Dulu, dirumahnya Nenek Kakek ku yang di desa Pangganglele, ada tumbuh bambu kuning bergerumbul... sebelumnya gapura kemerdekaan 1945, jalan yang mau masuk ke pelataran rumah.
Kirinya jalan tanah, ada pagar tanaman hijau tua yang sangat disukai bekicot itu...
La...tepat di ladang yang agak meninggi...tanah disitu...? ada gerumbulan pohon bambu kuningnya.
"Kok ladang di depan sini ditanemin bambu kuning Kek?"
"Ya, biar gak ada pocong Lé (panggilan anak laki²)... sama biar gak ada kirim² man."
"Oo... pocong gak suka ya sama bambu kuning ya Kek? Sama...? apa itu tadi Kakek bilang...? kiriman² man...?"
"Takut Lé... langsung balik kanan kembali pocongnya kalau mengetahui ada bambu kuning...
maka dari itu, tak tanemin bambu kuning biar pocongnya gak jadi masuk kemari...sama kalau ada kiriman² man seperti santét...bisa kembali netral...gak jadi membuat orang rumah celaka...heuheuheuheuheu."
Itu dulu kawan....
Ladangnya Kakek ku 10 tahun dulu... ihiks!
Sekarang, gerumbulan bambu kuningnya sudah di potongi semua sama Om ku...!
Habis bersih bambu kuningnya sekarang...
Entah dulu dipotongin semua akan dibuat apaaaa...? aku juga tidak tahu....hiks!
Kadang kalau kangen sama gerumbulan bambu kuning, aku yo tengak tengok kiri kanan kalau pas sepeda motoran di jalan sejauh panjang aspal kalau pas berangkat kerja 19 km.
Langka memang bambu kuning sekarang ini....
Ndak tau kenapa, sampai gak nge tren lagi orang sekarang nanem bambu kuning di depan rumah...
Padahal katanya kakek nya istri yang dari Banyuwangi sana, ya bisa dipakai untuk mukuli orang yang memiliki ilmu kekebalan... semisal begal atau Ninja.
Ada orang kebal?
Langsung pukul sama bambu kuning....
Langsung ambruk dia!
KO
Tak berdaya...!
Heuheuheuheuheu....
La... ini pas pulang dari kerja sore²...
Eeee, la kok ada di kiri jalan...bambu kuning....
Walaupun tidak sampai menggerumbul bambunya... tapi, cukuplah buat obat kangen² nan.
Ya, lumayanlah... ada nemu pas di pojok pagar depan sekolah Ketawang...
Apa Kasri ya daerah sini namanya...?
Ah, sudahlah....!
He, lumayan....
Jadi ingin tanam bambu kuning di depan rumah kawan....
Siapa tau, se waktu² ada serangan Ninja mendadak kayak taon 1998 dulu...?
Bisa buat pukulin tuh Ninja...!
'Ceplas! Ceplés! Ceplas! Ceplééééssssss...!'
"Modyaaarrrr apa tidak kamuuuuu....?!
Krik krik krik krik..."
----------------------------------
Pring Kuning pinggir jalan besar depan SD.
Lucky Bamboo/Bambu Kuning di pinggir jalan.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Aku mengendarai motor pada jalanan, yang kiri kanannya masih tampak berupa tanah.
Entah mau kemana tujuanku, aku tak tahu pasti, hingga aku berpapasan dengan seorang pengendara motor yang aneh.
Lehernya penuh jahitan hitam seperti habis kena bacok.
Rambutnya cepak semrawut dan wajahnya berjambang.
-ASEM GONDORUWO!-
Besar ini, sebesar timun dengan berat sekitaran setengah kiloan.
Gondoruwo suka tinggal di pohon asem...dan asem jumbo ini, bisa di fantasikan punyaknya Gondoruwo....
Tatkala kami melewati lorong yang kiri kanan full burung di wahana Eco Green Park.
Tiba-tiba pas enak-enaknya melangkah, dikejutkan oleh sesuatu yang aneh!
-K A T E M I-
Katemi, istri guru ngaji yang dituduh sebagai dukun Santet oleh seorang yang mencintainya.
Hoax!
Dulu sudah ada muncul untuk menyingkirken lawan² atau siapa saja yang meng halang² ngi.
Ada yang mempunyai kenangan tersendiri tentang sosok ini?
Kenangan masa kecil yang sampek sekarang njanget ((lekat) gak ilang².
Maklum, dulu sosoknya selalu tayang horror muncul pada tayangan² anak² yang selalu menutupi wajahnya dengan telapak tangan dengan mata yang meng intip² malu, campur dag dig dug! jed derrrr...!
Entah kenapa mimpi basahku selesai, pas bersamaan pula dengan selesainya istirahat tidurku saat adzan subuh Pak War berkumandang...?
Kedua mataku terbuka dan langsung bangun beranjak menuju kamar kecil untuk mengambil air wudhu.
(eit eit eittttt...lo, lo...itu...itu, judulnya mimpi basah h h h h...? lo... kok langsung wudhu? hayooo...gak mandi besar duluuuuu......ta? mandi junub kek?)
Seringkali kita denger peribahasa, “Dunia tak selebar daun Kelor.”
"Apa maksudnya...?"
Bahwa itu menasehatkan pada kita, agar tidak cepat putus asa dalam menghadapi suatu keadaan atau kegagalan, karena masih banyak pilihan lain (karena daunnya kélor kecil²).
Untuk contohnya, silahken di isi sendiri² di kolom koment ya...? kalau mau loh...heuheuheuheu.