Daniel Ahmad Profile picture
Jan 5 23 tweets 4 min read
Kakek dan Mbah Sopet harus pulang dengan berjalan kaki. Setelah semua aksi mereka yang membuatku kagum, aku baru sadar kalau keduanya tidak bisa mengendarai sepeda motor.
Anak buah Pak Muhadi telah siuman, mereka bergegas kabur setelah melihat kami, meninggalkan Mbah Sopet yang tampak sangat kecewa.
“Kenapa mereka malah kabur? aku kan cuma butuh tumpangan,” gerutu Mbah Sopet.

“Tukang ojek juga nggak bakal mau nganterin orang yang habis bikin mereka babak belur," sahut Maulida.

“Ucap orang yang habis bikin mereka patah tulang,” timpalku.
Saat kami hendak berpisah, dari kejauhan lampu motor mendekat, membuat silau sesaat. Seseorang datang, dan berhenti di depan kami. Begitu lampu dan mesin motornya mati, aku pun tercengang.

“Erik?”
“Aku ketemu Sugik di jalan lewat kebun mangga--gila, dia bonceng anak-anak--lah? Masih ada satu lagi?” Erik melongo melihat si mencong, lalu ia menggeleng keras, berusaha menepis ketidakfokusannya.
“Dia nyuruh aku nyusul ke sini, katanya lagi ada yang gawat, tapi kok sepertinya biasa aja?”
Kupukul pundaknya sambil terkekeh. Setelah bertemu orang-orang jahat, lega rasanya bertemu wajah yang kukenal baik.
“Bagian serunya udah berakhir, tapi kebetulan kamu di sini, ada kakek-kakek yang butuh tumpangan,” ucapku.

Mbah Sopet berpikir sejenak, lalu berbisik pada kakek. Entah apa yang mereka diskusikan, tapi sepertinya mereka sedang membicarakan Erik.
Tujuan selanjutnya adalah Pesantren Sumbergede. Sesuai rencana, kami harus menyerahkan lonceng sapi ini pada Kiyai Ilyas. Lebih tepatnya, Maulida yang harus memberikannya, aku cukup mengantarkan sampai gerbang saja.
Berbeda dengan perjalanan sebelumnya, aku sama sekali tidak merasa tegang. Tahu bahwa semua masalah telah berakhir,--
--rasanya aku sedang berada di epilog sebuah film yang kerap kali berisi canda, tawa, dan momentum hangat para peran utamanya. Kecuali satu orang pemeran pembantu yang tampak uring-uringan.
Aku dan Maulida menoleh ke belakang, pada Erik yang tampak sangat tak ikhlas mengikuti kami sambil membonceng si mencong.

“Kenapa dia harus ikut?” gerutu Maulida.
“Kamu dengar sendiri kata Kakek, kan? Anak-anak Pak Jawi mau dititipin ke pesantren, membawa si mencong ke rumah Kang Gusafar cuma buang-buang waktu, sekalian saja anak itu langsung dibawa ke pesantren.”
“Ya, tapi sesuai rencana, kalian cuma boleh ngantar sampai gerbang, biar aku yang bawa lonceng sama bocah itu ke Ndalem Kiyai.”
“Sejujurnya, aku mau nganterin kamu sampai pinggir jalan sa--”

Refleks kubanting setir ke luar jalur. Laju motor yang lumayan cepat membuatku hilang kendali, hingga akhirnya menabrak pohon, sementara Maulida sudah lebih dulu melompat.
Masih dengan wajah tegang dan tatapan nanar. Aku kaku di pinggir jalan dengan mesin motor menyala.

“Ka-kamu lihat itu?” tanyaku.

“Ya,” jawab Maulida.
Fakta bahwa Maulida tidak protes setelah kuajak menabrak pohon, meyakinkanku bahwa ia juga menyaksikan apa yang baru saja melintas di depan kami.

“Woy, kalian nggak apa-apa?” tanya Erik yang terpaksa berhenti dan menghampiriku.
Angin berembus tinggi dan kencang, menerobos pohon demi pohon, menghujani kami dengan daun-daun kering dan patahan ranting yang halus. Aku turun dari motor, pandangan siaga mengedar di kegelapan.
Lonceng sapi yang kugantung di pinggang bergetar hebat. Suasana mendadak hening, lalu sebuah suara lahir.

KAKAK DATANG
Bersambung minggu depan.

Selamat tahun baru, teman-teman. Terima kasih tahun ini masih mengikuti kisah anak Pak Jawi.
Spesial Chapter "LEGENDA BATU LEMBU" sudah terbit lebih awal di Karyakarsa. Silakan mampir.

karyakarsa.com/ahmaddanielo/m…

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Daniel Ahmad

Daniel Ahmad Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @DanieloAhmad

Dec 22, 2022
CHAPTER 35

Butuh waktu untuk memproses perkataan Pak Edi agar terdengar masuk akal. Ada sebagian kalimat yang tidak jelas kutangkap, tapi sesuatu tentang menghidupkan anak yang sudah mati,--
Read 97 tweets
Dec 15, 2022
Teman-teman yang baru bergabung, silakan lewat pintu masuk dulu.

CHAPTER 33

Usai mendengar cerita dari Mbah Sopet, kami memutuskan untuk segera menyusul kakek. Di luar dugaan, Sugik masih setia menunggu.
Read 62 tweets
Dec 8, 2022
MISTERI ANAK-ANAK PAK JAWI
CHAPTER 31, 32
@bacahorror @IDN_Horor

#threadhorror #bacahorror #timurtrilogi Image
CHAPTER 31

Saat masih sekolah dasar dulu, aku ikut pelantikan Pramuka. Kami di lepas pukul sembilan malam, berjalan kaki melewati jalan sepi di perbatasan desa, dengan kuburan sebagai garis finishnya.
Read 113 tweets
Dec 1, 2022
MISTERI ANAK-ANAK PAK JAWI
CHAPTER 29, 30
@bacahorror @IDN_Horor

#threadhorror #bacahorror #timurtrilogi Image
CHAPTER 29

Sepulang bekerja Erik mampir ke rumah. Masih dengan penampilannya yang berantakan serta bau keringat yang menggaruk penciuman.
Read 81 tweets
Nov 17, 2022
MISTERI ANAK-ANAK PAK JAWI
CHAPTER 27, 28
@bacahorror @IDN_Horor
#threadhorror #bacahorror #timurtrilogi Image
CHAPTER 27

“Mereka bilang sesuatu sama kamu?” tanya kakek.

Sejujurnya aku tidak ingin membahas ini di meja makan, bisa-bisa sarapanku akan terasa mentah sampai jam makan siang.
Read 70 tweets
Nov 3, 2022
MISTERI ANAK-ANAK PAK JAWI
CHAPTER 24, 25, 26
@bacahorror @IDN_Horor

#threadhorror #bacahorror #timurtrilogi
Buat teman-teman yang belum baca, atau sudah baca tapi lupa ceritanya gara-gara saya lama nggak nongol, silakan cek pinned.

CHAPTER 24

Sesuai dugaanku, rumah Pak Jawi pasti masih ramai. Hanya saja, bukan keramaian seperti ini yang aku bayangkan. Banyak anak kecil berlarian di halaman, ada yang asyik bermain ayunan dan memanjat pohon mangga,--
Read 139 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(