Aku melihat seperti buku catatan, boneka kayu (seperti jelangkung) yang dibalut selendang merah. Dan akupun langsung memanggil Ratno,
“No sini sebentar coba lihat apa ini”
Aku menunjukan barang yang aku temukan dan Ratno pun bereaksi sama denganku saat melihat benda yang kutemukan, dia pun mulai membaca buku catatan tersebut.
“Jo sebaiknya barang ini biar ku simpan saja jangan kasih tau yang lain takutnya malah menimbulkan kepanikan”,-
“Emangnya mau kau apakan no?”,
“Iya nanti biar ku buang saja barang-barang ini”
“Oh yowes no”
Setelah itu kami pun segera merapikan ruangan tersebut untuk mulai merenovasi. Haripun sudah mulai gelap dan sudah terdengar adzan magrib berkumandang.
Aku mengajak ratno untuk membeli makan namun nampaknya dia masih ingin membaca buku catatan yang tadi kutemukan di kamar tersebut.
Karena aku lapar, aku mengajak yang lain saja untuk membeli makan dan kebetulan mas Hadi, Ujang dan Dedi kali ini ingin ikut makan diluar.
Setelah membeli makan kami pun langsung pulang karena aku belum sholat maghrib juga. Setelah sesampainya di rumah mas hadi segera mandi sedangkan dedi dan ujang memutuskan untuk merokok di atas karena menurutnya di atasnya lebih adem.
Saat aku ingin membuka pintu, tiba-tiba pintu kamar terbuka sendiri dan terlihat muka mas hadi yang seperti ketakutan dan buru-buru ingin keluar dan mengajaku untuk sholat berjamaah, padahal selama ini Mas Hadi jarang mengajak sholat berjamaah.
Yeah, karena ini niatan baik maka aku segera bergegas mengambil wudhu. Dikarenakan kejadian kemarin pada saat aku mengambil wudhu, sekarang setiap aku ambil wudhu aku membuka pintu dan lokasi pintu tersebut berada di samping keran jadi kalau ada apa-apa aku bisa langsung keluar.
Setelah mengambil wudhu akupun segera sholat magrib ketika ingin mengambil peralatan sholat aku melihat ratno masuk ke kamar tempat kami tidur dan seperti terlihat mencari sesuatu.
Aku mencoba mengajak dia sholat berjamaah namun tidak di gubrisnya yah mungkin saja dia sedang ada keperluan penting maka aku pun tak menghiraukan hal tersebut langsung ke ruang tengah sholat berjamaah dengan mas Adi.
Terlihat mas Hadi sudah menunggu di ruang tamu dan menyuruhku untuk segera qomat. Setelah qomat, kami pun langsung sholat berjamaah. Baru aja rakaat kedua, perasaan aku mulai nggak nyaman, tapi aku mencoba melawannya.
Karena, bagaimanapun juga makhluk halus pasti akan mencoba mengganggu kita yang sedang ibadah dan benar saja ketika aku mengucapkan salam yang kedua secara tak sengaja......
Pandanganku menghadap kaca yang ada di ruang tengah dan aku melihat ada seorang wanita duduk di belakangku yang wajahnya tertutup SELENDANG MERAH!!
Bersambung...
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Sesampainya di rumah, Ratno dan Ujang langsung ngeriung di ruang tamu bersama yang lainya akupun langsung ambil wudhu dan langsung sholat Isya soalnya bila langsung ikut ngobrol sama yang lain di ruang tamu pasti bakal panjang, akhirnya jadi malas sholat karena sudah mengantuk.
Aku menyalakan lampu dan mulai mengambil wudhu, Baru saja membaca doa dan mencuci tangan tengkuk leherku kembali dingin dan sekujur tubuhku terasa merinding. Namun pada saat itu, aku mencoba untuk nggak menghiraukan.
Ternyata yang menepuk bahuku adalah mas Hadi dan memberitahukan bahwa material sudah datang dan dari tadi ujang memanggilku namun tidak ku gubris sama sekali.
Jujur seketika pikiranku sempat kosong saat melihat lemari tersebut padahal tidak berisikan apa-apa tapi yasudahlah mungkin hanya perasaanku saja.
Aku dan Ujang pun segera merapikan material sembari Mas Adi mengecek material yang datang apakah sesuai dengan kebutuhan kami.
Keesokan harinya setelah pamit, aku pun langsung bergegas ke Jakarta. Sampai di stasiun Senen, aku langsung di jemput oleh Ratno. Betapa bahagianya aku bertemu kawan lamaku ini dan aku cukup terkejut ketika melihat ratno yang agak kurusan.
Usut punya usut ternyata ratno juga baru cerai dengan istrinya beberapa bulan yg lalu. Jujur aku lumayan kaget saat mendengar Ratno sudah bercerai dan akupun segera mengalihkan pembicaraan karena tidak ada gunanya juga bila aku menanyakan kenapa hal tersebut bisa terjadi.
Perkenalkan namaku Parjo seorang pekerja borongan yang biasa melakukan renovasi gedung maupun rumah. Sudah 5 Bulan lamanya aku menganggur karena pandemi covid yang melanda Indonesia yang menyebabkan aku dan istriku memutuskan untuk tinggal di kampungku di daerah Surabaya.
Karena sangat sulit hidup di jakarta tanpa adanya pekerjaan. Tiba-tiba dering telepon membangunkan tidur siangku dan saat kulihat ternyata yang menelfon sahabat lama ku Ratno. Ratno adalah temanku dari SMA dan kami sama-sama bekerja menjadi pekerja borongan di jakarta.