Mirip Ayah Profile picture
Dec 30, 2022 263 tweets >60 min read Read on X
—-PENJAGA “ LUBU’ “—-

Race in peace MOSES
Race in love
Sorry

THREAD HOROR

((A thread))
KISAH NYATA
Sumber; pegalaman pribadi
Ilustrasi :@Google

#bacahorror #borneo #malaysia #horor #truestory
@IDN_Horor
@bacahorror_id
@ceritaht Image
Beberapa hari ini bosan banget,
Dikerjaan.
Ada waktu senggang, aku isi dengan nonton @YouTube .
Dan nggak sengaja ngeliat film film horor malaysia dan thailand.
Aku sebnarnya orang yang penakut sama genre horor gini, tapi karena aku hobi banget sama yang berbaukultur gitu.
Karena film thailand dan malaysia rata rata kental banget sama kearifan lokalnya dan cerita yang mengangkat kisah kehidupan yang benr bner terjadi di kalangan masyaraktnya , membuat aku teertarik buat noton dan nonton, sampai akhirnya aku mikir, dan ingat cerita horo yang
Aku alami sendiri , aku rasakan, dan aku liat dengan mata kepalaku sendiri.
Oke aku mulai threadny aja ya
——penunggu lubu’ ——-

Oh ya , lubu’ itu didaerah TKP bisa di artikan suatu tempat sarang , palung, atau sesuatu yang dalam yang berhubungan dengan air,
Dan lubu’ (lubuk) di TKP ini mirip curug klo untuk daerah jawa. Image
Jadi,
Waktu itu, awal november 2017.
Aku dapat tawaran kerja, disuatu daerah hampir ekor borneo,hampir perbatasan indonesia-malaysia . Aku bekerja pada kontraktor daerah yang saat itu sedang menang tender utk pengerjaan infrastruktur jalan antara desa,khususnya desa tertinggal.
Kontrak kami saat itu, sekitar 3 bulan.
Perjalanan kedaerah itu cukup jauh dari bandara , memakan waktu -\+ 7 smapai 8 jam.
Dari bandara 4 jam perjalanan aku tiba di kota kabupaten itu , karena kemalaman aku di tawrkn utk menginaap di rumah slah satu pejabat didaerah itu , besok pagi pagi lanjutin perjalan yang sisa 4 itu.
aku pun terima tawaran itu, kebetulan capek dan ngantuk
Tak bnyak obrolan malam itu krna sudah larut juga,
Skadar berkenalan dna sebagainya.
Keesokan paginya setelah siap,
Aku diajak sarapan sambil ngobrol” gitu.
Bapak pejabat bilang gini,

“ udah siap bang kerja di sana?”.

“InshaAllah siap pak” jawabku.

“Jauh daerahnya bang, kepasar jauh, kampungnya sepi , pedalaman banget soalnya, angker ,mistisnya masih kental
Intiny jauh bang, takutnya gak betah”.

“ gak apa apa pak, seneng juga sama tempat yg masih asli gitu masih bnyak hutan gitu” ,sahutku, (tapi dlam hati dilema) hehe

“ yaudah , hati hati aja, sama ucapan, perilaku juga disna ya jangan aneh aneh, rawan soalnya”tutup si bapak
Perjalanan pun dilanjukan,
Selama di perjalanan, aku mikir juag si ama kata” si bapak tadi.
Dalam hati , belom apa apa udh dpt cerita yang gak enak , sepi lah , jauhblah angkerlah,
Kayak perasaanku udah di wanti- wanti gitu,
Tapi ya udh lah , bersikap baik aja pokoknya disana.
Setalah berbagai rintangan , mulai dari mobil mogok, banjir, dll,
Tiba lah aku perkampungan, yang emang sepi sekali, dan kukira itu udah di lokasi, ternyata bukan masih 1 jam perjalanan lagi, dan aku masih harus menunggu air surut dulu buat ke sebrang sungai ,
Karena perkampungan yg di tuju ada di sebrng sungai,
Terpaksa bermalam lagi,
Aku udh mulai BT disini,
Tapi masih di bawa enjoy aja, keliing kmapung, orangnya ramah” juga , asyiklah , dpat suguhan kopi, dan klo mau ada arak juga,
Klo sya ya arak lah hehe
Kampung ini terbilang sepi,
Banyak rumah yg kosong.
Berada dinpinggiran sungai, dan sekelilingnya pohon besar masih terbilang hutan lebat.
Klo siang gak terllu serem si, tpi saat malam dtang, bersa bnaget tu sunyinya
Gak ad listrik, hanya listrik dengan genset, yang jam 10 mlam sudah mati.
Dan di lajutkn dengan pelita sebagai penerangan.
Saat menjelang tidur , aku lagi lagi di suguhi cerita yang ngeri,
Mulai dari mistisnya kampung, tempatnya perang jaman penjajahan, hingga cerita budaya lokal tentang berburu kepala , budyaa adat jaman dulu ,
Tapi itu dulu kata bapak yg menemani malm ku,
Dekdekan bnget rasanya mau k kampung ini,
Belum nyampe aja udah dengr cerita yang aneh”, tapi di sisi lain aku mersa makin tertantang dan penasran pun menjadi jadi.
Maaf klo ceritanya kepotong” ya gaes,
Kita lanjut lagi
Ad bebrapa kejadian juga si bermakam di kampung ini, tapi yaa
Gak begitu nakutin juga lah,,
Jadi aku gak tulis disini,

Karena fokus ceritanya di kampung yang akn di bangun jalannya oleh kontraktor kami nntinya

Aku sebut aja kmapung S inisialnya
Singkat cerita , setalah berbagai mcam hal, termasuk menyebrangai sungai, lewat jalan yang turun naik, jembatan gantung, jalanan dengan jurang terjal,kami tiba di kampung S tersebut, sekitar jam 4 sore.
Sebelum smpai ke perampungan kami berhenti di tanjakan tetinggi di sana
Aku di antar pemandu jalan ( orang tempatan) ,menggunakan mtor,
Saat berhenti di atas tanjakan mataku tertuju ke sebuah pohon besaar dan tinggi sekali,
Pohon itu bebatang putih dsun nya tak begitu rimbun,bntuknya mirip pohon bongsai jepang.
Pohon itu tepat di smapinh jembatan besar akses utama menuju kampung S’
Kta si david ( pemandu)
Tidak boleh di tebang pohonnya,
Solnya biasa tempat di menyinpan sesaji, pohon itu akan di biarkan smpai mati sendirinya,begitu ungkap si david
Akhirnya kami turun tanjakan dan jln berliku menuju kmpung.
benr saja, saat berada dinjembatan , pohon itu terlihat snagt besar dan tinggi,
Tidak ad pohon lain dinsekitarnya yang menyamai pohon tersebut.
Aku akhirnya di bawa ke tempat dimana aku kan menginap,
Yaitu di rumah slah satu warga di situ,
Namanya pak Amir, orangnya ramah serasa susah lama ketemu, padahal baru kali pertama ketemu, begitu juga dengan istriny dan anak”nya, aku di sambut sangat baik oleh keluaraga pak Amir.
Oh ya, dari grup kontraktor,
Yg tiba di kampung S ini , ternyata baru aku dan kepala proyek bang Arman , namanya. Jadi hanya kami berdua , kemungkinan esok harinya barulah anggota yang lain akan tiba, dan planing kerja pun di persentasikan.
Perkiraan mereka tiba jg belum pasti besok atau lusa, Kami juga tidak bisa komunikasi via telfon karn disi jaringan sama sekli tida ada Total mati , sedangkan listrik tenaga surya yang terbatas tentunya
Untuk mengisi waktu aku , pun berkeliling kampung, berkenalan denagn bbrpa warga,

Ternyata di luar ekpetasiku,
Tentang Keadaan kampung S ini, mlah lebih ramai disini dari pada kmapung sebelumnya , tertata rapi, adanya homestay, utk berkunjung
Adanya rumah adat besar

Soalnya disini adlah kampung wisata adat,

Bahkan acara TV juga pernah meliput di sini beberapa kali,
Kata pak Amin,

Nah disini , aku mau mempeekenalkan sosok pak AMin.
Beliau adalah sesepuh atau tokoh adat dikampung ini,
Pak Amin merupakan sosok yang penting dari cerita ini,

Beliau berusia sekitar 70 tahunan saat itu,
Pendengarannta sudah berkurang, bahasa indo nya kurang pas, lebih dominan bahsa daerah, dan si davidlah yg menjadi translatorku saat ini,
Pak Amin bercerita banyak sekali,
Termasuk sejarah adat dan juga sejarah tempat ini pernah menjadi tempat gerilyanya tentara ingrris.

Bahkan “ di situ “ , katanya
Menunjuk ke arah rawa rawa dekat rumahku menginap.

Di rawa itu tempat orang saling bunuh .
Kata pak Amin “ sya ingat betul , waktu itu sya masih kecil,
Di rawa itu di temukan beberap mayat “.
“ Tapi tenang , kitakan sudah merdeka , itu ceriata jaman dulu “
Smbung david .

Klo masalah angker juga ya gak terlalu lah menurut david
Cuma ya kita jaga sikap aja, jaga perkataan , jangan takabur,
Dan satu lagi, kedatangan kita pada pak Amin saat itu selain berkenalan juga minta pemberkatan ataau berslaman ,meramahkan diri utuk di anggap sebagai anak sendiri,
Karena Pak Amin temasuk salah satu juru kunci tempat tempat yg di anggap keramat disini, “ takutnya terjadi hal yang tidak di inginkan, setidak yang disini ( hal hal gaib ) , kan sudah tau klo kamu slah satu anak pak Amin juga, jadi mereka ( hal hal gaib) tidak jadi ganggu “
Kata david menjelaskan dan menterjemahkan kata kata pak Amin.
Malm sekitar abis magrib , aggota lain udh dtang,
Hendra, herman, andre, adena, moses dan toyeb.
Jadi total kami 8 orang ,
Tim inti aku, andre, hendra, adena dan yang lainnya membantu.
Singkat cerita , setalah berbagai mcam hal, termasuk menyebrangai sungai, lewat jalan yang turun naik, jembatan gantung, jalanan dengan jurang terjal,kami tiba di kampung S tersebut, sekitar jam 4 sore.
Sebelum smpai ke perampungan kami berhenti di tanjakan tetinggi di sana
Aku di antar pemandu jalan ( orang tempatan) ,menggunakan mtor,
Saat berhenti di atas tanjakan mataku tertuju ke sebuah pohon besaar dan tinggi sekali,
Pohon itu bebatang putih dsun nya tak begitu rimbun,bntuknya mirip pohon bongsai jepang.
Pohon itu tepat di smapinh jembatan besar akses utama menuju kampung S’
Kta si david ( pemandu)
Tidak boleh di tebang pohonnya,
Solnya biasa tempat di menyinpan sesaji, pohon itu akan di biarkan smpai mati sendirinya,begitu ungkap si david
Akhirnya kami turun tanjakan dan jln berliku menuju kmpung.
benr saja, saat berada dinjembatan , pohon itu terlihat snagt besar dan tinggi,
Tidak ad pohon lain dinsekitarnya yang menyamai pohon tersebut.
Aku akhirnya di bawa ke tempat dimana aku kan menginap,
Yaitu di rumah slah satu warga di situ,
Namanya pak Amir, orangnya ramah serasa susah lama ketemu, padahal baru kali pertama ketemu, begitu juga dengan istriny dan anak”nya, aku di sambut sangat baik oleh keluaraga pak Amir.
Oh ya, dari grup kontraktor,
Yg tiba di kampung S ini , ternyata baru aku dan kepala proyek bang Arman , namanya. Jadi hanya kami berdua , kemungkinan esok harinya barulah anggota yang lain akan tiba, dan planing kerja pun di persentasikan.
Perkiraan mereka tiba jg belum pasti besok atau lusa, Kami juga tidak bisa komunikasi via telfon karn disi jaringan sama sekli tida ada Total mati , sedangkan listrik tenaga surya yang terbatas tentunya
Untuk mengisi waktu aku , pun berkeliling kampung, berkenalan denagn bbrpa warga,

Ternyata di luar ekpetasiku,
Tentang Keadaan kampung S ini, mlah lebih ramai disini dari pada kmapung sebelumnya , tertata rapi, adanya homestay, utk berkunjung
Adanya rumah adat besar

Soalnya disini adlah kampung wisata adat,

Bahkan acara TV juga pernah meliput di sini beberapa kali,
Kata pak Amin,

Nah disini , aku mau mempeekenalkan sosok pak AMin.
Beliau adalah sesepuh atau tokoh adat dikampung ini,
Pak Amin merupakan sosok yang penting dari cerita ini,

Beliau berusia sekitar 70 tahunan saat itu,
Pendengarannta sudah berkurang, bahasa indo nya kurang pas, lebih dominan bahsa daerah, dan si davidlah yg menjadi translatorku saat ini,
Pak Amin bercerita banyak sekali,
Termasuk sejarah adat dan juga sejarah tempat ini pernah menjadi tempat gerilyanya tentara ingrris.

Bahkan “ di situ “ , katanya
Menunjuk ke arah rawa rawa dekat rumahku menginap.

Di rawa itu tempat orang saling bunuh .
Kata pak Amin “ sya ingat betul , waktu itu sya masih kecil,
Di rawa itu di temukan beberap mayat “.
“ Tapi tenang , kitakan sudah merdeka , itu ceriata jaman dulu “
Smbung david .

Klo masalah angker juga ya gak terlalu lah menurut david
Cuma ya kita jaga sikap aja, jaga perkataan , jangan takabur,
Dan satu lagi, kedatangan kita pada pak Amin saat itu selain berkenalan juga minta pemberkatan ataau berslaman ,meramahkan diri utuk di anggap sebagai anak sendiri,
Karena Pak Amin temasuk salah satu juru kunci tempat tempat yg di anggap keramat disini, “ takutnya terjadi hal yang tidak di inginkan, setidak yang disini ( hal hal gaib ) , kan sudah tau klo kamu slah satu anak pak Amin juga, jadi mereka ( hal hal gaib) tidak jadi ganggu “
Kata david menjelaskan dan menterjemahkan kata kata pak Amin.
Malm sekitar abis magrib , aggota lain udh dtang,
Hendra, herman, andre, adena, moses dan toyeb.
Jadi total kami 8 orang ,
Tim inti aku, andre, hendra, adena dan yang lainnya membantu.
Stelah mandi, makan malam, dan istiraht sebntar,
Kami mulai meeting .
Untuk mengatur palning kerjaan,
Dan hasilnya ternyata , kami harus membangun jalan untuk tembus ke kampung ‘Y’.

Jadi setengah perkerjaan kami tinggal di kampung ‘S’ , dan setengahnya lagi di kampung ‘Y’.
Projectpun di mulai.
Tidak ada kejanggalan, smaa sekali hampir sebulan disini,
Semua berjalan normal, kami sudah snagt membaur, hampir setiap sudut kampung sudah membaur . Serasa seperti dirumah atau kampung sendiri.
Akhirnya pekerjaan sudah mendekati pertengahan jarak antara kampung ‘S’ dan kampung ‘Y’,
Disini kami baru mengetahui,
Ternyata , S dan Y adalah pecahan dari sebuah kampung tua yang berada jauh di atas bukit, namun pekerjaan tidak smapai ke kampung tua , hanya antara S dan Y sja
Dan di pertengahan ini , kejanggalan juga mulai terasa,
Awalnya kami hanya bekerja di siang hari , namun dirasa waktu sangat mepet, kami mengadakn kerja lembur istirahat jam 5 sore , mulai kembali jam 7 hingga 10 malam,
Kami tidak pulang ke tempat mneginap namun tetap stanby di lapangan. Nah saat saat menunggu ini lah biasanya hal hal aneh sering terjadi , memsuki senja Suara binatang di pinggiran hutan mulai bermacam macam terdengar. Kadang bikin merinding,
Perlu di ketahui, sepanjang jalan penghubung ini, tidak ada pemukiman sama sekali,hanya hutan sisi kiri dan kanan jalan, dan kontur jalan perbukitan kecil, jadi bentuk jalan tidak lurus , melainkan berkelok , turun naik mengikuti bentuk bukit kebukit,
Bahkan kadang melewati lembah untuk menyebrang antara bukit ke bukit, dan lumayan terjal juga.
Lanjut,

Klo di ingat , kadang bulu kuduk langsung merinding.

Apalgi memasuki mathari terbenam, tidak setiap hari , namun sering kali ,
biasa yang terjadi adalah tercium aroma masakan, aroma bawang merah yang sangat menyengat,
Seperti dekat sekali aroamnya
Itu yang paling sering terjadi,
Pernah di suatu sore, karena tim inti di pecah menjadi 2 , jadi satu tim 2 orang. Nah aku dan hendra stanby berdua.
Hendra berkarakter pendiam ngomong hanya seperlunya tidak banyak cerita, mendambah sepi suasana krna gk saling ngobrol
Matahari mualai memerah,
Bunyi jangkrik dan kumbang nyaring sekali,
Di sisi kami menunggu adalah tebing dengan ketinggian kurang lebih, 3-4 meter. Aku sedikit banyak bicara hari itu buat ngilangin sepi,tapi karna hendra gak begitu byak bicara jadi lebih bnayak diam dan sepi.
Saat matahri mulai hilang, terdengar dari atas tebing suara orang yng berjalan diatas daun kering, langkah demi langkah.
Aku dan hendra saling tatap,
Hendra mulai siaga siap” kabur. Namun tetao tenang, tak lama suara itu menghilang,namun tak lama lagi terngar lagi
Aku dan hendra menatap keatas , pikirku mungkin hewan ,
Aku pura pura batuk , kalo hewan pasti akan menghindar jika mendengar suara manusia,
Dan pasti langsung menjauhi kami,
Pikirku.
diluar dugaan, memang suara langkah megilang, tapi berganti suara orang tua yang mengerang kesakitan sperti menggigil semakin cepat semakin cepat lagu berganti suara teriakan ketakutan.
Sumpah , saat itu serasa dari ujung kaki hingga kepala semua bulu berdiri .
Bahakan saat nulis ini , bulu kudu ku kembali berdiri,
Aku dan hendra kabur lari sekencang” nya, menuju mobil suara teriakan itu pun terdengar perlahan menjauh , dan menjauh sebelum akhirnya hilang.
Nafasku teras putus , tersedak, sperti mau mati waktu itu.
Ku tatap si hendra , wajahnya pucat seperti tak berdarah.

Kami tidk meninggalkn tempat , badan seperti tak berdaya lagi.
Kami hanya menunggu pengawal dan pekerja lain datang.
Aku dan hendra gak pernah cerita kepada siapapun kejadian ini , kecuali untuk bau masakan dan aroma bawang,

Soalnya saat kami cerita pasal aroma tadi, kami pernah dinperingatkan, klo ad kejadian aneh dan janggal , jangan pernah di ceritakan kembali.
Soalnya klo dinceritakan kembali,
Malah makin mejadi,
Dan benar saja, kami malah mendapatkn kejadian seseram tadi, kapok deh mau cerita, gitu pikirku, hari kelima kerja malam aku dan hendra saling ngobrol buat udhan aja kerja malmnya,
Udah gak kuat , tiap hari ngalamin hal hal aneh,
Kecuali dua tim dijadikan satu.
Namun belum pernah kami smapaikan ke pimpinan.
Smpai akhirnya hari ke 7,
Aku dan hendra mengalami kembali hal aneh,
Seprti biasa, menjelang matahri terbenam aku dan hendra nungguin lagi, di depan jalan tikungan dekat tikungan, lmpu mobil di nyalain agar terang , karn sm sekali gak ada penerangan.
Sekitar jam 18:30 aku turun dari mobil,buat buang air kecil, aku menghadap belakang mobil.
Saat aku putar balik ke arah depan mobil , samar-samar aku liat kabut asap dari tikungan dan tak lama terlihat sesosok berpakain lusauh compang camping denag caping di kepala ,jongkok dan berjalan maju menjauh dari kami , tapi berjalan bukan melangkah , melaikan menyeret badan
Seperti menarik maju dengan tangannya, bisa di bilang kakek ngesot .
Sekali lagi aku merinding sekujur badan dan buru masuk mobil, “ allahualabar” aku bergumam sambil masuk ke mobil,
Sialnya , di dalam mobil , aku dapati hendra tak bereaksi sama sekali, hanya tatapan kosong kearah depan , tak bersuara, tak berimteraksi sama sekali,
Aku panggil panggil namanya,
Tapi si hendra sama sekali tak bergeming, bahkan saat aku tampar hendra sma sekali berubah posisi
Sampai akhirnya, aku semburkan air kewajah hendra baru lah hendra seperti kaget dan sadar ,
Dan dia sama sekali gak tau kejadian yang aku alami barusan.
Kuputuskan utk pulanng malam itu dan off buat kerja malam,
Kecuali di gabung kembali 2 tim tadi.
Kami mulai kembali dengan jam kerja normal, yaitu kerja di jam siang saja.

Tanda tanda pemukiman sudah mulai terlihat , kiri kanak jalan sudah tampak kebun lada warga, artinya rumah warga sudah mulai dekat,

Kamipun mulai menyiapkn perlengkapan , karna sebentar lagi, akn pindah
Yang awalnya kami menginap di kampung S , kini harus pindah tempt menginap di kampung ‘Y’,
Karna semakin hari , semakin jauh untuk pulang beristirahat.
Oleh pak dusun kampung Y , kami telah di siapkan tempat, yaitu bangunan fasilitas kesehatan yang belum di oprasikan ,
Loaksi nya , sebuah lapangan, satu lapangan bola dan satu lagi lapangan voli, dan disisi lapngan bola itu lah, kami menginap.
Di sisi kiri , terdapat tebing agk tinggi dan diatas sebuah bangunan gereja.
Sedangkn sisi kanan lapangan tempat kami menginap, terdiri dari,
Satu aula besar, dan dua bangunan pustu masing- masing dengan 2 kamr.
Barang-barang serta perlengkapan sudh beres, jadi tinggal di tempati.

Usai berpamitan kepada pak amir sekeluarga, sore itu kami pindah ke kampun Y.

Disini tidak terlalu ramai, rumah wargapun berada hanya di kiri kanak jalan sja,
Sebetulnnya cukup ramai juga, hanya di bgi 2 kelompok pemukiman, dan posisi tempat menginap kami berada antara pemukiman 1 dan pemukiman 2.

Tergolong sepi, namun camp kami tak pernah terasa sepi , karena lapangan menjadi tempat anak anak dan pemuda pemudi berkumpul
Proyek , terus berlnjut, kerja lancar dan normal seprti biasa , paling hanya kendala hujan, sehingga pekerjaan kadang berhenti hingga cuaca panas dan jalan mengering, karena pegerjaab dasar tanah yang cukup lengket bila hujan datang,
Yang tak membosankn disini adalah kehadiran anak anak dan pemuda pemudi kampung,
Tapi klo malam kembali sunyi juga di camp.

Kecuali malm minggu,
Entah kenapa , malm minggu disini sangat berarti,

Tanpa absen, setiap malam minggu selalu saja ramai , tersa beda dengan malm lain
Sejak jam 7 malm warga sudh berkumpul di rumah slah seeorang warga , bisa di bilang seorang senimanlah,

Dia mahir sekali memainkan organ, megiringi warga bergantian menyayi all genre lagi.

Saat ad yg bernyanyi ,yang lainnya berjoget sambil minum tuak
Yang di bawakan keliling,
Hasil patungan warga setiap malam minggu.
Jadi acara mlam minggu disana
Yaitu kadang , makan bersama, minum , bernyanyi , dan berjoget , bersama dihalaman rumah warga yang cukup luas itu.
Namun kami tdk terlalu sering mengikuti perayaan malm minggu tersebut, terkandang ikut , namun hanya sebentar. Dan tak lama pulang kembali k tmpat menginap.

Apalagi hendra,
Dari anggota kami 8 orang,
Si hendra lah penunggu setia ,base camp haha.
Nah kalo aku, lebih ke berbincang , kerumah pak dusun, belajar bahasa, adat budaya, serat cerita pengalaman pak dusun ( oh ya , nama belia pak jhoni) ,
Dan yang lainny ikut berjoget bersma warga.
((((“ ntar di lanjut lagi ya ges, istirhat dulu”
Maaf klo tulisannya acak acakan dan banyak typo haha
Besok balik . See you”))))
Oke lanjut,
Flashback sedikit , waktu memasuki kampung ini,
Awal masuk terasa agk kurang nyaman . utuk warganya cenderung tidak ramah , contohnya saja , sewakatu aku masuk gerbang kampung dengan berjalan kaki bersama adena.

jadi bebrpa warga berdiri di teras masing masing
Seperti memperhatiakan kami, dan mereka rata rata bertelanjang dada ( bapak bapaknya).
Jadi setiap berpapsan di depan merka kami selalu merendahkan kepala sambil nyapa “ pak, permisi pak” . Hampir setiap rumah yg ad orangnya kami selalu menyapa,
Ya , spt pada umumnya kan? namany juga kita masuk ke wilayah orang, haruslah permisi , mngakrabkan diri, salah satunya dengan cara, menyapa warga sekitar .

Tapi yang terjadi malah , tak ad satupun dari sekian rumah tadi , yang membalas sapaan kami.
Mereka menatap tapi tak berekspressi, tak berkata apapun, tanpa mimik senyum atau apapun itu , yg mengisyartakan meraka menerima sapaan kami,
Hanya menatap saja .

Adena mencolek cepat leganku dengan telunjuknya. “ bang, gak bersahabat kali ku tengok orang” ini” . Bisik adena.
Adena, adalh perantau asal tanah sumatra . Ngomongnya ceplas ceplos .
Aku tak menjawab, hanya memberikan isyrat mengangguk, utk mengiyakan kata katanya.

Dalam hati, bilang bener si.
Seperti tak senang dengan pendatang baru, bakal gak asik ni disini.
Tak berapa lama tiba lah kami di depan warung dan trnyata itu adlah rumah pak jhoni ( kepala dusun),
Jauh berbeda dengan warga warga tadi, pak jhoni sangat ramah, baik hati, gak mau berhenti klo lagi cerita, ada saja bahan omongan dri beliau.
Smbutannya begitu hangat, lengkap dengan suguhan makn dan minum dari beliau.
Kembali ke base camp (BC)
Di BC, pernah satu hari adena bahs tentang cerita tadi, waktu kami kumpul bersama anggota lain,
Dan tanggapan mereka rata rata sma,
Tapi pimpinan proyek , tetap meluruskan , “ya namanya juga baru baru, belum terlalu kenal, lama lama juga akrab” .
Dlam waktu 2 minggu awal masuk di kmpung ini, belum ad perubhan warganya. Kecuali anak nak kecik dan pemuda- pemuda kampung yang sering datang ke BC, dan serorang bapak tua yang sering memberikan buah, sayur, dan kadang bebrapa botol tuak
Sudh 3 minggu di sini rasany biasa saja, tidk ad kejanggaln lain selain warga yg tidak ramh tadi,

Namun, ada satu kejadian, dan kejadian itu selalu terjadi setiap malm jum’at dan di jam yang sma yaitu antara rentang jam 9- tengah malm.
Di kmpung ini selain malm minggu, malm lain terasa begitu sunyi.
Klo tidak ad pak jhoni dan pemuda pemuda kmapung yng beekunjung , biasanya jam 9 kami sudah tutup pintu dan beristirhat di kamar masing masing, atau mengobrol di ruang tengah, menunggu rasa ngntuk tiba.
Jadi, malm itu (malam jum’at, minggu pertama) .
Setelah tutup pintu, aku , hendra dan herman , sedang ngobrol di ruang tengah, sekitar jam 10 malm,
Suasana kmpung begitu sepi hanya suara jangkrik yg terdengar.

Di tengah kesunyian tadi , tiba tiba
Terdengar suara seseorang
Yang sedang melantunkan sebuah syair. karena suasana yg begitu hening , suara orang itu begitu nyaring dan menggema,
Namun tak terdenagr jelas, syair apa yang di rapalkannya , namun dari nadanya terdengar begitu mendayu, sedih, dan meratap namun dengan suara yg lantang.
Tak dpat kami cerna kalimatnya, entah itu sebuah syair apa, bisa jadi syair dengan bahsa daerah tempat tersebut.

Suara itu kaminpeekirakan arah nya jadi padang ilalang di belakang BC, dan seprti yang kami ketahui, tidak ad pemukiman warga sma sekali jika dri anak sna.
Kami bertiga , seketika terdiam menatap satu sama lain setengah melotot. Mengisyratkan kaget dan bertanya suara apa ini,

Ruang tengah seketika hening, yg terdengar hanya lantunan tadi.

Tak lama berselang suara pun hilang,

Aku beranikan diri mengintip dari jendela.
Kubuka sedikit tirai jedela untuk mengintip, namun nihil karena keadaan dinluar benar” gelap.

Karena rasa penaran begitu kuat,
Aku coba membuka pintu belakng , yang mengarah langsung ke padang ilalang di belkang BC

Saat asik mengintip ,
Tiba tiba ada yg menepuk punggungku.
Aku teriak sekencang kencangnya

Lagi lagi aku merasa merinding sekujur tubuh , dari ujung kaki smapi kepala semua bulu terasa beediri,
Jantung terasa mau copot,
Gagu dan lidah terasa mengeras.
Karna kaget.

Ternyata si herman, yang menepuk punggungku dari belakang.
Ku tarik nafas panjang , setelah itu , segala macam umpatan pun keluar dari mulutku,

“Anjing, babi , sial , jahanam, brengksek, Kaget aku njing”.

Si herman hanya cekikkan , merasa beehasil mengerjai aku.

Rasanya , mau pingsan saat itu.
Ternyata si herman tak klah penasran ny juga ,ingin tau suara itu bersal dari mana.

Kututup pintu,
Dan aku bergegas ke toilet untuk kecing , sikat gigi, cuci kaki , muka dan tangan, agr sedikit tenang,

Dalam hati , masih mersa ketakukan , degdegkn juga jengkel.
Setalh minum dan sedikit tenang, aku kembali kekamr untuk istirht walaupun masih dengan keadaan sedikit jengkel.

Baru rebahan sekitar lima menit, tiba tiba suara tadi muncul lagi, nyaring menggema , tapi terdengar agak menjauh dri BC.
Karean rasa tatuk tadi masi bercmpur aduk, aku jadi parno, Cepat cepat kutarik selimut, menutup seluruh badan hingga kepala di tambah bantal untuk menutup kuping agar tidak terdengar lagi suara yang mengerikan itu, tapi seperti terngiang nginag saja dan suara itu seakan
Tak mau hilang dari pendegaran,
Kupaksan memejam kan mata smabil membaca ayat ayat,
Smpai akhirnya aku mungkin terlelap, dan tidur.
Hal itu terus berulang , setiap malam jum’at, hingga minggu berikutnya.

Suatu siang kami pernah membahas tentang suara ini,
Dengan anggota lain,
Dan merkapun

Saling bercerita apa yang merka dengar, ad yg mengaku bodo amat, ad juga yg menutup kuping dan memaksakan tidur,
Dan kamipun membiasakan diri dengan kejadian itu, toh tidak smapai berdampak apapun buat kami.

Ternyata tidak smapi di situ,
Aku lupa detail waktu kejadian enta , sekitar minggu ke4 atau ke 5,
Seperti biasa malm jum’at antara jam 10 lebih.

Suara itu kembali terdengar
Kali ini suara itu dekat sekali, yaitu di dalam bangunan aula, tepat di sebelah bangunan pustu tempat kami menginap.

Tak ad yg berubah, dari segi syair maupun nada, masih tetap menggambarkan kesedihan, kecewa, seperti seseorang yang tengah meratapi kemalangan,
Yang berbeda kali ini, hanya jarak yang semakin dekat dan nyaring,

Aku simpulkan bahwa bahsa yang di pakai , adalah bahasa daerah serempat.

Suara ini biasanya berlangsung sekitar setengah jam bahkan lebih, kadang berhenti sebentar kemudian kembali terdengar lagi.
Aku dan yang lain segera kembali k tempat tidur masing masing, rasa takut dn merinding kembali terasa,
Tidak ad yng bergerak dan bersuara di dalm BC, semuany hening, apalagi suara itu terdenagr snagt dekat dengan kami.

Sekitar 10 menit, suara lantunanpun hilang,
Kuturun dan bantar dan selimut yang menutupi kepala, memastiakan suara itu benar” hilang,
Aku menghela nafs panjang, “alhamdulillah”, udh hilang “ , bisiku pada hendra.
Perasaanku berangsur tenang kembali, Tapi rasa ngntuk masih belum terasa.

Aku hanya berdiam diri , berbaring
Mengadah, memperhatikan langit langit BC, tak tau pikiran entah kemana, hanya hening yang terasa.

Tiba tiba , suara itu kembali terdengar, sontak darahku terasa mengalir kencang sekali, panas, dan merinding tak karuan serentak terasa.

Bagaimana tidak.
Suara itu,terdengar lebih
Dekat lagi, yaitu di depan pintu BC, dan parahnya lagi, suara itu kini berputar mengelilingi BC, terdengar seperti seseorang berjalan pelan sekali, sambil melantukankan syair, mendayu tadi, pelan sekali seperti langkah seorang pengantin .
Perasaan yang awalnya sudah tenang, kini kembali bergemuruh , aku dan hendra berkumpul di sudut kamr,
Rasa takut , mencekam serasa sedang di teror sesuatu yang sangat mengerikan.

Kami hanya meringkuk, tanpa suara satu sama lain, nafas menggebu seperti usai berlari kencang sekli
Tak ad pilihan lain, hanya diam dan tak bersuaralah satu satunya, yang dpat kami lakukan,
Menunggu , apa yang akan terjadi selanjutnya dan dengan harapan , semoga semua ini cepat berlalu.

Suara tersebut masih saja terdengar , begitu dekat , nyaring dan lantang
Masih dengan syair yang tak berubah dari sebelumnya.

Dan masih saja berputar kuperkirakan , saat itu ke arah pintu belakang BC, namun saat tiba di pintu belakang, suara itu pun berhenti,

Pikirku “ apa mungkin, sosok yang melantukan suara ini, ingin masuk ke BC, lewat pintu?”
“Ohh , matilah aku, aku gak siap melihat sosoknya , mendengar suaranya saja sudah bikin merinding”.

Aku masih sja , menggulung diri di dalam selimut dan bantal , mataku pun aku pejamkan sekuat - kuatnya.
Cukup lama suara itu menghilang.
Aku buka mata dan dan bantal penutup kuping,
Perlahan - lahan mengeluarkan kepala dari selimut,

Aku smapi berhalusinasi seperti gambaran film” horor , (saat buka mata , tiba tiba sosok itu di depan wajahku, ) .” Aaah jangan smapi ya tuhan”.
Dan bersyukur, ternyata tidak sepeti yang di bayangkan.

Kupasang telinga , untuk mendengarkan , suara itu sperti ya samar” terdenagar namun suaranya berjalan perlahan menjauh, sebelum akhirnya menghilang, dari pendengaranku.
Lanjut ke esokan harinya ges.

Sore sekitar jam 4.
Aku mendatangi pak jhoni, setelah kupikir, aku baiknya menyampaiakn cerita semalam kepada pak jhon,
Walaupun melanggar peringatan dari david tentang cerita sebelumnya.
“Ah bodo amat, terasa tak tenang dengan kejdian ini “.Pikirku
Sperti biasa, setiap bekunjung ke pak joni, kurang afdol klo gak makan , makanan yang di suguhkan beliau, “pokoknya kalo kerumah harus makan” . Kat pak joni.
Sambil makan, aku mulai membuka topik pembicaraan,
Tentang kejadian semalam,

Perlahan kuceritakan dengan bahasa ,

Yang kurasa tidak menyinggung pak jhoni , selaku warga setempat.
Namun pak jhoni , memang pada dasarnya orang yg sangat asyik di ajak ngobrol,
Jadi beliau begitu antusias mendengar ceritaku,
Dan aku menceritakannya secara detail, waktu, dan kejadian demi kejadian itu.

Hingga saat akhir cerita,
Wajah pak jhoni yang awalnya selalu terlihat ceria , mendadak datar dan cendrung serius,
Akupun tiba tiba merasa tegang,
Takutnya ada kata kataku yg tidak enak didengar belaiu
Pak jhon menatapku.
Aku jadi kikuk tak karuan.
“ kamu takut?” Tanyanya

“ iya pak, merinding klo udh denagar suara itu”.

Pak jhoni menghela nafas .
Aku menunggu, apa yang akan di smapikan beliau.
Tiba tiba , “praaak”!!

Tangan pak jhoni menggeprak meja makn, serentak dengan gelak tawanya yang snagat lepas,
Seperti habis melihat pertujukan konyol.
Aku yang kaget sekaligus heran , hanya menggaruk garuk kepala, sambil cengengesan sperti orang tolol, mau ikut ketawa , tapi apanya yang lucu , pikirku.
Pak jhon terus saja tertwa terbahak bahak, dan menoleh ke arah istrinya , sambil bicara dengan bahsa daerah, dan istrinya menjawab “ ohh “ dan ikut tertawa.

Aku makin betambah bingung.
“Nnti , abis mkan kita cerita,lagi “
Kata pak jhoni,menggelengkan kepala

Sambil meredekan tawanya.
Stelah , selsai dengan makn tadi.
Pak jhoni pun menceritakan semuanya.

Yang membuatku merasa konyol, bodoh , malu, bercampur aduk menjadi satu. Setelah mengetahui semua cerita di balik kejadian yang aku alami beberapi minggu ini.
Cerita yang membuatku merasa konyol dan malu adalah,fakta tentang sosok
Yang sering melantunkan syair yang terdengar medayu dan mengerikan tadi.

Sosok itu ternyata bukanlah sosok yg berasl dari dunia lain.

ia adlah seorang manusia biasa dan juga tinggal disana, aku lupa namnya
Sebut saja Dewa.
Kenapa dewa??

Jadi ceritanya ,
Si dewa ini adalah seorang duda berusia 40 thunan,
Dulu ia pernah mempunyai istri,dan 2 orang anak,
Namun sudah 5 tahun belakangan, istri dan anaknya memilih meninggalkan si dewa.

Istrinya pergi utk bekerja ke luar negri, sedngkan
Anak anaknya di asuh oleh saudranya yang juga di luar negri.

Tak tau alsan jelas tentang , kenapa anak dan istrinya meninggalkan dia.

Tapi , warga sekitar menyimpulkan,
Mungkin keluaragnya , tak tahan dengan gaya hidup si Dewa.

Karena kegiatan sehari hari si Dewa hanya di isi
Dengan mabuk mabukkan sejak sore hingga lewat tengah malam, bahkan smapai pagi, disiang hari hnya tidur dan mkan sja tanpa ad kegiatan bekerja seperti warga umumnya.

Tak ad yang menandingi gaya mabuknya sidewa,
Hingga melekatlah gelar “Dewa mabuk” kepadanya saat itu.
Kata pak jhoni, dia memang begitu, kadang melantunkan syair, itu di dalm kebun saat mlam hari, atau berkeliling di sekitaran rumah warga.

Dan syair yg di bawaknnya tersebut memang bahasa daerah setempat, yang isinya menceritakan kesedihannya.
Tentang pertanyaan “ mengapa orang yg di syanginya meninggalannya sendiri, saat ini hidupnya tersa hampa, sudah seperti angka satu, berdiri sendiri, gelap gulita “ dan bnyak lagi

Kurang lebih sperti itulah gambaran dari syair siDewa.

Tak usah khawtir lagi.
Tutup pak jhoni.
Aku menunduk malu sekaligus jengkel, bisa bisanya aku tertipu dan ketakutan setengah dengan kejadian itu.

Wajar,saja pak jhoni dan istrinya tertawa terbahak bahak atas ceritaku tadi.

“Hemmm konyol “ , pikirku.

Sejak saat itu juga, aku menjadi terbiasa dengan syair si Dewa.
Oke cukup utk flashback.

Lanjut ke cerita intinya.
Saat ini terhitung waktu yang tersisa utk pengerjaan infrastruktur jaln sekitar 1 bulan dan pekerjaan hampir selsai.
Namun saat dilakukan pengecekan, ternyata volume pekerjaan masih tersisa cukup banyak, sehingga kami harus menghabiskan volume tersebut,
Akhirnya proyek jalan ditambah sekitar 3 km kedepan, setelah dilakukan pengukuran dan survey, titik akhir pekerjaan berakhir pada sebuah bukit,
Bukit tersebut dikenal sebagai “bukit gunung bayang” oleh warga kampung.
Sebuah bukit yang lumayan tinggi dan terjal.
Foto 2017 akhir ( hasil ngubek- ngubek arsip stories Instagram)

inilah penampakan jlan dan bukit yang akan dikrjakan,
“ maaf, kualitas foto kurang baik,soalny spek kentang ,” hehe.. Image
Proyek pun tetap berjalan,
Tapi memasuki minggu pertama , progres pekerjaan mengalami kendala , yaitu kendala cuaca.

Sudah beberapa hari ini hujan turun sangat deras, dan kami harus menunggu , pans terik dulu setidaknya setengah hari, untuk bisa beroperasin kembali.
Di hari kelima pada minggu kedua,langit begitu mendung dan gelap.
Hujan turun sejak pagi hingga siang, intensitas hujan lumayan deras saat itu, menjelang pukul 1 barulah hujan mereda, dan matahari mulai bersinar, langit terlihat sangat cerah setelahnya,
Namun jalanan belum cukup kering , untuk kami beroperasi kembali melanjutkn pekerjaan, sudah dipastikan tidak ada kegiatan siang hingga sore ini.

Saat itu ,dari 8 orang anggota BC hanya ada , aku , herman , moses, toyeb dan adena,

Sementara hendra dan andre,
Ikut pimpinan proyek (bang arman ) ke kecamatan tetangga, untuk berbelanja berbgai keperluan dan kemungkinan pulang malam karena cukup jauh,
Beberapa minggu di sini , masing masing dari kami saling berkenalan dari bapak bapak, ibu ibu, anak kecil, pemuda pemudi, hingga tak terlepas juga dari yang namanya mencari pasangan yaitu gadis gadis di kampung tersebut. “ ya mana tau jodoh , yakan bang?”
Canda adena sambil ,
Sikutnya di arahkann ke rusukku,
Saat berkenalan dengan beberapa gadis disana, beberapa minggu lalu.

Dan akhirnya untk mengisi waktu luang sore ini kami masing masing mencari kesibukan,

Ada yang memancing, ada yang tipis tipis modus bertamu,
Padahal mau deketin cewek , hehe
Ada yang sudah PDKT dan sebagai nya.

Sedangkan aku, masih dengan hobi dan rasa penasranku yang tinggi tentang mengeksplor tempat tempat dengan nuansa alam unik,

Gak munafik, ada juga si gadis yang aku taksir hehe

Tapi untuk hari ini,
Aku lebih memilih tak mau menyianyiakan kesempatan , utuk mengeksplor tempat” bagus yang masih bnayak tersembunyi di pedalaman borneo ini.

Aku menemui, anak pak jhoni,
Pemuda berusia sekitar 17 tahun,
Dia sering berkunjung ke BC bermain gitar dan bernyanyi bersama kami.
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
Bagaimana bapaknya, begitu juga dengan anaknya, ramah, asik di ajak ngobrol dan juga tidak pernah kehabisan topik.

Pernah satu waktu, aku menanyakn tempat” yang bisa di kunjungi sekitaran kampung ini,
Dan diapun merekomendasikan, sebuah tempat , tempat itulah yang di kenal sebagai “ LUBU’ “ ( lubuk).

Oh ya aku lupa, namanya Yupel.

Sebelumnya Yupel bercerita, tentang tempa ini,
Tempatnya tidak jauh dari sini, naik sepeda motor sekitar kurang lebih 10 menit
Kemudian di lanjutkan jalan kaki sekitar 10 menit, jalnnya gak jauh, cuma aksesnya agak sulit , melawati batu batu untuk sampai ke titik Lubu’ tersebut.
“ Tempatnya gak terlalu bagus sih , tapi airnya enak, dingin bisa berenang berenang juga”
Kata yupel.
Tak mau menunggu lama,
Rasa penasaranku semakin menjadi.

Kebetulan sekali, saat menuju ke rumahnya , ternyata kami berpapsan dijlan,
Dan ia memang berniat berkunjung ke BC.

Akupun menyampaikan niatku , ingin berkunjung ke tempat yang ia ceritakan,
Tanpa basa basi apapun ia langsung menyanggupi ajakanku tadi.

Kamipun langsung berangkat menuju lokasi tersebut
Kunyalakan stopwacth , saat memasuki persimpangan kampung menunuju ke lubu’, untuk menghitung waktu tempuh kami.
Dalam perjalanan, masih saja si yupe bercerita, menjelaskan banyak hal tentang kegiatan orang kampung, dan sebagainya,
Berasa di antar guide sungguhan
Pikirku,
Akhirnya kami tiba di jalan ,
Dimana motor tidak bisa masuk lagi karena medannya tak memungkinkan.

Sampai titik ini, waktu tempuh hanya 7 menit,
Dilanjutkan berjalan kaki kembali,
Ternyata medannya benar benar bebatuan, dan rumput aeringgi bahu orang dewasa,
Tak lama berjalan, suara gemuruh air mulai terdengar nyaring,
“Sudah dekat bang” , yupel menoleh ke arahku ,dengan senyum sumringahnya.
Jalannya cepat sekali, aku smpai ngosngosan mengiikuti langkahnya dari belakang dan sempat tertinggal.
Bebrapa saat kamipun tiba, tepat di pinggir lubu’

Penasrankupun tuntas sudah , tentang tempat ini.

Lubu’ ini, berbentuk oval,
Dengan panjanng sekitar kurang lebih 50- 60 meter,dan lebar sekitar 20 - 30 meter, di tengahnya terdapat sumber air yang mengalir kencang
Dan kiri kanan sumber air tadi , adalh tebing batu tinggi sekitar
3 - 4 meter yang ditumbuhi lumut, rumput dan juga beberap pepohonan.

Di bagian bibir lubu’ tempatku berdiri adlah batu batu besar dan juga pasir putih di sekeliling bibir lubu’
Juga di tumbuhi pepohonan, terdapat juga batang batang pohon yang sudah tumbang dan mati.

Masih begitu asli , tatanannya terbentuk secara alami.

Yupel sudah asyik berenang kesana kemari, bahkan sudah smapi di bawah pancuran air di seberang aku berdiri,
Akupun membuka baju,
mulai melompat kedasar lubu’,
Dan ternyata lubu’ ini mempunyai dasar pasir putih yang halus bentuk dasar , seperti sebuah kawah besar,
Yang mana,tepiannya dangkal, dan semakin kentengah semakin dlam,
Airnya jernih dan terasa sangat dingin.
((( lanjut besok ygy 🙏🙏)))
Lanjut….

Dinginnya air lubu’, terasa sangat segar, ditambah cuaca yang panas terik di siang jum’at itu.

Akupun berenang renang sekitar tepian lubu’.
Yupel berada di seberangku tepat dibawah aliran air , melambaikan tangan , mengajakku ikut bergabung dengannya.
Aku dari arah tepian langsung, menyebrangi lubu’, dan saat itulah aku mengethui bahwa bagian tengah lubu sangat dalam, kakiku yang awalnya masih bisa mersakan dasar pasir lubu , kini berangsur tidak kurasakan lagi, kucoba menyelam lebih dalam utuk mengetahui tingkat kedalamnya
Namun, semakin dalam semakin dalam belum juga kursakan dasar lubu dibagian tengah itu, karena semakin dalam menyelam, hingga bagian dalam kupingku terasa sedikit berdenyut, dan akupun kembali ke permukaan,
“ gila dlam amat “ , pikirku.
Sampai kepermukaan aku langsung menuju kepancuran air , menyusul yupel, setelah naik keatas batu tepat di bawah pancuran air, yupel berteriak kepadaku karena suara air begitu kencang, “ bang , duduk coba dibawah aer, enak, berasa di pijit”.

Akupun mencoba , tak berapa lama ,
Aku keluar dari aliran air itu,
Sebab ternyata air yang turun lebih dingin dari yang di bawah,
Hingga aku rasa Dinginya sampai menembus ke tulang,

Akhirnya aku pindah ke sebuah batu agak datar di sekitar pancuran , dan berdiri disana menhirup udara yang begitu segar rasanya,
Sambil memperhatikan pemandangan sekitar dan melihat detail batu tebing yang kini lebih dekat denganku.

Meskipun tak seberapa tinggi , namun aku berdecak kagum dengan sususan batu batu itu,

Berdecak, dalam hati dan pikiran mengatakan , “sungguh maha besar Tuhan”,
“Tak terbatas kuasanya, atas apa yang dilangit dan bumi”.
Kuperhatiakan jam tangan , sudah sekitar menunjukan hampir pukul 3, matahari masih bersinar terang, dan langitpun tampak sangat cerah, yupel terlihat masih asyik sendiri, seperti mencari sesuatu diselah batu,
“ biasanya ada udang di sini bang”, teriaknya , saat
Mengetahui, aku memperhatikannya.

Tiba tiba saja hujan turun ,
Padahal matahari terpancar terang dan langit tampak begitu cerah.

Biarku jelaskn sedikit , tentang sebuah fenomena, yaitu hujan yang turun disaat cuaca panas dan langit masih terang,

Di tanah borneo,
Fenomena ini biasa disebut “ ujan panas “ atau “ ujan terang”.

Orang orang tua kami turun temurun, sering memperingatkan
Jika terjadi ujan panas, segeralah berlindung atau segeralah masuk ke dalam rumah, intinya jangan sampai kita berada, di tengah ujan terang tersebut,
Atau jika berda disituasi tersebut , namun tidak menemukan tempat yang bisa dijadikan tempat berteduh atau berlindung,
Setidaknya ambilah penutup kepala bisa juga dengan dedaunan, atau jika tidak ada , ambilah sepotong rumput dan selipkan di selah telinga,
(Sperti menyelipkan bunga yang biasa dilakukan penari bali.)

Karena orang tua terdahulu , mempercayai bahwa ujan terang , dapat membawa penyakit, ad juga yang bilang itu sebuah pertanda hal yang tak baik , yang dominan berhubungan dengan mistis.

Entah itu mitos,
Atau sebuah fakta,
Namun bagi kami yang hidup di tanah yang masih sarat dan kental dengan budaya dan adat.

Hal seperti itu spertinya masih melekat dan terus saja kami ikuti aturannya , turun temurun,
Sampai saat ini.
Kembali ke lubu’,

Karena aku dan yupel sama sama mengerti perihal fenomena ini,
Tanpa banyak kata, kami langsung begegas akan menuju seberang lubu ke arah dimana kami masuk tadi.

Aku melompat terlebih dahulu kedalm lubu’, dan disusul kemudian oleh yupel,
Kami sama sama berenang menuju tepian , namun sesuatu yang aneh aku rasakan saat berada ditengah lubu’.

Entah kenapa,
Badanku terasa berat sekali untuk berenang, seperti hanya bergerak di tempat , sekuat tenaga aku mempercepat renangku, namun yang kurasa masih saja lambat,
Untuk mencapai ketepian lubu dimana aku pertama kali lompat, kurasa begitu lama dan lelah, tidak seperti awal aku menyebrang tadi,
Benar benar lelah rasanya.

Yang ad dlam pikiranku saat itu, aku mengingat Tuhan, dan berharap kakiku segera menyentuh pasir didasar tepian lubu’
Semakin dekat tepian dari pandanganku , semakin lelah rasanya. Semetara yupel sudah tiba terlebih dahulu.

Dan tak lama, kakiku terasa menyentuh sesuatu ,” akhirnya , alhamdulillah” .

Dasar tepian lubu mulai terasa, dan akupun dapat bediri, dan tak kelelehan lagi.
Nafasku terasa seakan putus,
Terengah engah,
Sambil mengambil baju yang kulepas tadi, aku mengatur nafas, lalu duduk sebentar , sekujur badan terasa lemas , terlebih bagian kaki, rasanya seperti tak sanggup melangkah lagi, benar benar lunglai yang kurasakan.
Yupel mengajak utk bergegas,
Tapi tubuhku masih tersa begitu lelah,
Aku masih dalm keaadan duduk menghadap lubu,smbil memperhatikan sekeliling.

Tiba tiba angin bertiup sangat kencang pohon di sekeliling tebing bergemuruh,angin tersebut seperti berputar mengitari pinggiran lubu
Aku dapt berkata seperti itu karena pohon pohon yang berada diluar bibir lubu terlihat tenang saja, tidak seperti pohon yang disekitar pinggiran lubu.
Jujur saat itu aku sama sekali tidak berfikir yang aneh dan macam macam tentang lubu ini, maupun tetang ujan terang , kejadian mulai dari tubuh yang terasa berat saat berenang pulang, hingga angin sangat kencang yang hanya bertiup berputara di sekeliling lubu.
Sama sekali tak terbersit dipikiranku,
Apa lagi smpai menghubungkan hubungkan fenomena hujan terang dengan sesuatu yang berbau mistis,
Sedikitpun tak terlintas dipikiranku.

Setelah terasa sedikit bugar kembali,
Aku pun beranjak meninggalkan lubu, Menuju jaln keluar lubu.
Dalam perajalanan pulang,
Aku mengatakan pada yupel,lain kali jika ada waktu senggang,Aku berencana mengajak teman teman lain khususnya anggota kami di BC,untuk berkunjung dan mandi di lubu lagi.

Yupel tak kalah semangat, dan berkata,
“Boleh tu bang, makin rame semakin seru “.
Tiba di BC,
anggota kami ternyata sudah ada yg kembali,
Terkecuali, bang arman dan hendra.

Terlihat mereka sedang asyik , bermain gitar , bernyanyi dan juga saling mgobrol .

Melihat kedatangan kami dalam keadaan berbasah basahan, perhatian merekapun tertuju pada kami berdua.
Slah satu dari meraka bertanya,
Kenapa kami smapai berbasah basahan,
Sedangkan cuaca sedang tidak hujan.

Dan ternyata disekitar kmpung dan BC tidak ada hujan turun selain tadi pagi smpai siang , ujan terang pun tidak ada.
Yupel menceritakan, kemana aku dan yupel pergi, dan pulang karena ujan terang,

Selsai dengan ceritanya tentang tempat itu, yupel juga menyampaikan niatku utk mengajak serta mereka kembali berkunjung kesana.
Mereka begitu antusias mendengarkan,terlihat bersemngat dan penasran tempat yang kami kunjungi barusan.

Bahkan ada yang mngusulkan utk kembali sore itu juga kesana,
Namun waktu tak memungkinkan,
Takutnya pulang kemalaman,
Karena medan menuju ke lokasi sedikit sulit.
Keesokan harinya.
Sabtu pagi itu, cuaca terlihat cerah,
Kamipun kembali melanjutkan pekerjaan seperti biasa,
Berngkat setelah sarapan kembali dengan tugas masing masing,

Bnag arman pulang yang pulang agak larut tadi malam, sudah berangkat pagi sekali menggunakn mobil,
Rencananya akan mengangkut bahan bakar untuk alat berat,dan harus berangkat pagi, agar dpat kembali ke lokasi proyek hari itu juga, karna jarak yang ditempuh cukup jauh.

Terpaksa, kami harus berngkat jlan kaki,
Karena jalan pintas terdekat ke proyek hanya jalan setapak kecil.
Tak bisa dilalui kendaraan.
Terpaksa kami bernagkat dengan berjalan kaki menempuh jarak kurang lebih 1 km, pulang dan pergi berrti 2 km.
Seperti biasa setiap sabtu, kami pulang agak cepat , untuk senin hingga jum’at biasanya kami pulang jam 5 sore, namun setiap sabtu hanya smapai jam 4 .
Tapi mengingat kami harus pulang tanpa kendaraan, jadi jam pulang dipercepat menjadi jam 3 sore.
Sesampainya di BC istirhat dan sebagainya, kami dan beberapa pemuda dikampung, duduk bersma seprti biasa dihalaman BC.

Slah satu pemuda, myempaikan bahawa ,tuan rumah yang biasanya mengadakan acara musik setiap malam minggu, mengundang seluruh anggota BC utk hadir malam ini,
Tanpa terkecuali.

Dlam rangaka menyambut anaknya yang telah lama tidak pulang kampung.
Menurut kabar anaknya adalah orang yang cukup sukses di rantauan.

dan kebetulan malam ini mlam minggu, maka di jadikanlah malm inipun malam pesta menyambut kedatangan anaknya.
Malmpun tiba.
Suara musik sudah mulai terdengar,

Oh ya , dikampung ini,
Biasanya setiap mengadkan pesta apapun, tak lepas dari yg namanya minuman apalagi tuak dan arak,
Karena memang sudah tradisinya, bahkan tardisinsudah menjadi identitas yang melekat sampai saat ini.
Lanjut kepesta.

Tak sperti biasanya, mlam minggu kali ini lebih ramai dari biasanya,
Terlihat lebih meriah , dengan tambahan lampu ala ala diskotik.

Kamipun diundang keruang tamu utama, dirumah tuan rumah, untuk berkenalan dengan anaknya,
Kamipu berkenalan,
Dan disuguhkan makanan, di atas meja sudah disiapkan berbagai jenis minuman, mulai dari tradisional sampai kelas brandedpun ada disitu.

Begitu pula di bagian halaman , terlihat ad yang bernyanyi, berjoget, bercanda tawa , ada juga yg sudah meracau karena mabuk
Mlam semakin larut, namun masih cukup ramai orang disana,
Termasuk anggota BC ,beberap dari anggota kami juga terlihat sudah mabuk parah,
Kecuali aku dan hendra.

Melihat keadaan seperti itu,
Aku , hendra dan dibantu beberpa pemuda dikampung, menggotong mereka pulang ke BC.
Tak lama berselang,
Hujan deraspun turun,
Jam menunjukan pukul 3 dinihari.

Setelah selsai dengan urusan mereka yang mabuk parah, akupun membersihkn diri dan mandi, untuk kemudian beristirahat, karena kepalaku terasa sedikit berat.
Pagi sekitar pukul 7 aku terkejut, karena mendengar ada sesuatu seprti peralatan dapur yang jatuh ke lantai.
Dan akupun langsung bangun dan menuju toilet, ternyata Hendra sudah lebih dulu bangun dariku
Sedang membuat segelas kopi, tak sengaja menyenggol pnci di atas kompor.
Di luar masih gerimis,
Sudah pasti tidak kerja hari ini , pikirku.

Aku secra bergantian melihat dari kamar satu kekamar yang lain untuk mengecek keadaan mereka yang mabuk parah semalam.

Terlihat raut muka lelah, dan masih pulas tertidur.
Namun dari semuanya hanya satu yang tidak berada di kamar, yaitu Moses.

Saat aku keluar menuju teras, ternyata dia sedang diluar mengenkan jas hujan dan sepatu boot.

“Mau kemana ses?”. Tanyaku.

“Kelokasi kerja bang”.

“ kan nggak kerja hari ini ses, masih ujan juga”.
“Mau ngecek mesin bang, takutnya keujanan, ntar mogok lagi, gak lama kok ntar langsung balik”

“Oh yaudah, hati hati ya”.

Moses pun mulai berjalan dan berangkat .
Moses adalah seorang pemuda asal sumatra, satu kampung dengan andre dan adena,bahkan masih ad hubungan keluarga dengan andre.
Dia baru saja lulus SMA dan memutuskan ikut merantau bersama andre dan adena.
Aku cukup akrab dengan sosok moses, ia anak yang ramah, rajin,cekatan , begitu bertanggung jawab terhadap pekerjaan, tapi terkadang sedikit tengil dan konyol tingkahnya.
Hujan mulai reda, matahari kembali bersinar seperti biasa, dan para pemabuk kini telah kembali normal pulih.

Jam menujukan jam 10 pagi.
Kamipun mulai jenuh di BC.
Mulai berfikir mencari kegiatan utk mengisi waktu luang haru ini,
Tiba tiba Herman yang tadinya sedang rebahan, tiba tiba bangun dan mnengusulkan untuk pergi ke Lubu’ , tempat yang ku kunjungi kemrin.

kamipun kompak setuju,
Kami berencana berangkat selepas makan siang.
Menunggu , yupel pulang dari gereja dan juga Moses,
Yang masih belum pulang dari lokasi proyek.
Menjelang siang.
Kami semua bersiap-siap
Menuju lubu’ .

Namun hanya moses yang belum lagi kelihatan batang hidungnya,

Aku menyuruh yupel dan yang lain utk berangkat duluan, sedang aku, masih menunggu moses, karena di antara anggota BC yang tau lokasi tersebut hanya aku
Tak lama selepas merka yang lain berangkat moses pun tiba di BC.

Cukup ramai hari itu yang ikut pergi ,
Karena beberapa anggota BC juga mengajak serta gebetannya masing masing, yang membawa gebetannya saat itu adalh,
Adena, toyeb, dan moses,
Di tambah
Yupel dan pacaranya, serta 2 gadis lain, slah satunya adalah gadis yng ku taksir.
Total saat itu 14 orang, 8 laki laki dan 6 perempuan,

Aku yang berangkat belkangan, sgera menyusul,
Tiba dijlan berbatu dekat lubu’ mulai terdengar suara riuh mereka yang berangkat duluan tadi,
Sepertinya mereka sudah tiba , bahkan sudah mulai berenang dan sebagainya.

Tak lama aku dan moses pun tiba juga di lubu’
Terlihat mereka sedang asyik berenag kesana kemari , melompat dari batu, duduk di bawah pancuran air dn sebagai nya,

Namun para gadis tidak ikut mandi ,
Hanya duduk diatas batu yang terdapt di pinggiran, kecuali satu gadis yaitu gebetan adena, tiba tiba ia terpeleset dan masuk dlam lubu tanpa sengaja, namun ia hanya bermain air di pinggiran saja tidak berani ikut berenang agak jauh, ke tengah.
Aku dan moses , masih duduk di pinggiran,
Di Dekat gadis gadis tadi, sambil bercanda dan mengajak ikut serta berenang,
Karean tingkah moses yang tengil sambil bercanda dia mencoba seolah olah akan menarik para gadis hingga mereka berteriak
Kamipun tertawa bersama,
Setelah kurasa cukup istirahat,
Aku mengajak moses ikut bergabung berenang bersama yang lainnya.

Baru akan membuka baju , kulihat moses sudah melompat duluan, kedalam lubu’ , saat itu dia mengenakan celana bola dan kaos tipis berwarna putih, dari dalam air ,dibaru melepas kaos
Dan melemparnya kearahku, “ dasar tengil “ kataku.

Di pun tertawa dan berteriak mengatakan sesuatu padaku sambil berenaang menjauh kearah pancuran air,

aku masih berada dibpinggiran , berjalan pelan diatas pasir putih menikmati dinginnya air perlahan lahan menjalar dari kaki.
Tak lama kulihat , mereka saling berebut untuk duduk di bawah pancuran air,

Termasuk moses yang baru saja aku lihat tiba di seberang sana.

Terlihat gembira sekali mereka saat itu, tertwa lepas , lompat kesana kemari , menyelam , seolah oleh sedang snorkeling, serta bemacm macam
Tak lama berselang, kulihat herman berdiri , menepuk tangan dan membentuk tangan di depan mulutnya seperti berteriak sesuatu, dan meminta semua orang mendengarkannya raut wajahnya terlihat cemas dan gelisah, tak terdengar jelas suara herman, kalah nyaring oleh derasny suara air
Yang turun sari pancuran.

Dari wajahnya mengisyaratkn ada sesuatu yang tak beres ,
Aku melambaikan tangan saling silang, agar dia meliahat ke arahku,

Dan saat pandangannya tertuju padaku , herman langsung mengarahkan telunjuknya ke arah tengah lubu’, smbil tangan kirinya
Menarik bahu yupel yg berda di dekatnya,
Seolah panik dan tegas meyakinkan sesuatu sambil terus menunjuk ke arah tengan

Entah apa yang mereka bicarakan aku juga tak dapat menerka,

Tiba tiba “ byuuuur”,
Herman dan yupel melompat dan langsung mengelam,bersama ke tengah lubu’
Namun terasa agak lama mereka baru muncul ke permukaan ,
Awalnya yupel yang muncul tak lama disusul herman,

Mereka bertatapan dan saling menggelengakan kepala,
Berulang hingga 2 - 3 kali.

Disitu , aku masib saja belum dapat menangkap, apa yang sedang terjadi Di sana,
((Lanjut besok ygy)))

Masih ad yang ngikutin THREAD ku gak?
RT atau respon dong, biar semngat lanjutin ceritanya lagi.
Selamat malam jum’t der.
Ngeri ngeri sedap ni
Kita tetap lanjut ya..
Tepat ketiga kalinya,
mereka langsung naik, keatas batu dibawah pancuran air.

Akupun langsung menyusul ke sebrang , dalam pikiran masih bertanya, apa yang sedang terjadi.
Herman dan yupel masih terlihat tegang,

Tiba disana,
Aku langsung naik kebatu.

“Kenapa man ? ” tanyaku

“ moses bro”

“ moses kenapa?

“ moses tenggelam, disitu”, sambil menunjuk ke tengah lubu’.

“ serius?” , tanyaku,
Tiba tiba raut wajah herman kelihatan ragu,
Entah kenapa saat itu akun tak percaya.
Mungkin karena tingkah moses yang tengil , kadang” suka iseng.

“Ah , mungkin sembunyi man, moses kan tengil” , kataku.

“Iya , haha” , yupel menambahkan .

“ Ta ta tapi, aku liat dia minta tolong” . Jawab herman sedikit gagap.
Saat itu seluruh orang yang ada di lubu’ yang tadinya ribut , kini berubah senyap.

Kamipun mulai , memanggil nama moses, secara bergantian,

Sekali lagi aku bertanya ke Herman,
“Man yakin,?”
“ iya bro,” , jawab herman sambil garuk garuk belakang kepalnya. sesaat menyakinkan , namun sesaat tampak ragu.

“ yakin gak man? “ tanyaku tegas,

“Yakin , sumpah demi Allah”,
Jawabnya tegas kali ini, sambil menerangkan kronologi kejadian.
Barulah aku pecaya.

Seketika kami panik,
Dan bergegas mencari, sambil tetap memanggil nama Moses.

Ada yang mencari dengan menyelam, ada yang mencari dibawah tebing dan sebagainya.
Aku berkali kali menyelam dibagian tengah,
Namun tak menemukan hasil, ditambah lagi rasa sakit pada kuping saat memaksakan diri menyelam lebih dalam.

Kurang lebih setengah jam kami bersama sama mencari , namun hasilnya nihil.
Seketika suasana disana yang awalnya gembira, berubah menjadi hening ,
Semuanya diam tak bersuara, hanya suara air yang terdengar sangat nyaring di tengah keheningan itu.

Tak lama berselang, yupel datang , bersama seseorang, yaitu bang ijal,
Bang ijal adalah orang yang biasa memaikan organ setiap malam minggu. Kata yupel di kampung ini dialah orang yg paling mahir menyelam, dia sering berburu ikan disungai dengan panah yang tembak.
Ternyata , saat kami sibuk mencari moses.
Yupel berinnisiatif memberitahukan kejadian tersebut kepada orang orang dikampung.
Dan pertama kali dipanggil adalah bang ijal.
Bang ijal datang memperhatikan sekeliling,
Tanpa sepatah katapun,
Wajahnya menggambarkan seperti ada sesuatu beban yang ditanggungnya.
Kami yang berada disana, hanya membisu, dlam rasa sunyi dan kedinginan.
Berbekal sebuah kaca mata selam, ia mendekat ke dalam lubu’ , bang ijal meraih beberapa pucuk daun di sekitarnya , sambil meremas daun , mulutnya komat kamit, seperti merapal sebuah bacaan, kakinya mulai masuk ke dasar lubu’ ,
kemudian mendekat kan remasan tau kemulumya dan meludah kecil lalu mengusapnya pada kaca mata selam tadi, lalu memakainya.

Semua ia kerjakan dalam sekali jalan sebelum , sebelum seluruh badannya tenggelam ke dasar air.
Tak berapa lama , bang ijal muncul kepermukaan, sedikit terengah engah.
Kami serius mmperhatiakan
tanpa berkata , bang ijal hanya hanya menggelengkan kepala,
Kemudian menarik nafas panjang lalu menyelam kembali.
Berberpa kali mencoba , namun tak kunjung ada hasil.

Beberapa warga mulai berdatangan,
Sedikit demi sedikit, dan mulai ramai.

Beberapa warga , ada yang ikut terjun mencari, dan ada juga yang membawa beberapa utas akar pohon seperti tali yang ujungnya di ikat batu,
ternyata akar itu sebagai pengganti tali, untk mengukur kedelaman air diLubu’
Bang ijal merapat kembali ke tepian lubu’,
Bediri dalam keadaan setengah badannya masih didalam lubu’ dan becacak pinggang,

Kemballi diraihnya beberpa lembar pucuk daun, dan mengulangi pola awal ia memamsuki lubu’,
Kemudian berkeliling lubu’ dengan berenang,
Setelah satu putaran,
Bang ijal kembali menuju tengah lubu’, mendongakan kepala , lalu menarik nafas panjang dan “leeep” , bang ijal pun menghilang dari permukaan, dan kembali menyelam.
Tak dapt aku perkirakan waktunya,
Namun kali ini, lebih lama , benar benar lebih lama dari percobaan sebelumnya.
Dari tengah lubu’ terlihat gelembung udara yang muncul kepermukaan, terlihat cukup bnayak,
Beberapa warga sekitar bersiaga, untuk terjun ke lubu’ , takut terjadi sesuatu terhadap bang ijal.
Aku yang merasa tegang, tiba tiba saja dikagetkan dengan sebuah rangkulan dari belkang,ternyata itu pak jhoni,
Wajahny memerah, rautny sprti menahan tangis,dan pilu,
sambil berkta

“ hemm,.moses, anaku,.salah aku ,salah aku”. Kata pak jhoni sambil menampar wajahnya berkali kali
Aku spontan, menhan tangan beliau lalu memblas rangkulanny
“Pak,sabar pak”.Sedikit menenngkannya.

Pernah suatu hari saat berkunjung kerumah pak joni,aku nyeletuk bertanya pd pak jhoni, “pak , bpak kok baik sekali pd kami? hampir setiap bertamu pasti disuguhkan makan dan lainya”?
Pak jhoni tersenyum, dan bercerita ,
Bahwa beliau sudah menganggap anggota BC itu bagai anak sendiri,

“Apa lagi kalian disini datang , membantu kami
Warga kampung , kami merasa sangat terbantu, dan pelyanan kami pada kalian beluah seberapa”. Tutupnya.
Kembali kesituasi tegang tadi…
Situasi lokasi saat itu,
Sedang mengukur kedalaman lubu’

( ngubek di instan storie lagi)
Pandanngan kami kembali tertuju ke arah tengah lubu masih dengan harapan, bahwa semuanya terkendali dan dalam keadaan baik.

Baru saja seorang warga akan mengecek , kearah gelembung air tadi,
Tiba tiba, bang ijal pun muncul,
Dan menyemburkan udara bercampur air dari mulutnya , disusul dengan sesuatu di samping kanannya,

Dan benar saja , itu adalah sosok “ Moses”dalam keadaan terlungkup,
Sontak suasana sekitar lubuk mendadak riuh oleh teriakan dan percakapan warga yang ramai hadir.

Beberapa suara tangispun terdengar dari arah ibu ibu , begitu juga pak jhoni yang sperti menahan tangis tadi, tangisnya pun pecah,
Sambil belari mendekat dan memanggil nama moses.
“ moses, anak akuuu” teriaknya saat tiba dan memeluk jasad yang terlihat terkulai.

Aku sambil , mmperhatiakan Bang ijal.

ia terlihat masih terengah engah,
Menatap tajam lubu’. sebelum akhirnya pergi, tanpa sepatah katapun.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Mirip Ayah

Mirip Ayah Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @mirip_ayah

Mar 14, 2023
—-PENJAGA “ LUBU’ “—-

BAGIAN 2

“ terungkap “

THREAD HOROR

((A thread))
KISAH NYATA
Sumber; pegalaman pribadi
Ilustrasi :@Google

#bacahorror #borneo #Malaysian #horor #TrueStories
@IDN_Horor RIP legend
@bacahorror_id
@ceritaht #GISELLE Image
Karena THREAD pertama terasa agak panjang.
jadi, aku buat bagian 2 aja ya teman- teman.

Mungkin, buat yang baru gabung,
Bisa ke bagian 1
Read 77 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(