ucapku yang masih terpaku pada layar laptop di meja kerjaku.
"Duduk sha, ada yang mau aku tanyakan"

Ucap dan pintaku pada aksha.

"Njih mas"

Ucapnya.
"Gimana kabar kedai di dekat deso irengan?"

Tanyaku padanya.

"Aman mas, sekarang mas din yang jadi pengelola disana, penduduk deso irengan juga setiap malam ada yang berkunjung seperti biasa"

Jawab aksha dan aku hanya menganggukkan kepala.
"Untuk pagebluk desa akibat wabah siluman tikus?"

Tanyaku lagi.

"Untuk masalah itu, sudah diatasi oleh bumi mas, dari data yang bumi berikan sudah ada korban jiwa dengan bagian tubuh yang sudah tidak utuh. Sementara ada beberapa kawan disana yang berjaga."
"Kabar terakhir entitas itu sedikit mereda karena kawan-kawan disana melakukan ritual adat pengusir wabah. Meski, wabah itu belum juga mereda tapi sudah tidak terlalu berbahaya"

Jelas panjang lebar aksha.
"Oh iya mas, aku dapat kabar jika mas thole ada di merapi. Tapi..."

Ucap aksha tiba-tiba dan terhenti...
"Tapi? Tapi apa sha?"

Tanyaku penuh rasa penasaran.

"Tapi, kata nando mas thole sepertinya tiba-tiba menghilang. Itu semua aku dapat atas temuan pisau barong klinting dan buku catatan perjalanan yang ditemukan sahabatnya bernama Dimas kertabumi."
"Nando?"
Tanyaku sedikit penasaran akan nama ini, karena terkesan tak asing.

"Iya mas, nando temennya bumi yang seorang reporter juga penyiar radio"

Jawab aksha padaku.

Ohh.. Baru aku sadari ia juga yang pernah bertemu denganku dan mengenalkanku dengan mas thole.
Sampai di pertemuan kami dulu aku mendapatkan cerita solo hiking merbabu.

"Ok, sha. Maturnuwun. Istirahat ya, besok ada sidang kan? Katanya kalau lolos kamu akam menjadi pembantu jaksa umum. Haha good luck ya!"

Ucapku padanya.
"Njih mas hehe, maturnuwun juga"

Ucapnya.

Kupersilahkan ia meninggalkan ruanganku dan sekarang hanya tinggal aku berbincang pada laptop usangku.

Huftt... Dunia memang selalu penuh misteri.
Selang beberapa bulan...

"Mas...mas bala!"

Teriak bumi dengan kencangnya dan berlari menuju ruanganku.

"Huuu.. cangkemu bantere koyo toa mesjid"

(Huuu.. Mulutmu kencangnya seperti toa masjid)

Ucap baka yang hendak memarahi bumi.
"Ehh ada mas baka, maaf mas habisnya penting hehhe. Udah ngopi mas?"

Ucap tanya bumi pada kawanku subaka.

"Uwes, sak segoro. Telat weh mu nawani!"

(Sudah, selautan. Telat kamu menawarkan!)

Ucap baka dengan ketusnya.
Aku hanya tertawa melihat tingkah mereka berdua. Hahaha....

"Ada apa bum, ada hal penting apa?"

Tanyaku.

"Anu mas, sek bentar itu dibelakang kok ada janda yo?"

Ucap dibarengi tanya oleh bumi.
"Emmmttt janda lambemu longsor! Iku kunti ireng, matamu wuto a!?"

(Emmmmttt janda mulutmu longsor! Itu kunto hitam, matamu buta ya!?)

"Apa!?"

Baka tersentak ketika baru saja ia menjawab tanpa rasa takut.
Hahaha... Kembali aku tertawa akan hal yang baru saja aku lihat.

"Sudah ada kemajuan si baka hahaha, lanjutkan ceritamu bum"

Ucapki sedikit menahan tawa, kulihat muka baka mulai merah padam sembari ia melirik jendela yang aku belakangi.
"Udah bercandanya?"

Tanya bumi dengan raut cemberut.

"Hahaha, udah. Ayo cerita cepet"

Jawabku.
Kemudian bumi mulai bercerita, bahwa ada dm masuk dan itu dari gilang. Dari keluhan gilang bercerita bahwa gilang merasa tidak nyaman akan kehidupannya belakangan ini. Ada seperti hal yang membuatnya tak nyaman serta banyak teror yang ia terima.
Aku hanya manggut-manggut dan baka masih menatap jendela yang aku belakangi.

"Bum, kamu minta alamat gilang dan segera kesana. Cari semua data agar bisa kita semua pecahkan masalah yang dialami gilang"

Ucap perintah ku pada bumi.
"Siap bos!"

Ucap bumi dengan tegas.
Selang beberapa hari, setelah mendapatkan alamat dari gilang. Bumi pun berpamitan untuk menuju ke lokasi. Dan, dari dari itu semua hal-hal mengejutkan kian mencengangkan untuk di ulas.
Semua rentetan kejadian lampau pun terbuka dan semua yang akan membaca cerita ini. Siapkah untuk mengetahui dibalik teror ini semua?

Sampai bertemu di malam minggu!
bismillah
“mas aku minta pamit dulu ya”
Ucapku pada pemuda yang selalu menutup wajahnya dengan kain itu. Nampak sedikit rasa khawatir terpancar dari sorot matanya yang selalu tajam itu.

“bum, wes yakin temenan?”
(bum, sudah benar-benar yakin?)
Tanya mas bala padaku.
Kujawab penuh mantap
“Ho'oh tenan!”

“bum, kudu wani, ojo mung wani-wanian. Opo wae masalah lan alangan ing dunyo. Eling, raono dzat kang luwih dhuwur kecuali Gusti pengeran kang Maha Agung.”
(bum, harus berani jangan berani. Apa saja masalah dan halangan yang ada di dunia. Ingat, tidak ada dzat yang lebih tinggi selain Tuhan yang Maha Agung)

“injih mas” (iya mas)
Ucapku dan memeluk kakak sambungku itu
Singkat cerita aku pun melakukan perjalanan itu menaiki mobil Jeep willlys pinjaman yang sementara akan menjadi armadaku kesana, juga dibak belakang mobil ini ada motor trail yang akan menjadi armadaku juga untuk menerabas ke belantara hutan.
karena lokasi tempat tinggal gilang berada di tengah belantara hutan. Aku hanya berdoa semoga perjalanan kali ini tetap bisa aku selesaikan seperti perjalanan-perjalananku kemarin.
Ahhh… aku belum tahu hal gila macam apa yang sampai bisa meneror banyak orang ditempat itu, ditambah perjalanan ini ditujukan padaku langsung tanpa melibatkan kawan-kawan lain.
bagai seorang telik sandi yang mencari informasi rahasia saja, ucapku dalam hati sambil memegang erat roda kemudi. Sampai…
Riuk-ramai pasar menandakan sudah mulai mendekati tempat yang sudah di informasikan, aku sejenak turun untuk bertanya serta membeli beberapa logistik untuk keperluanku selama disana.
Aku berjalan menuju pedagang sembako, ya itu sudah pasti aku lakukan, karena jika aku hanya bertanya tanpa membeli itu terkesan tidaklah sopan, dan sejauh ini aku melakukan perjalanan pedagang adalah sumber informasi paling akurat menurutku.
“dadose niki pinten pak?”
(jadinya ini berapa pak?)
Tanyaku sembari menenteng beberapa bahan makanan.

“200-ewu mas” (200-ribu mas)
Jawab pedagang itu. Akupun segera membayarnya dan mulai basa-basi serta bertanya
“ngapunten pak, badhe pirso”
(maaf pak, mau bertanya)
Ucapku pada pedagang itu

“njih mas”
Ucapnya

“deso B******** niku pundi nggih?”
(desa B******** itu dimana ya?)
Tanyaku
“ohh tasih tebih mas” (ohh masih jauh mas)
Jawab pedagang itu, aku hanya bisa menepuk jidatku dan sedikit bergeming kenapa arah yang ditujukan padaku ternyata jauh dari ekspektasiku. Lalu..
Pedagang itu menjelaskan bahwa pasar ini memang masih satu kecamatan dengan desa itu namun perjalananku mungkin masih beberapa jam lagi, aku dipinta mengikuti jalan aspal baru yang ditunjukkannnya sampai nanti melewati gapura besar, maka aku sudah sampai di desa itu.
Aku hanya manggut-manggut menandakan sedang mencatat semua arahan itu dikepalaku.
Lalu, tiba-tiba pertanyaan yang aku tunggu-tunggu pasti muncul hampir disetiap perjalananku.
“ajeng wonten perlu nopo mas sampek ten mriku?”
(mau ada perlu apa mas sampai kesana?)
Tanya pedagang itu.

“emmttt niki badhe sowan ten griyane pak kades”
(emmttt ini mau silaturahmi ke tempatnya pak kades)
Jawabku sekenanya
“owalah”
Ucap pedagang itu dan sedikit membuatku lega karena tak ada pertanyaan lain lagi. Namun, pedagang itu sempat bercerita tentang desas-desus dari beberapa pedagang yang sering mengantar sembako dan sayuran kesana, banyak warga disana yang enggan keluar di malam hari.
Katanya dalam beberapa bulan terakhir ada terror yang sangat mengerikan. Wujudnya belum bisa dipastikan itu apa, namun semua berpendapat itu sejenis demit perempuan yang sangat menakiutkan.
Karena beberapa saksi juga mengatakan sering melihat bayangan hitam dan suara nyanyian perempuan yang sangat menyayat hati. Ada juga beberapa warga desa yang mengaku sering mendapati sekelebat bayangan bersamaan dengan tangisan seorang wanita.
Entah itu apa namun itu cukup membuat gempar seluruh penduduk desa disana, karena kejadian itu baru pertama kali terjadi dalam beberapa bulan terakhir dan selama ini hal serupa tak pernah ada didesa itu.
Aku cukup tertegun tatkala pedagang itu bercerita dengan panjang lebar, tentu aku berani bertaruh bahwa desa yang biasanya aman dan damai sentosa kemudian dihadapkan dengan kejadian seperti itu pastilah akan sangat kebingunan dan ketakutan.
“pokoke ngati-ati mas, kulo mboten ngertos opo sakjane sek kedaden neng deso iku, pokoke kudu tetep eling kalih Gusti Pengeran Kang Maha Agung mas”
(pokoknya hati-hati mas, aku tak tahu apa sebenarnya yang terjadi di desa itu, pokoknya harus tetap ingat Tuhan yang Maha Agung mas)
Ucap nasihat pedagang itu padaku.
Tapi, sebelum pergi beliau memberikanku sebuah bungkusan katanya nanti dimakan seperti ngemil makanan ringan saja, jangan dibuka sekarang, dibuka nanti saja ketika sudah sampai rumah kepala desa.
Terkejut rasanya ketika diberikannya bungkusan plastik hitam itu. Namun, aku tetap mengucapkan banyak terimakasih akan pemberian dan juga atas saran kepeduliannya pada diri ini. Aku pun segera berpamitan kepada bapak pedagang yang baik hati itu.
Kunaiki armadaku, kulambaikan tangan tanda perpisahan dengan pedagang itu.

“monggo pak” ucapku sembari melambaikan tangan yang penuh akan guratan luka ini
“njih mas hati-hati” ucapnya jua seraya tersenyum dalam lambaian tangannya.

Roda kemudi aku puntirkan ke kiri, kulajukan 4x4 roda yang aku bawa dengan hati-hati . Kutinggalkan pasar yang penuh akan riuk-riuhnya guna menuju tempat yang akan aku sambangi. Namun, tiba-tiba…

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with patrick ethnic ☆

patrick ethnic ☆ Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @balakarsa

Nov 9, 2023
A. Thread

-LARE BAJANG DESO GANDARWO-

"ini secuil kisah saya tentang desa genderuwo"

#bacahorror #bacahoror Image
Malam yang dingin di desa wanamaja, seorang anak laki-laki nampak terduduk lesu dibawah pohon randu. Ia menangis tersedu-sedu karena baru saja ia mendapatkan beberapa pukulan dari bapaknya.
Anak itu benar-benar nampak sedih dan berpikir apakah orang tua dan keluarganya menyayanginya. Ataukah ia hanya sebatas anak pungut yang dirawat kelurganya. Begitu banyak pikiran aneh berterbangan di benak kepala anak usia 7 tahun itu.
Read 28 tweets
Nov 4, 2023
A. Thread

Pesugihan Tanpa Tumbal

"mereka yang ingin kaya tanpa menumbalkan apapaun selalu datang ke rumah ini"

@bacahorror @IDN_Horor @ceritaht
#bacahorror #bacahoror #ceritahorror Image
Dimanapun manusia berada ia akan selalu mencari cara instan dalam memperolah kekayaan.

manusia tidak pernah dilahairkan jahat, namun sifat jahat selalu mengikuti kemanapun manusia berada.
kali ini ijinkan saya bercerita tentang pengalaman narsumber saya yang bernama eko, dimana eko pernah melakukan sebuah ritual pesugihan dengan cara yang sangat mudah. tapi kini semua yang ia lakukan membuatnya dalam kata putus asa.
Read 57 tweets
Oct 16, 2023
-KELUARGA TANPA RUPA-

(Diambil dari kisahnyata dari DM)

#bacahorror #bacahoror

@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor Image
Assalamualaikum, kali ini ijinkan saya untuk bercerita tentang sekelumit kisah dari DM yang sudah dibagikan kepada saya.

DM yang membuat saya bertanya-tanya akan sebuah pengalaman hidup yang sama sekali tak mampu dinalar karena kengeriannya.
Ini adalah pengalaman hidup seseorang bernama Aryo yang sampai saat ini masih menjadi misteri yang tak pernah bisa terpecahkan.

Selamat membaca 🙏
Read 60 tweets
Oct 3, 2023
KAWANKU SI PEMUJA POHON BELIMBING

-INDEKS-
(SEMUA KISAHNYA ADA DI SINI)

"Ini adalah cerita yang tak nalar yang pernah saya alami, sebelum membaca ceritanya tertawalah dulu sebelum terlambat" Image
Sebelum membaca semua cerita ini, alanglah baiknya baca doa dulu njih. Matur Nuwun
Read 9 tweets
Sep 16, 2023
-URBAN LEGEND & SEJARAH-

Dari julukan bus tercepat menjadi bus pencabut nyawa. Siapa sangka bus ini pernah berjaya pada masanya. Image
Bus Sugeng Rahayu kembali terlibat kecelakaan maut.

Kali ini salah satu armada bus tersebut bertabrakan dengan Eka Cepat di kawasan Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, pada Kamis Subuh, 31 Agustus 2023.
Laporan sementara, 15 korban dilaporkan luka-luka, tiga orang tewas. Dua di antaranya kedua supir bus Sugeng Rahayu dan Eka.
Read 23 tweets
Sep 12, 2023
A. Thread

Cerita turun-temurun ini sudah seperti urband legend. Mungkin bagi kebanyakan orang akan sengaja melupakan sosok ini. Tapi, bagi mereka yang masih mengingatnya akan merasa sangat ketakutan. Ya, ketakutan akan pocong mbah darjo yang pernah bergentayangan di tahun 1965

@bacahorror @IDN_Horor
#bacahorror #bacahororImage
Masih ingat dengan berita ini?


Image
Image
Image
Image
Ya, foto diatas sempat gempar di tahun 2014. Ribuan orang berbondong-bondong melihat kesalah satu rumah yang berdekatan dengan ruko-ruko, bahkan ada yang sampai menunggu hingga subuh karena ada rumor penampakan pocong disana. Kalau tidak salah itu ketika puasa, cmiiw
Read 23 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(