mistynim Profile picture
May 1, 2023 63 tweets 10 min read Read on X
Gerbang Samsara dan Nirvana

[ Part 4 ]

Bayi-bayi yang tak berdosa itu di bunuh oleh ibu mereka sendiri. Tangis yang tadinya pecah kini hening seketika. Hanya bau anyir darah yang tercium menusuk hidung.
#bacahorror #threadhoror #HorrorCommunity Image
Selamat malam teman-teman semuanya. Kita kembali lagi ke hari senin untuk melanjutkan cerita. Tak terasa sudah sampai ke part 4. Selamat membaca jangan lupa berikan support dengan cara like/komen/rt/share. Salam hangat-M🖤
Akara lara yang tak terkendali bagai pawana merapah atma. Begitulah keadaan 10 abad silam yang terlintas dipikiran Panji. Ki Sangki selalu mengatakan kepada Panji tentang apapun yang sudah dititipkan kepadanya hanyalah amanah yang harus Panji terima.
Selebihnya itu adalah takdir yang diberikan Sang Pencipta yang harus Panji yakini.
Waktu terus berjalan tak terasa mulai terlihat sinar matahari yang mulai turun. Azan ashar pun berkumandang segeralah Panji, Arya dan Kakek Toh menyudahi bersemedi dan langsung mengambil wudhu
untuk melaksanakan sholat berjamaah. Setelah selesai melaksanakan sholat berjamaah Panji dan Arya pamit kepada Kakek Toh untuk melanjutkan perjalanan ke tujuan utama nya, yaitu Segara Getih. Tak lupa Panji membawa pesan yang dititipkan dari Prabu Sangkalangit untuk membawa beras.
“Ini Panji beras yang harus kamu bawa, segeralah sampai ke tempat tujuanmu, Kakek merasa ada yang tidak beres dan tetaplah berhati-hati mereka sudah menyadari kedatangan kalian.” Sambil menerima beras yang dibungkus oleh kain putih yang diberikan Kakek Toh.
Panji segera berpamitan kepada Kakek Toh menuju ke Segara Getih.
Belum jauh jarak Panji dan Arya dari rumah Kakek Toh, namun sudah disambut dengan pemandangan sawah luas nan hijau di sekitar Panji dan Arya. Di samping swastamita motor yang dikendarai Arya dan Panji sudah melaju
ke jalanan yang ramai. Butuh waktu sekitar setengah jam untuk menempuh jarak ke Segara Getih.
“Kira-kira hal yang tidak beres di Segara Getih apa yaa Ar?”
“Kita tidak tahu karena kita belum sampai Pan, tapi tenang saja aku selalu menjaga kamu kok.” ucap Arya kepada Panji
untuk menenangkan Panji. Tak lama kemudian sudah terlihat jembatan dan hutan yang akan membawa Panji dan Arya ke Segara Getih. Arya melaju membawa motornya agar cepat sampai ke tujuan mereka.
“Seperti biasa Pan hehe… Kita jalan yaa motor aku parkir disini,” ucap Arya sambil-
memarkirkan motornya. Panji dan Arya mulai berjalan ke dalam hutan, masih terlihat jelas jalan setapak yang Panji dan Arya lewati sebelumnya. Di sekitar pepohonan besar, Panji terus berjalan sedangkan Arya selalu was-was memperhatikan sekitar. Hutan yang sebenarnya sangat sepi
namun Panji melihat banyak sekali yang mengawasi. Suara-suara yang entah darimana asalnya selalu tidak Panji hiraukan. Panji terus berjalan menyusuri jalan setapak bersama Arya, waktu sudah menunjukkan pukul 17.00.
Panji dan Arya mempercepat langkahnya agar segera sampai ke tujuan.
Setelah sekitar hampir satu jam Panji dan Arya berjalan sudah terlihat tanah tinggi yang sebelumnya Panji dan Arya gunakan untuk mengintai. “Sudah kita disini saja Ar
belum waktunya kita turun untuk mencari batu besar di sekitar Segara itu.” Ucap Panji kepada Arya. Sesampainya Panji dan Arya dengan sigap Arya duduk sambil melipat kaki untuk bersemedi, disusul oleh Panji yang masih was-was dengan sekitarnya.
***
Arya Adhipati Durpa

***
Anak malang yang ditinggalkan seorang diri di hutan oleh ibunya, ialah Arya Adhipati Durpa. Bertahun-tahun semenjak kejadian itu orang tua angkat Arya susah payah menghapus ingatan tidak menyenangkan di masa kecilnya. Arya adalah anak dari keturunan bangsa jin dan manusia.
Akibat persekutuan ibu Arya dan bangsa jin yang mengharuskan Arya lahir ke dunia ini.
Ratih adalah nama ibu Arya. Dulunya adalah kembang desa yang selalu disegani oleh setiap orang yang ada di desa tersebut.
Namun, seiring bertambahnya usia Ratih tetap tidak ingin menikah karena takut wajahnya menjadi tua. Normalnya manusia meskipun tidak menikah tetap akan mengalami penuaan, di usianya Ratih yang menginjak 30 tahun ia memutuskan untuk pergi mengasingkan diri ke Gunung Sranggeni.
Disinilah Ratih memulai untuk bersekutu dengan jin untuk tetap awet muda.
Namun, perjanjian yang tidak bisa Ratih tolak yang membuat Arya lahir ke dunia ini. Tak ingin buah hati nya dijadikan tumbal untuk persekutuannya, di usia Arya yang menginjal 10 tahun Ratih membawa Arya
turun ke kaki gunung untuk menelantarkan Arya. Semenjak itulah Pakde Dodo merawat Arya.
***
Angkara murka

***
Langit sudah semakin gelap, keadaan hutan yang memberikan kesan singup(angker) Panji rasakan membuat bulu kuduknya berdiri. Sedangkan Arya masih terpejam melakukan semedi. Panji mengeluarkan handphone nya yang sudah menunjukkan pukul 18.00.
Segeralah Panji menepuk punggung Arya untuk mengajaknya Sholat maghrib. Arya yang terduduk kini membuka mata dan bergegas menyiapkan alas dari dedaunan untuk sholat.
Panji dan Arya melakukan sholat berjamaah di tengah hutan yang gelap.
Tak jarang Panji merasakan di sekitarnya ramai seperti sedang berjamaah dengan banyak orang. Setelah selesai melaksanakan sholat, keadaan yang tadinya ramai mendadak sepi hanya menyisakan Panji dan Arya seperti semula.
Panji masih terduduk dengan kaki yang dilipat sambil membaca amalan. Sambil mengecek ke dalam saku untuk memastikan batu merah delima dan beras itu masih Panji bawa. Sayup-sayup dari kejauhan Panji mendengar suara tangisan bayi yang berlomba-lomba.
“Sudah sampai mereka Pan, apa kamu dengar itu seperti tangisan bayi?” tanya Arya kepada Panji. Panji hanya menganggukkan kepalanya, hatinya masih bergumam apa yang sedang orang-orang itu lakukan sampai membawa buah hati mereka.
Sudah terlihat obor yang hanya dibawa oleh 4 orang laki-laki bersama para wanita yang sedang menggendong bayi mereka. Hanya menggunakan penutup badan tipis hingga masih bisa terlihat bentuk tubuh para wanita itu.
Ditengah ritual yang mereka lakukan itu tiba-tiba dua orang laki-laki yang membawa obor itu pergi naik ke atas menuju tempat dimana Panji dan Arya bersembunyi. “Gawat Ar kita ketahuan,” ucap Panji kepada Arya. Namun, Arya terlihat lebih tenang dari Panji kali ini.
Tak lama kemudian Arya duduk melipat kaki sambil memejamkan mata seperti bersemedi. Panji yang dibuat terkejut oleh Arya, pasalnya apa yang Panji lihat di depannya kini bukan sosok Arya sebagai manusia. Namun, sosok genderuwo besar dengan mata merah menyala.
“Berapa banyak korban yang kamu makan Ar.” nada bicara Panji tiba-tiba meninggi melihat Arya karena Panji tahu untuk mendapatkan energi sebesar Arya butuh memakan korban yang sangat banyak. Dengan nafas berat dan suara seraknya Arya menjawab,”Aku hanya memakan genderuwo-
yang menganggu manusia… Tidak perlu khawatir Panji bersemedilah aku akan melawan dua orang itu.” ucap Arya kepada Panji.
Terdengar suara langkah kaki yang sudah mendekat namun tidak terlihat darimana arah datangnya.
Arya yang sudah berubah menjadi genderuwo itu bersembunyi di atas pepohonan agar tidak terlihat oleh dua lelaki tersebut. Tak lama kemudian dua lelaki tersebut sudah terlihat menyerang Panji namun kalah cepat dengan Arya.
Dengan kuku panjangnya itulah digoreskan ke leher salah satu lelaki tersebut hingga mengeluarkan darah merah segar. Salah satunya lagi terdorong oleh tendangan Arya hingga menatap pohon yang ada. Walau sudah merintih kesakitan tapi kedua lelaki tersebut tetap menyerang Arya.
“Sebenarnya siapa kamu genderuwo sialan…”
“Lihat saja aku habisi kamu dan temanmu ini, aku tidak takut dengan wujudmu itu bahkan tuanku bisa saja menghabisi kamu sekarang.” Ucap kedua lelaki tersebut. Karena Panji sudah merasa cukup bersemedi Panji pun bangkit dari duduknya.
“Kalian bukan lawan kami lebih baik kalian sudahi ritual ini… Jangan sampai kalian berhadapan juga denganku.” Ucap Panji kepada dua lelaki tersebut.
Melihat kedua lelaki itu merintih kesakitan Panji pun segera mengeluarkan batu merah delima dari saku nya.
Sambil membaca amalan batu tersebut sudah menyala terang. “Aku rasa nyawa kalian tidak perlu aku habisi sekarang…” Panji mengusapkan batu merah delima itu ke kepala dua lelaki tersebut dengan badannya yang sudah ditahan kuat oleh Arya.
Seketika dua lelaki tersebut pingsan tak berdaya akibat Panji. “Tenang Ar hanya ku buat tidur dan lupa saja..” Dari kejauhan rupanya ritual itu sudah berlangsung. Apa yang Panji dan Arya saksikan malam ini tidak dapat dijelaskan oleh kata-kata.
Bayi-bayi yang tak berdosa itu di bunuh oleh ibu mereka sendiri. Tangis yang tadinya pecah kini hening seketika. Hanya bau anyir darah yang terium menusuk hidung. Darah yang keluar dari penumbalan tersebut dioleskan ke seluruh bagian tubuh wanita-wanita itu.
Bak hewan buas yang mendapat mangsa. Nafsu duniawi sudah menguasai mereka. Angin kencang berhembus dari arah belakang tubuh Panji dan Arya. Membuat bulu kuduk berdiri, namun aneh nya saat angin berhembus kencang diselingi kabut yang kian menebal.
Dari arah Segara Getih yang tertutup kabut kini muncul bayangan besar membentuk sebuah gerbang. Namun, bukan gerbang dari kayu atau bambu yang terbentuk. Tapi dari banyaknya tengkorak manusia yang membentuk gerbang tersebut.
“Gawat gerbang samsara sudah terbuka,” gemetar Panji mengatakan hal tersebut, tapi sudah dipahami oleh Arya. “Tidak perlu khawatir aku selalu menjaga tuanku, malam ini kita selesaikan.” ucap Arya dengan suara berat dan seraknya itu.
Ternyata benar, nafsu manusia bisa mengalahkan segalanya. Apapun akan manusia lakukan apabila tidak memiliki akal. Bahkan cara haram sekalipun akan tetap dilakukan untuk nafsu duniawi nya.
Cahaya rembulan bersinar begitu terang yang membuat penampakan ritual itu kini terlihat jelas walau tertutup kabut. Banyak iblis yang keluar dari gerbang samsara untuk memakan mayat bayi-bayi yang telah ditumbalkan itu.
Bahkan kejadian yang lebih dari itu, ketika cahaya rembulan bersinar terang para iblis bahkan manusia yang menjalankan ritual itu melakukan hubungan yang tidak seharusnya dilakukan. Baik manusia ataupun iblis.
“Apa yang mereka lakukan… Manusia tidak punya akal,” nada bicara Arya sudah mulai meninggi bahkan Panji bisa melihat kemarahan Arya yang sekarang sudah berwujud genderuwo itu, lebih menyeramkan. “Bahkan raja dari iblis itu belum muncul.. Iblis Sanggageni-
itu yang harus kita musnahkan.” Setelah Panji mengatakan hal itu Arya hanya bisa menatap Panji dengan tatapan marah.
Arya Adhipati Durpa manusia yang patuh kepada tuannya itupun tidak bisa menutupi amarahnya ketika ia sudah berubah. Berbeda ketika masih menjadi manusia.
Panji memahami hal itu adalah sebuah anugerah untuk Arya.
Berbagai ritual keji dan tidak pantas sudah Panji dan Arya saksikan. Angin kembali bertiup kencang menerpa pepohonan di sekitarnya. Kabut tebal semakin bergeser hilang karena hembusan angin.
Begitu juga orang-orang yang melakukan ritual itupun perlahan pergi meninggalkan tempat itu, tanpa mereka menyadari dua orang dari barisannya masih bersama Panji dan Arya.
“Tenang Pan dua orang ini biar aku bawa ke desa, aku akan segera kembali.”
dengan mudahnya Arya mengangkat tubuh dua lelaki yang pingsan tadi untuk dibawa ke desa asalnya. Tubuh Arya bertambah 5 kali lebih besar dari semula, langkah kakinya besar tidak heran kalau Arya dapat memindahkan dua lelaki tersebut dengan mudah.
“Unik sekali Arya itu, sudah berapa demit yang dia makan…” gumam Panji dalam hati. Sembari menunggu Arya, Panji mulai turu kebawah untuk mengecek keadaan sekitar Segara Getih.
Melewati jalan setapak yang licin di sekitarnya tampak beberapa makhluk penghuni hutan itu muncul memperhatikan Panji.
Sambil berzikir Panji berusaha untuk mengalihkan pandangan dari makhluk yang ada di sekitarnya.
Tak karuan rasanya Panji menahan mual akibat melihat makhluk yang ada di sekitar hutan itu. “Astaghfirullah muka nya hancur…” gumam Panji melihat salah satu sosok wanita menggunakan gaun hitam lusuh menatap ke arah Panji.
Sesekali Panji menghentikan langkahnya karena sosok wanita itu sesekali muncul di hadapan Panji. Bergelut dengan kencangnya angin menerpa pepohonan, langkah Panji kembali terhentikan karena suara yang sangat keras terdengar oleh Panji.
Suara tertawa sekaligus hentakan kaki Panji rasakan. “Sudah pasti bukan Arya.. sudah pasti itu Sanggageni..”
Panji mempercepat langkahnya agar segera sampai ke tempat yang ia tuju. Sambil memegang batu merah delima, kini batu itu di ikatkan ke leher Panji sehingga menjadi kalung.
Hampir sampai di tempat tujuannya dari kejauhan Panji melihat sosok yang Panji kenal. Dengan rambut lebat yang terbelah garis tengah dengan badannya yang kekar kini terlihat jelas.
“Woy lama banget aku tunggu dari tadi.”
“Kapan kamu sampai Ar itu juga kenapa kamu ngga pakai baju?” tanya Panji kepada Arya menyaksikan tubuh Arya yang sudah telanjang dada. “Aku robek tadi untuk meninggalkan jejak, sudah ayo aku tahu dimana letak batu itu.”
Belum selesai terjawab kebingungan Panji, namun harus mengejar Arya untuk menyelesaikan apa yang seharusnya mereka selesaikan sekarang.
Kaki mereka melangkah silih bergantinya waktu. Arya memimpin berjalan dengan mata tajam nya yang berputar memastikan keadaan sekitar.
“Tidak jauh lagi, di tepian sana Pan kita harus cepat.” Bahkan langkah biasa Arya yang kini menjadi manusia tetap sulit dijangkau Panji dengan sisa tenaga nya.
“Sungguh hebat kamu Ar huhh… apa ini kekuatan kamu?” dengan nafas ter engah-engah Panji bicara kepada Arya.
“Iyaa Panji inilah anugerah yang aku terima untuk menjaga kamu.” Itulah janji seorang Arya Adhipati Dhurpa kepada tuan nya Dharmawangsa Panji Adiguna.
Tak lama setelah mereka berjalan, sudah terlihat bongkahan batu besar diantara batu di sekitarnya.
Seperti ada hawa yang berbeda dari batu tersebut yang dirasa batu itu adalah singgasana untuk menuju ke alam ghaib. Tak ingin membuang waktu Panji dan Arya segera bergegas menuju tempat dimana batu itu berdiri.
Sambil menyiapkan beras yang sudah Panji bawa. Arya berkeliling memperhatikan situasi untuk menjaga Panji. Dengan berjalan mengelilingi batu tersebut Panji menaburkan beras yang sudah ia bawa.
Seketika hawa di sekeliling mereka menjadi panas, namun Panji tetap meneruskan apa yang sudah ia lakukan.
Hentakan langkah kaki kembali terasa yang kini disadari oleh Arya juga. Apakah Panji dan Arya bisa selangkah lebih maju untuk mengagalkan ritual tersebut? Semua adalah takdir Sang Pencipta, selebihnya adalah usaha.
( Bersambung....)
Terimakasih untuk para pembaca yang senantiasa memberikan support 😻 kita lanjut di part 5 hari kamis yaa teman-teman
Salam hangat- M

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with mistynim

mistynim Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @mistynim

Apr 19
Angkara Loka
[Bagian 2]

Tidak ada yang bisa terlepas dari perjanjian iblis.

Izin tag & bantu rt :
@chow_mas @benbela @creepylogy_ @IDN_Horor @bacahorror @C_P_Mistis @siskanoviw @Penikmathorror @bagihorror @ceritaht @tanyademit @netrasandekala Image
- Pertemuan -

“Tak akan ada yang bisa terlepas dari perjanjian abadi kepada iblis. Siapa pun yang memulai ialah yang memetik buah dari ulahnya, harta selaludi balasnyawa.”
Read 94 tweets
Apr 15
Angkara Loka
[Bagian 1]

Persekutuan kembali merenggut nyawa.

Izin tag & bantu rt :
@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor @C_P_Mistis @hororstories @chow_mas @Penikmathorror @benbela @tanyademit @wallensky10 @siskanoviw Image
Halo semuanya!

Sekali lagi, cerita ini sama dengan cerita sebelumnya, hanya saja sudah saya rombak lagi biar lebih enak dibaca. Mohon bantuannya dengan cara rt/qrt/like atau komen, terima kasih.
- Begitu Semua Bermula -

Walau usai sudah kisah Gerbang Samsara dan Nirvana, tetapi masih menyisakan sebuah tanda tanya yang tak kunjung bertemu dengan jawabnya. Meski peristiwa kelam yang terulang itu kini selesai.
Read 101 tweets
Apr 5
Susuk Surasmi
[Tamat]

"Keris itu menagih sumpah sang priyai"

Izin tag dan bantu rt :
@chow_mas @IDN_Horor @bacahorror @Penikmathorror @ceritaht @C_P_Mistis @saujanastory @wallensky10 @nasura2101 @siskanoviw @netrasandekala @creepylogy_ @benbela @dzaki8613 Image
Selamat malam semua!

Akhirnya kita kembali melanjutkan bagian terakhir dari cerita. Pada bagian terakhir ini kemungkinan akan cukup panjang.

Sebelumnya mohon bantuan follow/rt/qrt/komen, terima kasih!
Read 312 tweets
Mar 29
Susuk Surasmi
[Bagian 11]

“Sun prabu, yen sisuk aku teka ana ing kene, wis dadi wektune sing maha kuasa.”

Izin tag & bantu rt :
@chow_mas @hororstories @IDN_Horor @bacahorror @ceritaht @C_P_Mistis @benbela @creepylogy_ @wallensky10 @dzaki8613 @netrasandekala @siskanoviw Image
Halo semuanya!
Akhirnya bisa melanjutkan bagian 11 dari cerita "Susuk Surasmi"

Sebelumnya yang belum follow bisa follow terlebih dahulu ya, bantu follow Karyakarsa saya juga🙏🏻
karyakarsa.com/Mistynim/undef
Read 84 tweets
Mar 21
Dibisikin "Pinjam dulu seratus" udah biasa, tapi dibisikin yang beginian berani nggak kira-kira?

Izin tag & bantu rt :
@IDN_Horor @benbela @bacahorror @diosetta @ceritaht @bagihorror @C_P_Mistis @chow_mas @tanyademit @creepylogy_ @saujanastory @wallensky10 Image
Halo semua!

Kita kembali dengan cerita sekali tamat yang akan menemani kalian. Yang belum follow bisa difollow terlebih dahulu yaa, bantu follow akun Karyakarsa saya juga yuk!

karyakarsa.com/Mistynim/undef…
-Bisikan Dari Sisi Lain-

Kalau diberi kesempatan untuk menceritakan bagian terseram dari hidup kalian, apa yang akan kalian ceritakan? Apakah sebuah perpisahan, kematian, atau melihat hal yang tak diingkan sekali pun.
Read 169 tweets
Mar 19
Susuk Surasmi
[Bagian 10]

Izin tag & bantu rt :
@chow_mas @hororstories @IDN_Horor @SpesialHoror @Penikmathorror @bacahorror @ceritaht @bagihorror @benbela @wallensky10 @tanyademit @saujanastory @Kramat_satu Image
Halo semuanya!
Akhirnya bisa melanjutkan bagian 10 dari cerita "Susuk Surasmi"

Sebelumnya yang belum follow bisa follow terlebih dahulu ya, bantu follow Karyakarsa saya juga🙏🏻
karyakarsa.com/Mistynim/undef…
Read 65 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(