SI DANYANG LEMBAH JENGGES (8) Tamat
(Trah Timur Artonegoro)

"Tertangkapnya Raden Artonegoro."
#bacahorror #ceritaserem #jengges #ngiprikethek
Bagi yang baru baca cerita ini, alangkah baiknya baca ngipri kethek dlu

Bagian XV
‘’DIA KEMBALI’’
Pabrik Bawang

Mereka membawa Raden Artonegoro ke
sebuah tempat yang menjadi markas bagi
orang-orang trah timur saat ini.
Tepat saat dimana mobil mulai
menurunkan kecepatannya, raden sengkuni
membisiki sesuatu kepada Raden Artonegoro
yang kedua matanya sudah ditutupi dengan
mengenakan kain berwarna hitam.

‘’Kamu tidak rindu dia, arto?” Tanya Raden
Sengkuni
Raden Artonegoro hanya terdiam. Kedua tangannya benar-benar menahan rasa sakit akibat ikatan tali yang mengikat kedua
tangannya dengan kencang.
Dinginnya malam tidak membuatnya menghindar. Mereka justru tampak
bersemangat saat menawan orang yang sangat
penting bagi mereka.
Di hadapan orang-orangnya, raden
sengkuni menyuruh bawahannya untuk
membukakan gerbang sebuah bangunan besar.
Rasanya tidak asing bagi Raden
Artonegoro saat mendapati sebuah bangunan
yang menjulang tinggi dengan bau yang sangat
menyengat itu. Dia seperti berada dalam masa
déjà vu yang sangat cepat.
Raden Sengkuni sengaja menutup kedua
mata Raden Artonegoro dengan menggunakan
sebuah kain hitam.

Dia ingin mempertemukan
Raden Artonegoro dengan seseorang yang
menjadi sebuah dendam di masa lalunya.
Entah apa yang menjadi ketakutan dari
Raden Artonegoro sampai-sampai dirinya
merasa gentar saat melewati satu persatu
tangga yang mulai dilangkahinya.
‘’Tenang, tuan arto. Kita akan mengadakan
reuni kecil-kecilan hari ini.’’
Sebuah kalimat yang menjadi teka-teki
bagi Raden Artonegoro membuat dirinya
mengalirkan banyak pertanyaan. Hatinya
seperti tidak tenang. Siapakah kelak orang yang
akan diperkenalkan oleh Raden Sengkuni
kepadanya?
Apakah orang tersebut adalah
orang yang pernah dikenalinya? Atau jangan-jangan orang tersebut adalah buah dendam di
masa lalu yang terus bertumbuh hingga menjadi
sebuah momok menakutkan bagi Raden
Artonegoro?
Tiba saat dimana Raden Sengkuni
membawanya ke sebuah ruangan khusus.
Ruangan yang menjadi saksi atas penyekapan
orang-orang yang menuntut keadilan di atas
penderitaan.
Di dalam ruangan tersebut, hawa yang
berbeda terpancarkan dengan jelas. Tubuh
Raden Artonegoro tiba-tiba langsung membeku
dengan hawa pancaran energi yang dikeluarkan
oleh seseorang yang telah berdiam diri di
ruangan tersebut hampir 15 tahun lamanya.
‘’Sekarang, aku akan perkenalkan dia kepadamu. Dia adalah orang yang kembali lagi dari kematian yang membuatnya terperosok dalam kehancuran saat tragedy ngipri kethek berlangsung.’’ Ucap Raden Sengkuni
‘’Ngipri Kethek?’’
‘’Apakah kamu mengenalnya?’’
Raden Artonegoro mengingat-ingat orang-orang yang bersangkutan saat dimana tragedy ngipri kethek itu berlangsung setelah 15 tahun lamanya terjadi.
Ada beberapa nama yang menurut dirinya adalah orang yang pas untuk ia ketahui saat tragedi itu berlangsung.
Raden Artonegoro mengira-ngira jika orang yang ada di hadapannya nanti setelah penutup matanya dibuka, dia akan melihat sosok Raden Jogopati yang dikenal memiliki sebuah ilmu kanuragan hitam yang besar.
Namun, dia juga sangat ragu akan hal tersebut. Pasalnya, raden jogopati benar-benar sudah dinyatakan tewas saat berlangsungnya sebuah tragedy dalam susunan sejarah ngipri kethek.
Kepalanya ditemukan terpisah dari tubuhnya dan ditemukan di sebuah hutan yang berada di desa alas wingit.
Jika dimungkinkan Raden Jogopati kembali dihidupkan, berarti ada sesuatu yang telah merasuki tubuh Raden Jogopati dan membuat sebuah kesepakatan khusus untuk kembali menghidupkannya.
Tapi, dapatkah manusia menghidupkan manusai yang telah meninggal dunia? Apakah ini adalah satu-satunya kelebihan dari orang-orang dari Keluarga Brotoseno yang sampai sekarang masih belum diketahui terkait dengan kekuatan turun temurun dari trahnya?
‘’Bagaimana, arto? Apakah kamu sudah mengingatnya dengan jelas?’’ Tanya Raden Sengkuni

‘’Aku tidak tahu apa yang kau maksud. Tapi, hawa keberadaan energi besar ini bukan dari apa yang aku pikirkan sekarang.’’ Ucap Raden Artonegoro
Raden Sengkuni pun menyuruh kepada bawahannya untuk keluar dan menutup pintu ruangan dengan rapat-rapat.
Sedangkan Raden Sengkuni dan Raden Artonegoro, dia berada di ruangan tersebut bersamaan dengan seseorang yang memang sudah menunggu kehadiran Raden Artonegoro selama 15 tahun lamanya.
‘’Baiklah, sekarang, aku perkenalkan seseorang yang merindukanmu selama 15 tahun lamanya. Dia berada di ruangan ini dan hanya mencoreti seluruh tembok dengan satu nama menggunakan darah yang menetes dari mata sebelah kanannya.’’
Ucapan dari Raden Sengkuni membuat tubuh Raden Artonegoro merinding seketika. Dia tidak tahu, siapa orang yang sangat berambisi penuh hanya untuk menemuinya dalam 15 tahun terakhir lamanya.
Dan seperti apa yang dikatakan oleh Raden Sengkuni, orang yang dimaksud ini hanya menulis namanya di seluruh tembok yang ada di ruangan tersebut.
Perlahan, tangan dari Raden Sengkuni pun menyentuh kain yang menutupi kedua mata Raden Artonegoro. Lalu, ia perlahan membuka kain tersebut sembari mengatakan,
‘’Silahkan kalian mengungkapkan masing-masing rindu yang sudah 15 tahun lamanya tidak pernah terungkapkan. Kini, kalian bisa berbicara seharian penuh dalam ruang penyekapan ini.’’
Dan ketika kain yang menutupi matanya tersebut dibuka, kedua mata Raden Artonegoro langsung tercengang saat mendapati seluruh ruangan yang telah bertuliskan
‘’RADEN ARTONEGORO.’’
Lalu, pandangan dari Raden Artonegoro tertuju kepada seorang pria berambut panjang yang kedua bagian tangannya telah terikat oleh rantai. Lalu, kepalanya sengaja didongakkan ke bagian atas langit-langit atap.
Tidak cukup sampai di situ, raden artonegoro juga melihat ke bagian bawah pria berambut panjang tersebut yang terpasung dengan apitan kayu yang besar.
Salah satu mata dari pria tersebut berwarna hitam. Raden Sengkuni menyebutkan, mata dari pria tersebut terus menerus mengeluarkan darah dan mencoreti seluruh bagian ruangan dengan menggunakan darah tersebut.
Yang lebih mengerikannya adalah pria tersebut baru-baru saja ditahan menggunakan alat-alat penahan yang telah disebutkan karena sering mengamuk dan kerap berubah wujud menjadi siluman kethek ireng.
‘’Matanya hanya tertuju kepada bagian pintu ruangan ini. Ia berharap, orang yang dimaksud akan tiba. Orang tersebut adalah dirimu, raden artonegoro. Apakah kali ini kamu telah mengingat sosok pria berambut panjang yang ada di hadapanmu?” Tanya Raden Sengkuni
Raden Artonegoro memundurkan satu langkah kakinya ke belakang. Ia tidak menyangka, bahwa pada hari yang bersamaan, dia akan bertemu dengan seseorang yang sangat ditakutinya.
‘’Jangan mundur terlalu jauh, arto. Karena, jika kamu mencoba untuk lari dari ruangan ini, akan kubuat ruangan ini penuh dengan jengges (racun) yang mampu membuat kerongkonganmu menjadi hancur dalam hitungan detik.’’ Ancam Raden Sengkuni
Raden Artonegoro terdiam karena ucapan ancaman tersebut. Terlebih lagi, dia masih memikirkan nasib orang-orang yang berada di desa. Jika memang sudah berada di luar nalar seperti ini, raden artonegoro benar-benar sedang menghadapi dua pilihan yang sulit.
Pertama, dia sudah berada dekat dengan mautnya. Dengan menghadapi Raden Sengkuni yang mampu menebarkan jengges dalam hitungan detik, mustahil raden artonegoro bisa selamat akan serangan tersebut.
Kedua, dia sudah tahu orang yang berada di hadapannya saat ini. Itu adalah sebuah mimpi buruk baginya karena telah menemui dengan manusia yang memiliki darah iblis
dari seluruh keturunannya yang berambisi penuh untuk mewujudkan sesuatu yang memang tidak pernah dilepaskannya selama berpuluh-puluh tahun lamanya.
Tidak berselang lama, orang yang berada di hadapannya terbangun. Lalu, salah satu matanya menatap Raden Artonegoro dengan tatapan beringas layaknya seekor macan yang hendak menerkam mangsanya.
‘’Apakah rindumu sudah terbalaskan?’’ Tanya Raden Sengkuni
Tubuh dari seorang tersebut bergerak-gerak hingga menggerakkan seluruh alat-alat penahan yang menahan seluruh anggota tubuhnya.
Raden Sengkuni kemudian mendekati membisiki Raden Artonegoro. Dia memberikan clue yang sangat jelas walaupun Raden Artonegoro sudah mengetahui sosok pria yang berada di hadapannya itu.
‘’Dia adalah saudaramu, arto. Seseorang yang terlahir dari Garis keturunan Keluarga Brotoseno. Pemilik trah tertinggi dari trah keserakahan. Raden Angkoro!’’
Tidak berselang lama, pria yang ada di hadapan Raden Artonegoro mengucapkan sesuatu kepadanya.
‘’Selamat datang kembali, saudaraku.’’
Sementara itu …
Keadaan desa semenjak tertangkapnya Raden Artonegoro ke tangan menjadi kacau balau. Banyak orang-orang yang menderita penyakit gangguan pada saluran pernafasan.
Kyai Sukri segera mengambil tindakan untuk meminta kepada para warga agar tidak keluar dari rumahnya masing-masing kecuali jika memang keadaan jengges di sekitaran desa sudah menurun.
Jengges yang berhembus bersamaan dengan hembusan angin membuat orang-orang yang menghirupnya merasa sesak di bagian dada.
Untuk menghentikan hal tersebut, kyai sukri pun bermunajat di rumahnya seharian penuh.
Ia tahu, sejak tertangkapnya Raden Artonegoro, banyak orang-orang yang menjadi korban akan tindakan yang dilakukan oleh orang-orang timur dalam melakukan penangkapan secara paksa.
Sedangkan Nyi Esa, aisyah dan juga Rahardian. Ketiganya masih berada di dalam rumah dan menunggu semua keadaan membaik.
Terhitung sejak jengges itu diterbangkan ke udara, total warga yang telah terimbas akan serangan tersebut sudah mencapai puluhan orang.
Jalanan menjadi sepi. Tidak ada satu pun warga yang berani keluar. Mereka lebih memilih untuk menahan diri di luaran di banding untuk merelakan nyawanya sendiri dan terkena serangan jengges.
Selama Kyai Sukri bermunajat, dia mendapati banyak bisikan aneh yang mengarah kepada salah satu tempat yang berada di dekatnya.
Kyai Sukri merasa, jika bisikan itu mengarah kepada salah seorang yang sedang mengendalikan jengges.
‘’Datangilah ke sebuah makam yang memiliki bentuk rumah. Di sana, pengendali jengges sedang bertapa.’’
Dengan cepat, kyai sukri pun segera mengambil sorbannya. Lalu, ia basahi sorban tersebut dengan menggunakan air do’a.
Tidak lupa, kyai sukri juga menutup hampir semua bagian kepalanya menggunakan sorban yang telah dibasahi air do’a yang telah ia buat untuknya sendiri.
‘’Jika jengges ini tidak diselesaikan, maka, keselamatan Raden Artonegoro menjadi ancaman yang sangat besar.’’
Malam dimana penangkapan berlangsung dan serangan jengges yang telah memporak-porandakan satu desa.
Tidak disangka, serangan ini telah menghancurkan susunan pertahanan yang telah ditetapkan oleh Kyai Sukri.
Dinding ghaib yang telah ia buat selama belasan tahun dihancurkan dengan begitu saja. Kyai Sukri yakin, jika orang yang menghancurkan dinding ghaibnya adalah orang yang memang mengetahui sedikit terkait dengan desa.
Saat dimana Kyai Sukri menuju ke sebuah makam yang terdapat sebuah rumah, dia mendapati satu sosok pocong yang sudah berdiri sembari menjaga seorang pria yang berada di belakangnya.
Sosok pocong tersebut diyakini sebagai penjaga dari seorang pria yang sedang berada tepat di belakangnya. Mengetahui hal tersebut, kyai sukri segera menggelar sorbannya di tanah yang berdekatan dengan sebuah makam.
Dia kemudian mendekapkan kedua tangannya sembari memejamkan kedua matanya. Tidak berselang lama, kobaran api muncul tepat di hadapan seorang pria yang sedang bertapa itu. Ternyata, kyai sukri sedang menyerang sosok pocong yang hadapannya hingga musnah.
Bukan hanya itu saja, kobaran api juga merembet ke tubuh pria yang sedang bertapa tersebut. Dia adalah Ki Malih. Orang yang dulunya pernah berkhianat kepada desa dan melakukan serangan besar-besaran untuk merobohkan desa hanya demi ambisi yang diinginkannya.
Ki Malih juga diketahui sebagai orang yang telah memberitahu rahasia tersembunyi kepada orang-orang timur agar bisa memasuki desa dan mampu menangkap Raden Artonegoro dengan mudah.
Dengan hilangnya sosok penjaga dari seorang petapa tersebu, kyai sukri bisa leluasa untuk menghentikan orang yang telah mengendalikan jengges hingga membuat kerusakan yang sangat besar bagi desa. Korban yang telah berjatuhan adalah dosa besar bagi pengendali jengges tersebut.
Dengan keyakinan diri yang kuat, kyai sukri pun bangkit dari tempatnya dan menggenggam kuat sorbannya sembari membacakan bacaan dzikir di mulutnya.
Dia tahu, orang yang di hadapannya adalah orang yang pernah berbuat kerusakan dalam sepekan terakhir dan bekerja sama dengan orang-orang timur dengan tujuan menangkap Raden Artonegoro.
‘’Hentikan perbuatan burukmu, malih.’’ Ucap Kyai Sukri
Namun, saat dimana Kyai Sukri sedang melewati kuburan yang ada di sekelilingnya.
Tiba-tiba, kakinya dicekal oleh sesuatu yang keluar dari kuburan. Kyai Sukri melihat dengan jelas sebuah tangan yang sudah tampak gosong memaksa untuk Kyai Sukri menghentikan langkahnya menuju Ki Malih.
Akan tetapi, kyain sukri tidak menyerah sampai di situ saja. ia terus berusaha melangkah dan memukuli tangan tersebut menggunakan sorbannya. Semakin kencang pukulan tersebut, terdengar suara teriakan seperti orang kesakitan dari dalam bawah tanah.
Berkali-kali Kyai Sukri memukuli tangan tersebut namun tidak ada efek jera dari sosok pengganggu yang sengaja dikendalikan oleh Ki Malih. Tatapan Kyai Sukri kini tertuju kepada seorang pria yang ada di hadapannya.
Ki Malih, kini dia bangkit dari kobaran api yang telah membakarnya. Ia kemudian melakukan kuda-kuda tertentu dengan cara merenggangkan kedua tangannya ke bagian kanan dan kiri. Sontak saja, tanah yang ada di sekitaran Kyai Sukri menjadi longsor dalam sekejap.
Kyai Sukri terjatuh ke sebuah lubang. Bersamaan dengan itu, tanah perlahan menguburnya dan membuat Kyai Sukri terjebak di dalam lubang yang memang sudah dipersiapkan khusus oleh Ki Malih untuk bisa menghentikan langkah dari Kyai Sukri.
Namun, itu bukanlah akhir dari Kyai Sukri. Dia bukanlah orang biasa yang hanya bisa terjebak oleh orang-orang yang memiliki kanuragan hitam seperti Ki Sukri. Dengan kuatnya, kyai malih kembali menggapai daratan walaupun tubuh dan wajahnya telah penuh dengan tanah kuburan.
Kyai Sukri mulai marah. Ia segera mendekati Ki Malih sembari menghentakkan sorbannya ke tanah sebanyak 7 kali secara berturut-turut. Nyali dari Ki Malih cukup besar. Ia tidak mau menyerah begitu saja.
Tanah kuburan bukan lagi ide yang baik untuk menghentikan langkah dari Kyai Sukri yang memang sudah memiliki kekuatan di luar nalar manusia. Ia dengan sombongnya memberikan ancaman kepada Kyai Sukri.
‘’Mendekatlah, sukri! Kau akan tahu, betapa buruknya seorang sepertimu yang berani melawan utusan dari timur. Akan kuperkenalkan buhul tali mayit kepadamu!”
Mendengar kalimat tersebut, kyai sukri hanya terdiam. Ia kemudian tidak menggubris perkataan orang gila yang sekarang berada di hadapannya.
Berbeda dengan Ki Malih, ia mengeluarkan 5 buah tali pocong dari sakunya. Lalu, ia mengangkat kelima tali pocong tersebut ke atas hingga menyebabkan dampak yang besar bagi Kyai Sukri sendiri.
Langkah Kyai Sukri terhenti dengan sekejap. Bagian kaki, tangan dan tubuhnya benar-benar dicekal oleh sosok-sosok pocong yang entah dari mana asalnya.
‘’Kau tahu? Aku sengaja mengorbankan nyawaku hanya untuk membunuhmu.’’
Kyai Sukri terpaku diam saat kelima sosok pocong itu mendekapnya di beberapa bagian tubuhnya. Rasanya, tubuh kyai sukri perlahan membatu dengan sendirinya.
Ia tidak mampu bergerak sedikit pun. Mata Kyai Sukri juga mendadak menjadi memerah dengan sekejap saat pocong-pocong tersebut mendekap seluruh bagian tubuhnya dengan kuat.
‘’MATILAH, SUKRI!’’
Saat kalimat itu diucapkan, tiba-tiba, dari belakang tubuh Ki Malih keluar seorang wanita menggunakan pakaian adat jawa.
Anehnya, sosok itu keluar entah dari mana dan tidak diketahui keberadaannya. Ia kemudian membuat tubuh Ki Malih tidak berdaya dan hanya terpaku di sana.
Bahkan yang lebih mengejutkan, ki malih tidak bisa bergerak sama sekali. Ia sama sekali tidak bisa menengok kepalanya
dan hanya bisa menatap secara perlahan seorang wanita yang sedang berjalan ke arahnya sembari menyodorkan kedua tangannya hingga menyentuh tepat di bagian kepalanya.
‘’Ja—di? Inikah penjaga yang dibicarakan orang-orang timur itu?’’ Tanya Kyai Sukri
Wanita tersebut kemudian mengucapkan sebuah kalimat peringatan sekaligus perpisahan bagi Ki Malih yang kini sudah merasakan hawa merinding yang begitu besar.
‘’OJO GANGGU TRAHKU!”
(JANGAN GANGGU KETURUNANKU!)
Tidak berselang lama, kepala dari Ki Malih langsung terpisah dalam sekejap. Bersamaan dengan itu, sosok-sosok pocong yang mendekap tubuh Kyai Sukri langsung menghilang dengan seketika.
Wanita itu pergi dengan begitu saja sembari menggondol kepala dari Ki Malih dan membiarkan tubuhnya terbakar di dekat sebuah rumah yang ada di sekitaran makam tersebut.
Kyai Sukri langsung jatuh ambruk saat dimana tubuhnya benar-benar kehilangan energinya. Kestabilan tubuhnya rentan dengan begitu saja. Tatapannya kini menjadi buyar. Ia pingsan tepat di dekat makam yang ternyata itu adalah makam dari korban pertama sebelum jengges menyerang.
Bersamaan dengan tumbangnya Ki Malih, jengges menghilang dengan sendirinya. Kabut yang tadinya menutupi desa, kini telah cerah kembali seperti sedia kala.
Angin yang hanya meniupkan jengges, kini berubah menjadi angin yang memberikan kesejukan. Dalam sekejap, kyai sukri telah berhasil menyelamatkan banyak orang untuk bisa menghentikan jengges tersebut.
Sementara itu …
Raden Sengkuni yang mengetahui akan berakhirnya jengges di desa tempat Raden Artonegoro berada hanya bisa tersenyum. Ia ternyata memiliki pesaing yang kuat sampai-sampai kekuatan utamanya bisa dihentikan dengan begitu saja.
‘’Arto … Apakah di tempatmu ada seseorang yang sakti mandraguna?” Tanya Raden Sengkuni
‘’Orang sakti?’’
‘’Baru saja aku merasakan jika utusanku gugur di sana. Dengan begitu, jengge yang telah menyelimuti desamu telah menghilang dengan sendirinya. Haruskah aku kembali lagi ke sana dan memberikan penderitaan yang jauh lebih kuat?’’
‘’Hentikan! Bukankah kesepakatannya tidak seperti ini?’’
Raden Sengkuni kemudian menatap wajah Raden Artonegoro dengan tatapan yang tajam.
Dari belakang tubuh Raden Artonegoro, keluar sesuatu makhluk yang menggambarkan tentang siapa Raden Sengkuni sebenarnya. Makhluk itu membawa berbentuk seperti kelelawar dengan tubuh yang sangat besar.
‘’Siapa yang berani menghentikan ambisiku, arto?”
Tubuh Raden Artonegoro langsung terjatuh. Ia tidak sanggup menghadapi dua orang pembesar yang memiliki energi yang sangat mengerikan.
Bahkan, sekelas alm.kang waris pun belum tentu bisa menghadapi dua orang yang sangat mengerikan ini. Apalagi Kyai Sukri?
‘’Sepertinya itu tidak terlalu penting. Baiklah, akan kuceritakan bagaimana Raden Angkoro bisa kembali hidup setelah 15 tahun lamanya dinyatakan tewas setelah tragedi ngipri kethek.’’
Raden Artonegoro hanya bersimpuh pasrah sembari mendengarkan cerita terkait dengan asal mula kebangkitan dari Raden Angkoro yang dinilai sangat mustahil.
Bagi Raden Sengkuni, ilmu semacam itu bukanlah ilmu yang biasa. Ini adalah ilmu yang memang diturun temurunkan sejak para pendahulunya sering menginvasi orang-orang yang tidak mau tunduk kepada perintahnya.
‘’Kau mengenal rawa rontek? Ilmu ini dahulunya memiliki sebuah kekhususan bagi orang-orang yang menyandang gelar tertentu.
Tidak semua orang bisa mempelajari keilmuan ini. Dan aku adalah satu-satunya dari trah timur yang berhasil melewati semua ketakutan orang-orang yang memang tidak mempercayainya.’’
Raden Sengkuni mulai memutari tubuh Raden Artonegoro. Ia tidak segan-segan mendongakkan kepalanya ke bagian atap langit-langit rumah hanya untuk membeberkan kesombongan ilmu kanuragan hitam yang dimilikinya.
Pantas saja banyak pejabat yang tunduk kepadanya. Bagaimana tidak? Dia mampu menggunakan ilmu rawa rontek untuk keperluan pribadinya dan orang-orang yang dikhususkannya.
‘’Saat pemakaman Raden Angkoro diberlangsungkan, aku segera meminta kepada orang-orang yang memang saat itu menguburkan jasanya untuk tidak menyentuhkan bagian tubuhnya ke tanah.
Aku akali dengan menggunakan papan yang mengecualikan seluruh bagian tubuhnya untuk tidak emnyentuh tanah. Lalu, setelah semuanya dijalankan dengan sempurna. Aku segera memberikan satu kesempatan lagi kepada Raden Angkoro dengan pertukaran dari setengah hidupku untuknya.’’
Ternyata, biang dari kebangkitan Raden Angkoro adalah Raden Sengkuni itu sendiri. Dia sengaja memberikan kesempatan kepada Raden Angkoro untuk membangkitkan kembali apa yang diinginkannya hanya untuk bisa mendapatkan sesuatu yang sangat dicarinya.
‘’Namun kini, aku kehilangan sesuatu. Aku kehilangan pangaweruh dan sebagian kekuatanku. Karena itulah, aku sengaja mengajakmu kemari hanya untuk membuat perjanjian kepadaku dan juga Raden Angkoro terkait keberlangsungan hidupmu.’’
‘’Perjanjian?”
‘’Iya, benar. Perjanjian. Kau tahu? Aku menginginkan sesuatu yang tidak dimiliki olehmu namun dimiliki oleh anak-anakmu. Aku menginginkan setengah jiwa lagi dari tubuh anak lelakimu. Raden Rahardian.’’
Raden Rahardian adalah kunci dari semuanya. Dia adalah orang yang diincar oleh Raden Sengkuni. Kemampuan yang diturunkan selama 100 tahun sekali ini adalah sebuah ambisi yang diinginkan oleh Raden Sengkuni.
Dia menginginkan kemampuan Pangaweruh yang hanya dimiliki oleh Raden Rahardian.
‘’Jadi bagaimana? Apakah dirimu mau untuk menukarkan setengah jiwa anakmu untuk keselamatanmu saat ini?’’
Penawaran yang diberikan oleh Raden Sengkuni sangatlah berat. Dia meminta setengah jiwa lagi untuk bisa menyempurnakan kekuatannya kembali setelah menghidupkan Raden Angkoro dengan kemampuan khusus trahnya.
Akan tetapi, di lain sisi dia merasa kasihan dengan anaknya yang masih sangat muda untuk mendapatkan sebuah ujian khusus yang akan membuat tubuhnya semakin tertekan kepada sesuatu hal yang tidak bisa dibayangkannya.
Di luar dari itu semua, raden artonegoro tidak bisa berbuat apapun. Dia hanya bisa menahan dirinya sendiri untuk tidak menjawab pertanyaan dan penawaran yang diinginkan oleh Raden Sengkuni demi kembali membangkitkan kemampuan pangaweruhnya.
‘’Bagaimana tuan? Apakah dirimu telah menyiapkan jawabannya?’’

Raden Artonegoro tidak bisa menjawabnya. Dia hanya masih terdiam. Hal ini membuat Raden Sengkuni segera mengeluarkan wujud aslinya tepat di hadapan Raden Artonegoro.
Perlahan, tubuhnya yang berbentuk manusia perlahan membesar. Dari punggungnya keluar sayap yang membentang hingga menutupi sebagian atap ruangan tersebut. Raden Artonegoro dibuat takut akan sosok yang muncul dengan cepat dari tubuh asli Raden Sengkuni.
Tanpa disadari, raden artonegoro tidak bisa bebruat apa-apa. Kini, ia menundukkan wajahnya seperti memberikan tanda persetujuan akan dilakukannya sebuah pertukaran jiwa antara anaknya dengan memberikan kesempatan hidup kembali kepadanya.
Raden Sengkuni kembali merubah wujudnya menjadi manusia. Dia kemudian tertawa kegirangan sebagai pernyataan dirinya kembali memenangkan segala keinginan yang dibuatnya.
Tidak heran, jika raden sengkuni tergolong orang-orang yang mampu menundukkan para pejabat. Dengan penawaran yang berbalut akan ancaman, raden sengkuni benar-benar memiliki strategi yang sangat cerdik untuk bisa memanipulasi lawannya.
Malam itu, kesepakatan sudah ditentukan. Kini, raden artonegoro dikembalikan lagi ke desa dengan tujuan untuk mengambil Raden Rahardian untuk disegerakannya ritual pertukaran jiwa.
Pagi yang cerah namun tidak secerah dengan para wajah orang-orang yang berada di sekitaran desa.
Nyi Esa telah lama menunggu kedatangan suaminya bersamaan dengan Raden Rahardian dan juga Aisyah. Tidak lama saat mereka sudah berkumpul, mereka kedatangan saudara-saudaranya dari Siti Pangaliran.
Raden Suropto dan juga Mas Krishna telah tiba di desa. Mereka berdua kemudian menuju ke rumah Raden Artonegoro untuk mengetahui apa yang sudah terjadi di desanya hingga menjadikan desanya sedikit merasa ada yang tidak beres.
Tepat saat dimana dirinya sedang berkumpul, terlihat beberapa orang mengenakan jas hitam dengan satu tawanan yang berada di tengah-tengah perkumpulan tersebut. Mereka berjalan menuju desa dan tujuan utamanya adalah rumah dari Raden Artonegoro.
Saat mereka tiba di sana, keluarga dari Raden Artonegoro sedang berkumpul lengkap dengan Raden Suropto dan juga Mas Krishna. Akan tetapi, dari pihak keluarga Raden Artonegoro tidak mempercayai akan sesuatu yang tidak pernah mereka sangka-sangka sebelumnya.
Mereka semua terkejut saat mendapati Raden Artonegoro yang sudah tertangkap dan menjadi tawanan bagi orang-orang timur.
‘’Ba—pak?’’ Ucap Aisyah
‘’Arto … ‘’
Mereka semua terkejut saat kedua tangan Raden Artonegoro diikat menggunakan sebuah rantai yang mengikat dengan kencang hingga membuat kedua tangannya tidak bisa digerakkan.
‘’Jadi? Apakah ini reunian keluarga?’’ Tanya seorang pria yang menggunakan topi ala mafia
Mas Krishna dan Raden Suropto terkejut saat mendapati seorang pria berambut panjang yang sudah lebih dulu melangkah lebih depan di banding orang-orang di belakangnya.
‘’Ra—den Angkoro?’’
‘’Bagaimana kabarmu, Krishna? Apakah pelarianmu sudah selesai? Oh, tidak. Saudaraku yang aku cintai. Apakah Keluarga Brotoseno mengajarkan untuk saling bekerja sama terhadap trah rendah seperti ningrat ini?’’
Mereka terkejut saat orang yang ada di hadapannya adalah benar-benar dari Raden Angkoro. Orang yang telah membuat kerusakan penuh terhadap ngipri kethek yang dibuatnya.
Mereka tidak menyadari, jika semuanya berjalan dengan cepat. Masing-masing kepala mereka hanya dipenuhi satu pertanyaan penuh.
‘’Bagaimana bisa Raden Angkoro kembali hidup?’’
TAMAT!
AKAN DILANJUTKAN DENGAN CERITA TRAGEDI ‘’SANTET KERANGKENG SUKMO’’
Part-1 sudah update di sini, ya
karyakarsa.com/Restuwiraatmad…
Part-1 cerita Kerangkeng Sukmo akan update pada tanggal 14 Maret 2023. Semoga cerita selanjutnya akan lebih baik lagi dari sebelumnya. Terima kasih yang sudah mengikuti perjalanan ngipri kethek. Terima kasih juga untuk temen-temen yang sudah memberikan dukungan dan support.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Restu Wiraatmadja

Restu Wiraatmadja Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @RestuPa71830152

Mar 1
SI DANYANG LEMBAH JENGGES (7)
(Trah Timur Artonegoro)

"Tertangkapnya Raden Artonegoro."
#bacahorror #ceritaserem #jengges #ngiprikethek
‘’PERANGKAP’’
Irham dan Rosikin tidak percaya jika dia berhadapan langsung dengan manusia aneh yang memiliki sifat layaknya iblis. Berbaju kesombongan dan bertopi keserakahan.
Dia adalah Raden Sengkuni. Salah satu dari keturunan timur yang sangat ditakuti oleh orang-orang bahkan beberapa pejabat pemerintahan pun tunduk kepadanya.
Read 120 tweets
Feb 23
SOSOK KETIGA DI BANGSAL RUMAH SAKIT

"Tepat di tengah malam, aku mendengar suara kursi roda yang diseret-seret tepat di depan pintu ruangan. Tak berselang lama, aku juga mendengar suara anak kecil yang tertawa cekikikan layaknya sedang bermain."

#bacahorror @bacahorror_id
‘’Allahu Akbar …. Allahu akbar.’’
Lantunan suara adzan begitu terdengar jelas dari luar ruangan. Aku masih terdiam diri di depan ruangan tempat dimana Ibuku mendapatkan perawatan khusus.
Bagian kiri tangan dan kaki Ibu patah seusai ditabrak lari oleh pengendara motor yang melintasi jalan raya besar di terminal kota Cirebon. Tidak henti-hentinya, aku terus membacakan kalimat dzikir untuk menenangkan hati dan juga pikiran yang sedang kacau ini.
Read 86 tweets
Feb 15
SI DANYANG LEMBAH JENGGES (6)
(Trah Timur Artonegoro)

"Selamat malam, tuan. Dimanakah rumah dari Keluarga Artonegoro?"
#bacahorror #ceritaserem #jengges #ngiprikethek Image
Bagian XI
‘’KEMUNCULAN SANG WAKIL’’
Tubuh warga pendatang baru itu bergetar hebat tatkala dirinya melihat ketiga orang di hadapannya sedang berdekatan dengan pocong. Namun, bukan itu yang ia takutkan.
Read 111 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(