Kisaran tahun kira² 1986, Basoeki melukis Nyi Roro Kidul dengan dua ekor kuda.
"2 ekor kuda?"
Objek yang sangat lain dengan penampakan Nyai yang sebelum² nya (yang biasanya dengan 7 ekor kuda beserta kereta kencananya).
Basoeki menjelasken bahwa dua ekor kuda dalam lukisan itu adalah presentasi dirinya & Panembahan Senopati.
(Pada gambar Nyai dengan warna hitam putih adalah foto dari lukisan Basoeki yang asli... karena gak dapet foto yang berwarnanya, jadi kufoto yang nampak di buku biografinya.
Gambar/lukisan berwarnanya ....
& Gambar Nyai dengan kondisi foto berwarna adalah lukisan repro yang saya dapet di gugel, tepatnya di Olx).
Panembahan Senopati Ing Ngalogo adalah raja pendiri kerajaan Mataram yang berkuasa pada 1584 sampai 1601.
Pada masa berkuasa konon Panembahan Senopati pernah berjumpa Nyai di Cepuri, Dusun Mancingan, Parangtritis, Yogyakarta.
Sebuah tempat yang pada kemudian hari seringkali dikunjungi oleh Basoeki pada bulan² sebelum ia berangkat masuk ke istana² presiden & raja.
Ini adalah gambar yang unik menurutku.... Seorang Nyai dengan 2 ekor kudanya..."gak kayak biasanya."
Nampak sangat mistis sekali si Nyai, dengan sorot dua matanya yang tajam menghujam ke arah siapapun yang melihatnya.
---------------------------------------------
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
-MAYAT DITENGAH JALAN LADANG-
"Mbah Sutinah bisa nyembuhkan bapakku tah!?" dengan mata melotot, "atau jangan² mbah ya yang menyantet bapakku...?! Hayo ngaku aja mbah?!"
Aku mayat yang tergeletak bersimbah darah di tengah jalan tanah menuju ke ladang.
Leherku penuh lelehan merah & telinga sebelah kananku juga ilang mencelat entah kemana disabet parang....
Begini ceritanya,
Hari itu aku lagi mencari rumput buat empat ekor kambing di rumah.
Pagi² sekali aku berangkat keluar rumah dengan tangan kananku menggenggam sebilah clurit yang kemaren malam sudah ku asah hingga sekarang nampak mengkilap.
-LELE JADI-JADIAN-
Lele itu berenang berputar-putar di wajan yang penuh minyak.
Hidup kembali seperti lele kebanyakan. Tubuhnya tidak melepuh ataupun garing tergoreng minyak yang mendidih!
Kuceritakan kepadamu perihal lele jadi-jadian di tempatku. Pastilah kau akan menertawakannya, karena kau anggap ceritaku ini sebagai omong kosong belaka.
Tapi, coba dengarkan saja dulu, percaya atau tidak, itu persepsi masing-masing orang. Boleh percaya atau tidak, karena terkadang hal-hal absurd itu memang benar-benar ada.
Memang sebelumnya aku sudah berbuat seperti itu. Aku mengancam kekasihku dengan perkataan seperti itu.
"Apa?"
Ya itu tadi...
Aku merengek & berkata, "Kalau kau tak tinggalken tunanganmu, aku akan bunuh diri. Ini serius!"
Kekasihku keder, lalu dia mau bener2 meninggalken tunangannya setelah dipertegas lagi oleh mamaku.
Mamaku bilang, "Maulah dik Dewi... Katemi anak laki2 ibu yang sangat ibu sayangi & dia bener2 mencintaimu... Saking cintanya, ia sampek2 bicara seperti itu.
-KESURUPAN SAKERAH-
Pak Sakerah tampak meringis dengan wajahnya menunjukken rasa puas.
Puas telah bisa menghabisi keponakannya... Brodin, yang telah menggoda istri mudanya, Marlena.
-PAIMAH-
Entah siapa yang melahirkanku.
Yang pasti wanita yang benar-benar biadab! tak berperi kejaninan dan kebayian! masak belum apa-apa aku sudah mau dibunuhnya!
Mereka menyebutku.
Itu kudengar setiap kali pas aku melewati depan rumah-rumah kampung di Ndesan kota Malang.
Tubuhku kurus hanya berbalut kulit saja dan kukenakan rok terusan lusuh! yang selalu melekat ditubuhku dengan berganti-ganti motif warna dan gambar bunga-bunganya.
Kebetulan, ya…hidup selalu penuh kebetulan.
Kulihat di dalam, & pada pelataran Masjid Gus Mad, sudah full man…
Alias kebek!
Penuh!
Jadinya…ya, pas sembayang Jum’at kemarén aku ngikutin Pak Yopie makmum di sekitaran makam.
"Ada 5 kuburan tua, sesepuh para pendiri pesantren yang punya Masjid.
Tiga kuburan terbujur didepanku pas sujud, & dua lagi... ada dibelakangku." Kataku dalam hati.
“Itu makam bukan kuburan…” bisik pak Yopie...yang ternyata ia bisa membaca apa yang ada dalam batinku.