Lakon Story Profile picture
Mar 16, 2023 104 tweets 15 min read Read on X
Bismillah
Jika mengenang kembali pengalaman waktu itu, tentu saja perasaanku akan seketika kembali bergetar ketakutan karena asal kalian tau.
Bisa selamat saja rasanya aku sudah sangat bersyukur.
Dan tidak sekedar selamat, dengan adanya cerita ini, aku akhirnya mendapatkan sebuah pengalaman yang sepertinya tidak akan pernah bisa aku lupakan.
Masih sangat teringat jelas dikepalaku, semua cerita itu terjadi ketika aku bekerja disalah satu rumah makan yang ada di surabaya.
Rumah makan yang awalnya sangat ramai dengan banyaknya pelanggan, waktu itu memang tiba2 sepi begitu saja. Dan tidak berhenti disitu saja. Selain sepi, semua yang terjadi didalam rumah makan tempat aku bekerja tersebut bisa dikatakan sangat tidak masuk di akal fikiran manusia.
Mulai dari nasi yang lebih cepat basi, bahan sayuran yang selalu membusuk ditambah dengan aroma kemenyan yang setiap malam tercium kuat, sudah menjadi bukti jika rumah makan tempat aku bekerja waktu itu sedang terkena santet ataupun sebagainya.
Keadaan seperti itulah yang akhirnya membuat rumah makan tersebut bisa dikatakan sudah hampir bangkrut.
Bahkan akupun juga masih ingat, hanya dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun saja, semua karyawan yang sebelumnya berjumlah 10 orang,
waktu itu semuanya diberhentikan dengan hanya disisakan 1 orang saja yaitu aku.
Bu Mirna, selaku pemilik rumah makan tersebut memang sejak awal sudah sangat mempercayaiku karena perlu kalian tau, aku bekerja dirumah makan tersebut sudah lebih dari 10 tahun lamanya.
"Niken, sekarang karyawan ibu cuma tinggal kamu, Ibu cuma kuat bayar kamu saja, yang lain ibu sudah gak kuat bayar, ya kamu tau sendiri kan, warung kita sekarang sudah sangat sepi." Ucap bu Mirna dengan tatapan matanya yang terlihat cukup lesu.
Mendengar hal itu, aku mencoba memberi semangat kepada beliau agar beliau tidak menyerah dan putus asa karena akupun tau, waktu itu sisa bisnis bu Mirna satu satunya adalah rumah makan yang kutempati saat itu.
"Ibu semangat ya bu, ini cuma cobaan, pasti nanti ramai lagi kok, sebenarnya aku juga heran, sebelumnya warung ini ramai kok tiba-tiba mendadak menjadi sepi ya, padahal kan kita gak ada saingan di daerah sini." Sahutku heran.
"Ada yang nutupi nduk.." jawab bu Mirna singkat.
Disitu, aku yang sebelumnya duduk tenang, tentu saja seketika terkejut karena aku seolah masih tidak percaya dengan apa yang bu Mirna barusan katakan.
"Masak sih bu ada yang tega sampai seperti itu sama ibu,
Ibu ini kan orangnya baik" imbuhku.
Dan tanpa menjawab ucapanku, Bu Mirna seketika terlihat berdiri dan berpamitan pergi.
"Yasudah ibu pulang dulu ya nduk, besuk sepertinya ibu gak kesini, ibu mau cari obatnya dulu. Oh iya, besuk kamu buka lebih pagi loh ya,
sekarang kamu sendirian, jadi pekerjaanmu tambah banyak" ucap Bu Mirna menjelaskan.
Mendengar hal itu akupun menganggukan kepala seraya memberi tanda jika aku telah mengerti dengan apa yang bu Mirna jelaskan.
Perlu kalian tau, selain bekerja diwarung tersebut, aku juga tinggal dan menetap di warung tersebut.
Hal itu memang menjadi syarat utama kerja di warung itu karena sepertinya,
sejak dulu bu Mirna memang sengaja menyediakan tempat tinggal dalam warung agar semua karyawannya tidak pulang pergi dalam bekerja.
( Sebenarnya kerja ikut bu Mirna dulu itu enak mas, orangnya baik, makan kita dapat, tempat tidur juga disediakan di warung.
Gajinya lumayan juga, tapi siapa sangka, akhirnya semuanya malah seperti ini)" ucap narasumber. Singkat cerita, setelah kepergian bu Mirna waktu itu, bu Mirna tak kunjung kembali mengunjungi rumah makannya hingga beberapa hari.
Bahkan, akupun juga masih ingat, ketika ditinggal bu Mirna pergi, keadaan warung benar-benar semakin sepi dengan semua bahan masakan yang membusuk tidak bisa digunakan.
Dan puncaknya, akupun sudah jarang sekali membuka warung tersebut,
dalam seminggu, aku hanya buka beberapa hari saja dan menjual makanan seadanya.
Tukang parkir yang sebelumnya selalu terlihat sudah siap didepan sebelum aku membuka rumah makan, waktu itu juga sudah tidak lagi ada.
Keadaan rumah makan waktu itu benar-benar sepi meski jalanan yang ada didepan terlihat masih sangat ramai dengan banyaknya orang yang berjalan wara wiri.
Dan disetiap harinya, terkadang waktu kuhabiskan dengan duduk didepan rumah makan sambil menunggu pelanggan yang datang.
Bahkan, setiap aku buka pukul 09.00 pagi hingga 22.00 malam tidak ada satupun pelanggan yang datang.
Jika boleh kuingat dengan lebih dalam dalam kurun waktu 10 hari, total hanya ada 4 pengunjung saja yang mampir untuk makan dirumah makan tersebut.
Hal itu tentu saja semakin menguatkan dugaanku bahwa rumah makan itu sedang diganggu oleh seseorang mengingat sebelumnya, rumah makan tersebut adalah rumah makan paling ramai didaerah itu.
Dan puncaknya akhirnya hari itupun tiba.
....
Hari itu sekitar pukul 20.00 malam ketika aku masih duduk diam, tiba-tiba pandanganku teralihkan kearah seberang jalan yang ada didepan rumah makan tersebut.
Diseberang jalan, waktu itu aku melihat ada seorang pengemis yang terlihat duduk diam
dengan tatapan matanya yang menatap tajam kearah rumah makan.
Dan tidak hanya itu, jika kulihat dengan lebih teliti lagi, pengemis tersebut terlihat sesekali melotot kearah rumah makan seolah olah dia sedang melihat sesuatu yang akupun tau,
di area rumah makan tidak ada siapapun selain aku.
Mengetahui hal itu, karena aku merasa kasihan dengan pengemis tersebut, akupun menghampirinya dengan membawa sebungkus nasi yang sudah kubungkus dengan sedemikian rupa.
Sesampainya aku diseberang jalan tepatnya disamping pengemis tersebut berada, aku seketika duduk dengan memberikan bungkusan nasi tersebut.
"Ini pak silahkan dimakan" ucapku sopan.
Mengetahui hal itu, pengemis tersebut terlihat tersenyum dan menerima pemberian bungkusan nasi dariku.
Tapi anehnya, tidak hanya menerima, waktu itu pengemis tersebut terlihat berbicara dengan nada yang cukup membuatku bertanya tanya.
"Warung itu dipenuhi jin" ucap pengemis tersebut jelas.
"Hah, maksudnya gimana ya pak ?" Sahutku kaget.
Dan tanpa menjawab pertanyaanku, pengemis tersebut terlihat membuka bungkusan yang sebelumnya kuberikan padanya dan diperlihatkan isinya.
Dan disaat itulah, jantungku yang sebelumnya tenang, waktu itu seketika berdetak dengan sangat kencang karena dengan mata kepalaku sendiri, bungkusan yang sebelumnya ku bungkus berisi nasi tersebut, setelah dibuka oleh si pengemis ternyata berubah menjadi berisi bangkai tikus
yang berukuran cukup besar.
Mengetahui semua itu akupun seketika terkejut dan berlari kembali dengan tidak sekalipun menghiraukan pengemis tersebut.
" Aaaaaaaaa "
Dan tidak hanya itu, sesampainya di rumah makan, akupun terus berlari menuju kearah kamar mandi dan tidak butuh waktu lama , akupun akhirnya muntah karena tidak kuat melihat bangkai tikus yang sebelumnya sudah kulihat didalam bungkusan tersebut.
Tapi anehnya,
belum selesai aku muntah-muntah didalam kamar mandi, tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki yang setelah kudengar dan kulihat keluar, suara langkah kaki tersebut adalah suara langkah kaki bu Mirna yang tiba-tiba datang dengan sangat tergesa-gesa.
Dan tidak hanya tergesa-gesa, Bu Mirna waktu itu datang dengan membawa sebuah bungkusan kain berwarna hitam dengan tangan kirinya yang memegang seekor ayam hitam.
"Tutupen warung e nduk. (Sudah tutup warungnya nak)." Ucap Bu Mirna yang saat itu terus berjalan kearah dapur dan duduk disalah satu kursi yang ada disitu.
Tanpa menanyakan kenapa, malam itu akupun seketika menutup rumah makan tersebut meskipun dalam hati kecilku perasaanku masih kebingungan dengan tingkah bu Mirna ditambah pengemis yang sebelumnya ada diseberang jalan, waktu itu juga tiba-tiba menghilang begitu saja.
Dan tanpa memperdulikan semua itu akupun menutup semua pintu dan berjalan kembali kearah Bu Mirna yang sepertinya sudah menungguku.
" Pegangin ayam ini " ucap Bu Mirna tiba-tiba.
Disitu, tanpa bertanya akupun seketika memegang ayam hitam tersebut yang kemudian,
bu Mirna terlihat menyembelih ayam hitam tersebut seperti orang yang menyembelih ayam pada umumnya.
Dan tidak hanya itu, setelah disembelih, darah ayam hitam tersebut terlihat dikumpulkan dan dituangkan kedalam gelas yang sepertinya telah disiapkan.
Dan tidak hanya itu, setelah gelas berisi darah tersebut sudah terlihat dipegang, tanpa lama-lama lagi, bu Mirnapun segera meminum darah ayam tersebut seperti orang yang sedang kehausan.
Dengan tetap menguatkan perasaanku, akupun terus diam dengan memperhatikan semua kegiatan bu Mirna yang memang terlihat tidak masuk kedalam akal sehat manusia.
Meminum darah, mengunyah bunga hingga menaburkan garam keseluruh bagian warung,
waktu itu benar-benar dilakukan oleh bu Mirna layaknya seorang dukun.
Hingga akhirnya, setelah bu Mirna selesai dengan semua aktifitasnya.
Bu Mirnapun berjalan kembali kearahku sembari memberikan segenggam potongan bunga melati
lengkap dengan beberapa benda lainnya yang akupun tidak tau benda apakah itu namanya. " Nduk, mulai besuk, setiap pagi, kamu bikin segelas kopi pait dan segelas air gula ya. Kedua gelas tersebut letakkan disudut warung ini.
Dan tidak hanya itu, jika (sorop tiba) menjelang maghrib, warung ini kamu tutup saja buka lagi jam 20.00 malam. Nanti kalau sudah jam 22.00 malam tutuplah seperti biasanya. Dan setiap pagi, campurkan potongan bunga melati dengan air garam dan taburkan disekeliling warung.
Dan yang paling penting, gantunglah ceker ayam ini di sebelah kamar mandi belakang. Jika nanti cekernya sudah terlihat membusuk, ganti yang baru. Ibu sepertinya akan jarang ke warung ini lagi. Jadi setiap 3 hari sekali nanti kamu setor ke bank ya,,,
untuk uang pendapatanya masukan ke rekening ibu. Sudah, ibu percaya kamu, ibu tau siapa kamu. Jadi tolong ya nduk " ucap bu Mirna menjelaskan.
Dan tanpa membantah perkataan bu Mirna, malam itu aku hanya mengangguk meski di dalam hati kecilku aku masih bertanya tanya dengan semua perkataannya.
Dan tidak berhenti disitu saja, sesaat setelah itu, aku melihat bu Mirna komat kamit seperti orang yang sedang membaca doa
tepat disamping panci besar yang ada didapur warung itu.
Disitu, setelah selesai berdoa bu Mirna terlihat memasukkan bungkusan kain kedalam panci tersebut yang akupun tau, panci tersebut adalah panci utama yang selalu kugunakan ketika aku berjualan.
"Jangan buka panci besar ini ya, jadi kalau kamu mau jualan, masak dulu di panci yang kecil, nanti kalau sudah matang baru masukan ke panci besar ini. Gunakan panci besar ini untuk menghangatkan saja..dan satu lagi, jangan otak atik pancinya, apalagi dicuci.
Sudah biarkan seperti ini saja." Imbuh bu Mirna dengan langkah kakinya yang berjalan pergi meninggalkanku begitu saja.
Dan singkat cerita, sekitar pukul 23.00 malam, bu Mirna akhirnya pergi meninggalkanku sendiri seperti biasanya.
...
Keesokan harinya, sesuai perintah bu Mirna, tentu saja aku melakukan semuanya.
Mulai dari menutup rumah makan setiap menjelang maghrib, membuat kopi pait, menggantung ceker ayam dan sebagainya.
Dan anehnya, sekitar 7 hari setelah aku rutin melakukan kegiatan tersebut,
rumah makan yang sebelumnya sepi pengunjung, waktu itu bisa dikatakan tiba-tiba ramai tidak terduga.Mengetahui semua itu, akupun seketika menghubungi bu Mirna dengan maksud ingin mengusulkan untuk penambahan karyawan karena semakin lama, aku benar-benar sudah semakin kewalahan.
Tapi sayangnya, bu Mirna tidak menyetujui permintaanku dengan dalih tidak boleh ada karyawan lain selain aku.
Mendengar hal itu, akupun hanya bisa diam meski gajiku waktu itu sudah meningkat pesat tapi fisikkulah yang akhirnya perlahan mulai tidak kuat.
Dan akhirnya, kegiatan yang sebelumnya harus dilakukan seperti wajib menutup toko setiap mahgrib, waktu itu perlahan sudah mulai tidak kujalankan.
Hal itu bukankah tanpa alasan, karena asal kalian tau, di waktu menjelang mahgrib, selalu ada saja pengunjung yang berdatangan.
Semua itulah yang akhirnya membuatku kesulitan jika harus menutup warung ditengah-tengah masih adanya orang.
Dan tidak hanya itu, kegiatan lain seperti menyiram melati dan menggantung ceker ayam, waktu itu juga sesekali kulewatkan karena kesibukkan yang memang sudah tidak lagi bisa kutekan.
Dan puncaknya, siapa sangka dengan aku yang melewatkan itu semua aku malah mendapatkan sebuah cerita yang sepertinya tidak akan pernah bisa aku lupa.
Malam itu seperti biasanya, setelah aku selesai dengan semua kegiatanku yang melelahkan,
aku seketika berbaring dikamar tidurku yang memang terletak dibagian belakang rumah makan ini.Namun anehnya, belum lama aku memejamkan mata, tiba2 aku mendengar suara tangisan yang jika kudengar dengan lebih teliti lagi, suara tangisan tersebut adalah suara tangisan perempuan.
"Hi..hi..hi..hiks..hiks.."
Mendengar hal itu, aku yang sebelumnya tenang seketika bangun dengan perasaan yang keheranan karena akupun tau, yang ada didalam rumah makan tersebut tidak ada siapapun selain aku.
"Loh, kok sepertinya ada orang nangis deh" fikirku dalam hati dengan kakiku yang beranjak bangun dari ranjangku.
Disitu, akupun seketika keluar dari kamar tidurku dan menyalakan semua lampu yang ada didalam area rumah makan tersebut karena waktu itu,
aku masih berfikir jika ada orang lain yang sedang menyusup kedalam rumah makan.
Tapi anehnya, ketika semua lampu sudah menyala, aku tidak melihat adanya siapapun selain kekosongan.
Keadaan rumah makan tersebut benar-benar masih kosong dengan ada beberapa meja kursi yang belum rapi karena belum kutata dari tadi.
"Loh kok gak ada orang, terus itu tadi suara siapa " fikirku dalam hati dengan mataku yang terus melihat kesana dan kemari.
Karena fikiran yang masih belum tenang, akhirnya akupun membuka pintu belakang toko ini demi memastikan siapa sumber suara tangisan yang sedari tadi terus terdengar tersebut.
Dan anehnya, ketika aku membuka pintu belakang toko,
bukannya melihat sumber suaranya, malam itu aku malah melihat ceceran sisa ceker ayam yang terlihat berantakan seperti bekas dimakan seseorang.
Ceceran sisa ceker ayam tersebut terlihat tidak beraturan dengan bertebaran dimana mana.
Mengetahui hal itu, akupun seketika berlari ke arah frezer untuk memastikan bahwa stock ayamku masih dalam keadaan utuh.
Tapi sayangnya, semua dugaanku benar adanya, sepertinya telah ada seseorang yang membuka frezer dan mengambil semua stock ayam lalu dimakannya mentah-mentah.
( Waktu itu memang sangat aneh mas, stock ayam didalam frezer benar-benar di acak-acak tidak karuan.
Bagian daging ayam sih masih utuh, tapi bagian ceker ayam semuanya menghilang.)." Ucap Narasumber.
Mengetahui hal itu, perasaankupun semakin kebingungan dengan badan yang gemetar ketakutan karena asal kalian tau,
suara tangisan perempuan tersebut benar-benar terdengar sangat kencang dan dekat namun aku sama sekali tidak melihat adanya orang.
Hingga akhirnya, karena tubuhku semakin terasa lelah karena sebelumnya sudah beraktifitas seharian,
akhirnya akupun memutuskan untuk tidak memperdulikan semua itu dan memilih untuk kembali masuk kedalam kamarku meski aku tidak bisa memungkiri, jika suara tangisan perempuan tersebut semakin lama sudah semakin terdengar memilukan.
Dan untungnya, malam itupun berlalu begitu saja...
Keesokan harinya...
Waktu itu aku sangat berharap jika bu Mirna datang ke rumah makan karena selain ingin melaporkan laporan bulanan, aku juga ingin membicarakan soal suara tangisan yang semalam kudengar.
Tapi anehnya, hingga malam hari aku tidak kunjung melihat datangnya bu Mirna. padahal biasanya, disetiap tanggal 3 beliau selalu datang ke rumah makan untuk mengambil laporan penjualan.
Mengetahui semua itu perasaanku semakin tidak enak karena waktu itu, sudah genap 2 minggu bu
Mirna tidak mengunjungiku ke rumah makan.
Tapi untungnya, belum selesai aku memikirkan semua itu, Anggun, yang kutau dia adalah anak bu Mirna, malam itu tiba-tiba datang ke rumah makan.
" Mbak Niken, aku disuruh mama ambil Laporan. " Ucap Anggun malam itu tanpa basa basi.
" Bu Mirna kemana nggun. " Tanyaku balik sambil tanganku yang menyerahkan sejumlah uang beserta catatan laporan bulanan.
" Mama sakit mbak.." ucap Anggun lesu.
" Hah...sakit.. ! " sahutku kaget.
" Iya mbak, kata dokter mama sakit stroke gak bisa jalan..yasudah aku mau pulang ya mbak, " jawab anggun pelan dengan seketika berpamitan pergi meninggalkanku.
Mendengar hal itu, akupun hanya diam sambil seolah tidak percaya dengan apa yang barusan Anggun katakan.
Hingga akhirnya, tepat pukul 22.00 malam, akupun seketika menutup rumah makan tersebut sembari fikiranku yang terus memikirkan keadaan bu Mirna.
" Oalah kasiannya bu Mirna, rumah makan sudah ramai, eh bu Mirna malah sakit. Ada-ada saja sih cobaannya " gumamku.
Dan seperti biasanya setelah semua sudah kupastikan tertutup, akupun berbaring di atas tempat tidurku dengan mulai mendengarkan musik yang ada di radio
sebagai pengantar tidurku.
Tapi anehnya, belum lama aku memejamkan mata, malam itu aku tiba-tiba kembali mendengarkan suara tangisan yang sepertinya sudah pernah kudengar sebelumnya.
Awalnya, aku mencoba tidak memperdulikannya tapi karena kurasa suara tangisan tersebut terdengar seperti meminta pertolongan, akhirnya akupun beranjak dari tempat tidurku untuk kembali mencari sumber suara tangisan tersebut.
Tapi sayangnya, baru saja aku membuka pintu kamarku,
dengan mata kepalaku sendiri, tidak jauh dari tempatku berdiri, aku melihat sosok perempuan tinggi besar dengan rambut yang sangat panjang.
Sosok perempuan tersebut, berdiri membelakangiku dengan sesekali berjalan berkeliling diarea dalam rumah makan itu.
Mengetahui semua itu, jantungku rasanya seperti berhenti berdetak, tubuhku memaku dengan mataku yang melotot karena masih tidak percaya dengan apa yang ada didepanku.
Malam itu, aku mencoba menguatkan diriku untuk tidak mengeluarkan suara agar sosok tersebut tidak menoleh kearahku, dengan perlahan, akupun kembali masuk kedalam kamarku dengan tangisan yang rasanya sudah tidak kuat lagi jika terus kutahan.
Sesampainya didalam kamar, aku menangis ketakutan dengan perasaan yang sudah tidak lagi bisa jika harus diceritakan.
(Waktu itu, bisa dikatakan sudah antara hidup dam mati mas. Aku mau lari sudah tidak bisa. Aku mau lari kemana, pintu utama juga hanya ada didepan.
Jadi aku benar- benar satu ruangan dengan setan)." Ucap narasumber.
Namun untungnya, malam itu aku tidak sampai diganggu hingga kedalam kamarku ini.
Waktu itu, sepanjang malam, aku terus merintih ketakutan dengan mendengar suara aktifitas yang sepertinya dilakukan didalam warung itu.
seperti suara orang yang sedang makan sesuatu, suara orang yang sedang berjalan wara wiri, hngga suara anak kecil yang terden sdg berlari2
Dan puncaknya, keesokan harinya, keadaan rumah makan benar-benar berantakan tidak karuan.
Posisi meja kursi yang biasanya selalu terlihat rapi, pagi itu sudah berantakan kesana kemari.
Mengetahui semua itu, akupun seketika lemas dengan perasaan yang sudah tidak bisa lagi jika harus dijelaskan.
Dan akhirnya, akupun membersihkan semuanya kemudian aku mulai membuka rumah makan tersebut seperti biasanya.
Tapi sayangnya, sudah seharian aku membuka rumah makan tersebut, tidak ada 1 pun orang yang terlihat datang.
Bahkan akupun juga masih ingat, hari itu adalah hari libur yang harusnya, disetiap hari libur omset penjualan rumah makan itu mencapai 2 kali lipat jumlahnya.
"Loh, kok tumben ya hari ini tiba-tiba sepi banget " fikirku dalam hati dengan mataku yang melihat kearah jam tanganku yang waktu itu sudah menunjukan pukul 21.00 malam yang tandanya, sudah seharian aku menunggu namun tidak adanya satupun kedatangan orang.
Dan disitu, perasaanku semakin tidak karuan ketika aku melihat nasi yang ternyata kembali basi ditambah bahan bakanan didalam kulkas yang sebelumnya baik-baik saja, waktu itu tiba-tiba membusuk begitu saja.
Mengetahui semua itu, akupun seketika berniat menutup rumah makan karena aku menganggap jika sepertinya memang sedang ada yang aneh didalam rumah makan tersebut.
"Kututup saja wes, ada yang gak beres ini...besuk mending aku kerumah bu Mirna saja gak usah buka warung" fikirku dalam hati dengan tanganku yang mulai menutup satu persatu bagian rumah makan itu.
Tapi anehnya, belum selesai aku menutup rumah makan itu, tiba-tiba pandanganku kembali teralihkan dengan adanya pengemis yang sepertinya, pengemis tersebut sudah pernah kutemui sebelumnya.
Pengemis tersebut, terlihat duduk dengan matanya yang menatap tajam kearahku.
Mengetahui hal itu, aku mencoba tidak memperdulikannya dengan seketika mempercepat aktifitasku agar aku bisa segera menutup rumah makan itu.
Dan puncaknya, malam itu akhirnya rumah makan tersebut sudah selesai kututup rapi dengan diiringi hujan yang turun deras tidak berhenti.
Tepat pukul 00.30 dinihari, aku yang sebelumnya tertidur pulas, waktu itu terbangun karena aku merasa jika sepertinya ada yang sedang mengelus elus rambutku.
Merasakan hal itu, matakupun kubuka perlahan dan ketika mataku sudah terbuka, aku tiba-tiba sudah berada dipangkuan sosok nenek-nenek tua yang terlihat tertawa.
Sosok nenek-nenek tua tersebut, terlihat duduk didalam kamar tidurku dengan posisi duduk sedang memangkuku.
Melihat semua itu, akupun seketika menjerit tidak karuan dengan tubuhku yang seketika berdiri terkejut ketakutan.
"Aaaaaaaaaaaaaa"
Disitu, tanpa lama-lama lagi akupun seketika berlari keluar dari kamarku dengan langkah kaki yang sesekali terseok seok karena rasa takut yang sudah tidak lagi bisa kutahan.
Dan tidak hanya itu, ketika aku sudah keluar dari kamarku, mataku kembali terbelalak karena waktu itu,
di dalam rumah makan tersebut, aku melihat banyak sekali anak kecil yang terlihat duduk disetiap kursi yang ada di rumah makan tersebut.
Dan tidak hanya duduk, beberapa anak kecil tersebut terlihat bermain di atas meja dengan bentuk wajahnya yang sangat mengejutkan mata.
(Malam itu aku melihat semuanya mas, dengan mata kepalaku sendiri, aku melihat rumah makan yang harusnya sudah tidak ada orang karena sudah malam, waktu itu tiba-tiba banyak sekali ada anak kecil dengan bentuk tubuh yang cukup mengerikan.
Ada beberapa anak kecil yang memiliki kepala lebih besar dari tubuhnya, ada yang memiliki tangan dan kaki kerdil dan ada juga yang memiliki mata besar seperti mata kuda.)." Ucap Narasumber.
Mengetahui semua itu, rasanya ketakutanku sudah sampai pada puncaknya.
Aku bersusah payah berlari keluar dari area rumah makan itu.
Hingga akhirnya, setelah berhasil keluar dari rumah makan itu, aku menggedor ruko yang berada tidak jauh dari rumah makan itu karena kutau, ruko tersebut adalah ruko milik mbak Septi si penjual baju.
Singkat cerita, setelah aku dibukakan oleh mbak Septi, dengan meluapkan semua tangisan, akupun masuk dan menceritakan semuanya kepada mbak Septi.
Hingga akhirnya, keesokan harinya, aku bersama mbak Septi menuju kerumah bu Mirna
dengan maksud ingin memberitahukan semua yang sudah aku lihat semalam.
Tapi anehnya, ketika aku sampai dirumah bu Mirna, bu Mirna waktu itu sudah tidak bisa lagi diajak untuk berkomunikasi.
Beliau terlihat diam koma karena penyakit yang telah dideritanya.
Dirumah bu Mirna, waktu itu bu Mirna hanya menatap wajahku dengan meneteskan air mata.
Dan disitulah aku melihat bu Mirna untuk terakhir kalinya, Karena dimalam harinya, bu Mirna akhirnya pergi untuk selama lamanya.
Setelah kejadian dan kematian bu Mirna, akhirnya akupun memutuskan untuk tidak kembali lagi bekerja dirumah makan tersebut.
Aku memilih untuk pulang kembali ke kampung halamanku dengan membawa sebuah pengalaman yang sepertinya tidak mungkin bisa jika harus kulupakan.
Saat ini, yang kutau, ruko bekas rumah makan bu Mirna sepertinya sudah dijual dan berganti menjadi sebuah toko Baju yang setelah aku mencari informasi lagi, toko baju tersebut adalah toko baju milik mbak Septi.
Terimakasih teman-teman, semoga cerita ini menemani hari-hari kalian.
Sampai jumpa dicerita-cerita kami selanjutnya.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Lakon Story

Lakon Story Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Lakonstory

Dec 8
Sabdo palon VS Syekh Subakir
Kisah pertarungan Manusia melawan Lelembut maling Epic sepanjang masa !

PAKU TANAH JAWA, EYANG SEMAR, AJI KALACAKRA

A Thread. Image
Apa kalian pernah mendengar kisah pertarungan Syekh Subakir melawan Sabdo palon ?.

Sebuah pertarungan epic antara manusia melawan lelembut yang terjadi selama 40 hari 40 malam.
Selama pertarungan, tanah jawa diguncang badai, angin, ombak besar dan petir seolah menandakan jika pertarungan tersebut bukanlah sebuah pertarungan biasa.
Read 39 tweets
Nov 16
BAHAYA !

sdah bnyk DM masuk cerita seperti ini.

Akibat "SIHIR PEMISAH" rumah tangga mereka hancur. Setiap hari di tiduri rekan kerja.

A Thread 21+ Image
Sihir,

Ya kalau kita bahas sihir mungkin hingga detik ini masih banyak menimbulkan kontroversi, ada yang percaya, ada juga yang tidak percaya.
Namun semua itu sah sah saja karena setiap orang memang memiliki hak nya masing-masing untuk percaya atau tidak dengan suatu hal.
Read 101 tweets
Nov 14
Asal Usul Rumah Hantu Darmo,

Rumah paling angker di surabaya yang pernah diangkat ke layar lebar.

A Thread. Image
Jika kita mendengar nama rumah Hantu Darmo, mungkin seketika fikiran kita akan mengarah ke rumah terbengkalai yang ada di surabaya. Image
Hal itu memang bisa dibilang wajar karena angkernya rumah hantu darmo memang sudah terkenal hingga kemana mana. Image
Read 17 tweets
Nov 11
BERDASARKAN KISAH NYATA !

Gara gara lupa lepas tali pocong, 2 daerah di kabupaten malang ini di terror pocong keliling.

Ngeri !

Cong culi den

A Thread Image
Cong culi den, cong culi den,

Pocong uculi moden.
(Lepaskan tali pocong ku pak Mudin )

Bagi warga kota Batu, kota Malang hingga kabupaten Malang,mungkin kalian sudah tidak asing dengan terror pocong yang saat itu pernah menggemparkan warga desa
Tidak sekedar mengganggu, sosok pocong tersebut benar-benar mendatangi rumah warga satu persatu dengan cara mengetuk pintunya sembari berkata

"Cong culi den" yang jika diartikan, (saya pocong dan tolong lepaskan tali pocong saya wahai pak mudin ).
Read 72 tweets
Oct 17
KOTA SANTET BANYUWANGI !.

Minimal baca ini biar tau kalau suku osing memang terkenal sakti sudah dari dulu

Sebuah utas

#lakonstory Image
Ya kalau ngomongin banyuwangi, pasti seketika fikiran kita akan mengarah ke sebuah kota yang ada di ujung pulau jawa.

Selain terkenal dengan keindahan alamnya, Banyuwangi juga dijuluki sebagai kota santet loh, kok bisa sih,
Ini penjelasannya.

Sejak dulu, Banyuwangi ini memang kental dengan budaya Mistisnya, bahkan disana, juga ada perkumpulan dukun, perkumpulan ahli spiritual ataupun semacamnya.
Read 18 tweets
Oct 12
KISAH NYATA !

Bukti dan dokumentasi lengkap.

Sampai Thread ini sya tulis semua ini masih terjadi, Ini bukan setan, tapi iblis.

lukisan Baphomet,bntuk dlm rumah sprti rumah pemujaan.

(Slruh keluarga twas, bundir di sumur, kebakaran, Dihuni puluhan setan)

..
Sebuah utas. Image
RUMAH GENTENG IJO.

Benar, rumah yang akan kami ceritakan kali ini adalah sebuah rumah yang orang2 menyebutnya dengan sebutan rumah genteng ijo.(Hijau).
Disebut demikian, karena rumah ini memiliki genteng yang berwarna hijau.

Dan anehnya, Meski warna genteng sudah di cat bolak balik dan diganti warna apapun, pasti akhirnya kembali lagi ke warna semula yaitu warna hijau.
Read 63 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(