Thread by @asyafrudin

Menjadi #Agile itu tidak penting. Yang penting adalah menemukan cara kerja yang lebih baik, yaitu cara kerja yang lebih efisien dan efektik menghasilkan produk yang layak pakai. Cara kerja itu juga perlu selaras dengan karakteristik kita dan kondisi lingkungan kerja kita. #Rinkas

Kita harus fokus pada produk yang berguna dan bernilai. Tidak ada gunanya fokus pada dokumentasi yang lebih sering dijadikan formalitas. Buat dokumentasi secukupnya. Jangan jadikan dokumen sebagai tolok ukur hasil kerja karena tolok ukur yang riil adalah produk yang layak pakai.

Kita perlu menyadari bahwa produk yang layak pakai adalah produk yang memenuhi kebutuhan riil. Kebutuhan riil itu bisa dikenali secara optimal lewat kolaborasi yang rutin dan terbuka dengan pengguna produk. Kalau pengguna produk kita ada di bumi, jangan hanya kerja di kahyangan.

Respons perubahan kebutuhan secara selektif. Utamakan yang paling bernilai dan berdampak luas. Mengakomodir kebutuhan pengguna itu baik, tapi jangan sampai membuat kita menjadi plin-plan. Penting untuk kita sadari bahwa tidak semua perubahan itu layak direspons.

Kompetensi dan komunikasi internal harus diutamakan. Hasil kerja tim sangat dipengaruhi kompetensi setiap anggota tim DAN kelancaran komunikasi antaranggota. Tim berkemampuan biasa saja yang mampu bekerja sama dapat mengalahkan tim canggih yang hanya mampu sama-sama kerja.

Soal kolaborasi, tandemnya adalah iteration (pengulangan). Kerja sekali jalan dengan hasil yang layak itu bisa dilakukan, tapi untuk pekerjaan yang kompleks, kerja harus berulang. Diskusikan kebutuhan, kerja, diskusi, kerja, begitu terus sampai produk layak pakai itu jadi.

Tandemnya iteration adalah incremental (bertahap). Bertahap bukan sekadar membuat produk per bagian, tapi per bagian yang hasilnya bisa digunakan. Pengguna tidak perlu menunggu semua selesai untuk menggunakan produk. Umpan balik dari pengguna juga bisa segera kita terima.

Jangan lupa bekerja dengan prinsip simplicity. Do the simplest thing that works. "The simplest thing" itu bukan jalan pintas ya. Do the simplest thing that works AND won't create problems in the future. Simplicity bukan alasan untuk tidak memikirkan dampak jangka panjang.

Terlepas dari semua itu, intinya adalah menemukan cara kerja yang lebih baik. Luangkan waktu untuk belajar dari kesalahan agar tidak mengulanginya di masa depan. Luangkan waktu untuk belajar dari keberhasilan agar dapat kita ulangi di masa depan. Jangan "gitu-gitu doang."

Bagi sebagian orang, cara kerja yang lebih baik itu disebut Agile. Bagi kita, namanya mungkin berbeda. Kalaupun kita sepakat menggunakan nama yang sama seperti Agile, fondasinya akan kuat karena hal itu adalah hasil belajar dan praktik sendiri, bukan karena disodori pihak lain.