Iseng buka laporan tahunan LPCK 2018. 2018, LPCK, lewat anak perusahaannya di Singapore, PEAK, lepaskab saham di MCU kpd Ismail Ning (anak Hasyim Ning). Ismail ini msh ada kaitan dgn grup Lippo dlm berbagai kapasitas.
Lalu saham LPCK di Peak dilepas ke Hasdeen, shell company.
Siapa Hasdeen Holdings? Ya ndak tahu, perusahaan “cangkang” yg gak ketahuan siapa yang punya. Bisa aja yg punya dia juga dia juga.
Lalu kalau baca laporan tahunan 2019, biarpun LPCK sudah lepaskan dan “hilang kendali” di Meikarta, tapi LPCK (Lippo Cikarang) tetap pinjamkan duit hampir 3T ke developer Meikarta tsb. 😅
Wa terlalu malas utk cek 2020 dstnya apa ada suntikan utang lagi atau tidak.
Dalam laporan tahunan LPCK sih tidak menyebut keberadaan konsorsium di Meikarta - dalam bahasa/terminologi apapun. 🤭
Nemu ini di timeline…
Sayangnya udah anggota DPR ini udah gebrak2 meja, tapi tetap aja aye gak dapat informasi tentang siapa itu pihak Hasdeen Holdings ini.
Di antara segenap developer +62, Lippo adalah salah satu yg ikut perjualbelikan REIT (Real Estate Investment Trust) di pasar. Wa coba cari REIT Lippo dan Meikarta ternyata nemu rating REIT Lippo di Moody’s itu Caa1 alias kualitas rendah, risiko tinggi.
Ya kalau udah rating segitu, sapa yang mau beli REIT/DIRE nya Lippo … selain ya sirkelnya sendiri #ehhh …
Wah baca laporan tahunan 2017 lebih seru lagi…
PEAK adlh anak usaha Lippo yg dibentuk Jan 2017 di Singapore.
PEAK jadi entitas baru investor developer Meikarta (MSU) di Feb 2017.
Maret 2017 Hasdeen yg shell company itu masuk ke PEAK.
Dan lalu ini di 2018 …
😅😅
Jadi yang mana ini konsorsium hengkang ? … yg ada ya pada jualan di situ2 aja …
Saat @hariankompas membandingkan biaya transportasi Jabodetabek (mobil motor umum), mrk hny pake biaya langsung scr personal (itupun msh ada yg blm mrk masukkan spt parkir). Dan tentu saja motor jadinya “terkesan murah”.
Namun apa jdnya jika dihitung semua biaya & seumur hidup?
Studi terkini dari scholar lintas negara menghitung brp ongkos sesungguhnya dr mobil sbg kendaraan pribadi di Jerman.
Dan dihitung seumur hidup orang nyetir (50 th) utk 3 jenis kelas mobil, dr kelas LGCG sampai Mercedes.
Dan hasilnya sbtlnya sdh saya duga, beban ke publik besar.
Biar gampang, ada di abstraknya:
Jika selama 50 th, biaya 1 mobil adlh hampir 600.000 Euro, maka beban ke masyarakatnya
Beban kepada masyarakat, bisa capai 42% dr total biaya.
Dan makin miskin, beban personal justru makin besar.
Entah kenapa algoritma Youtube mengarahkan ke video soal 16 titik pembangunan prioritas di Solo.
Iseng lihat daftarnya di deskripsi, google total 5-6 menit lalu nyengir lebar melihat berapa banyak proyek Kementerian disitu hehe …
Pesan2 utk kota sekunder, agar kamu banyak proyek pemerintah pusat (dan CSR2 dari perusahaan multinasional utk bikin “proyek besar”) di kota kamu maka sebaiknya kepala daerah kamu adalah …
😅
Proyek Kementerian PU (diluar dari Masjid dan Islamic Center yg dananya dr pihak ke 3): 1. Elevated rail (sama Kemenhub) - tp langkah bagus ini elevated rail, drpd bikin jalan layang. 2. Pura Mangkunegaran 3. Taman Balekambang 4. Pasar Jongke Solo
Riset baik yg menganalisa apa yg terjadi pd pergerakan sumber daya jika transisi EV terjadi tanpa kontrol yang jelas. Masuk ke isu kenaikan demand material tertentu, industri ekstraktif, hingga ke perlindungan masyarakat adat.
Buat orang2 belahan Selatan, sadari dulu konteks keluaran laporan2 IPCC - supaya bisa kritis atas mana yg sesuai konteks sama realita kita dulu.
Kalau gak ya keblinger, dan kita gagal paham dan gagal bikin prioritas yg sungguh sesuai dgn level dan kondisi kita.
Ya krn ketimpangan struktural, otomatis bikin mitigasinya bias juga. Jadi wa gak heran kalau IPCC bilang transisi EV barengan ama transisi ke umum. Lah buat negara maju ya mrk udah setengah jalan.
Di sini? Transisi ke umumnya gak jalan2, kalah melulu ama lobby industri & jalan
Buntutnya apa dari IPCC yg bias itu?
Ya salah satunya Funding. Inggris keluar funding ini itu yg dukung transisi EV doang (baik utk industrinya Inggris juga soalnya #uhuk), maka Indonesia mengikuti. Pdhal PR dari 30 th lalunya blm dikerjakan sama sekali.
Akhirnya ya nganu.