Ryan Dwana Profile picture
Nov 26 21 tweets 4 min read
#selfdevelopment

Siapa yang suka bertanya :
“Sudah siap belum ya gue punya hubungan dengan orang lain?”

Ini check point bisa membantu menilai kesiapan kita dalam relationship. Singkatnya : Menerima. Memaafkan. Membangun.

Yang jomblo boleh merapat ya 😊

A Thread. Image
Disclaimer : Gue bukan ahli relationship ataupun dukun cinta ya. Ini murni semua pengamatan dan apa yang gue praktekan dalam membangun hubungan.

Gak sempurna, gue pun masih banyak belajar.

Tapi so far, setelah gue mempraktekan hal ini, it makes my life easier.
Gue sebenernya lebih senang buat mengartikan “Love” itu dengan Kasih, bukan Cinta.

Menurut gue, kasih itu maknanya lebih luas dan dalam.

Bisa berbicara ke sesama (teman, kolega), keluarga (Orang tua, anak) dan juga pasangan (Pacar, Istri)
Satu hal yang gue percaya :

Relationship yang baik dibangun oleh 2 orang dewasa (Bisa lebih, tergantung konteksnya), yang mau saling menerima, memaafkan dan membangun satu sama lain.

Keliatannya gampang sih ya, tapi prakteknya susah banget.

Yuk kita bahas satu2 elemen nya.
#1 Menerima

Kenapa “Menerima” itu duluan?

Gak ada orang yang sempurna di dunia ini.
Gak ada hubungan yang sempurna di dunia ini.

Jadi kalau cari yang sempurna itu pasti capek.

Kalau sama2 gak sempurna, ya harus bisa belajar menerima kelebihan, kekurangan masing2.
Gak banyak menuntut dan banyak syarat.
Gak cuma mikirin apa yang bisa diterima, tapi juga bagaimana bisa mengasihi.

Susah loh ini. Karena manusia kan mahluk yang penuh ego ya.

Kita pasti suka mikir agar maunya kita aja yang dituruti. Maunya orang lain gak kita dengar.
Penerimaan itu awal dari segalanya.

Makanya, gue agak kurang setuju dengan istilah :
“Cari pasangan yang kamu bisa terima kelebihan dan kekurangan”

Gak salah sih.

Tapi gue percaya bahwa manusia itu selalu berubah
Kalau nanti, tiba2 dia berubah, bisa gak kita terima?
Gue lebih suka dengan statement ini :
“Bisa gak kita BELAJAR menerima kelebihan dan kekurangan pasangan kita tanpa menuntut berlebihan?”

Karena pasangan kita berubah, ya udah, kita juga belajar untuk TIDAK menuntut pasangan berubah sesuai apa yang kita mau.
Makanya gue pun masih belajar menerima kelebihan dan kekurangan pasangan. Karena ini susah..

Belajar gak menuntut. Belajar buat mengasihi dalam keadaan apapun. Belajar menerima :D

Notes : tapi ya kalau jadi abusive, toxic.. Jangan diem2 aja ya. Cari pertolongan ya.
#2 Memaafkan

Ini yang sangat sulit juga ya..
Susah banget buat maafin orang yang nyakitin kita.

Dari perkataan, perbuatan, sikap dll.

Orang lain aja kalau nyakitin susah ya buat dimaafin, apalagi kalau pasangan.. Sakitnya pasti lebih2 lagi..
Tapi, hubungan itu proses kan.. Dan kadang proses yang gak enak itu lah yang membentuk sebuah hubungan jadi lebih kuat..

Dan pacaran itu kan ya pasti proses penyesuaian 2 individu ya, pasti akan ada cekcok dan bentrok..

Makanya, hati nya ya perlu sabar dan lebar seluas2nya.
Kalo dalam hubungan yang sehat, menurut gue ya, proses memaafkan itu pasti gak akan diitung2.

Ya namanya manusia gak sempurna, pasti ada cekcoknya.
Ya gak sh?

Sama ortu, sama adik, sama kakak, sama teman. Pasti ada gak cocoknya.. Pasti ada bentroknya.
Makanya KASIH itu perlu, bukan cuma sekedar CINTA.

Belajar buat memaafkan gak dihitung2. Itu susah geys.

Nah makanya.. belajar buat handling conflict yang sehat, belajar buat problem solving yang efektif, banyak ngobrol.

Sehingga, kita bisa tau apa yang pasangan kita mau.
Belajar melihat perspektif dari sudut pandang dia.
Mungkin kita akan gak setuju, tapi kalau kita belajar menerima, pasti kita bisa memaafkan dengan baik.

Belajar buat put relationship > individual ego itu susah loh.

Tapi pasti bisa asalkan kita mau :)
#3 Membangun

Kalau kita dalam sebuah relationship, terus ujung2nya gak membangun kita jadi individu yang lebih baik, boring gak sih?

Karena balik lagi, Pacaran itu kan persiapan buat Pernikahan ya (Menurut gue), kecuali kalo cuma buat main2 aja.
Bisa gak pasangan kita membawa kita lebih dekat ke Tuhan, jadi pribadi yang lebih baik,ngomelin kita kalau kita nya salah, nolongin kita kalau kita susah? Dan pertanyaan lainnya..

Bisa gak kita jadi pasangan yang demikian?
Apa value yang bisa bawa ke sebuah hubungan?
Jadi ya dalam hubungan itu, kita juga ada yang bisa diberikan atau dikontribusikan.

Bukan cuma sekedar meminta dan menuntut, tapi juga memberi.

Karena dalam relationship, susah kalau kita masih ‘egois’ dan kita gak punya kedewasaan untuk memberi.
Makanya, ketika gue cari pasangan, gue selalu berpikir
“Bisa gak ya dia jadi partner yang bisa membangun gue dengan baik?”

Dan pertanyaan itu juga gue tanyain ke diri gue sendiri. Jadi gak timpang sebelah dan gak kebanyakan nuntutt.
Jadi gak ada hubungan yang sempurna yaa..

Yang ada itu hubungan yang sehat, dimana ada 2 orang dewasa (atau lebih, tergantung konteks) yang mau saling menerima, memaafkan dan membangun.

Gak gampang pasti buat nyatuin 2 kepala, tapi pasti bisa kalo sama2 mau. Image
Jadi, dari pada bertanya
“Udah siap belum ya gue pacaran?”

Mending kita bertanya dan jujur ke diri sendiri
“Sudah siapkah gue belajar menerima? Selalu memaafkan kalau salah? Jadi partner yang membangun?”

Karena kalau jawabannya “Ya, saya mau berproses”
Then you are ready :)
Semoga bisa membantu teman2 yang jomblo/non jomblo yang galau di malam sabtu.

Kalau ada yang kena, kesentil, merasa tertampar dari sharing gue, boleh di share ya ke teman yang membutuhkan.

Sorry kalau ada salah kata. Hope it can bless you guys!

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Ryan Dwana

Ryan Dwana Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @RyanDwana

Oct 14
#selfdevelopment #marketing

Apa sih rahasianya Kopi Tuku, dari cuma sebuah outlet kecil di Cipete sampai sekarang bisa punya puluhan outlet di Indonesia?

A Thread 🧵

(Sambil ngopi2 santai di Tuku Blok M pagi2 ☕️☕️☕️)
#1 Authentic Taste

Jujurly, gue gak pernah ketemu rasa taste kopi Tuku di tempat kopi manapun.

Manis + After taste nya itu khas banget. Dan rasanya ini KONSISTEN di setiap outlet.

Mau itu yg di Gading Serpong, Alam Sutera, BSD. Semuanya sama.
Ini susah banget menurut gue, karena kopi itu kan beans nya beda2, pengolahan nya juga beda2 di tangan tiap barista.

Tapi rasanya bisa konsisten banget. Tiap outlet ya beda2 tipis lah rasanya.

Ini yang menurut gue susah untuk dicapai. Produk utamanya oke banget.
Read 11 tweets
Oct 13
Feel worry with everything that happens in my life.

When fear start creepin in my heart, I remember these beautiful verse from bible.

“Siapa diantara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?”
- Matius 6 : 27 -
“Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari”

Matius 6 : 33-34
He is Jehovah Jireh.
The Lord who provides.

Hope it bless.🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Read 4 tweets
Sep 19
#selfdevelopment #marketing

3 skill dasar yang wajib kamu punya ketika pengen terjun dan mencoba karir di bidang marketing dan menjadi seorang marketer yang jago dan handal.

Sebuah utas 🧵🪡🧶
Kebanyakan dari kita menyamakan Digital Marketing itu sama dengan Marketing.

Padahal,Marketing itu area nya lebih luas daripada Digital Marketing.

Marketing itu strategy besarnya,
Digital Marketing itu cara eksekusinya.
Karena pemahaman yang masih meleset, nah kadang2 orang berpikir bahwa skill yang dibutuhkan menjadi marketing itu terbatas yang berhubungan dengan digital atau tech saja.. seperti :

Copywriting
Data analytic
Content planning
Dan lain sebagainya..

Ya kan?
Read 18 tweets
Jul 27
#selfdevelopment #marketing

Salah satu pencapaian gue dalam karir adalah membuat campaign buat launchingnya Traveloka di tahun 2014-2015an.

Waktu itu, gue dan tim come up dengan tagline “Traveloka Dulu, Traveling Kemudian”

Mau tau cerita di balik itu?

A Thread
Disclaimer : sharing ini gak menggambarkan strategy besar secara keseluruhannya juga. Prosesnya jauh lebih panjang dan lebih complex dari cuma tweet ini.

Jadi, jangan ditelen mentah2 or dipraktekin langsung ya.

Cuma buat sharing biar temen2 terinspirasi.
Di masa itu, booking pesawat atau hotel melalui Online Travel Agent (OTA) belum menjadi sebuah norma seperti sekarang.

Masih cari cari lewat telpon atau booking ke travel agent langganan. Cara yang traditional dan conventional, kan?

Siapa disini yang masih begitu?
Read 12 tweets
May 6
#selfdevelopment

Sore tadi, lagi merenung sedikit tentang "bersyukur" dan "berambisi" gara2 obrolan sebentar sama nyokap.

Nyokap gue bikin gue berpikir :
Bener gak sih kita harus bersyukur terus setiap waktu?

Kontemplasi sore sebelum long holiday selesai.

A thread.
Btw, tulisan ini adalah pandangan pribadi gue ya, berdasarkan apa yang gue pikirkan dan rasakan.

It can be wrong, dan pemahaman gue pasti akan berubah seiring bertambahnya umur dan pengalaman.

Jadi, baca ini dengan pikiran terbuka dan take it with grain of salt ya :)
Kadang, gue merasa bersyukur itu suka disamain dengan "menerima keadaan"

Ketika menerima keadaan, kita jadi lupa bahwa keadaan kita sekarang itu sifatnya temporary dan bisa dirubah.

Jadi, kalau kita mungkin lagi banyak cobaan dan susah, sebenernya itu bisa berubah.
Read 16 tweets
Apr 26
#selfdevelopment #leadership

Banyak dari kita (termasuk gue) yang kadang suka bertanya :

"Gimana ya caranya biar kita bisa berdampak di kantor/komunitas/lingkungan/dll?"

Kali ini, gue mau share apa POV gue tentang apa artinya "Impactful"

A Thread Image
Disclaimer :
Ini adalah berdasarkan pengalaman gue pribadi, dan bukan satu satunya cara yang benar ya. Jadi masih ada pendapat lain tentang topik ini.

Jadi, jangan ditelan atau dipraktekan mentah2 ya.
Perlu kebijaksanaan juga ya :)
Menurut gue, kadang kita terjebak dalam pemikiran bahwa apa yang kita lakukan itu harus sesuai dengan passion atau purpose kita agar apa yang kita lakukan itu BERDAMPAK dan BERARTI.

Gak salah, tapi kadang orang suka kelupaan step awalnya, yaitu BERGUNA.
Read 27 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(