Ini adalah utas pembahasan, jadi diperuntukkan hanya untuk kalian yang sudah membaca Threadnya ya.
Jadi buat yang belum baca, silahkan baca dulu.
RT, tandai dan tinggalkan jejak dulu. Nanti malam kita mulai,
Halo guys, maaf sempat tertunda.
Pendek saja, mari kita mulai ...
Sebelumnya, gw gak nyangka utas ini bisa menggelintir secepat itu hingga sampai di timeline kalian, tapi yg lebih mengejutkan ialah ketika gw membaca komentar kalian di kolom reply--
Rupanya, Fenomena seperti ini bukan sesuatu yang baru. Banyak dari kalian ternyata pernah atau mengetahui kejadian serupa, meski pun tak sepenuhnya sama.
ini membuat gw miris, praktik sesat nan berbahaya ini rupanya masih eksis dan menggeliat di sekitar kita hingga kini.
Hidup Maya ibarat benang kusut yang dia gaktau harus mulai mengurai dari mana. Semua yg terjadi padanya terlalu tiba-tiba tanpa sempat ia mengerti apa pun.
Gw sepakat dengan beberapa pendapat teman-teman di reply, Kasus Maya, bukan sekedar susuk, tapi, lebih kompleks dari itu.
Bagian utas di atas, jelas menyatakan bahwa asal muasal petaka ini berawal dari Yangkung (Eyang) Maya yang mana beliau memiliki Perewangan turun temurun.
Lantas, apa itu perewangan?
'Perewangan' serupa namun tak sama dengan 'pesugihan'.
Sederhananya, Perewangan ialah manusia yang memelihara jin (setan) untuk beberapa tujuan (tidak hanya satu).
biasanya, untuk mendapat kejayaan, keilmuan, penarik fisik (wibawa, dsb), serta tahta.
Perjanjian perewangan berlaku turun temurun, karena jenis pesekutuan ini mengikat jiwa dan darah turunan.
Artinya, ketika pemiliknya meninggal, perewangan tersebut akan pindah ke anak turunan dan anak tersebut harus melanjutkan 'hak dan kewajiban' dalam perjanjian.
tapi, cara kerjanya bukan berarti dengan memelihara setan/memiliki perewangan, kita bisa mendapat semua yang kita mau begitu saja--
Tetap ada ritual yg harus dilakukan, dari setiap ritual pemilik perewangan akan mendapat pusaka, penglaris, susuk, dan sejenisnya untuk mencapai tujuannya.
Tentua saja hal semacam itu tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Hanya dia yang kuat fisik, batin dan mental menjadi 'sedikit orang' yg berhasil memiliki perewangan, karena bebannya berat--sebut saja salah satunya, dia harus memberi makan peliharaannya.
tak cuma makan, tapi keinginan lain seperti, hasrat seksual contohnya. Tak jarang, beberapa kasus perewangan ini bersetubuh dengan tuannya sendiri.
Panjang, kalau gw bahas tentang perewangan ini, kita balik fokus ke kejadian Maya, Ok?
Sedikit informasi yg bisa gw bocornya di utas ini ialah, Yangkung Maya ternyata tidak hanya memiliki satu istri, sebelum menikah dengan nenek Maya, yangkung telah menikah sebanyak 4 kali, semua istrinya meninggal sakit, salah satunya ibu 'Pak De Roni'
Ya, Ibu Maya dan Pak De Roni merupakan saudara tiri satu ayah, beda ibu.
Dugaan gw, kematian istri-istri sebelumnya yang 'janggal' ada kaitannya dengan perjalanan Perewangan Yangkung sampai akhirnya berada di titik jaya dan menikahi istri terakhirnya.
Gw berasumsi, pernikahan sebelumnya tidak dilandasi cinta, tapi murni syarat untuk perewangan (mungkin, tumbal).
Sampai nenek maya yg menjadi pemberhentian terakhir Yangkung lalu membesarkan keturunan untuk mewarisi garis perewangannya
Ketika Jin sudah mengusai tubuh manusia, maka energinya akan berlipat ganda hingga mampu mengendalikan sekitar, khususnya orang-orang yang memiliki ikatan dengan korban, dalam hal ini bapak,
Rasa cintanya pada ibu membutakan dirinya hingga mudah bagi Jin memanipulatif.
Maya mungkin melihat Bapak melakukan hal-hal yang mengerikan, tapi bapak? dia melihat sebaliknya.
Dunianya berbeda, dia berada di tempat dimana dia melakukan hal yang disukai dengan rasa cintanya
Singkatnya, alam sadar bapak sudah ditarik jauh ke ruang imajinasi yang diciptakan oleh Jin. Seperti terhipnotis, dia pun tak lagi merasakan rasa sakit atas apa yang dilakukan.
Dalam kasus bapak, separuh kesadarannya juga sudah dikendalikan Jin
Kematian Pak De Roni tak wajar?
Gw menduga ini adalah konsekuensi atas upaya yang dilakukan PakDe Roni untuk menolong Maya.
Dia dianggap penghalang oleh perewangan, hingga akhirnya menjadi korban
Cermin itu bukan sembarang cermin, itu pusaka tempat Yangkung berkomunikasi atau bahkan melakukan ritual dengan perewangannya.
Tercipta ruang dimensi lain di dalam cermin tersebut.
Apakah memecahkannya adalah solusi?
Bisa iya, bisa tidak.
resikonya besar,
Susuk yang ditanam di Ibu, hanyalah satu dari sekian pusaka yang dimiliki atas dasar petunjuk perewangan.
Jadi susuk itu menurut gw bagian yang tak terpisahkan dari ritual perewangan untuk mencapai satu tujuan ibu pada masanya.
Pada akhirnya,
Cermin, Lesung Padi, Susuk dan pusaka-pusaka lainnya yang ada di rumah mau pun di dalam tubuh akan terus menjadi media teror selagi perewangan itu belum benar-benar putus.
Apakah ada harapan?
salalu ada, meskipun berat. tapi kebanyakan kasus setelah selesai, yang bersangkutan akan meninggal. Karena sejatinya raganya sudah mati sejak lama (sakit)
sementara sampai di sini yang bisa gw sampaikan. sebenarnya banyak banget hal-hal mengerikan yang gw dapat setelah diskusi dengan narsum.
Burung gagak, sumur, dll , Ah gila, semua saling terkait, se-ngeri itu Jin memanfaatkan titik lemah manusia melalui rasa takut tanpa ampun
sayangnya gw belum bisa cerita banyak lagi, khawatir berdampak jauh.
Terakhir, ada salam terima kasih dari Maya.
Terima kasih atas doa-doa baik kalian yang kuyakin membantu menguatkan Maya.
Anw, buat yg nanya, sharing session ini masih dibuka ya.
Langsung DM aja untuk registrasi slot
Ada sebuah kiriman cerita cukup panjang.
Jadi kalian bisa markah, tandai, atau RT/like cerita ini untuk disimpan,
bacalah kala senggang.
Kertak-kertuk suara roda kereta kuda memecah keheningan desa. Kini andong melewati gapura yang terpampang kata-kata sambutan, “SELAMAT DATANG DI DESA TANGKAL PAEH".
Pernah nemuin makan tanpa nisan ? atau yang lebih ekstrem makam yang nisannya ditutupi kain—entah kain hitam atau putih.
Sepintas kita akan mengira bahwa itu hanya makam biasa yang tak terurus, Namun itu merupakan hal umum juga yang terjadi pada makam korban tumbal.
Korban tumbal merupakan orang yang biasanya tidak diinginkan, jadi setelah kematiannya pun tentu tidak akan mendapat perhatian. Alasan lainnya ialah, pelaku tumbal merasa bersalah sehingga dia tidak ingin lagi mengunjungi makam itu—
Thread ini di update berkala ya.. mau diskusi dulu cerita detailnya sama narsum.
RT, Tandain dan tinggalkan jejak.
Atau kalau ada yang mau bantu jawab pertanyaan sender di atas boleh ya di reply.
Semalam habis baca cerita sender, gw diskusi dengerin dia cerita detail yang sebenarnya. Sepintas ini energinya gede banget, parah, sosoknya juga kacau, ngeri coy! Kalian benar, ini bukan sekedar susuk, tapi menurut gw ini ‘perewangan’ yang sudah melekat ke darah.
Terjebak di sebuah 'Pasar Setan' di gunung W, Jatim. Tikus-tikus merayap, pesta wayang tanpa dalang, hingga teror yang membawa mereka ke satu rumah berisikan satu mayit dalam keranda.
“Dia mengaku 15 tahun, tapi raut wajahnya tua, gigi bagian atas hitam dan tertawa mirip kuntilanak, kami semua gak sadar, digiring pergi pakai baju hijau, nyaris saja mati.”
“Selendang Hijau Selatan : Pengantar Tumbal”
-A Thread-
Yes! New Thread.
Maleman ya gw mulai, thread ini agak berbeda, kejadian yang di alami narasumber terjadi belum lama ini.
Silahkan Tandai, titip-titip, RT atau pun Bookmark judul thread di atas agar tidak terlewat update-nya.
---Mari Kita Mulai---
Pernah nggak kamu kenalan sama orang asing via daring atau media sosial?...
Ini pengalaman pertamaku dan langsung bikin aku kapok, yang mana orang yang aku temui justru seperti menjadikanku sasaran tumbal.