Sudah banyak warga yang mendapat terror sosok pocong yang ada di desa. Beberapa warga yang telah melihat langsung sosok tersebut langsung jatuh sakit.
Beberapa laginya memilih untuk keluar dari desa dan tinggal di sebuah tempat yang jauh dari huru-hara akan terror mengerikan ini.
Bagaimana tidak, sosok pocong yang sering dijadikan momok menakutkan oleh para warga ini ternyata memiliki kelebihan yang tidak masuk akal.
Irham dan Pak Rosikin mengatakan, jika sosok pocong yang baru-baru ini menerror para warga dapat melompat hingga kejauhan 2 meter dari tempat dia berpijak.
Tentu saja hal ini bukan bualan biasa. Beberapa dari mereka pernah mengalami bahkan melihat dengan langsung sosok pocong tersebut.
Akan tetapi, yang menjadi pertanyaan banyak orang dan para warga desa umumnya, siapakah penggerak buhul tali mayit tersebut? Mengapa mereka kembali mengaktifkan ritual yang sudah 15 tahun berlalu?
Hari berganti hari. Terror demi terror yang terus menerus menjadi pusat menakutkan bagi para warga sengaja dijadikan adaptasi olehya.
Hanya saja, mereka tidak ingin keluar tatkala jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Mereka menilai, jika di jam 10 malam nanti, sosok pocong yang dipercaya sebagai terror atas kematian untung masih menebarkan ketakutan dan bencana bagi para warga.
Karena itulah, mereka tidak ingin untuk keluar tatkala waktu sudah menunjukkan pukul jam 10 malam.
Aku bersama dengan Mas Rahardian juga dilarang untuk keluar malam. Kami berdua hanya berada di dalam kamar seharian sembari melihat kesibukan Bapak yang kadang sering bertemu dengan beberapa warga sekitar atau juru kunci yang ada di desa tersebut.
Sembari menyelesaikan perintah yang diberikan oleh Kyai Sukri terkait dengan lelakon yang kami jalani yaitu melakukan puasa mutih, kami berdua juga mulai menyempitkan aktivitas yang dirasa kurang bagus untuk kesehatan kami.
Akan tetapi, tepat di malam jum’at, di saat Bapak sedang berada di rumah Kyai Sukri, rumah kami mendapatkan terror yang luar biasa dari makhluk tak kasat mata.
Semua itu berawal saat Mas Rahardian yang saat itu ingin berwudhu, tiba-tiba berteriak dengan sangat kencang.
Teriakan itu membuatku dan juga Ibu langsung menuju kamar mandi. Ternyata, air di rumah mendadak berubah menjadi keruh.
Bukan hanya itu saja, sumber air di rumah kami seperti tercampur lumpur. Entah mengapa bisa seperti itu. Bebauannya juga berubah menjadi tidak sedap.
Alhasil, mas rahardian pun tidak jadi untuk berwudhu. Dia memilih untuk mencari sumber air lain untuk segera berwudhu.
Fenomena-fenomena aneh yang terus terjadi membuat Ibu sedikit ketakutan. Ia sempat khawatir juga dengan keadaan Bapak dan juga Kyai Sukri yang sedang melindungi desa dari serangan jengges dan buhul tali mayit.
Jika keduanya benar-benar tidak sanggup, kemungikinan besar desa menjadi hancur berantakan dan dikuasai oleh orang-orang yang berasal dari trah timur.
Sudah hampir seminggu kejadian yang kelam terus menerus meneror desa kami. Bersamaan dengan itu juga, aku dan Mas Rahardian telah menyelesaikan misi yang diinginkan oleh Kyai Sukri yaitu dengan cara melakukan puasa mutih selama satu minggu lamanya.
Aku dan Mas Rahardian belum bisa merasakan apa dampak dan efek yang terjadi setelah melakukan hal tersebut. Akan tetapi, tiap kali Mas Rahardian melihat seseorang di jalanan atau dimana pun, dia terkadang menutupi matanya dengan menggunakan kedua tangannya.
Hal ini juga terjadi saat dirinya melihat salah seorang tukang becak yang biasa mangkal di sekitaran belokan jalan menuju gang rumah kami. Mas Rahardian menutupi matanya dengan kedua tangan saat melihat tukang becak tersebut.
Setelah aku Tanya, mas rahardian hanya terdiam. Dan hal tersebut terus menerus terjadi hingga dirinya tidak mau keluar rumah walau hanya bermain.
Kejanggalan ini pun aku sampaikan kepada Bapak dan ibu. Aku mengatakan sejujur-jujurnya terkait keanehan dari Mas Rahardian.
Dia yang dulunya menjadi sosok terbuka, setelah menjalankan ritual puasa mutih tersebut, sosok Mas Rahardian menjadi sosok yang berubah drastis. Mas Rahardian menjadi orang yang penutup dan enggan menemui orang-orang kecuali saat di sekolah saja.
Di sekolah pun ia menjaga komunikasi dan lebih banyak terdiam di kelas. Hal ini disampaikan langsung oleh teman-temannya saat aku temui di jalanan.
Mengetahui hal tersebut, bapak pun merasa khawatir dengan keadaan Mas Rahardian. Begitu juga dengan Ibu. Keduanya memang memahami apa yang Mas Rahardian rasakan. Bisa dibilang, mas rahardian sudah lebih cepat berkembang dibanding denganku.
‘’Mas Rahardian sudah diperlihatkan jati diri dari pendampingnya. Namun, di usianya yang masih muda ini, apakah dia sanggup?” Jelas Bapak
‘’Jati diri?”
‘’Benar. Di usia yang masih belasan tahun, terkadang juga ada yang lebih awal dari itu, namun, dengan diperlihatkan jati dirinya, itu adalah kelebihan yang luar biasa.’’
Aku masih belum memahami apa yang dikatakan oleh Bapak. Semua perkataan dan kalimatnya tampak sangat sulit untuk aku pahami.
‘’Aku belum paham, pak.’’
‘’Jadi begini. Bisa dibilang, mas rahardian sudah terbuka mata ketiganya. Namun, setiap mata ketiga terbuka, dia bisa mendapatkan kelebihan atau anugerah lain.
Seperti contohnya adalah orang-orang yang mampu melihat kejadian masa lalu, masa yang akan datang atau bahkan ada yang lebih mengerikan dari itu … ‘’
‘’Mengerikan dari itu? Kelebihan apa, pak?’’
‘’Melihat kematian seseorang.’’
Deg! Jantungku berdegup kencang saat mendengar penjelasan dari Bapak. Mungkinkah, setiap kali Mas Rahardian melihat seseorang, dia juga bisa melihat kematian seseorang hanya dengan menatap wajahnya?
Aneh bagiku! Manusia tidak mampu melihat hal semacam ini. Namun, seperti yang Bapak ungkapkan, kemampuan seperti ini hanya 1 banding 1000 dari banyaknya manusia. Sehingga, kemampuan semacam ini sangat langka dan tidak semua orang memilikinya.
‘’Tapi? Apakah yang dikatakan Bapak benar?’’ Tanyaku dengan penuh penasaran
‘’Coba tanya langsung ke Mas Rahardian.’’
Aku pun menuju ke kamar Mas Rahardian. Di kamar, mas rahardian sedang mencoret-coret sebuah buku diary-nya.
Seperti yang sudah dikatakan oleh teman-temannya, mas rahardian hanya nyaman ketika dirinya sendirian. Dia juga sangat nyaman menggambar sesuatu walau hanya sketsa kosong dengan coretan tinta di buku diary-nya.
Aku pun mendekati Mas Rahardian. Namun, belum juga diriku mendekat, mas rahardian sudah berkata kepadaku,
‘’Kamu bilang apa aja ke Bapak sama Ibu?’’ Tanya Mas Rahardian kepadaku
‘’Loh, mas? Kok Mas tahu?’’
‘’Aku tahu. Bukankah kita sudah berjanji untuk merahasiakan hal-hal yang tidak ingin kita bagikan kepada Bapak dan juga Ibu?’’ Tanya lagi Mas Rahardian sembari menggambar seorang pria yang wajahnya sangat gelap karena coretan tinta pulpennya
Aku hanya terdiam. Kali ini, aku merasa bersalah. Terkait apa yang dikatakan oleh Mas Rahardian, memang semuanya sudah terjadi dengan cepat. Tetapi, aku sengaja memberitahu kepada Ibu dan Bapak karena keduanya mungkin lebih memahami apa yang dirasakan oleh Mas Rahardian saat ini.
‘’Aku bilang, kalo Mas Rahardian sering menutup mata ketika melihat orang-orang di luaran.’’
Mas Rahardian memberhentikan coretannya. Ia kemudian meletakkan pulpennya dan membereskan semuanya lalu diletakkan kembali di atas lemari bukunya.
‘’Bapak dan Ibu meminta Mas Rahardian untuk menceritakan apa yang terjadi dengan Mas Rahardian.’’
Tidak seperti biasanya, mas rahardian hanya bangkit dari tidurnya. Ia tidak mengatakan apapun kepadaku. Aku cukup tersinggung akan itu.
Namun, untuk menyelesaikan itu semua, aku hanya terdiam. Aku hanya menuruti apa yang diinginkan oleh Mas Rahardian agar semuanya bisa selesai dengan cepat.
Tiba saat dimana Mas Rahardian menemui Ibu dan juga Bapak, obrolan pun terjadi saat itu juga.
‘’Mas … Sekarang, coba kamu jujur. Kenapa kamu selalu menutup mata setiap kali menemui orang-orang di jalanan?” Tanya Bapak
‘’Aku takut.’’
‘’Takut kenapa?’’
Mas Rahardian hanya terdiam. Ia tidak mengatakan apapun sampai akhirnya, ibu terus menerus menekan pertanyaan tersebut.
Mas Rahardian pun tidak ingin mengatakan apapun. Namun, saat dirinya hendak menceritakan terkait dengan seorang tukang becak, mas rahardian menangis.
‘’Kenapa dengan tukang becak di pinggiran jalan, mas? Apa yang kamu lihat?’’ Tanya Ibu
‘’Aku tidak ingin dilahirkan seperti ini, bu, pak. Aku ingin menjadi manusia normal seutuhnya. Aku lebih baik tidak menjadi orang yang tahu akan hal-hal aneh di dunia ini di banding harus mengetahui semuanya. Bebanku sangat berat.’’
Curahan hati Mas Rahardian pun akhirnya terbuka dengan lebar. Ia mengatakan hal sejujurnya terkait apa yang baru saja dia lihat terhadap seorang tukang becak yang ada di gang depan.
Baginya, apa yang baru saja dilihatnya adalah sesuatu yang aneh yang bahkan belum pernah ia temui sebelumnya.
‘’Apa yang Mas Rahardian lihat?’’ Tanyaku
‘’Di belakang tukang becak tersebut, aku melihat ada seorang pria yang mirip dengannya, namun dengan wajah yang berbeda.’’ Jelas Mas Rahardian
‘’Apa itu?’’
‘’Wajah dari tukang becak itu sudah hancur tak berbekas lagi.’’
‘’Maksudnya?’’
‘’Aku gak paham, pak, bu. Aku hanya lihat sosok di belakang tukang becak tersebut meminta tolong kepadaku. Aku juga takut!’’
Benar apa yang dikatakan oleh Bapak. Mas Rahardian memiliki sebuah kelebihan yang sangat mengerikan. Kelebihannya sendiri sangat berbahaya jika harus disebarluaskan kepada khalayak banyak dan mungkin saja bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang memiliki ambisi tertentu.
Untuk menghindari hal tersebut, bapak pun meminta kepada Mas Rahardian untuk memperkuat dan mengendalikan kemampuannya. Ia mengatakan, jika kemampuan dari Mas Rahardian sudah diturunkan lebih cepat oleh salah seorang leluhurnya yang merupakan pendampingnya saat ini.
Akan tetapi, aku masih bingung. Mengapa hanya Mas Rahardian saja yang memiliki hal semacam itu? Bagaimana dengan aku? Apakah aku juga memiliki kemampuan yang sama seperti Mas Raharadian atau bahkan kemampuan yang lain?
Keesokan harinya, aktivitas warga kembali normal lagi. Walaupun masih ada saja polusi terror yang sering menakut-nakuti, namun, sekolah sudah kembali seperti semula.
Aku rindu dengan Alya, teman sebangkuku. Sudah hampir satu minggu lamanya semenjak kabut yang menyelimuti desa dan keanehan-keanehan yang terjadi, aktivitas sekolah menjadi tertutup.
Aku dan Mas Rahardian pun kembali berangkat ke sekolah, namun, di tengah perjalanan, kami berdua menemui Kyai Sukri. Entah karena kebetulan atau memang dirinya sedang menunggu kami.
‘’Assalamu’alaikum, kyai.’’ Ucapku dan Mas Rahardian
‘’Wa’alaikum salam, cah ayu, cah bagus. Hari ini sekolah sudah mulai lagi, ya?” Tanya Kyai Sukri
‘’Iya, kyai.’’
‘’Sudah bertemu Korongso?’’ Tanya Kyai sambil tersenyum
Aku dan Mas Rahardian hanya saling menatap. Sebenarnya, korongso itu hanya ada di kelasku. Namun sepertinya, pertanyaan tadi juga tertuju kepadaku.
‘’Su—dah, kyai.’’ Jawabku
‘’Dia memang sering mengganggu. Tapi, aku ingatkan sekali lagi kepada kalian. Sekolah kalian adalah sekolah yang memang sudah dikuasai oleh seseorang. Nantinya, kalian akan tahu siapa orang yang telah meneror desa ini.’’ Jawab Kyai Sukri dengan jelas
‘’Ja—di? Dia ada di sekolahku?’’
‘’Benar. Orang itu bernama Ki Malih.’’
Ki Malih adalah salah satu orang yang memiliki kelebihan dalam bidang spiritual. Khususnya di desa, ki malih mencoba untuk memperkuat keilmuannya dengan cara menumbalkan orang-orang yang diinginkannya.
Karena tindakannya ini bertentangan dengan norma kehidupan, akhirnya, ki malih diusir dari desa.
Namun ternyata, ki malih tidak menyerah begitu saja. Ia kerap kali melakukan hal-hal lain agar dirinya bisa kembali ke desa untuk kembali meneror.
Dan ternyata, ki malih adalah musuh bebuyutan dari Kyai Sukri dan orang suruhan yang dibayar oleh seseorang untuk kembali meneror desa.
Akan tetapi, jika tujuannya sebatas itu, sangat mustahil jika dirinya hanya ingin kembali meneror desa dengan cara mengaktifkan kembali buhul tali mayit. Apakah Ki Malih memiliki ikatan tertentu dengan Trah Timur Artonegoro?
Setelah beberapa kasus yang terjadi, kali ini, ki malih mencoba untuk mengambil keuntungan dengan apa yang terjadi di desa.
Ki Malih mengambil langkah terbesarnya dengan cara menjadikan wadah dari almarhum untung sebagai alat untuk menakut-nakuti para warga.
Caranya adalah dengan menjadikan sisi qorin dari almarhum untung sebagai bentuk teror yang menjatuhkan rasa percaya diri desa terhadap para juru kunci.
Dengan begitu, para juru kunci di desa akan kehilangan rasa percaya dirinya karena tuntutan dan cemoohan yang di hadapkannya.
Setelah itu terjadi, maka para warga akan berpecah ke beberapa titik. Itu artinya, rencana dari Ki Malih untuk kembali ke desa semakin besar.
Selain rencananya yang sangat licik, ki malih juga memiliki tujuan yang berbeda dari apa yang diperkirakan oleh Kyai Sukri.
Adapun rencana dari ki Malih menurut Kyai Sukri adalah:
1.Dia ingin menguasai desa
2.Memberi informasi terkait keberadaan keluarga Raden Artonegoro
3.Menyebarkan Jengges
4.Mengakifkan Para Danyang dan Buhul tali mayit
5.Menangkap Mas Rahardian
6.Membalaskan dendam Raden Angkoro
Semua rencana tersebut sudah diperhitungkan oleh Bapak dan juga Kyai Sukri sewaktu keduanya berkumpul bersama dengan para juru kunci.
Tentunya, pemberitaan ini sangat membahayakan bagiku dan juga Mas Rahardian. Apalagi, mas rahardian baru saja mendapatkan sebuah penglihatan anehnya.
‘’Teruntukmu, rahardian. Kamu adalah incaran dari keluarga timur. Berhati-hati dan tetap asah kemampuanmu. Jangan sampai jatuh ke dalam kegelapan.’’
Mas Rahardian hanya membalasnya dengan anggukan kepalanya. Setelah Kyai Sukri mengatakan semua pesannya kepada kami, kyai sukri pun melanjutkan lagi perjalanannya. Ia ingin bertemu dengan salah seorang warga yang bernama Irham. Sedangkan kami, kami berdua pun menuju ke sekolah.
Bagian X
‘’TERROR DIMULAI’’
Tempat pertemuan
Kyai Sukri tidak henti-hentinya untuk mencari informasi lebih lanjut dengan hadirnya banyak terror yang ada di desa. Dia juga mengisyaratkan kepada para juru kunci dan Bapak untuk tetap waspada.
Sembari mendengarkan cerita dari Irham, kyai sukri dan Bapak mengingat-ingat semua terror yang sudah terjadi di desa.
Setelah Irham menceritakan hal itu kepada para juru kunci, irham kemudian memohon-mohon kepada para juru kunci dan yang lainnya agar sosok pocong itu segera diusir.
‘’Pak, tolong. Siapapun orangnya. Tolong usir pocong itu!’’ Pinta Irham
Para juru kunci itu hanya terdiam dan tak bisa melakukan apa-apa terkait keluhan yang di alami Irham.
Kini, kyai sukri mulai berdehem. Deheman dari Kyai Sukri membuat orang-orang terdiam.
‘’Kita sudah tahu terkait apa yang terjadi di desa ini. Kehadiran dari Arto, bukanlah penyebabnya. Sebelum terjadinya hal ini,
15 tahun yang lalu tepatnya, arto dan keluarganya telah mengalami hal yang mengerikan. Mereka harus lari dari kenyataan hidup pahitnya sebagai tumbal dari Ngipri Ketek!’’ Jelas Kyai Sukri
Mendengar hal tersebut, para juru kunci terkejut. Mereka yang baru dan sudah mengetahui hal itu hanya bisa berbisik-bisik. Faktanya, kyai sukri bukanlah seorang pembohong yang dengan cepat memberitakan informasi tanpa pengakuan yang jelas.
‘’Kini, suruhan itu kembali lagi!” Lanjut Kyai Sukri
‘’Suruhan?’’ Tanya salah seorang juru kunci
‘’Benar. Dia yang berasal dari timur, tempat dimana jengges itu berasal dan buhul tali mayit itu diciptakan,
telah hadi di tengah-tengah desa kita. Sebenarnya, itu adalah masa laluku. Namun, dia bergeming untuk bergabung bersama dengan para iblis kotor.’’
Tatapan Kyai Sukri benar-benar sangat tajam. Dia seperti benar-benar ingin menyelesaikan semua permasalahannya seorang diri.
‘’Lantas? Dimana pelakunya?”
Kyai Sukri hanya terdiam. Ia kemudian menunjukkan lewat jari telunjuknya dan mengarah kepada suatu tempat.
‘’Dia sekarang ada di timur desa ini!”
Tempat Aisyah Bersekolah
‘’Dung! Dung!”
Suara waktunya pelajaran sudah berbunyi. Aku dan Alya segera membuka buku pelajaran.
‘’Syah, kamu seminggu tadi ngapain aja?’’
‘’Aku di rumah aja, lya? Kamu sih?’’
‘’Keluarga dari timurku, datang.’’
‘’Dari timur?’’
‘’Iya.’’
‘’Kok kamu kaya kaget, syah?’’
Aku hanya terdiam sewaktu Alya mengatakan hal tersebut. Bukan apa-apa. Tapi, apa yang baru saja dikatakan oleh Kyai Sukri seperti sangat berkesinambungan.
Sudah hampir 10 menit lamanya, guru belum juga datang. Aku makin curiga dengan apa yang terjadi di sekolah ini. Namun, belum juga tuntas curigaku, guru pun akhirnya masuk.
Sepulang dari sekolah, alya mengajakku untuk bermain ke rumahnya. Namun aku menolak dengan halus karena aku harus pulang bersama dengan Mas Rahardian.
‘’Nanti, kapan-kapan, kamu main, ya?”
‘’Pasti aku main, kok.’’
‘’Aku tunggu, syah.’’
Kami berpisah di gang jalanan. Bersamaan dengan itu, mas rahardian hadir. Ia kemudian terkejut saat melihatku sendirian.
‘’Tu—kang becaknya, mana?’’
Aku baru sadar jika tukang becak yang biasa mangkal di dekat gang sudah tidak lagi mangkal. Mungkin pikirku, dia sedang menarik penumpang.
Tapi, baru saja kami berdua membicarakan hal tersebut, tiba-tiba,
‘’BRUAK!’’
Suara dentuman keras datang di pinggiran jalan raya. Kami yang berada di pinggiran langsung tercengang seketika saat melihat seorang tukang becak terseret oleh sebuah mobil berwarna hitam dengan kecepatan tinggi.
Wajahnya menempel tepat di bagian aspal jalan hingga darahnya membuat sedikit rona merah pada jalanan.
Mas Rahardian tiba-tiba langsung memelukku. Tubuhnya langsung melemas. Aku segera membawanya pergi dari tempat itu.
‘’Mas, tahan!’’
‘’Aku gak sanggup lagi!”
Aku memapah tubuh Mas Rahardian hingga menuju ke rumah. Tiba di rumah, ibu langsung menanyakan kepadaku terkait apa yang baru saja terjadi.
‘’Kenapa dengan Kakakmu, syah?” Tanya Ibu
‘’Bu! Tukang becak yang semalam diceritakan, baru saja mengalami kecelakaan yang mengenaskan. Dan tubuh Mas Rahardian langsung melemah karenanya.’’
Ibu pun segera membawa Mas Rahardian untuk masuk ke dalam kamarnya. Hari itu, aku baru memahami apa yang dirasakan oleh Mas Rahardian. Tekanan bathin yang ia rasakan hingga menyebabkan beban di tubuhnya semakin besar adalah karena kemampuan yang ia miliki.
Malam itu, bapak meminta kepadaku dan yang lainnya untuk beristirahat lebih cepat. Selain itu juga, mereka dilarang untuk membuka pintu tersebut bilamana ada sesuatu yang mengetuki pintunya.
Hal ini dilakukan untuk mencari titik terang lebih lanjut terkait teror pocong yang disebut-sebut sebagai wadah dari almarhum untung.
Dan tepat di tengah malam, tiap rumah warga pun diketuk-ketuk pintunya. Beberapa dari mereka menahan untuk tidak keluar terlebih dahulu.
Namun, beberapa yang lainnya sudah mulai geram dengan sosok pocong yang beanr-benar mengganggu tersebut.
Hingga akhirnya, salah satu rumah warga diketuki pintunya berulang kali.
Dan terdengar suara seperti tikus yang terjepit.
‘’iuk iuk iuk.’’
Dan saat dirinya membukakan pintu, tiba-tiba, sesuatu yang mengerikan sudah muncul di hadapan rumahnya,
Sesosok pocong telah berdiri di hadapan rumahnya. Namun, yang membuatnya ia semakin terkejut bukan hanya kehadiran pocong tersebut.
Ia melihat tiga orang memakai baju berwarna hitam gelap sembari menanyakan sesuatu kepadanya,
‘’Tuan? Dimanakah rumah Raden Artonegoro?’’ Ucap salah satu di antara mereka
“Sungai ini meminta wadal (tumbal). Mereka yang tenggelam dan hanyut terbawa arus hingga tak bisa ditemukan adalah bagian dari misteri serta kengerian yang terjadi jika air sudah mulai hangat.”
@bacahorror #ceritaserem
Sungai Banyukala/Banyukolo
Sore itu, banyak para warga yang datang berduyun-duyun untuk mandi di sungai Banyukala. Tak hanya mandi dan Kumkum di sana, Sebagian dari mereka juga ada yang gemar memancing ikan atau mencari pasir di sungai ini untuk nantinya dijual. tebusan
Dikenal sebagai BANYUKALA karena dulunya sungai ini menjadi pusat bagi tempat bersemayamnya para ‘’KOLO/KALA’’ atau Siluman Para Siluman di sana benar-benar memberikan tebusan dosa akan kesalahan yang manusia perbuat.
“Kakinya digerogoti sampai memunculkan bau tak sedap.”
Sore itu, sepulang dari bekerja, Mamat diajak oleh Om-nya yang sudah setahun belakangan ini isterinya terkena penyakit aneh. Mas Sultan namanya. Isteri Mas Sultan bernama Mbak Dea. Dia sudah setahun ini sakit dan belum sembuh walaupun sudah berikhtiar mencari pengobatan di mana pun.
Mbak Dea tidak bisa berjalan. Dia hanya bisa terbaring di atas kasur. Penyakitnya ini disebut-sebut telah menguras banyak harta milik Mas Sultan. Karenanya, dia mencari banyak informasi terkait penyembuhan yang bisa dia dapatkan untuk menyembuhkan sang isteri.
YA'JUJ DAN MA'JUJ SALAH SATU PERTANDA AKAN TERJADINYA KIAMAT KUBRO.
Rasulullah SAW juga bersabda: ‘”Hari ini, dinding Ya’juj dan Ma’juj telah dibuka seperti ini.” Lalu ia melingkarkan ibu jari dengan jari telunjuk.’ Kemudian dengan terbukanya dinding tersebut akan selalu bertambah, hingga akhirnya lenyap dan hancur pada hari kiamat nanti.
Yajuj majuj adalah sebutan untuk kaum keturunan Nabi Adam AS yang kemudian menjadi salah satu pertanda datangnya hari kiamat.
Pada umumnya, mereka digambarkan sebagai kaum yang gemar membuat kerusakan di muka bumi. Tak ada yang dapat menghalangi kedatangannya, kecuali hanya Allah SWT.
Disebutkan dalam suatu riwayat bahwa yajuj majuj ialah keturunan Yafits putra Nuh, mereka kemudian tidak tinggal di alam ghaib seperti pada malaikat dan jin. Sosok yajuj majuj tak digambarkan secara gamblang di dalam Al-Quran.
Sebagian ahli tafsir kemudian menggambarkan yajuj majuj sebagai simbol dari perangai-perangai manusia yang buruk. Meski demikian, kedatangan yajuj majuj adalah sesuatu yang pasti karena sosoknya sudah dijelaskan dalam Al-Quran.
Akan tetapi, tak ada jawaban dari Sherly. Sekilas, Ina melihat kembali tangan yang ia pegang.
Betapa terkejutnya Ina saat melihat tangan yang ia pegang ternyata bukan tangan milik Sherly!
Melainkan….. Tangan yang Ina pegang adalah tangan milik ….
@bacahorror #ceritaserem #malamjumat
Sore itu tepat di malam jum'at Kliwon, Wahyu bersama dengan ketiga orang temannya Aep, Sherly dan Ina melakukan pendakian ke Gunung Slamet via Bambangan.
Saat itu kondisi cuaca sangat bagus. Sangat memungkinkan mereka mendapatkan view yang bagus di puncak.
wahyu memimpin do'a untuk mengawali pendakian. Ia juga tidak lupa untuk mengingatkan kepada teman-temannya agar tetap waspada di saat pendakian dimulai.
Wahyu sengaja mengatakan hal seperti itu karena Gunung Slamet sendiri memiliki atmosfer mistis yang berbeda dari gunung-gunung lainnya.
Merinding!
Itu perasaan yang dirasakan Ustaz Jenal sewaktu dirinya mendapati satu kasus yang cukup langka di desanya. Sebuah penyakit hati yang mampu membuat orang yang dibencinya menjadi korban dari keganasan penyakit ‘Ain.
"Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh 'ain itu yang bisa."
(HR. Muslim No. 2188).
@bacahorror #ceritaserem
Langkah seorang anak kecil berjalan ke arah panggung pementasan. Sekarang, gilirannya untuk menyampaikan pidato Islami yang di dengar oleh banyak orang.
Hadiahnya cukup lumayan. Juara 1 akan mendapatkan dua ekor kambing, uang pembinaan dan juga berkesempatan untuk melanjutkan perjuangannya di tingkat kabupaten. Bila menang, akan berlanjut ke tingkat propinsi, lalu nasional.