OM RASTH Profile picture
Jul 1, 2022 140 tweets 20 min read Read on X
TETANGGA YANG IRI DENGKI

Based on true story

#ceritaseram #kisahnyata
#kalimantanselatan @IDN_Horor @ceritaht @RTHorror_KLMT

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Bahasa dalam cerita ini bercampur dengan bahasa dayak bakumpai dan banjar, sekalian buat ponakan2 belajar bahasa daerah lain😊🙏.

Seorang laki2 berambut gondrong yang sebagian rambutnya sudah beruban itu sesekali menghisap rokok yang terselip di antara jari telunjuk dan jari
tengahnya, ia menatap anak2 yang sedang mandi 'balumba' di sungai barito dari lantingnya.

(Balumba - berenang)

"Assalamualaikum.. " ucap seseorang yang baru saja datang itu

(Gambar hanya ilustrasi, dan kurang lebih beginilah bentuk rumah lanting yang sering om sebutkan Image
Dan perahu yang berada di depan nya itu kami sebut dengan masin motor, kalau kelotok lebih kecil dari masin motor ini.)

"Waalaikumsalam. " jawab lelaki itu sembari menoleh pada orang yang memberi salam
"Syukur Alhamdulillah dumah kia ikau. Soal e jadi papire andau tuh yaku manunggu ikau toh.
(Syukur Alhamdulillah kamu datang juga. Soalnya sudah beberapa hari ini aku menunggumu. )" ujar lelaki itu seraya mempersilahkan tamunya untuk masuk kedalam rumah
"Siluar beh ka, mangat angin2 asai. (Di luar saja kak, lebih enak karena angin nya sepoi2.) "

Sebut saja nama lelaki itu adalah Kak Edi, dia seorang perantau sejak usia 16 tahun dan kemudian menikah dengan seorang perempuan di perantauan saat usianya menginjak 27 thn.
___TETANGGA BARU___

Sejak awal menikah alih2 tinggal bersama mertuanya Edi lebih memilih untuk mengontrak sebuah rumah untuk ia dan istrinya tinggali.
Setelah menikah pekerjaan Edi menjadi lebih lancar.
Dan dengan penghasilan yang bisa di bilang lumayan banyak pada saat itu,
Mereka berdua mulai membuka usaha baru yang di jaga oleh Sumi,
______

Hari itu wajah Sumi tampak cerah dan berseri2, ia membawa secangkir kopi untuk suaminya yang sedang duduk di teras rumah sambil melihat pemilik rumah sebelah yang sedang membersihkan pekarangan rumahnya.

"Ulun baisi.. (Aku hamil..) " ucap istrinya pelan
Edi melotot, dan segera ia memalingkan wajahnya menatap sang istri.

"Bujur?? (Benarkah? ) "

"Inggih. (Iya.) "

"Alhamdulillah Ya Allah.. Mulai hari ini ikam jangan manjaga toko tu lagi, ikam di rumah haja, istirahat. (Mulai Hari ini kamu tidak usah lagi menjaga toko,
Kamu dirumah saja, istirahat.) "Ujar Edi

"Ay, umbah kaya apa pang toko ? Siapa yang manjagainya? (Lah, terus bagaimana dengan tokonya, siapayang akan menjaga toko itu?) "
"Ikam tanang haja, kaina aku mancari anak buah gasan ikam. (Kamu tenang saja, nanti aku akan mencarikan anak buah untukmu.) "

Edi benar2 tak ingin jika istrinya yang tengah hamil muda itu kelelahan karena menjaga toko seharian. Jadi apapun akan ia lakukan agar sang istri
dan buah hati mereka yang berada dalam kandungan itu tetap sehat.

"Tu yat, cuba pian tolongi sidin. (Itu lihat, coba kamu tolong beliau.) " suruh istrinya seraya menunjuk kearah pemilik rumah sebelah yang sedang memotong cabang2 ranting pohon rambutan nya
Tanpa disuruh 2 kali, Edi lantas membantu pemilik rumah sebelah untuk memotong cabang2 ranting pohon rambutan itu agar sinar matahari bisa lebih leluasa untuk menerangi pekarangan rumah yang terasa lembab tersebut.
"Rumahnya mau ditinggali kembali ya pak? " tanya Edi

"Iya pak, ada yang ngontrak rumah ini. dari pada di biarkan kosong kan lumayan juga kalau ada yang ngontrak. " ujar orang itu
"Syukur kalau begitu pak, kami juga berarti akan memiliki tetangga. Jadi kalau semisal saya pulang agak larut malam, saya tidak terlalu khawatir sama istri yang sendirian di rumah, karena di sebelah rumah sudah ada orangnya. "
Pemilik rumah itu tersenyum sambil mengangguk mendengar perkataan Edi.

Setelah membantu orang itu, Edi kembali ke teras rumahnya, ia juga mengajak si pemilik rumah sebelah untuk santai sambil mengopi di teras.
Dan orang itu menerima ajakan Edi dengan senang hati,
Berhubung tempat tinggalnya lumayan jauh dari rumah yang akan di kontrakan itu membuat si pemilik rumah tidak bisa bolak balik dan harus tetap berada di situ sampai orang yang akan mengontrak rumah itu datang.
Edi dan bapak itu mengobrol dengan sangat akrab, sesekali terdengar mereka tertawa.
Hingga beberapa saat kemudian, obrolan mereka terhenti ketika sebuah mobil memasuki pekarangan.
Seorang laki2 turun dari kursi samping supir, laki2 itu sepertinya seusia Edi.
Melihat laki2 itu, si bapak pemilik rumah sebelah lantas berdiri dan berjalan menghampiri lelaki itu.

Seorang wanita yang mungkin sedikit lebih tua dari Sumi berjalan dan berdiri di samping lelaki
Itu,

Setelah mengobrol sedikit dengan bapak pemilik rumah itu, mereka pun lantas memindahkan barang2 yang ada di dalam mobil ke rumah tersebut.
Sebagai tetangga yang baik Edi juga ikut membantu,
Disitulah Edi mengetahui nama tetangga barunya itu,

"Baiklah pak Murat, kalau begitu saya permisi ke sebelah dulu. " ujar Edi dengan bibir tersenyum

"Silahkan pak. "
Malam harinya, Sumi sengaja memasak dalam jumlah banyak, karena sebagian makanan itu akan ia berikan pada tetangga sebelah yang mungkin belum sempat memasak karena sibuk menyusun barang2 mereka.
Hari2 pun berlalu, tak terasa sudah 2 bulan mereka bertetangga, tapi Sumi mulai mencium gelagat kurang baik dari pasangan tetangga di sebelah rumah. Mereka terlihat tidak suka jika Sumi pulang dengan membawa belanjaan banyak,
Begitu juga ketika Edi membeli 2 ekor ayam jago, lelaki yang bernama Murat itu langsung menghampiri Edi.

"Memelihara ayam sekarang ini tidak menghasilkan uang, makanya saya malas memelihara ayam. " ujar Murat si tetangga

Edi tersenyum,

"Saya memelihara ayam
bukan untuk di jual pak, memelihara ayam bagi saya hanya hobi. Kalau ada yang mau beli silahkan, kalau tidak pun saya tidak mengapa. " jawab Edi
Namun 4 hari setelah berbicara seperti itu, Murat dan istrinya juga ikutan membeli ayam, malah ayam yang mereka beli lebih banyak dari milik Edi.

___

"Ku rasa tetangga kita itu punya sifat iri. Biasanya orang yang suka iri itu juga punya sifat dengki, dan kalau sudah sampai
ke titik dengki, tentu akan berbahaya bagi orang disekitarnya. " ujar Sumi

"Huss.. Jangan seperti itu. " tegur Edi

"Memang benar, kemarin2 itu dia bilang padamu kalau malas memelihara ayam karena tidak menghasilkan uang, lalu tidak lama setelah itu dia malah membeli banyak
banyak ayam. Lucukan?? "

"Begitu juga saat kamu membeli TV, mereka juga membeli TV. Dan saat aku pulang dari pasar membawa banyak belanjaan, mereka juga seperti mencibir. Padahal aku tidak mengganggu mereka. "
(Mohon maaf om rasth ganggu sebentar, om mau ngiklan akar2an herbal dan juga minyak mistis asli kalimantan nya mulai dari Pelet pangkanang, Raja pemikat, Raja penunduk, Perkasih, Saluang mudik, Minyak rejeki, Minyak untuk kewibawaan, Minyak melati pembuk aura, minyak pemikat Image
laki2 Dewi Sinta, Minyak Arjuna khusus untuk memikat perempuan, minyak semar kuning, 7bidadari dan pengasihan 3khasiat khusus untuk yang sudah berumah tangga.
Minyak Om ini tidak ada efek sampingnya seperti diikuti mahluk halus dll, kalau pantangan nya terlanggar, maka khasiat
minyaknya akan hilang, Adapun pantangan nya, minyak tidak boleh di bawa masuk WC, area pekuburan, rumah orang meninggal/dibawa ngelayat dan wanita haid.
Ada juga untuk pemagar diri/tempat usaha dan rumah.
Kalau berminat silahkan Tanya2 melalui DM atau WA - 0856 5403 7262
Atau mungkin barangkali ada ponakan2 yang berminat,
Om ada jual akar untuk ambeien, sakit pinggang dan kejantanan, juga bajakah untuk mengobati kanker dll. ImageImage
"Mungkin itu cuma perasaanmu saja. "

Edi maklum jika istrinya yang tengah hamil itu menjadi lebih sensitif dan mudah tersinggung, karena memang mungkin begitulah bawaan bayi.
Begitulah hingga setahun lamanya mereka bertetangga, pasangan Murat selalu meniru apapun yang di beli atau di lakukan oleh pasangan Edi dan Sumi, entah itu dari hal kecil hingga sampai ke hal besar. Keirian tetangga nya itu seakan tiada habisnya.
Seperti biasa, hari itu sebelum berangkat bekerja, Edi terlebih dulu menemani anaknya bermain, sementara Sumi tengah menyiapkan bubur untuk anak mereka.

"Kalau punya anak itu ya begitulah, sulit mau kemana2. Apalagi kalau punya istri pemalas. " ujar Murat membuat panas hati
Edi yang mendengar perkataan dari tetangganya itu seolah menyebut Sumi pemalas

"Maksud bapak ini sebenarnya apa hah? Kalau apa yang bapak katakan itu ditujukan untuk istri dan anak saya, bapak salah besar! Karena istri dan anak (keluarga) bagi saya adalah yang utama,
pekerjaan dan uang itu sama sekali tidak bisa di bandingkan dengan keluarga. Selama ini saya cukup sabar dan diam saja ketika bapak mengatakan yang tidak2 terhadap semua yang kami miliki. Tapi sepertinya bapak ini memang tidak bisa di diamkan! " ujar Edi gusar
"Bukan nya kalian yang selalu memanas2i kami??!! Membeli ini itu, berbelanja macam2 seolah2 kami tidak mampu.!! " balas Murat tak mau kalah

Adu mulut antara keduanya terdengar hingga kedapur, membuat Sumi langsung keluar dan menyuruh suaminya untuk segera berangkat kerja.
Dan setelah hari itu, kedua tetangga itupun menjadi terlibat dalam perang dingin. Mereka tak lagi saling bertegur sapa atau pun tersenyum. Mereka bersikap seolah2 tak pernah saling kenal.
Dan selama itu pula lah Edi dan Sumi tak pernah lagi berbelanja keperluan mereka pada siang hari, mereka selalu membawa barang belanjaan masuk kerumah pada tengah malam saat tetangga sebelah sudah tertidur.
Bahkan Sumi sudah tak memakai perhiasan emasnya lagi.
Dan itu terjadi hingga berbulan2 lamanya, sampai pada suatu pagi, saat itu entah ada angin apa, tiba2 saja istri Murat, menyapa anak Sumi yang tengah makan di teras rumah.
Wanita itu sesekali menyentuh lengan anak Sumi.
Di tangan nya terpasang gelang emas yang lumayan besar.

"Kenapa tidak di pakaikan anting? Kalau yang punya anak itu aku, sudah pasti ku pakaikan anting emas, cincin, gelang dan kalung. Sepenuh badan. " ujar istrinya Murat

Sumi hanya tersenyum kecut,
"Lalu kenapa Ibu tidak melahirkan saja? "

"Kau tau sendiri kan, bagaimana suamiku itu. Dia sangat tidak menyukai anak kecil. Baginya merawat anak kecil hanya membuang2 waktu saja, terlebih lagi kalau sudah punya anak itu, waktu kita untuk mengurus diri juga berkurang atau
terbatas, dan jika kita sudah tidak bisa merawat diri maka itu bisa membuat suami terpincut dengan wanita lain, kalau suami selingkuh bagaimana?? Ah, aku tidak bisa membayangkan nya."
Sumi tertawa kecil,

Ia meraih tubuh anaknya, dan membawa anak itu kedalam gendongan nya.

"Saya masuk dulu bu, ini sudah mau tidur. " ujar sumi seraya menepuk2 sayang pantat anaknya
Malam itu ketika Sumi dan Edi tengah menikmati makan malam bersama, mereka mendengar suara gaduh bercampur dengan teriakan istrinya pak Murat.
Edi yang mengira ada hal buruk sedang terjadi oada tetangga nya itu pun lantas berjalan keluar membawa balok pemukul.

Namun ketika ia sudah berada di teras, Edi mendengar istri Murat dan seorang perempuan lain nya tengah adu mulut masalah hutang.
Tak ingin terlibat dalam masalah itu, Edi langsung kembali masuk kedalam rumahnya.

Beberapa hari semenjak kejadian malam itu, Istri Murat sudah tak terlihat keluar rumah. Meskipun suara radio yang menyala kadang2 terdengar lamat2 dari sebelah rumah.
-------

Pluuuukkk... Tiba2 terdengar suara batu yang mengenai dinding rumah mengejutkan Sumi ketika ia sedang memasak di dapur.

"Siapa kah pulang ni maulah gawi. (Entah siapa lagi ini yang usil . ) "
Saat sedang menuangkan minyak panas kedalam gelas seng, tiba2 saja tangan nya terasa seperti ada yang menepuk dengan keras, sehingga minyak panas itu tumpah dan mengenai kaki Sumi.

Seketika Sumi berteriak kaget dan kesakitan. Membuat Edi berlari ke dapur.

"Ada apa kenapa?"
"Terkena minyak panas.. Aduuhh.. Sakit sekali... " rintih Sumi hampir menangis

Cepat2 Edi mengambil odol di dalam gayung mandi, dan langsung mengoleskan ke permukaan kulit Sumi yang sudah memerah itu.
Setelah di olesi dengan odol, kulit yang terkena minyak panas tadi memang
terasa lebih dingin, tapi kulitnya menjadi semakin cepat melepuh.

Ketika Edi membantu istrinya berjalan ke dalam, dari arah kamar terdengar suara tangisan anak mereka yang kejer (tangis kejer, om tidak tau sebutan dalam bahasa indonesianya apa).
Sontak saja suara tangisan anak mereka itu membuat Edi langsung berlari masuk kedalam kamar, ketika tiba di ambang pintu, Edi ternganga melihat anaknya yang sudah terjatuh dari atas tempat tidur dipan mereka.
"Ya Allah. Anakku.. "

Edi langsung menggendong anaknya yang masih menangis kejer dengan bibir yang biru.

Sumi mencoba melangkah lebih cepat menuju ke kamar dan mengabaikan rasa sakit di kaki bekas minyak panas tersebut.
Suara tangisan anaknya masih terdengar, ketika ia sampai di dalam kamar, Sumi langsung mengambil anaknya dari gendongan Edi.

Dalam beberapa saat kemudian, tangisan anak mereka mulai berhenti.
"Besok kita urut ke bidan beranak. (Dukun beranak/bidan kampung). " ujar Sumi

"Ya. "

_______

Pada pukul 3 dini hari, dari sebelah rumah terdengar suara gaduh.
Tampaknya tetangga mereka sedang berkelahi, biasalah, perkelahian2 kecil dalam rumah tangga.
Edi dan Sumi mencoba untuk tak menghiraukan suara pertengkaran tersebut, namun semakin di biarkan, pertengkaran pasangan tetangganya itu semakin menjadi.
Bahkan terdengar beberapa barang kaca yang di lempar hingga pecah.
"Tidak usah ikut campur.. " kata Sumi menahan tangan suaminya yang hendak keluar dari kamar

"Sebagai tetangga, kita sah2 saja menegur mereka. Setidaknya dengan kita menegur mereka, perkelahian itu akan berhenti dan bisa mereka selesaikan dengan baik.
Aku takut kalau di biarkan, pak Murat itu akan melakukan kekerasan fisik terhadap istrinya. "

"Tidak usah. Tidak perlu.. Mereka itu sudah dewasa, sudah tua, bukan anak2 lagi. Jadi mereka sudah tau mana yang baik dan mana yang buruk.
Malah kalau kau kesana dan menegur mereka, itu akan membuat mereka marah padamu. "

Namun Edi tak menanggapi perkataan istrinya, yang ia takutkan saat itu adalah kalau2 besok akan ada bendera hijau di depan rumah tetangganya tersebut, hasil dari perkelahian heboh
dini hari itu.

Tetapi saat Edi sudah berada di depan pintu tetangganya itu, suara2 pertengkaran tadi pun tak terdengar lagi.

Tok tok.. Edi memberanikan diri untuk mengetuk pintu.

Tidak berapa lama, pasangan itu keluar.
Mereka mengerutkan kening begitu melihat Edi.

"Ada apa pak Edi?? " tanya Murat

"Kalian baik2 saja kan?? "

Pasangan itu saling pandang satu sama lain, lalu menatap Edi dengan tatapan kebingungan.
"Ya. Tentu. Kenapa memangnya? "

"Ahh, tidak. Saya hanya memastikan saja. Takut kalau2 ada maling. " ujar Edi

"Baiklah. Alhamdulillah, saya bersyukur kalau kalian tidak kenapa2. " lanjut Edi seraya pamit pulang kerumahnya
Ketika ia masuk kedalam kamar, Edi melihat istrinya masih terjaga.

"Bagaimana? "

"Anehnya mereka sama sekali tidak menunjukkan ciri2 pasangan yang bertengkar, malahan ku lihat mereka baru bangun tidur. "
Sumi menghela nafas,

"Tuh kan, apa ku bilang tadi. Untung mereka gak marah. "

Edi menatap anak mereka yang sudah tertidur pulas.
--

Sejak malam itu, keadaan rumah tangga mereka pun mulai berubah, kesialan demi kesialan mulai datang.

Toko yang merupakan penghasilan kedua dari pasangan Edi dan Sumi itu mendadak sepi pembeli, bahkan barang2nya mulai pada berjamur.
Yang anehnya lagi, adalah sabun yang di jual di toko Sumi mendadak rusak, berbau dan berlendir. Padahal tidak pernah ada yang seperti itu sebelumnya.

Awalnya Sumi mengira jika barang di agen langganan nya yang bermasalah, namun ketika berpindah agen pun tetap sama saja
malah menjadi lebih buruk.
Gula pasir yang seharusnya hanya semut yang mengerubuti, di toko Sumi lain, butir gula pasir itu berubah menjadi halus dan bergerak2, ternyata di dalam nya terdapat hewan mirip hama berwarna putih yang
Memakan gula2 tersebut hingga habis.

Alhasil, dalam waktu 1 bulan saja toko Sumi pun akhirnya di tutup. Karena sudah tak bisa mengembalikan modal yang terus bertambah, karena untuk menutupi kerugian tokonya, Sumi dan Edi bahkan sampai menjual motor mereka.
Tidak hanya sampai disitu, 2 minggu setelah tokonya di tutup. Edi mengalami masalah dalam pekerjaan nya, hingga membuat Edi di berhentikan.

Dan sejak di berhentikan dari pekerjaan nya itu, Edi mulai mencari pekerjaan lain, namun hasilnya nihil. Semua lowongan yang ada
Seakan tertutup untuk dirinya.

"Padaringan kita sudah kadada lagi isinya, duit 5 sen gin kadada dalam kantong. Ulun mancubai bahutang wadah kuitan dulu lah. (Beras kita sudah habis, bahkan uang 5 sen pun tidak ada dalam kantong. Aku ingin mencoba berhutang dengan orang tuaku
dulu.) " ujar Sumi

"Tidak usah merepotkan mereka. Aku tidak ingin mereka tau kesulitan kita saat ini, pikirkanlah kesehatan mereka, jangan sampai hanya karena masalah kita ini mereka jadi sakit. "
Tok tok... Terdengar suara ketukan di pintu membuat Edi langsung bergegas keluar.

Saat pintu di buka, istri Murat sudah berdiri dengan kedua tangan yang di penuhi wadah berisi nasi dan juga sup ayam yang masih mengepulkan asap.
"Nah, tadi aku disuruh suamiku memasak lebih, katanya untuk di berikan kepada kalian. Dimakan ya, mumpung masih panas. " ujar Istri murat sambil tersenyum
Dengan tangan gemetar Edi menerima makanan pemberian tetangganya itu,

"Terima kasih banyak. " ucap Edi

Istri Murat mengangguk lalu kemudian berbalik dan berjalan kearah rumahnya.
Ketika mengetahui tetangga mereka memberikan makanan, tanpa berpikir dua kali lagi, Sumi langsung menyiapkan piring dan air putih untuk mereka makan.

"Ya Allah, MasyaAllah, betapa baiknya tetangga kita itu. " ujar Sumi sembari menyendok nasi
Tangan Sumi gemetar menyuap nasinya, karena memang sedari 2 hari yang lalu, mereka hanya memakan mi instan dan bubur untuk mengirit beras yang hanya tinggal sedikit.
"Kasihan kau istriku. " batin Edi

"Alhamdulillah kenyangnya. Semoga rejeki tetangga kita itu semakin berlimpah. " ujar Sumi

"Kenapa makan nya cuma sedikit? " tanya Sumi pada suaminya

Edi hanya tersenyum, karena memang sengaja ia tak memakan banyak bagian nya,
sebab ia ingin menyisakan untuk istrinya nanti.

-----

Malam itu Edi terbangun karena tubuhnya di guncang2 oleh Sumi.

"Anak kita.. " isak Sumi

Edi langsung bangun, dan memeriksa keadaan anak mereka, yang membuat jantung Edi terasa seketika berhenti.
Bagaimana tidak, karena wajah anak mereka sudah pucat, bahkan tubuhnya pun sudah dingin.

Anak mereka meninggal, tanpa ada sakit sebelumnya.
Singkatnya, sepulang mereka dari pemakaman. Edi dan Sumi di tanya oleh keluarga Sumi tentang sebab kematian anak mereka. Namun tentu saja, Pasangan itu tak bisa menjawabnya, karena memang anak mereka itu sebelumnya tidak ada sakit apa2.
"Pernah terjatuh kah atau pernah di beri makan yang aneh2? "

Edi terdiam, ia ingat, beberapa waktu lalu anaknya pernah terjatuh dari dipan. Tapi itu sudah lama dan rasanya tidak mungkin jika itu penyebabnya.
"Itu berarti umuk, umuk memang tidak langsung menyebabkan patah tulang atau terluka, tapi dia akan memberikan efek bertahap dan dalam jangk panjang akan menyebabkan kematian. "

(Om tidak tau bahasa indonesianya Umuk itu apa. Setahu om umuk itu luka dalam akibat jatuh bisa,
akibat di pukul juga bisa.)

Edi terdiam, kakinya seketika lemas. Bagaimana bisa ia tidak mengetahui tentang hal itu.

Hari2 Sumi dan Edi terasa menjadi semakin suram, meskipun Edi sudah ikut bekerja menjadi kuli panggul di pasar, tapi keuangan mereka masih tetap sulit.
Sampai suatu hari, Edi kedatangan teman nya yang akan pulang ke kalteng.
Mereka ingin bermalam selama 1 hari di rumah Edi untuk sekedar mengetahui kabar dan sedikit menghibur Edi.
"Coba kau datangi abah Husin di daerah M Ed, siapa tahu beliau bisa membantu masalahmu ini. Karena sejujurnya aku merasa ada yang tidak beres pada keluargamu. " ujar Rianto

"Maksudmu?? " tanya Edi
"Jadi kau benar2 tak ada kecurigaan sedikitpun kalau rumah tanggamu sekarang ini sedang di kerjai orang? "

Edi menggeleng,

"Maksudmi dikerjai seperti apa? Aku kurang paham. "
"Mulai dari usahamu yang tiba2 gulung tikar, sampai kepada anakmu yang meninggal secara mendadak. Apa kau rasa itu semuanya hanya kebetulan ?? " ujar Rianto balik bertanya

"Tapi untuk kasus tokoku itu, memang bermasalah di barang2nya, mungkin karena kami kurang teliti saat
membeli barang di tempat agen. "

Rianto menggeleng,

"Barang2 baru tidak seharusnya berjamur Ed. Bahkan yang kedaluwarsa pun rasanya tidak langsung berjamur seperti itu. "
"Tidak ada salah nya coba berikhtiar, bahkan kau ke dokter pun namanya berikhtiar juga bukan?? "

Edi menghela nafas panjang,

"Begini saja, besok pagi aku temani kau ke tempatnya abah Husin. "
Malam itu Edi tak bisa tidur memikirkan perkataan Rianto, apa benar rumah tangganya di guna2??
Kalau benar, lalu siapa yang tega melakukan itu terhadap keluarganya??
Pagi harinya, Edi bangun lebih awal.
Ia melihat Sumi tengah menggoreng nasi sisa semalam untuk mereka sarapan pagi itu.

Singkatnya, setelah sarapan dan duduk mengobrol sebentar, Rianto dan Edi pun berangkat menuju kediaman nya Abah Husin.
Setelah hampir setengah jam, mereka pun sampai di sebuah rumah pinggir jalan besar. Rumah itu terbuat dari kayu ulin, dan memiliki pekarangan yang tidak terlalu besar.
Seorang laki2 dengan kisaran usia 45 tahunan terlihat sedang memberi makan ayam2nya di dalam kandang yang berada di depan rumah.

Lelaki itu tampak tersenyum menatap kedua tamu2nya.
"Mari silahkan masuk. "

Rianto lantas menggamit lengan Edi yang tak bergeming di sebelahnya.

Saat mereka memasuki rumah itu, hawanya terasa berbeda bagi Edi.

"Banyak sekali ayam tertabrak kendaraan2 yang lewat. Kau tau kenapa?? Karena kita hanya bisa memeliharanya saja,
tapi kita lupa bahwa mereka juga butuh makan. Hewan2 yang sering tertabrak seperti itu di sebabkan karena mereka mencari makan, hingga lupa dengan keselamatan nyawa mereka sendiri. Maka dari itu berikanlah makanan pada setiap peliharaanmu sebelum mereka lapar. "
"Aku tidak paham maksudnya. " bisik Edi

Lelaki yang di panggil dengan nama Abah Husin itu tertawa, matanya menatap keluar pintu rumah yang terbuka.
Seorang lelaki muda keluar dan membawakan 3 gelas kopi di dalam nampan.

Ia meletakkan gelas itu satu persatu di hadapan tamu.
Lalu kemudian kembali masuk kedalam
"Sudah besar sekali Husin ya? "

Lelaki itu terkekeh,

"Bagaimana perasaan mu setelah masuk kedalam rumahku? " tanya Abah Husin pada Edi
"Rasanya aneh, perut saya tiba2 mual. " jawab Edi

Lagi2 lelaki itu terkekeh..

"Kira2 ada apa dengan teman saya ini bah? " tanya Rianto lalu kemudian mulai menceritakan apa yang sudah di alami oleh Edi dan Sumi
"Iri dan Dengki yang ada pada manusia itu adalah sifat paling berbahaya, dari sifat itu akan muncul sifat2 jahat lain nya, bahkan tak jarang akan memicu pembunuhan. " ujar Abah Husin

"Maksudnya? " tanya Edi
"Yang kutangkap dari pembicaraan beliau ini, sepertinya ada orang yang iri dan mendengki terhadap keluargamu Ed. " ujar Rianto berbisik

"Siapa? " tanya Edi
Abah Husin mengambil gelas kopi Edi, gelas itu di angkat dan kemudian mulutnya mulai berkomat kamit,
Setelah beberapa saat, ia mengembalikan gelas itu ke hadapan Edi lagi.
"Minumlah. " ujarnya sambil tersenyum

Edi menggaruk2 kepalanya yang tidak gatal, matanya menatap kearah Rianto.
Rianto langsung mengangguk memberi kode agar Edi segera meminum kopi itu.
Hanya 3 tegukan saja, tiba2 Edi merasakan rasa mualnya semakin bertambah2.

Bahkan Edi harus keluar rumah tanpa permisi untuk memuntahkan semua isi perutnya.
Uweeeekkk....

Edi muntah terus menerus, bahkan tubuhnya sampai terasa lemas akibat muntah yang tak berhenti.

Rianto menggosok2 punggung Edi, mencoba untuk membantu teman nya itu.

Sementara di dalam rumah Abah Husin meminum kopinya sambil sesekali terkekeh.
Bruukk.. Edi terduduk,

"Bawa dia masuk.. " perintah Abah Husin

Tanpa di suruh 2 kali, Rianto lantas membopong tubuh Edi untuk membawanya masuk.
"Dia sudah banyak memakan makanan yang di isi dengan sesuatu tidak baik. " ujar Abah Husin

"Aku mencoba membuatnya mengeluarkan semua yang ada di dalam perutnya, tapi ku rasa itu masih bersisa. " lanjut Abah Husin seraya menyeruput kopinya
Rianto menatap Edi,

"Sebegitu menyeramkan nya kah iri dengki yang di miliki orang tersebut?? Sampai tega melihat kehancuran keluarga Edi. Padahal setahu saya, Edi bukanlah orang yang suka memamer2kan apa yang di milikinya. "
"Dia tidak pamer2 saja ada yang iri, apalagi kalau dia pamer. "

Rianto menarik nafas panjang,

"Sekarang ini bagaimana kiriman2 yang ada pada teman saya ini bah? Apa bisa di buang? "
"Semoga saja bisa. Karena sangat sulit sebab kiriman2 itu di kirimkan melalui makanan. "

"Kalau semisal tidak bisa di buang, kira2 apa yang akan terjadi pada teman saya ini? "
Abah Husin menghela nafas panjang, wajahnya kini tampak serius.

"Ia akan terus2an berada pada musim kemarau, dengan di kelilingi tanah yang gersang. "

Perkataan lelaki itu penuh teka teki bagi Edi, dengan apa yang sedang ia rasakan sekarang sulit baginya untuk
Mengartikan setiap kalimat yang keluar dari mulut lelaki tersebut.

"Artinya apa? " tanya Edi pada Rianto

"Kau akan terus2an kekeringan/susah, sulit bagimu bahkan untuk mencari setetes air/uang, di tanah yang gersang."
"Bagaimanapun caranya saya ingin apa yang telah mereka kirimkan pada kami, di kembalikan saja pada mereka. "

"Sayangnya untuk kasus mu ini tidak bisa. Kalau kiriman berupa penyakit, mungkin aku bisa. "
_____

Saat mereka pulang, Edi di berikan botol berisi air oleh Abah Husin, ia disuruh untuk meminumkan nya pada Sumi.

Reaksi pertama ketika air itu sudah melewati kerongkongan, Sumi langsung mual2.
Uweeeekkk...

Sumi memuntahkan lebih banyak dari Edi.

______

Malam itu Edi dan Rianto duduk di teras rumah, mengobrol tentang masalah yang sedang terjadi pada Edi.

Saat Rianto menoleh ke rumah sebelah, ia melihat sekelebat bayangan yang langsung masuk ke dalam rumah.
"Aku tidak ingin berprasangka, tapi ku rasa orang yang mengirimkan hal tidak baik denganmu itu bisa jadi tetanggamu sendiri. "

Edi mengangkat bahunya,

"Entahlah, masalahnya Abah Husin sendiri tak mau memberitahu. "
________

Bukan nya membaik, keadaan justru semakin buruk. Karena sering melakukan kesalahan saat menguli, yang menjadikan rekan2 nya harus ganti rugi, Edi pun di berhentikan.

(Mereka memang kerja masing2, tapi jika ada salah satu kuli yang merusak barang, yang lain pun
Akan ikut mengganti.)

Dengan berat hati, Edi akhirnya menceraikan Sumi. Setelah sebelumnya ia mempertimbangkan keputusan nya itu dengan sangat matang.
Perpisahan antara 2 orang yang aaling menyayangi tersebut membuat teman2 Edi ikut sedih.

"Kalau harus sial seumur hidup, biarlah aku sendiri yang mengalaminya. Aku tidak ingin jika wanita yang aku sayangi ikut merasakan sengsara seumur hidupnya. " ujar Edi
Setelah perceraian nya dengan sang Istri, Edi kembali pulang ke desanya di kalimantan tengah.

Dan ketika hampir seminggu Edi berada di sana, ia mengalami sakit perut dan mules. Bahkan Edi sampai tidur di depan lanting jamban saking parahnya sakit perut yang ia derita saat itu.
Setelah 3 hari mules tak berhenti, Akhirnya di hari ke empat itulah ia mulai merasakan keadaan nya sedikit lebih mendingan dari sebelumnya.

Namun untuk bangun saja Edi sampai tidak bisa, karena seluruh otot2 di tubuhnya terasa tak berfungsi.
Edi sampai harus di gotong untuk pulang ke rumah oleh teman2nya.

Setelah keadaan Edi sehat, barulah teman2nya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Edi.
Ternyata mereka memberikan kumandrah pada makanan Edi agar semua yang kotor2 di dalam perutnya bisa melebur dan keluar melalui kotoran.
(Kumandrah adalah buah pencuci perut alami, dan bila di konsumsi berlebihan bisa menyebabkan kematian. Karena akan membuat kita
Terus menerus bab tanpa henti.)

"Kami tidak ada maksud lain Ed, kami hanya ingin apa yang sudah kamu makan itu keluar semua. Termasuk yang kotor2. Kau tau sendiri bukan, kalau kumandrah itu bahkan bisa membuang efek parunduk yang sudah bertahun2. "
(Parunduk adalah penunduk untuk pasangan, biasanya makanan/minuman yang akan di berikan pada suami harus di campur dengan darah haid, atau sebelum di berikan harus di kangkangi lebih dulu.
Tapi penunduk seperti ini sangat berbahaya, tidak hanya membuat suami terlihat bergairah bila bertemu orang, juga akan membuat si pelaku mati tak diterima bumi. Lalu menjadi SANDAH.)
Edi terdiam, bagaimana ia bisa lupa tentang kumandrah ini.
Tapi semoga saja apa yang di harapkan oleh teman2 dan juga dirinya itu bisa menjadi kenyataan.
Sebulan telah berlalu, kini Edi sudah jauh lebih baik.

Ia kini bekerja ikut orang menambang emas, dan anehnya setelah Edi bergabung dengan mereka di tempatnya bekerja itu, mereka selalu mendapatkan hasil yang jauh lebih banyak.
Dan dalam waktu singkat, Edi sudah bisa membangun usaha toko sembako di desanya. Bahkan teman2 nya yang lain ada yang sudah membeli motor, mobil, walaupun bekas. Tapi Edi lebih memilih untuk membuka usaha lebih dulu.
2 tahun telah berlalu,
Saat itu ia pergi menemui Sumi yang merupakan mantan istrinya dulu, Edi sangat merindukan wanita itu, dan dengan keadaan ekonominya sekarang yang sudah seperti dulu, Edi ingin meminta rujuk kembali pada mantan istrinya.
Akan tetapi ketika tiba di rumah mantan mertuanya itu, ia mendengar kenyataan yang membuat hatinya hancur seketika.

Sumi sudah menikah lagi, dengan seorang lelaki yang berprofesi sebagai guru SD.
Dan sekarang mereka sudah hidup bahagia dengan seorang anak yang baru berusia 7 bulan.

Saat akan pergi, Edi memberikan sejumlah uang untuk di berikan pada anaknya Sumi. Sekedar hadiah dan ucapan selamat dari Edi.
______

Sekitar 3 tahun berlalu, Akhirnya Edi pun menikah lagi. Dan dengan istrinya inilah, ia memulai kehidupan baru yang bahagia, hingga sekarang.
"Bah, toh setoran ayun amang bulat nah. Sisa eh jeu auh bah ai. (Bah, ini setoran milik amang bulat, sisanya besok katanya.) " ujar seorang pemuda yang berwajah lumayan tampan seraya menyerahkan beberapa lembar uang seratus ribuan pada Kak Edi
"Bah, ha'i jadi anak pian lah ka? (Lah, besarnya sudah anakmu kak?) " tanya si tamu tak percaya

"Iwang te anak tirikuh ding ai. Tapi yaku jadi maanggap iye te anak kandungkuh. Bikakurik e iye te jida piji malang bawak matan apa e. (Iwang itu anak tiri ku, tapi aku sudah
menganggapnya seperti anak kandung. Sedari kecil dia belum pernah melihat batang hidung ayahnya.) "
"Ooh.. "

"Te pang sandeah usahakuh te, nyarahangkuh dengai. Pintar uluye maatur usaha. (Semua usahaku itu, ku serahkan padanya, dia itu orangnya pintar mengatur usaha.) "

"Ckckck.. Muna bauntung iye te duan apa kilau pian tuh kaka e. (Memang dasar beruntung dia mendapat ayah
seperti kakak ini.) " puji si tamu

Begitulah kehidupan kak Edi sekarang, ia sudah bahagia dengan keluarganya.
Dengan di ceritakan ulangnya kisah ini, semoga kita bisa mengambil hikmahnya, dan menjadikan pelajaran apa yang sudah terjadi pada Edi dan Sumi dahulu.

___SELESAI___

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with OM RASTH

OM RASTH Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @rasth140217

Apr 20
PENGANTIN

Nama orang dan tempat sudah diubah, untuk menjaga privasi dari narsum.

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
"Cepat bah kamu ini lama sekali !!" teriak seorang ibu2 pada seorang pemuda berusia 16 tahunan

"Sebentar.. Ini baru selesai..." Jawab pemuda itu sambil berlari keluar kamar membawa tas yang tampak sangat penuh
"Kau bawa apa sebanyak ini ndi?" Tanya ibunya dengan alis mata mengerut menatap tas yang dibawa anaknya tersebut

"Kita kesana 1 minggu kan?? Aku bawa baju, celana, sabun, handuk topi, kacamata...."

"Ya sudah, cepat angkat, bawa keluar. Sebentar lagi travelnya datang.." Potong
Read 75 tweets
Mar 24
SANTET SIND'AH
(Santet Kiriman Kakak Ipar Perempuan)

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Kepalaku benar2 sakit. Di bawa duduk saja rasanya seperti berputar2." Ucap Vivi pada suaminya, Rigen.

"Kalau begitu kamu istirahat saja. Jangan mengerjakan pekerjaan rumah dulu.
Nanti aku saja yang bereskan setelah pulang kerja."ujar rigen seraya mengelus kepala istrinya itu

"Terima kasih ya..."

"Sama2 sayangku.." Balas rigen seraya mencium kening istrinya lalu berpamitan untuk berangkat kerja
Read 190 tweets
Mar 16
HANTU SANDAH
Berasal Dari Perempuan Yang Memakai Ilmu Pirunduk

Sandah ini pernah menggemparkan kalsel tepatnya disalah satu/beberapa desa, pada tahun 2007an.

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Nama desa maupun orang dalam cerita akan sebisa mungkin om ubah, agar tidak menyinggung beberapa pihak yang mungkin masih terkait dalam cerita.
_____

Beberapa orang lelaki berusia awal 30an, terlihat sedang mencari2 sesuatu di area pahumaan/sawah.

Mereka memakai senter dikepala dan membawa peralatan seperti wadah berukuran sedang yang memiliki tutup diatasnya. Wadah itu diikatkan pada pinggang mereka.
Read 97 tweets
Mar 8
PANGULUH SANG PEMANGSA DARI PEDALAMAN KALIMANTAN TENGAH

"Mereka memburu apapun yang bisa dimangsa. Bahkan mayat yang sudah dikubur pun tidak lepas dari ancamannya"

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhoror
#omrasth

(Gambar hanya pemanis) Image
Panguluh, adalah manusia jadi2an yang bisa merubah dirinya menjadi binatang.
Mereka dikenal sangat brutal ketika memangsa mayat maupun saat mengganggu wanita2 hamil dan melahirkan.
Mereka ada di desa2 pedalaman, kehulu dari muara teweh hingga atas purukcahu/murungraya.
Di desa om rasth sendiri (dihilir purukcahu, tapi masih masuk wilayah kabupaten murung raya) masih terdapat sangat banyak mahluk ini.
Di beberapa thread, om rasth sudah pernah menceritakan berbagai pengalaman tentang panguluh.
Read 181 tweets
Feb 24
BULIK

(Nama tempat dan tokoh sudah disamarkan.)

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
2008.

Raut wajah pak budi terlihat murung, helaan nafasnya terdengar berat.

"Kita tidak ada pilihan selain pulang kekampung. Disini, dikota besar ini kita tidak akan bisa bertahan. Dan lagi uang tabungan kita sudah mulai menipis karena memaksa bertahan disini." Ujar pak budi
Ia menatap istrinya yang duduk disampingnya.

"Ya, aku setuju kalau kita pulang ke kampung saja. Mungkin dikampung kita bisa memulai usaha baru lagi."
Read 237 tweets
Jan 22
PELET CELANA DALAM

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhorror
#kisahnyata

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Eh sum, bujurankah rumah kosong dihiga wadah ikam tu ada yang mandiami sudah?
(Eh sum, betulkah rumah kosong didekat rumahmu itu sudah ada yang menempati?)" tanya yayah pada isum yang pada saat itu mereka sedang berada
Disebuah rumah yang akan mengadakan acara pernikahan

"Iih pinanya, pang rami kamarian urang bahangkut parabut kasitu. (Sepertinya iya, karena kemarin ramai orang mengangkut barang kerumah itu." jawab isum
Read 149 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(