Amir Syafrudin Profile picture
Jul 4 13 tweets 4 min read
Di titik ini, saya bersyukur karena hasil belajar #BahasaArab saya mulai terlihat. Tujuan belajar saya adalah agar saya dapat memahami isi Al-Qur'an tanpa harus melihat terjemahannya. Saat ini, dari setiap 1 halaman Al-Qur'an, saya bisa memahami 50% isinya secara langsung.

🧵
Prosesnya panjang dan berkali-kali saya tinggalkan. Saya ingat dulu saya berhasil menemukan video lengkap belajar Bahasa Arab yang cukup tenar. Sayang durasi setiap videonya terlalu panjang dan bagi saya, cukup membosankan. Dua kali saya mencoba menekuni, tapi tetap gagal.
Gara-gara 2 kali pengalaman gagal itu, motivasi saya untuk belajar Bahasa Arab seperti mati suri. Semua video itu masih saya simpan sampai saat ini, tapi saya malah lupa lokasinya di mana. Saya sadar kalau saya butuh teman belajar dan materi yang lebih cocok dengan karakter saya.
Beruntung saya punya anak-anak yang bisa saya korbankan, eh, ajak belajar #BahasaArab bersama. Saya juga berhasil menemukan materi yang menarik untuk saya ikuti bersama anak-anak saya dari FreeQuranEducation youtube.com/playlist?list=….
Serial itu kami ikuti sampai stop produksi. Untungnya ada 100 episode lengkap yang benar-benar mudah diikuti untuk pemula. Setiap episode itu dibuat dengan animasi menarik dengan durasi kurang dari 5 menit. Serial itu jauh lebih menyenangkan daripada materi lama yang saya punya.
Sayangnya 100 episode itu masih jauh dari cukup. Saya beruntung karena berhasil menemukan kanal Arabic 101. Kanal ini memiliki materi #BahasaArab lebih lengkap daripada FreeQuranEducation. Durasinya lebih panjang, tapi karena saya punya teman belajar, rasa bosan bisa diredam.
Ada 2 serial dari Arabic 101 yang kami ikuti, yaitu yang terkait kosakata dan tata bahasa. Untuk kosakata, isinya adalah frequency list (daftar kata yang sering muncul):
1. 0-50% youtube.com/playlist?list=…
2. 50-65% youtube.com/playlist?list=…
3. 65-85% youtube.com/playlist?list=…
Untuk tata bahasa, kami ikuti serial yang ini: youtube.com/playlist?list=…

Untungnya anak-anak saya sudah terbiasa dengan Bahasa Inggris. Jadi, mereka tidak terlalu kesulitan mengikuti materi dari FreeQuranEducation atau Arabic 101.
Waktu belajar kami hanya seminggu sekali dan biasanya kami hanya sempat bahas 1 atau 2 video. Kami berlatih dengan membaca Al-Qur'an. Saya sendiri sengaja mengurangi kuantitas bacaan Al-Qur'an dan mengalokasikan waktu untuk benar-benar memahami ayat-ayat yang saya baca.
Pola belajar seperti itu yang kami pertahankan sampai akhirnya saya mencapai titik yang saya bicarakan di awal utas ini: Dapat memahami 50% isi Al-Qur'an tanpa membaca terjemahannya. Sayangnya anak-anak saya belum mencapai titik itu. Sepertinya kendala mereka ada di "motivasi".
Saat ini, sesi belajar #BahasaArab di rumah seminggu sekali masih berjalan. Kanal Arabic 101 tetap menjadi andalan. Kadang sesi belajar kami isi hanya dengan latihan menerjemahkan untuk menguji pemahaman kami. Mayoritas sesi tetap belajar dari video yang ada di Arabic 101.
Satu hal yang membuat kami tetap bertahan dengan Arabic 101 adalah produksinya masih berjalan. Serial di FQE yang saya sebut di atas itu sudah lama berhenti, tapi kanal itu memulai serial baru dengan animasi yang tidak kalah menarik berupa frequency list: youtube.com/playlist?list=…
Sekian utasnya. Panjang juga, ya. Mudah-mudahan bermanfaat.

P.S.:
Bagi saya, memahami Al-Qur'an tanpa membaca terjemahan itu menyenangkan. Semua upaya yang tercurah itu sepadan. Rasa senangnya kadang sulit diukur. Pokoknya bahagia, deh. 😁

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Amir Syafrudin

Amir Syafrudin Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @asyafrudin

Jun 30
Saat 3 batasan, yaitu waktu, biaya, dan tenaga kerja, tidak bisa diganggu gugat, maka yang harus bisa "digoyang" adalah ruang lingkup. Kalau ruang lingkup juga tidak boleh diubah, risikonya adalah penurunan kualitas produk. Produk terlihat bagus, tapi isinya jauh dari bagus.
Yang jarang dilihat adalah penurunan kualitas hidup tenaga kerja karena dari 3 batasan di atas, hanya tenaga kerja yang bisa diperas sampai kering. Lembur dimaksimalkan dan akhir pekan tetap kerja. Risikonya adalah demoralisasi yang sering berujung pada menurunnya kinerja.
Turunnya kinerja tidak mungkin tidak berdampak pada kualitas produk. Apalagi saat waktu dan biaya sudah mentok, turunnya kinerja itu juga sering mengambil wujud potong kompas. Kualitas tidak lagi penting. Yang penting kelar, walaupun ujungnya FUBAR.
Read 5 tweets
Jun 17
Waktunya cuap-cuap soal #Agile. Begitu lamanya tidak bicara soal Agile, kadang malu sendiri pasang "Praktisi Agile" di bio. Bukan saya tidak mau, tapi karena saya sempat terjebak rutinitas sehingga tidak banyak yang bisa diceritakan. Kali ini, kita bicara soal komunikasi.
Kita mulai dari akarnya: Manifesto Agile. Di situ, 2 dari 4 pernyataannya terkait erat dengan komunikasi, yaitu "interaction" dan "collaboration". Sayangnya banyak orang lebih fokus pada "working software" dan "responding to change". Itu salah satu alasan Agile menjadi fragile.
Kadang fokus terhadap software dan responsiveness bukan hanya "lebih", tapi HANYA. Ada orang-orang yang melihat Agile sebagai cara kerja yang mengutamakan value dan merespons perubahan demi memaksimalkan value itu. Itu salah satu alasan Agile berubah menjadi chaotic.
Read 17 tweets
Jun 16
Nyambung, ah. Film My Son cukup layak tonton. Ketegangannya terasa, tapi efek dari McAvoy tidak baca naskah sebelum akting tidak terlalu terasa. Aktor jago, sih, ya. Respons instan atau telah disiapkan sebelumnya sama-sama terasa riil. Mungkin juga saya yang tidak paham. 😅
Sayang plotnya terlalu singkat. Ada banyak potensi plot yang lebih luas, tapi kelihatannya sengaja ditahan. Entah apa alasannya. Yang jelas, selesai menonton film itu, saya tidak merasa ceritanya menggantung, tapi tetap penasaran dengan beberapa bagian yang tidak diperdalam.
Omong-omong soal James McAvoy, saya mulai suka aktor itu sejak saya menonton Split. Menurut saya, cara dia memerankan tokoh dengan kepribadian ganda di Split memang luar biasa. Alasannya karena kepribadian ganda yang diperankan cukup banyak dan karakter masing-masing cukup unik.
Read 5 tweets
Jun 13
Lahir dan dibesarkan dalam keluarga dengan kondisi ekonomi pas-pasan, lalu belajar untuk hidup hemat. Seiring waktu rejeki bertambah luas, tapi kebiasaan hemat tetap ada. Harta ekstra tersedia, tapi tetap enggan mengeluarkan uang.

Ada? Ada, dong. Contohnya, ya, saya. 😅
Untungnya kebiasaan berhemat itu tidak berubah menjadi pelit. Saya berhasil mengubah pola pikir saya untuk tidak melihat rejeki dari sudut pandang yang sempit. Bukan berarti royal, tapi seimbang. Rejeki tetap bisa dinikmati dengan cara yang tidak berlebihan. Kuncinya: anggaran.
Anggaran bulanan itu pada intinya perlu dibagi 2: sekarang dan masa depan. Mulai dari kebutuhan hidup, lanjutkan dengan target di masa depan, lalu sisakan sedikit untuk kita nikmati. Itu yang rutin saya lakukan setiap bulan.
Read 10 tweets
Jun 12
Omong-omong, orang yang terjebak utang karena terpaksa itu tidak sedikit. Saya juga sempat melihat sendiri orang-orang dalam kondisi seperti itu. Salah satu yang membuat miris adalah orang-orang yang terpaksa berutang karena tekanan sosial.
Contohnya di sebuah kampung (atau dusun?), saya melihat sendiri orang berutang untuk merayakan sunatan anaknya. Perayaannya luar biasa: pasang tenda dan panggung, siapkan makanan untuk puluhan warga sekitar, siapkan sesajen untuk beberapa tempat, dll. Berat betul urusannya.
Perayaan itu dilakukan karena sudah menjadi kebiasaan masyarakat. Kalau tidak dilakukan, siap-siap menjadi bahan nyinyir warga lainnya. Kita bisa saja bilang, "cuek saja!" Masalahnya untuk cuek saat SEMUA orang menatap dengan tatapan merendahkan itu tidak mudah. Ya, kan?
Read 7 tweets
May 25
Tadi sempat nonton film indie berjudul Puan (2018). Film itu bercerita tentang seorang wanita penyintas kekerasan seksual. Fokusnya pada dampak negatif peristiwa buruk itu terhadap korban yang terus menghantui korban tanpa henti.
Film-film seperti Puan itu mengingatkan saya akan besarnya risiko menjadi perempuan di masyarakat. Risiko yang sama juga dirasakan oleh para orang tua yang memiliki anak perempuan seperti saya. Film itu juga memperlihatkan bahwa risiko itu ada sejak dini, tidak menunggu remaja.
Ada 2 hal yang saya lakukan untuk meminimalkan risiko itu:
(1) Saya ceritakan ke si Kecil Lucu soal "bahaya" yang ada di luar sana.
(2) Saya membuka diri saya agar si Kecil Lucu mau bercerita soal kesehariannya.

Nomor 1 cukup mudah. Nomor 2 lebih menantang.
Read 8 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(