BAGIAN VII
‘’SANG WAKIL’’
Siti Pangaliran
Mas Krishna dan juga Raden Suropto masih membahas tentang seseorang yang disebut-sebut sebagai pengganti dari Pak Lingga. Dia yang disebut-sebut sebagai ‘’Sang Wakil’’ ternyata pernah hadir saat pertemuan dengan para pejabat rengget.
Mereka yang pernah mendatangi ke tempat keluarga ningrat adalah orang-orang yang sebagian berasal dari ranah pemerintahan.
Tentunya, hal ini menjadi sebuah bencana besar bagi Mas Krishna dan juga Raden Suropto terkait dengan berbagai macam serangan yang mungkin saja terjadi di masa depan nantinya.
‘’Kang Mas? Siapakah Sang Wakil itu?’’
‘’Dia adalah orang berpengaruh di negeri ini. Mereka yang memiliki jabatan tinggi dan bersembunyi di balik hukum yang tumpul.’’
Sang Wakil adalah sebutan bagi orang yang nantinya akan menjadi ancaman baru bagi Keluarga Artonegoro. Mereka berada di bagian tertentu dan memimpin sebuah partai besar yang ada di negeri ini.
Keluarga Brotoseno pernah menjadi bagian dari mereka dan melakukan sebuah kesepakatan khusus yang mengaitkan antara dirinya dengan ‘’Sang Wakil’’ tersebut.
‘’Apa jangan-jangan?’’
‘’Apa yang kau pikirkan?’’ Tanya Raden Suropto
‘’Salah satu dari Keluarga Brotoseno ada yang menjadi bagian dari Pemerintahan?’’
Raden Suropto hanya terdiam. Ia tidak mau menjawab hal tersebut. Sepertinya, ada sesuatu yang memang disembunyikan oleh Raden Suropto terkait dengan keluarganya.
Sementara itu …
Kyai Sukri mendatangi rumah secara tiba-tiba. Wajahnya benar-benar menggambarkan keadaan yang penuh dengan kepanikan. Kyai Sukri seperti menahan beban yang sangat besar hingga membuat pikirannya tidak tenang.
Kebetulan, saat itu kami sedang berkumpul di depan rumah.
‘’Assalamu’alaikum. ‘’
‘’Wa’alaikum salam.’’
‘’Ikut aku … ‘’ Ucap Kyai Sukri
‘’Kemana, kyai?’’
‘’Ada seorang warga yang mengalami kesurupan. Dia kembali memakan ayam hidup-hidup.’’
Petaka yang sama terjadi lagi. Anak itu mengalami kesurupan dan memakan ayam hidup-hidup tepat di hadapan para warga.
Tentu saja hal ini membuat Bapak dan Kyai Sukri segera menanganinya dengan serius. Jika tidak, imbasnya akan mengarah kepada warga lainnya.
Bapak dan juga Kyai Sukri segera menuju ke rumah anak tersebut. Di sana, reramaian warga telah memadati jalanan. Mereka semua ingin melihat apa yang sedang terjadi kepada anak yang baru saja memakan ayam hidup-hidup di jalanan.
Saat Bapak menerobos reramaian warga, bapak merasakan ada tekanan energi yang besar yang ada di kerumunan tersebut. Bapak terhenti sejenak sembari mencari energi tersebut.
Dan saat Bapak mulai mencari bentrokan energi tersebut, kyai sukri langsung menarik tangan Bapak sembari membisiki sesuatu,
‘’Kamu akan terkejut jika mengetahui siapa yang merasuki bocah tersebut.’’
Kyai Sukri langsung meminta kepada Bapak untuk masuk ke dalam rumah warga yang didapati di dalamnya terdapat bocah yang sedang kerasukan.
Saat Bapak dan Kyai Sukri memasuki rumah tersebut, mereka mendengar suara teriakan dari salah satu kamar.
‘’Pak Kyai … Tolong sembuhkan anak saya.’’
Kyai Sukri hanya menatap wajah Bapakku. Dia tidak sepenuhnya memberikan janji kepada orang tua dari bocah itu.
‘’Arto … ‘’
‘’Dalem, kyai.’’
‘’Masuklah terlebih dahulu.’’
Bapak melangkah duluan menuju kamar yang di dalamnya terdapat seorang bocah yang sedang kerasukan itu. Saat pintu kamar tersebut dibuka, bapak terkejut saat melihat seorang bocah sedang diikat dengan masing-masing tali yang mengikat kedua tangannya.
‘’Astaghfirullah … ‘’ Ucap Bapak
Bapak dan Kyai Sukri terdiam sejenak. Mereka kemudian meminta kepada kedua orang tua dari anak tersebut untuk menunggunya di luar.
Proses pengeluaran sosok yang memasuki tubuh bocah tersebut pun dilakukan. Mula-mula, bapak dan kyai sukri menerawang lebih jauh terkait siapa sosok yang memasuki bocah tersebut.
Saat proses penerawangan itu dilakukan, tiba-tiba, bocah tersebut mengucapkan kalimat yang tidak terduga,
‘’AKU BERASAL DARI TIMUR!’’
Mendengar hal tersebut, bapak langsung mundur. Ia seperti merasa ada yang tidak beres dengan sosok yang merasuki bocah tersebut.
‘’Kyai … ‘’
‘’Ini yang ingin aku tunjukkan kepadamu, arto.’’
‘’Tapi … ‘’
‘’Sepertinya, ada seseorang yang telah menyusup ke tempat ini dan menjadikan bocah ini sebagai sinyal bagi mereka yang berasal dari timur.’’
Kyai Sukri pun meminta kepada Bapak untuk memegangi kaki dari bocah tersebut. Sembari memegangi kedua kaki bocah itu, kyai sukri segera melakukan proses pengeluaran sosok yang berada di dalam tubuh bocah itu.
Proses pengeluaran berlangsung sangat dramatis. Beberapa kali sosok yang merasuki bocah tersebut memberontak dan menolak untuk dikeluarkan.
Sampai akhirnya, sesaat sebelum sosok yang merasuki tubuh si bocah itu keluar, ia kemudian memberikan sebuah pernyataan yang sangat mencengangkan Kyai Sukri dan juga Bapak.
‘’SESAAT LAGI, PARA DANYANG AKAN TIBA DI DESA INI. BANYAK WARGA YANG AKAN MATI KARENA ANGIN KUTUKAN!’’
Tidak berselang lama, sosok yang merasuki bocah tersebut keluar dengan sendirinya. Kyai Sukri dan Bapak masih terngiang-ngiang dengan kalimat yang baru saja dilontarkan oleh bocah tersebut.
BAGIAN VIII
‘’SERANGAN JENGGES’’
Malam harinya, suasana desa diselimuti kabut tipis. Para warga juga bingung mengenai kemunculan kabut tipis yang menyelimuti seluruh desa.
Selain itu, angin malam hembusannya sangat kecil. Seperti akan ada pertanda yang kurang baik yang akan menimpa para warga di desa tersebut.
Hingga tiba dimana petaka itu benar-benar terjadi. Para warga yang masih berada di luaran rumah, mereka tumbang secara beruntun.
Entah apa yang sebenarnya terjadi hingga membuat para warga sakit secara mendadak.
Dan penyebab dari tumbangnya para warga adalah mereka semua diserang jenis angin yang mematikan yang dinamakan dengan Angin duduk.
Fenomena angin duduk ini cukup langka di desa. Sampai-sampai, bapak melarang kami semua untuk keluar pada malam hari.
Alasannya adalah karena angin duduk ini akan hadir manakala ingin memasuki musim penghujan. Namun, jika musim penghujan belum datang, angin duduk tidak akan datang.
Keesokan harinya, banyak warga yang sakit-sakitan. Mereka yang malam harinya begadang, tiba-tiba langsung jatuh sakit.
Namun, selain mengenai manusia, angin duduk juga berdampak kepada hewan ternak. Banyak hewan ternak yang tiba-tiba sakit. Bahkan, ada salah satu warga yang kedapatan memiliki ayam, ayam tersebut mati begitu saja.
Padahal, kemarin sore ayam itu masih terlihat sehat. Semenjak kejadian salah seorang bocah di desa tersebut kesurupan. kejadian-kejadian aneh terus-terusan menggerus seluruh warga desa.
Mereka juga sering melihat lalu lalang sosok hitam yang tiba-tiba berada di hadapan rumahnya tatkala tengah malam tiba.
Karena keresahan tersebut, akhirnya para warga melaporkan kekhawatiran ini kepada Kyai Sukri dan juga Bapak yang bertanggung jawab memegang desa.
Selama berhari-hari, kyai sukri, bapak serta dengan beberapa warga lainnya mengadakan sebuah musyawarah khusus untuk membahas penyebab dari pagebluk (wabah) aneh yang menyerang satu desa secara beruntun.
Namun, tepat dimana mereka sedang membahas masalah tersebut. Mereka membahas terkait penyebab wabah angin mematikan ini menyerang desa.
Seakan-akan menjadi momok menakutkan bagi para warga desa, kyai sukri pun akhirnya turun tangan.
Beliau menyarankan kepada para warga untuk tidak keluar dahulu pada malam hari. Karena, wabah itu akan datang tatkala malam tiba.
‘’Wabah ini adalah Jengges. Racun yang ditebarkan pada angin dan menyebabkan orang-orang kehilangan kesadaran.’’
Kyai Sukri sudah tahu bahwa kejadian ini masih ada kaitannya dengan keluarga bapak. Pasalnya, sosok yang merasuki bocah tersebut telah memberikan bocoran terkait asal dari wabah ini berasal.
Atas kejadian tersebut, aktivitas warga benar-benar terganggu. Bahkan untuk kegiatan sekolah pun sengaja diliburkan demi menghindari kekacauan yang ada dimana-mana.
Siang harinya, warga kembali dihebohkan dengan fenomena yang sama. Kali ini, fenomena warga yang memakan ayam mentah terjadi lagi namun dengan beda orang.
Dia adalah Untung. Salah seorang dari warga desa yang membuat orang-orang terheran-heran. Bagaimana tidak? Kabar dan berita terkait Untung tersebar luas ke seluruh penjuru desa.
SEORANG WARGA YANG BERNAMA UNTUNG SEDANG MELAHAP AYAM MENTAH.
DAN KONDISINYA MULUTNYA SUDAH PENUH DENGAN DARAH.
DAN UNTUNG MELAHAP AYAM MENTAH ITU LAYAKNYA MAKANAN YANG SUDAH MATANG.
Mereka yang melihat kondisi Untung mulai ketakutan hingga gosip akan kedatangan dari Danyang benar-benar diketahui oleh sebagian warga desa
‘’Apakah Untung sedang dirasuki Danyang yang sama seperti bocah tersebut?’’
Alhasil, untung pun langsung diseret ke rumah Kyai Sukri untuk dilakukan sebuah ritual pengusiran terhadap apa yang ada di dalam tubuhnya.
Sesampainya di rumah tersebut, kedua tangan untung diikat oleh tali. Lalu, kedua matanya ditutupi dengan menggunakan kain berwarna hitam. Setelah mereka siap, ritual pengusiran pun dimulai.
Sebanyak 9 juru kunci mencoba untuk mengeluarkan sosok yang berada di tubuh Untung.
Namun, mereka semua tidak ada yang mampu untuk mengusir sosok yang berada di dalam tubuh Untung.
Bisa dibilang, sosok yang merasuki untung tersebut sangatlah kuat hingga menyebabkan tubuh mereka melemas seketika.
Karena Kyai Sukri dan 9 juru kunci tersebut tidak mampu untuk mengeluarkan sosok yang merasuki Untung, akhirnya, bapak pun menuju ke tempat pengusiran Untung sembari membawa cambuk yang digenggam eratnya di tangan sebelah kanan.
Entah apa yang dipikirkan Bapak, tiba-tiba, dirinya langsung mencambuk Untung sebanyak Sembilan kali.
Teriakan rasa sakit menggema ke sekitaran rumah tempat pengusiran itu. Akhirnya, sosok yang berada di dalam tubuh Untung telah keluar. Namun tidak lama kemudian untung terbangun dengan wajah yang menyeramkan.
Ia pun berkata,
‘’DUSUN IKI WES AKU KUTUK!’’
(Tempat ini sudah aku kutuk!)
Untung lalu berdiri dan menatap satu persatu kesembilan juru kunci itu. Ia tersenyum sejenak dan kemudian berkata,
‘’Wes wayahe awakmu kabeh mati nang kene!’’
(Sudah waktunya kalian semua mati di sini!)
Tiba-tiba, untung berlari ke arah tembok.
Ia menabrakkan kepalanya ke tembok sebanyak Sembilan kali. Hingga kepalanya hancur dan mengeluarkan darah yang sangat banyak
Untung meninggal dunia. Dia meninggal karena dirasuki Danyang demit dan seketika, keadaan desa dalam posisi yang benar-benar mengerikan.
Semenjak kematian Untung, desa semakin tidak nyaman. Banyak dari mereka memilih untuk berpindah tempat dari desa tersebut.
Alasan mereka berpindah dari desa adalah karena terror Danyang di desa tersebut telah merasuki salah seorang warga yang bernama Untung.
Selain itu, danyang yang merasuki tubuh Untung juga telah memberitahu jika desa yang di tempati oleh para warga telah dikutuk.
Fenomena mengerikan itu menghantui tiap sudut desa. Banyak warga yang mendatangi rumah para juru kunci desa untuk menyampaikan keresahan mereka terhadap kejadian aneh setelah untung meninggal dunia.
Hingga akhirnya, kyai sukri bersama dengan Bapak dan juga para juru kunci berkumpul kembali untuk membahas pokok masalah yang tengah beredar di kalangan masyarakat.
Mereka semua membahas bagaimana caranya untuk melawan serangan para danyang yang berasal dari timur.
‘’Selama 15 tahun terakhir, desa ini tidak pernah mendapatkan serangan aneh, sukri. Namun, tatkala Artonegoro dan keluarganya menginjakkan kakinya ke desa ini, terror demi terror selalu menghantui para warga.’’
Mendengar keluh kesah yang dilontarkan oleh salah satu juru kunci, bapak hanya terdiam.
Ia tampak tidak bersemangat lagi untuk menjalani kehidupannya karena mengira semua yang sudah terjadi akibat dari kehadirannya ke desa yang semula aman dan tidak kedapatan terror di tiap malamnya.
Hingga saat kalimat itu dilontarkan, bapak masih terdiam. Sepertinya, kalimat itu benar-benar membuat Bapak merasa sakit hati.
‘’Jadi, kemungkinan besar, jika Artonegoro dan yang lainnya pergi dari desa ini, maka, semuanya akan selamat.’’ Sambungnya
‘’Tidak!’’ Ucap Kyai Sukri
‘’Sukri? Apa maksudmu?’’
Perdebatan antara Kyai Sukri dan salah satu juru kunci terus memanas. Mereka berdua terus menerus membahas terkait keterkaitan antara serangan para danyang terhadap kedatangan Raden Artonegoro.
Setelah lama berdebat, akhirnya, mereka melakukan sebuah lelakon dengan cara membersihkan energi-energi jahat yang tersebar di seluruh tempat sekitaran desa tersebut.
Namun, di saat pembersihan itu dilakukan, mereka terkejut dengan sebuah fenomena aneh lainnya. Para warga berduyun-duyun melaporkan hal ini kepada Kyai Sukri dan yang lainnya. Mereka akhirnya menjelaskan bahwa salah satu makam warga telah dihancurkan.
Dan makam tersebut adalah makam dari almarhum untung. Para juru kunci langsung mengecek makam tersebut.
Dan benar saja, tali pocong yang mengikat bagian atas jasad untung juga telah menghilang.
Itu artinya ada salah satu orang yang memanfaatkan momen ini untuk melakukan sebuah tindakan kejahatan lainnya.
Akhirnya, para juru kunci itu pun segera melakukan tindakan lebih lanjut agar fenomena aneh tidak terjadi kembali.
Namun, semuanya sudah terlambat. Tepat di malam hari, saat para warga sedang beristirahat, masing-masing dari rumah mereka diketuk oleh sesuatu yang tidak nampak.
Para warga bersikeras, jika tindakan itu dilakukan oleh orang yang usil. Akan tetapi, mereka baru sadar, jika yang melakukan itu bukanlah manusia melainkan sosok pocong yang memiliki wajah menyeramkan.
Kejadian ini bermula di saat salah satu warga bernama Pak Rosikin. Saat itu, pak rosikin sedang melakukan aktivitas jaga malam dengan tujuan menjaga para warga agar tidak diganggu oleh teror ketukan pintu pada malam hari.
Saat yang bersamaan, pak rosikin menyisir seluruh bagian rumah warga. Pak Rosikin tidak sendirian. Kebetulan, dirinya ditemani oleh seorang warga lainnya yang bernama Irham.
Irham dan Pak Rosikin memutari desa untuk melihat situasi rumah warga pada malam hari. Walaupun sudah ada larangan terkait angin malam yang membawa Jengges, irham dan pak rosikin lebih memperdulikan keamanan para warga.
Di sela-sela mereka sedang menyisiri rumah warga, irham merasa merinding. Saat itu, kondisi desa sepi namun sangat tenang.
Tidak ada angin yang berhembus kencang seperti hari-hari sebelumnya. Mereka juga tidak merasakan hal-hal menjanggal lainnya.
Namun, irham menyadari, bahwa hari itu bukanlah hari jum’at yang konon sangat mengundang aktivitas para dedemit di makam bahurekso. Entah mengapa, irham merasa tidak nyaman.
Hingga akhirnya, dia pun berkata kepada Pak Rosikin terkait keresahannya.
‘’Pak, bapak merasa ada yang aneh gak dengan hari ini?’’ Tanya Irham
‘’Iya, benar. Aku merasa bulu kudukku merinding sendiri.’’
‘’Berarti apa yang dirasakan bapak sama seperti apa yang saya rasakan.’’
‘’Apa jangan-jangan, ada sesuatu yang memang sedang memandangi kita.’’
Saat itu, mereka berdua sedang menyoroti sebuah pehon beringin di sekitaran pemakaman.
‘’Pak, kayaknya kita harus kembali ke pos ronda.’’ Ucap Irham
‘’Sebentar. Jangan buru-buru. Kita belum menemukan pelakunya.’’ Jawab Pak Rosikin
‘’Pelaku apa, pak?’’ Tanya Irham
‘’Pelaku yang mengetuki pintu rumah warga di malam hari.’’
Saat mereka sedang menyoroti sebuah makam yang diyakini sebagai makam warga yang bernama Untung, tiba-tiba, tepat di belakang mereka terdengar sesuatu yang menyeramkan.
Suaranya menggelegar kencang bagaikan orang yang sedang marah.
‘’ARGHHHHHHHHHHHHH!!’’
Pak Rosikin dan Irham langsung terkejut dan secara bersamaan, mereka berdua langsung menengok ke belakang tubuh mereka.
Setelah mereka menengok ke belakang, ternyata yang ada di belakang mereka adalah …
SOSOK POCONG DENGAN WAJAH YANG MENGERIKAN.
Melihat hal itu, tubuh Pak Rosikin dan juga Irham tiba-tiba tidak bisa bergerak sama sekali.
Mereka berdua seperti membeku di tempat dan tak bisa melakukan apapun.
Yang mereka lihat adalah sosok pocong yang wajahnya benar-benar gosong seperti terbakar. Bukan hanya itu, pocong itu mengeluarkan bau yang tidak sedap.
Pak Rosikin dan Irham tidak bisa melakukan apa-apa. Keringat dinginnya keluar dengan bersamaan. Wajah keduanya langsung memucat.
Namun, tidak lama kemudian, ada suara kentongan yang asalnya tidak tahu dari mana.
Bersamaan dengan itu, pocong itu langsung membalikkan badan dan pergi meninggalkan mereka.
Baru pertama kalinya, mereka berdua melihat pocong meninggalkan jejak dengan cara melompat namun tidak menyentuh ke tanah.
Seolah-olah, lompatan pocong itu seperti terbang dan melayang. Setelah kepergian pocong tersebut, tubuh pak rosikin dan irham langsung melemas.
Mereka berdua langsung terjatuh secara bersamaan. Untungnya, ada beberapa warga yang melihat keduanya sedang terkapar di dekat makam.
Para warga langsung menolong mereka berdua dan membawanya ke pos ronda. Saat mereka berdua tiba di pos ronda, mereka berdua diberi minum untuk menenangkan pikiran dan hatinya yang sedang kacau.
Setelah itu, para warga langsung menanyakan apa yang telah terjadi dengan keduanya.
Mula-mula, pak rosikin tidak bisa menjawab. Ia masih throma dengan sosok pocong yang baru saja dilihatnya.
Karena memang Pak Rosikin tidak bisa menjawabnya, Alhasil, irham yang menceritakan kronologi kejadian.
Irham menjelaskan, bahwa dirinya sedang menyisiri rumah warga. Lalu, mereka berdua berkunjung ke makam dengan alasan untuk mengetahui apa yang ada di sekitaran makam tersebut.
Saat mereka menyoroti sebuah pohon beringin, keduanya merasa merinding. Lalu, saat mereka memindahkan arah senter ke makam salah seorang warga yang bernama untung,
Tiba-tiba, ada suara yang menyeramkan tepat di belakang mereka. Dan suara itu berasal dari sosok pocong yang secara tiba-tiba sudah ada di belakang mereka.
Begitu keduanya menatap ke arah belakang, Sosok itu sudah menatap wajah keduanya dengan tatapan yang mengerikan.
Dan tubuh mereka berdua seketika tidak bisa bergerak sama sekali. Mendengar penjelasan dari Irham, para warga mulai khawatir.
Yang mereka khawatirkan adalah sesuatu yang lebih mengerikan dari sekedar teror ketukan pintu di malam hari hingga sosok pocong yang berkeliaran di sekitaran rumah warga.
Belum ada keputusan lain terkait apa yang akan menjadi keputusan para warga desa.
Namun, setelah laporan ini mereka berikan kepada seluruh juru kunci desa. kesembilan juru kunci itu merasa ketakutan dengan apa yang telah terjadi.
Para juru kunci meyakini, bahwa, ada seseorang yang telah sengaja menjadikan tubuh untung sebagai wadah untuk menyerang para warga di desa.
Dan itu ada kaitannya dengan sesuatu yang berasal dari timur. Tentu saja hal ini masih berkaitan dengan Artonegoro yang mendatangi desa tersebut.
Hingga semua kejanggalan dan yang lainnya mengarah kepada satu arah yaitu terkait dengan terror pocong yang baru-baru saja terjadi.
Bapak yang kebetulan mendengar laporan-laporan semacam itu hanya terdiam. Sementara Ibu, ia menahan rasa takutnya. Pikirnya, apa yang baru saja terjadi sama seperti kejadian yang sudah terjadi 15 tahun yang lalu.
‘’Pak … ‘’
‘’Aku tahu. Ada yang menggunakan buhul tali mayit itu lagi.’’
‘’Tapi siapa, pak? Bukankah semuanya sudah tidak ada? Penggerak buhul tali mayit sudah meninggal semua, pak!’’
‘’Ini bukan tentang siapa yang menggerakkannya akan tetapi ini tentang berasal dari mana kekuatan itu diciptakan.’’
‘’Maksud Bapak?’’
Bapak menatap wajah Ibu dengan serius. Semua yang sudah terjadi di desa memang sudah direncanakan sejak lama dan itu bertujuan untuk membalaskan dendam atas kematian orang-orang yang berada di pihak Raden Angkoro,
‘’Buhul tali mayit ini adalah kekuatan yang diciptakan oleh orang-orang yang berasal dari timur. Dengan begitu, raden angkoro telah mengambil kekuatan ini. Kekuatan yang berasal dari timur!”
Part-5 akan menjelaskan kemampuan dari Mas Rahardian. Apakah kemampuan spesial yang berasal dari trah timurnya?
Yang makin menarik, di part-6 ini akan bermunculan orang-orang yang ditakuti oleh Mas Krishna dan Raden Suropto yang disebut sebagai Sang Wakil. Siapakah sang wakil tersebut?
“Sungai ini meminta wadal (tumbal). Mereka yang tenggelam dan hanyut terbawa arus hingga tak bisa ditemukan adalah bagian dari misteri serta kengerian yang terjadi jika air sudah mulai hangat.”
@bacahorror #ceritaserem
Sungai Banyukala/Banyukolo
Sore itu, banyak para warga yang datang berduyun-duyun untuk mandi di sungai Banyukala. Tak hanya mandi dan Kumkum di sana, Sebagian dari mereka juga ada yang gemar memancing ikan atau mencari pasir di sungai ini untuk nantinya dijual. tebusan
Dikenal sebagai BANYUKALA karena dulunya sungai ini menjadi pusat bagi tempat bersemayamnya para ‘’KOLO/KALA’’ atau Siluman Para Siluman di sana benar-benar memberikan tebusan dosa akan kesalahan yang manusia perbuat.
“Kakinya digerogoti sampai memunculkan bau tak sedap.”
Sore itu, sepulang dari bekerja, Mamat diajak oleh Om-nya yang sudah setahun belakangan ini isterinya terkena penyakit aneh. Mas Sultan namanya. Isteri Mas Sultan bernama Mbak Dea. Dia sudah setahun ini sakit dan belum sembuh walaupun sudah berikhtiar mencari pengobatan di mana pun.
Mbak Dea tidak bisa berjalan. Dia hanya bisa terbaring di atas kasur. Penyakitnya ini disebut-sebut telah menguras banyak harta milik Mas Sultan. Karenanya, dia mencari banyak informasi terkait penyembuhan yang bisa dia dapatkan untuk menyembuhkan sang isteri.
YA'JUJ DAN MA'JUJ SALAH SATU PERTANDA AKAN TERJADINYA KIAMAT KUBRO.
Rasulullah SAW juga bersabda: ‘”Hari ini, dinding Ya’juj dan Ma’juj telah dibuka seperti ini.” Lalu ia melingkarkan ibu jari dengan jari telunjuk.’ Kemudian dengan terbukanya dinding tersebut akan selalu bertambah, hingga akhirnya lenyap dan hancur pada hari kiamat nanti.
Yajuj majuj adalah sebutan untuk kaum keturunan Nabi Adam AS yang kemudian menjadi salah satu pertanda datangnya hari kiamat.
Pada umumnya, mereka digambarkan sebagai kaum yang gemar membuat kerusakan di muka bumi. Tak ada yang dapat menghalangi kedatangannya, kecuali hanya Allah SWT.
Disebutkan dalam suatu riwayat bahwa yajuj majuj ialah keturunan Yafits putra Nuh, mereka kemudian tidak tinggal di alam ghaib seperti pada malaikat dan jin. Sosok yajuj majuj tak digambarkan secara gamblang di dalam Al-Quran.
Sebagian ahli tafsir kemudian menggambarkan yajuj majuj sebagai simbol dari perangai-perangai manusia yang buruk. Meski demikian, kedatangan yajuj majuj adalah sesuatu yang pasti karena sosoknya sudah dijelaskan dalam Al-Quran.
Akan tetapi, tak ada jawaban dari Sherly. Sekilas, Ina melihat kembali tangan yang ia pegang.
Betapa terkejutnya Ina saat melihat tangan yang ia pegang ternyata bukan tangan milik Sherly!
Melainkan….. Tangan yang Ina pegang adalah tangan milik ….
@bacahorror #ceritaserem #malamjumat
Sore itu tepat di malam jum'at Kliwon, Wahyu bersama dengan ketiga orang temannya Aep, Sherly dan Ina melakukan pendakian ke Gunung Slamet via Bambangan.
Saat itu kondisi cuaca sangat bagus. Sangat memungkinkan mereka mendapatkan view yang bagus di puncak.
wahyu memimpin do'a untuk mengawali pendakian. Ia juga tidak lupa untuk mengingatkan kepada teman-temannya agar tetap waspada di saat pendakian dimulai.
Wahyu sengaja mengatakan hal seperti itu karena Gunung Slamet sendiri memiliki atmosfer mistis yang berbeda dari gunung-gunung lainnya.
Merinding!
Itu perasaan yang dirasakan Ustaz Jenal sewaktu dirinya mendapati satu kasus yang cukup langka di desanya. Sebuah penyakit hati yang mampu membuat orang yang dibencinya menjadi korban dari keganasan penyakit ‘Ain.
"Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh 'ain itu yang bisa."
(HR. Muslim No. 2188).
@bacahorror #ceritaserem
Langkah seorang anak kecil berjalan ke arah panggung pementasan. Sekarang, gilirannya untuk menyampaikan pidato Islami yang di dengar oleh banyak orang.
Hadiahnya cukup lumayan. Juara 1 akan mendapatkan dua ekor kambing, uang pembinaan dan juga berkesempatan untuk melanjutkan perjuangannya di tingkat kabupaten. Bila menang, akan berlanjut ke tingkat propinsi, lalu nasional.