ENSUN BURUNG Profile picture
May 20, 2023 298 tweets >60 min read Read on X
PELET DARAH HAID

(Diambil dari kisah nyata)

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#bacahorror

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Jite nday mat. (Yang itu lagi mat.)" ujar seorang lelaki yang berwajah lumayan tampan dengan penampilan yang sangat rapi sambil menunjuk kearah tumpukan karung beras yang baru saja selesai di keluarkan dari dalam truk.
Setelah pekerjaan orang2 yang membantunya selesai, lelaki itupun lantas memanggil mereka.

"Yo, itah kanwarung helu. (Ayo kita kewarung dulu.)" ajaknya seraya menunjuk kewarung kopi yang berada di seberang jalan
Lelaki itu membiarkan anak2 buahnya memesan mie dan teh es, namun salah satu diantara mereka tampak ragu2 untuk memesan sehingga membuat si lelaki bertanya.
"Buhen mat? (Kenapa mat?)"

"Maaf bos, tapi saya makan dirumah saja." jawab pemuda itu, namun si bos tersenyum seraya menggelengkan kepala

"Kamu baru bergabung hari ini kan, nah kami disini setelah bekerja memang selalu kewarung lebih dulu, karena prinsip saya tidak akan
Membiarkan orang yang telah membantu pekerjaan saya kelaparan. Dan tenang saja semua makanan dan minuman ini gratis karena saya yang bayar, tidak akan saya potong dari upah kalian."
Pemuda itu langsung menunduk,

"Ayo pesanlah makanan dan minuman untukmu." suruhnya lagi

Selesai makan dan minum diwarung tersebut, mereka pun diberikan uang upah dari pekerjaan hari itu.
Mereka pulang dengan langkah riang dan wajah yang cerah. Lelahnya pekerjaan tak lagi mereka rasa, karena upah yang didapat sesuai dan juga mereka diperlakukan dengan sangat baik oleh bos.
----

Lelaki itu bernama Arif, usianya kala itu sekitar 35 tahun, dia merupakan anak dari pemilik usaha toko yang sangat besar didaerah itu, bisa dibilang agen penyalur barang2 yang kemudian akan di jual secara ecer oleh pedagang2 kecil.
Meski usianya sudah termasuk tua(kalau dikampung bisa dibilang bujang tua) namun arif masih lajang dan belum menikah. Jangankan istri, pacar saja dia tak punya.
Sudah sering orang tuanya menyuruhnya untuk segera menikah, namun arif tampaknya masih terlalu fokus pada toko milik orang tuanya, dan usaha miliknya sendiri, sehingga ia tak terlalu menggubris perihal nikah.
Hingga pada suatu hari dimusim hujan, arif dikabari oleh orang tuanya bahwa truk yang mengantar barang mereka dari banjar(kalsel) mengalami masalah diperjalanan.
Sehingga mengharuskan arif menyusul ke kalsel untuk membereskan masalah yang menghalangi perjalanan truk pengantar barang mereka itu.
Hujan lebat mengguyur sepanjang jalan, tak banyak lalu lalang mobil kala itu. Mungkin karena cuaca sedang ekstrim dan juga jalanan yang meliuk2 serta tanjakan dan turunan yang begitu menantang, tentu membuat sebagian orang enggan mengambil resiko tinggi
Kecuali memang ada urusan yang sangat penting, yang mengharuskan mereka keluar daerah dengan cuaca buruk seperti itu.
(Video asli jalanannya. Cuma ini video baru, om ambil waktu pulang kekalteng kemarin) twitter.com/i/web/status/1…
"Halaun beh kih rif, ela marunca2 sijalan ji kakilau handipe bua pantu tuh. Masih handak belum yaku tu nah rif... (Pelan2 saja rif, jangan ugal2an dijalan yang seperti ular kena pukul ini. Lagi pula aku masih ingin hidup rif.)" ujar faisal setengah membentak
"Iyuh halaun mun ikau handak tapaundur tame jurang kanih budu ai, taluh jituh tanjakan.. Bah kiraum yaku handak matei lah?? (Iya pelan2 saja kalau kau ingin mundur sampai masuk jurang sana. Karena ini kan tanjakan.. Lalu kau kira aku ingin mati??)" balas arif
Membentak sepupunya itu yang seketika langsung ciut

----

Hujan mereda begitu mereka sudah hampir memasuki perbatasan antara kalteng dan kalsel.
Mobil singgah di halaman parkir sebuah warung makan yang terlihat sepi. Sementara diseberang jalan juga terlihat warung makan dengan pengunjung yang ramai sekali.
"Kau masuk duluan, aku ingin menelpon bos besar dulu." ujar arif sambil tersenyum

Saat arif masuk kedalam warung setelah menelpon orang tuanya, terlihat faisal sedang asyik menikmati makanannya dengan lahap.
"Wah, banyak sekali kau pesan ya.." tegur arif dengan ekpresi wajah tak percaya

"Ya tentu saja. Ini saja tidak cukup sebagai kompensasi atas nyawaku yang hampir lepas dari badan akibat diperjalanan tadi." sungut faisal
"Dasar.." gerutu arif sambil menggelengkan kepalanya

------

Sesampainya didaerah dimana truk barang mereka berada, arif dan faisal lantas langsung turun dari mobil dan menghampiri si sopir truk.
"Ada apa ini pak?" tanya arif sesaat setelah bertatap muka dengan sopir truk itu

"Mereka menahan truk ini."

"Siapa??"

Si sopir tampak takut2 menjawab pertanyaan arif tersebut, tapi karena terus didesak oleh arif akhirnya ia pun jujur.
"Mereka siapa?? Polisi??"

Segera si sopir menggelengkan kepala,

"Bukan bos. Mereka preman, memang sudah biasa meminta jatah pada sopir."

Arif menarik nafas panjang,

"Kalau begitu kenapa tak dilaporkan saja kepolisi. Biar mereka jera."
Lanjut nanti malam..
"Saya tidak berani mengambil resiko bos. Karena saya sering lewat jalan sini."

Arif menggeleng, wajahnya tampak geram mendengar cerita sopir truk itu.
"Berapa yang mereka minta?" tanya arif kemudian

"10."

"Hah?? Itu sih bukan jatah namanya, tapi pemerasan. Jangan mau rif, langsung laporkan saja kepolisi." ujar faisal emosi begitu mendengar jumlah yang diminta oleh preman yang menahan truk mereka
Suasana semakin tidak nyaman begitu ketua dari preman itu datang untuk bernegosiasi dengan arif. Namun dengan santai arif mencoba untuk berbicara baik2 pada orang tersebut.
Sementara faisal tampak merengut melihat lelaki dengan wajah sangar yang hanya memakai kaus putih yang sedang duduk bersama arif tersebut.
Tidak berapa lama seseorang datang kesana dan langsung berjabat tangan dengan arif, mereka terlihat sangat akrab.

Lalu tidak lama kemudian truk yang mengantar barang milik keluarga arif itupun di perbolehkan lewat
Tanpa membayar uang sedikitpun.

"Siapa orang itu tadi rif? Sepertinya preman yang bicara denganmu tadi takut padanya." ujar faisal
"Dia kenalanku, orangnya sangat di hormati di daerah sini."

Mendengar jawaban arif, faisal hanya manggut2.

--

Setelah masalah itu selesai, arif dan faisal tidak langsung pulang. Mereka lebih dulu berjalan2 menikmati suasana salah satu kota yang berada di kalimantan selatan.
Dan saat mereka sedang makan di warung pinggir jalan, tiba2 ada seseorang yang menghampiri mereka.

"Arif.." sapa lelaki itu
"Eh, jainal??" ujar arif menyebut nama orang itu yang ternyata adalah salah satu temannya semasa bersekolah dulu

Obrolan berlangsung dengan hangat, sesekali di selingi tawa keduanya.
Sementara faisal hanya melongo mendengarkan obrolan mereka yang menurutnya tidak seru.

"Ka.." panggil seorang wanita pada jainal

"Astaga, saking asiknya ngobrol, aku lupa kalau adikku sedang menunggu disana." ujar jainal tertawa
Yang minat akar2an untuk kejantanan, Bajakah untuk kanker, kista, tumor dll, akar kuning untuk liver, ataupun minyak2 kalimantannya silahkan hubungi Om Rasth melalui DM atau WA - 0856 5403 7262 ImageImageImageImage
Faisal menoleh ke arah perempuan itu, wajahnya memiliki tanda brahma hampir diseluruh wajah, bahkan tanda brahma itu sampai kebagian putih matanya yang menjadikan putih matanya berwarna merah.
Ia langsung menutupi wajahnya ketika faisal menatapnya.

"Kau tidur dimana rif? Kalau kamu berkenan, aku mau mengajakmu kerumahku." kata jainal
Arif menatap faisal meminta persetujuan.

"Terserah kamu, kalau aku sih mau balik ke penginapan."

Akhirnya karena mendengar jawaban faisal, arif pun menolak halus ajakan jainal.
"Bagi kontakmu ya rif, siapa tau nanti kalau kau ke sini lagi, bisa mampir kerumahku."

------

Sebulan telah berlalu..

Saat itu arif sedang menikmati kopinya di kursi depan rumah.
Sementara faisal tampak sedang mencuci motornya sambil sesekali bernyanyi.

"Ah.. Dia lagi.." ujar arif mengagetkan faisal
"Adiknya temanmu itu ya??" tanya faisal yang memang sudah biasa mendengar keluhan arif tentang adik perempuan jainal yang terus saja mengirimkan pesan ataupun menelpon dijam2 sibuk atau pun di malam hari, membuat arif kesal dan emosi.
"Ya siapa lagi. Menyesal aku berikan nomorku ke jainal kalau tau akan begini tak akan kuberikan nomorku."

"Ganti saja nomormu rif."

"Tidak bisa, orang2 hanya tau nomorku yang ini. Kalau kartunya ku ganti akan sangat merepotkanku menghubungi satu oersaty kontakku yang bahkan
Hampir ratusan ini."

Faisal mengangkat bahunya lalu kembali melanjutkan pekerjaannya sambil bernyanyi.
"Halo.. Maaf jangan telpon kesini lagi. Aku sedang sibuk." ujar arif terdengar marah dengan orang diseberang telepon itu
-------

"Kau mau kemana sal?" tanya arif disuatu hari pada faisal yang terlihat sudah bersiap2 berangkat dengan membawa tas.
"Aku mendapatkan panggilan kerja, jadi aku berangkat hari ini. Padahal semalam aku sudah bilang waktu makan itu. Kau tak ingatkah."jawab faisal
"Ah, iya aku lupa. Aku pusing dengan perempuan itu, tak mengerti kah atau memang agak2 kurang waras, padahal sudah kubilang jangan menghubungi nomorku lagi, tapi tetap saja dia hubungi." gerutu arif
"Dia itu menyukaimu rif, terima saja lah toh orang tuamu kan juga sedang mencari menantu." ujar faisal
"Aku belum kepikiran untuk menikah. Apalagi dengan perempuan yang sama sekali tidak kusuka. Makanya aku benci perjodohan."

Faisal tertawa,

"Jaga kesehatan. Aku berangkat ya." pamit faisal sebelum pergi

---

Seminggu kemudian, arif kembali diharuskan untuk ke kalsel lagi,
Saat hampir mendekati perbatasan kalteng-kalsel telepon genggam milik arif tiba2 berdering, dan ketika ia hendak mengangkatnya, telepon genggam itu terjatuh,
Mengira yang menelpon adalah salah satu kontak penting, tanpa pikir panjang arif langsung berusaha mengambil telepon genggamnya, namun secara tiba2 saat telepon sudah didapatnya ia melihat seseorang melintas didepan jalan, andai rem mobilnya pada saat itu blong,
Sudah pasti ia akan mengalami kecelakaan tunggal disana.

Dengan dada berdebar, arif keluar dari mobilnya, ia melihat kesekitar, namun hanya kegelapan yang ia lihat,
Sama sekali tak ada rumah atau tempat apapun disana.

Menyadari bahwa yang baru saja ia lihat itu adalah sosok jin, arif lantas masuk kedalam mobilnya dan kembali melanjutkan perjalanan.
Itu adalah pengalaman pertamanya, memang kata orang kalau perjalanan jauh dilalui seorang diri itu kadang2 ada sesuatu yang tidak diinginkan muncul.
Sekitar beberapa saat kemudian, cahaya lampu dari rumah2 warga pun mulai terlihat.

Arif menghela nafas lega. Dan begitu ia melihat ada warung yang masih buka arif langsung kesana untuk sekedar mengistirahatkan tubuh dan matanya yang mulai mengantuk.
"Saurangan ja kah ikam ni? (Kamu sendirian saja kah?)" tanya bapak2 pemilik warung tersebut pada arif ketika mengantarkan pesanan mie bakuhupnya
"Inggih mang.(iya mang.)"

"Umalah wani jua ikam ni, hanyar berapa hari rasanya imbah supir travel yang disuduk urang pas inya arah ka kalteng tu. Abut banar samalam urang mangisahakan. (Waduh, berani juga kamu ya. Baru beberapa hari setelah sopir travel kena tusuk
Orang, saat dia mau kearah kalteng itu. Beritanya ramai sekali jadi perbincangan mulut kemulut.)"cerita si bapak bergidik
"Bah, iyakah mang. (Wah, betulkah mang)"

"I'ih. bujuran nah, baapa aku badusta. Ih ikam arah ka kalteng ni wayahini rawan banar perampokan. Banyak sudah kajadian, ada yang saparanakan kam dirampok urang, maras banar heh. (Iya. Buat apa aku berbohong. Ah asal kamu tau
Saja, arah ke kalteng ini sekarang sudah rawan sekali perampokan/begal. Banyak sudah kejadiannya. Ada juga satu keluarga yang kena rampok, kasihan sekali.)"
Arif ikut giris mendengar cerita si bapak. Dan cerita sibapak terhenti begitu beberapa pemuda masuk ke area warung.
Sekilas arif melihat salah satu pemuda itu tampak memperhatikannya, ketika arif menganggukkan kepala, sipemuda itu lantas tersenyum.
Saat membayar makanan yang ia pesan tadi, arif meminta izin untuk ikut parkir sebentar dihalaman warung, karena ia ingin tidur beberapa saat guna menghilangkan lelah dan kantuknya.
Si bapak yang baik hati itu mengizinkan, bahkan beliau menawari arif untuk tidur di dalam rumahnya dan melanjutkan perjalanan dikeesokan paginya.
-----

Sekitar pukul setengah 5 subuh, arif kembali melanjutkan perjalanan setelah sebelumnya ia terlebih dulu membasuh wajahnya dengan air mineral botolan yang ia beli diwarung sebelumnya.
Ketika tiba di sebuah pasar yang terlihat dari pinggir jalan raya, arif langsung mencari tempat parkir area pasar tersebut.

Ia berniat mencari makanan untuk sarapan.
Setelah beberapa saat berjalan2 dipasar, langkah arif terhenti disebuah warung nasi milik seorang ibu2 tua yang sangat ramah.
Disitu ia makan dan minum teh hangat, cukup membuat pulih kembali tenaganya yang terkuras selama diperjalanan.
Selesai makan, arif tak langsung pergi, ia terlebih dulu membeli beberapa kue untuk bekal diperjalanan.

------

Singkat ceritanya,

6 hari telah berlalu, setelah urusannya beres, arif pun berniat untuk kembali kerumahnya di kalteng.
Namun begitu ia baru saja hendak keluar dari salah satu toko, arif dikagetkan dengan kemunculan jainal.

"Loh nal, kamu ngapain kemari? tempat ini kan jauh dari rumahmu." tanya arif kaget
"Tak kusangka kita bertemu lagi rif. Iya ini aku sedang ada yang di urus rif, masalah pekerjaan. Makanya sampai kemari."

Arif membulatkan bibirnya sembari mengangguk.
Ya tentu saja pertemuan itu hanya kebetulan, karena arif sama sekali tidak mengabari jainal tentang kepergiannya ke kalsel.
"Kalau begitu aku duluan ya nal."

"Eh. Eh.. Rif. Sebentar. Aku boleh ikut sampai ke kotaku kah? Soalnya kemarin aku pergi naik bus. Dan seperti yang kamu tau disini jauh dari terminal, akan susah dan buang2 waktu kalau aku harus ke terminal lebih dulu, sementara waktuku
Tidak banyak. Karena beberapa hal dipekerjaanku harus ku bereskan dalam waktu singkat. Jadi aku benar2 tidak ingin membuang2 waktu. Ya rif boleh lah ya. Toh kita searah ini."
Merasa kasihan pada jainal, arif pun langsung menyetujui.

Sesampainya dirumah jainal, arif dipaksa untuk mampir sejenak, bahkan orang tua jainal juga memaksa arif untuk menginap semalam dirumah mereka.
Merasa tak enak untuk menolak, arif pun menyetujui untuk mampir dan menginap semalam disana.

Keluarga jainal sangat ramah sekali padanya, bahkan ibunya jainal sampai memasakkan macam2 untuk arif.
Namun yang anehnya, adik perempuan jainal sama sekali tidak terlihat keberadaannya dirumah itu.

Mungkin andaikan dia ada, tentu saja keadaan menjadi canggung, sebab arif pernah memarahinya perihal dia yang selalu menelpon di jam2 sibuknya arif.
Malam itu jainal, arif dan ayahnya jainal mengobrol2 diteras rumah ditemani kopi hitam dan beberapa kue pasar.

Setelah mengobrol, arif dan jainal tidur.
Keesokan paginya, mereka sarapan nasi bungkus dan kopi hitam. Selesai sarapan, arif berpamitan untuk pulang. Tidak lupa ia menyelipkan beberapa lembar uang ditangan orang tua jainal sebagai ucapan terima kasihnya.
------

"Rif.. Buhen minyak jite hinday yanter ewen yu? (Rif.. Kenapa minyak itu belum mereka antar ya?)" tanya ibunya pada arif yang tengah melamun diteras rumah

Arif tampak berbeda setelah ia pulang dari kalsel. Wajahnya selalu lesu dan tak bersemangat.
Bahkan pada usahanya yang sangat dicintainya pun arif kini terlihat acuh.

"Ma, ulun handak mansawe asae ma. (Ma, rasanya saya ingin menikah.)" ucap arif membuat ibunya membelalakkan mata
"Babujur ikau nak, dengan aweh? En yaku kah ji manggilau bawi akam?? (Benarkah nak? Sama siapa? Atau aku yang mencarikan perempuan untukmu??)" tanya ibunya dengan mata berbinar
"Duan adie ulun ma. (Saya sudah mendapatkan calon ma.)"

"Hah?? Aweh? Undo anak leman te kah?? (Hah?? Siapa? Undo anaknya si leman itu kah??)"
"Beken ma, iye adinge kawal ulun sakolah bihin. (Bukan ma, dia adiknya teman sekolahku dulu.)"

"Oh iya? Pantas mama mu ini tidak tau. Tapi kenapa baru bilang sekarang. Aduh. Kapan mau mama lamarkan??"
"Secepatnya lebih baik ma."

"Ah, begitu ya. Baiklah. Biar mama bicarakan dulu dengan ayahmu."
Ibunya arif semakin terbelalak kaget mendengar jawaban anaknya yang selama ini dikenal sangat tidak mau bila disinggung masalah menikah, namun kali ini malah dia yang seperti tergesa2 untuk menikah. Ada apa?? Pertanyaan itu muncul berulang kali di benak sang ibu
"Buhen maka handak hojok nakih nak? Batihi kah bawiye? (Kenapa sampai ingin secepatnya? Apa perempuannya sudah hamil?)"

Mohon maaf sebelumnya om rasth numpang ngiklan dulu🙏.. Barangkali ponakan2 ada yang berminat dengan akar kejantanan, stok masih ready. Selain untuk kejantanan Image
Juga bisa untuk pencegahan tulang kropos, prostat dan sakit pinggang.
Ada juga akar kuning khusus untuk mengobati penyakit Liver. Atau bajakah yang berkhasiat untuk mengobati kanker, tumor, stroke, kista dan masih banyak lagi manfaatnya untuk kesehatan. ImageImageImage
Atau mungkin ada yang berminat dengan minyak-minyak kalimantan nya, Om rasth ada mulai dari Pelet pangkanang, Raja pemikat, Raja penunduk, Perkasih, Saluang mudik, Minyak rejeki, Minyak untuk kewibawaan, Minyak melati pembuk aura, minyak pemikat laki2 Dewi Sinta, minyak Image
Arjuna khusus untuk memikat perempuan, minyak semar kuning, 7bidadari dan pengasihan 3khasiat khusus untuk yang sudah berumah tangga.
Minyak Om ini tidak ada efek sampingnya seperti diikuti mahluk halus dll, kalau pantangan nya terlanggar, maka khasiat minyaknya akan hilang,
Adapun pantangan nya, minyak tidak boleh di bawa masuk WC, area pekuburan, rumah orang meninggal/dibawa ngelayat, wanita haid atau saat ketika belum mandi setelah berhubungan.
Ada juga untuk pemagar diri/tempat usaha dan rumah.
Kalau berminat silahkan Tanya2 melalui DM atau WA - 0856 5403 7262)

"Jida ma, jida karen batihi iye. Ulun handak hojok mansawe maka inuduh macam2, buah ulun jida handak mansawe tamam kia pian mampahojok ulun.
Sabujure kahandak pian te naray garang ma?? (Tidak ma, dia tidak hamil. Saya ingin secepatnya menikah malah dituduh macam2. Giliran saya tidak mau menikah mama ribut ingin saya segera menikah. Sebenarnya maunya mama itu bagaimana sih??)"
"Ai.. Jida kakate kih nak, maksud yaku tuh nah, itah te harus kia ji bainsekan helu, manyadia karen taluh jujuran nakai. Pire palakun uluh, mangat itah manyadia sandeahe.
"Aduh, tidak seperti itu nak, maksud mama kita itu harus bertemu kedua belah pihak keluarga lebih dulu, agar kita bisa mempersiapkan hantaran, berapa yang mereka minta, biar kita persiapkan semuanya.)"
"Terserahlah, pokoknya saya ingin secepatnya. Lagi pula saya juga punya uang untuk pernikahan saya." jawab arif terdengar tidak senang
Akhirnya setelah berunding, orang tua arif bersama arif pun berangkat menuju kediaman keluarga jainal.

Perjalanan yang jauh itu bahkan sempat berganti sopir dikarenakan arif membawa mobil dengan ugal2an, sama sekali tak memikirkan keselamatan orang tuanya yang juga berada
Didalam mobil yang sama.

Singkat cerita begitu mereka sampai dirumah jainal, mereka disambut hangat oleh pemilik rumah.

Dan setelah obrolan ringan dirasa cukup, orang tua arif pun lantas mengutarakan maksud kedatangan mereka kesana.
Wajah keluarga jainal tampak kaget dan langsung menatap arif,

"Wah kami benar2 tidak tau kalau kamu menjalin hubungan dengan anak perempuan kami."
Orang tua arif tampak saling pandang, tak menyangka bahwa arif memacari anak orang secara diam2, tentu sebagai orang tua mereka merasa tidak enak hati.
"Maaf kak kalau perkataan saya tadi menyinggung perasaan kakak. Jadi saya sebagai orang tua terserah sama anak2nya saja kak, kalau mereka siap menikah ya silahkan." ucap orang tua jainal
"Kalau boleh tau calon mantu ku di mana ya?" tanya ibu arif sambil celingukan mencari

"Sebentar kak."

"Nal, jainal.. Coba panggilkan adikmu tadi nal."
Setelah beberapa saat seorang perempuan dengan memakai kain panjang menyelimuti kepalanya masuk kedalam rumah. Arif tampak menatapnya sambil tersenyum. Begitupun juga perempuan itu.
Lagi2 orang tua arif saling pandang,
Benarkah yang itu calon istrinya arif?

Bukan apa2, soalnya undo yang pernah dijodohkan dengan arif itu merupakan bunga desa dan gadis paling cantik didesanya.
Tapi karena takut menyinggung perasaan orang tua jainal, mereka pun langsung bersikap seperti sebelumnya. Mereka berkenalan dan saling mengobrol.
Walaupun memiliki kekurangan, namun perempuan itu sangat sopan santun terhadap orang tua, bahkan ibunya arif langsung suka padanya.
Uang jujuran yang diminta senilai 20 juta rupiah (kala itu uang segitu lumayan besar, karena rata2 uang jujuran didesa arif hanya sekitar 5-10 juta saja pada masa itu), belum lagi uang untuk barang2 perlengkapan hantaran dan pesta resepsi pernikahan yang akan dilaksanakan
Seminggu sesudah 'baantaran jujuran'

Orang tua arif langsung menyetujui, karena mereka sangat ingin melihat arif bahagia bersama perempuan pilihannya.
Pesta pernikahan pun dilaksanakan dirumah pihak perempuan, dan segala sesuatunya keluarga pihak perempuan yang menyiapkan. Jadi istilahnya arif bersama keluarganya hanya tau beres saja.
----

Seminggu setelah pernikahan arif dan siti nursiyah itu berlangsung, arif pun memboyong istrinya ke kampung halamannya yang berada di kalteng.
Disana mereka tinggal berdua di rumah yang memang milik arif sendiri.

Awalnya semua terlihat normal, namun lama kelamaan ada beberapa laporan dari tetangga yang mengatakan bahwa arif sering sekali dibentak dan dimaki macam2 oleh istrinya hanya karena salah mengerjakan pekerjaan
rumah.

Tentu saja orang tua arif tidak langsung percaya, karena saat ditanyakan langsung dengan arifnya. Arif sama sekali tidak membenarkan kabar tersebut.
3 bulan telah berlalu,

Kini faisal pulang ke kampung setelah ia mendapatkan cuti selama 2 minggu.

Ia terlihat sangat kaget begitu mendengar bahwa Arif sudah menikah.
"Wah dia menikah dengan perempuan yang dibencinya.." gumam faisal

"Apa sal?" tanya ibu arif
"Tidak cu, bukan apa2." jawab faisal seraya melanjutkan makannya

----

"Baaa... Kau tak kagetkah aku sudah pulang??" ujar faisal pada arif yang tampak melamun memperhatikan anak buahnya bekerja
"Kudengar dari orang tuamu, kau sudah nikah ya. Tak ku sangka kalau kau akan menikah dengan perempuan itu.. Jamgan2 kau dipelet.. Haha..." gelak tawa faisal membuat arif murka

Tanpa basa basi, arif langsung meninju faisal hingga membuat hidungnya berdarah.
"Jaga mulutmu!!" bentak arif menunjuk wajah faisal

Lelaki itu tampak meringis sambil memegangi hidungnya yang berdarah. Apakah arif sebegitu sayangnya terhadap perempuan yang dulu bahkan sangat dia benci itu?

Ia menatap arif yang menjauh setelah memukulnya,
"Akhir2 ini bos bawaannya selalu emosi. Biasanya setelah selesai bekerja kami selalu di ajak ke warung, tapi sekarang sudah tidak pernah lagi setelah istrinya bos kesini waktu itu." ujar salah seorang anak buah arif yang sudah sangat lama bekerja disana
"Jadi maksudmu istrinya melarang arif memberi kalian makanan setelah selesai pekerjaan?? Bukannya itu sudah menjadi prinsipnya, aneh sekali kalau tiba2 prinsipnya berubah."

"Mungkin saja. Apalagi sekarangkan bos sudah punya istri, jadi tentu saja dia tidak akan boros2 lagi."
"Memberi kalian makan itu bukan boros namanya. Sepertinya memang ada yang tidak beres terjadi. Aku harus mencari tau." ujar faisal
--

Tok.. Tok..
Saat pintu dibuka, terlihat faisal berdiri didepan pintu dengan membawa bungkusan makanan.

Namun ketika arif melihat yang datang adalah faisal, ia langsung bermaksud menutup pintu.
"Eiittt... Eiitttt... Sebentar.. Aku ingin minta maaf, aku ingin minta maaf langsung pada istrimu." ujar faisal yang akhirnya membuat arif tak jadi menutup pintu
Faisal diperbolehkan masuk, namun ia terlihat kaget begitu melihat suasana rumah arif yang tampak banyak berubah.

Arif mendekati istrinya yang sedang makan kue di kursi ruang tengah.
Ia menyampaikan niat faisal yang datang kerumah pada malam itu.

"Suamiku sudah mengatakan semuanya. Aku tidak menyalahkan mu berbicara seperti itu pada suamiku. Tapi mungkin kamu lupa satu hal, bahwa jodoh sudah diatur oleh tuhan. Jadi walaupun awalnya suamiku
Terlihat membenciku seperti katamu, semua itu akan berubah dalam sekejap bila tuhan sudah berkehendak."ujar perempuan itu sambil tersenyum
"Sekarang pulanglah, kami mau tidur." ujarnya lagi mengusir faisal secara halus

Mendengar perkataan istrinya, arif langsung mendorong tubuh faisal, menyuruhnya untuk segera pulang.
Faisal menarik nafas panjang, setelah sepupunya itu keluar, arif lantas menutup pintu dengan kencang menimbulkan suara yang sangat dibenci oleh faisal.
Saat faisal berbalik, tiba2 terdengar suara keras benda jatuh didalam rumah, diikuti dengan teriakan seorang perempuan,

Faisal tampak kaget ia mengira kalau arif sudah melakukan KDRT pada istrinya.
Namun saat ia mendekat ke arah jendela yang tirainya tidak tertutup rapat itu ia melihat arif berdiri dengan kepala menunduk sedang dimarahi oleh istrinya.
"Sepupumu itu kurang ajar!! Aku tidak mau tau, kau harus jaga jarak dengannya!! Aku benar2 benci dengan sepupumu ituuu!!!" teriaknya melengking
"Pungut!!" teriaknya lagi seraya menunjuk kearah pecahan kaca yang berhamburan dilantai

Arif langsung memunguti satu persatu pecahan kaca tersebut namun tiba2 istrinya menginjak tangan arif yang masih berada diatas beling
Mengakibatkan tangan arif berdarah.

"Itu hukuman untukmu.." ujarnya masih dengan suara tinggi, lalu kemudian ia berbalik dan meninggalkan arif yang tampak meringis kesakitan
"Astaga.. Arif.. Kau kenapa rif??" gumam faisal dengan raut wajah tak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat

---

Malam itu faisal benar2 tak bisa tidur dibuatnya, pikirannya masih memikirkan apa yang terjadi pada arif.
Bagaimana pun juga, arif sudah seperti kakak kandung baginya, sedari dia kecil saat kedua orang tuanya bercerai dan menelantarkannya, disitulah ia mulai diasuh oleh orang tua arif.
Ia disekolahkan dan diperlakukan
Layaknya anak dalam keluarga itu.
Tentu faisal sudah hafal betul dengan sifat arif.

Tapi arif yang baru saja ia temui tadi, seperti orang asing.

Praang... Suara benda jatuh dari luar pintu kamarnya mengagetkan faisal.
Ketika ia membuka pintu, terlihat ibunya arif sedang memungut pecahan gelas.

"Buhen cu?? (Kenapa tante??)" tanya faisal seraya membantu
"Tawan tuh sal, kate asaye pangarasakuh. (Tak tahu sal, perasaanku tidak enak.)"

"Cu, arif dengan sawaye te rancak beh lah maja kantuh? (Tante, arif dan istrinya itu sering gak kesini?)"
"Setelah mereka pindah itu sudah tidak pernah kemari lagi. Arif di telpon pun sekarang susah. Apa2 selalu istrinya yang mengangkat. Aku saja terpaksa meminta tolong tutung untuk mengurus barang2 yang datang."
"Tadi saya kan..." faisal terdiam, ia tiba2 berubah pikiran saat akan menceritakan kejadian yang baru saja dia lihat dirumah arif tadi

"Tadi apa sal?"

"Ah, saya tiba2 lupa tante.." jawab faisal
Ibunya arif tampak mengkerutkan alisnya, tak biasanya faisal begitu, pikirnya.

"Cerita saja nak, ada apa? Kamu butuh uang? Berapa?"
"Bukan itu tante. Saya benar2 lupa dengan apa yang ingin saya katakan tadi."

------

Keesokan harinya faisal kembali ke toko, ia sengaja mendekati arif namun ternyata arif
Benar2 menjauh darinya.

"Rif, tanganmu kenapa??"

"Bukan urusanmu! Kalau tidak ada keperluan, lebih baik kau pergi!"
"Rif, kita ini sepupu rif. Kalau kamu ada masalah, ayo cerita. Biar kita selesaikan masalah itu bersama."

Braaakkk... Arif mendorong keras tubuh faisal hingga jatuh ketanah.
Membuat anak buah arif yang sedang bekerja tercengang.

"Pergiii !!!"

"Rif.. Aku sepupumu rif!!"

"Pergiii !!! Aku tidak mau lagi melihatmu disekitarku!!"
Wajah arif terlihat merah padam.

Beberapa anak buahnya yang sedang beristirahat langsung menghampiri faisal lalu menariknya menjauh dari arif yang marah.
Faisal tak langsung pulang, ia menunggu diwarung seberang jalan, menunggu kesempatan untuk berbicara dengan arif.

Dari kejauhan terlihat mobil milik arif datang ke toko, rupanya yang datang adalah istri arif dengan rusli.
Ditangan perempuan itu tertenteng rantang dan tempat minum yang berisi kopi.

Melihat istrinya datang, arif langsung menghampiri dan mengambil rantang yang dipegang oleh istrinya.
Mereka terlihat masuk kedalam toko, sementara rusli menunggu diluar toko sambil mengobrol dengan beberapa anak buah arif.

"Sudah baikan kah??" batin faisal
"Yang biasa.." ujar salah satu anak buah arif memesan makanan pada pemilik warung

"Eh, setiap hari kah perempuan itu mengantar makanan??"
"Jarang, sebulan paling 5 atau 6 kali.. Biasanya bos makan disini Atau pulang kerumah."

Faisal mengangguk..

Merasa tak ada harapan mengobrol dengan arif, ia pun pulang.
"Sal, tolong mintakan air tawar sakit gigi ke abah penyang. Gigi amangmu sakit katanya."

Tanpa diminta dua kali, faisal langsung berangkat dengan membawa sebotol air mineral menuju ke rumah abah penyang yang berada jauh dari sana.
"Uu mang.. Mang.. Uu mang..
(Permisi... Mang.. Permisi.."

"Naray boh?"

"Anu, tuh.. Amang ulun kapehe kasinge, handak balaku danum dengan pian. (Anu, ini.. Paman saya sakit gigi, mau minta air tawar.)"
Lelaki berusia 50 tahunan yang di kenal dengan panggilan abah penyang itupun langsung menaiki tangga rumahnya, ia membuka pintu dan mempersilahkan faisal untuk masuk.
"Tumben kamu yang kemari.. Biasanya saudaramu itu."

"Oh arif pernah kemari ya mang?"

"Iya, sering dia kemari."
"Dia sudah menikah sekarang mang."

"Oh, begitu ya."

"Mm.. Mang.." panggil faisal ketika abah penyang sudah selesai mendoakan air untuk sakit gigi ayahnya arif
"Apa?"

"Tanda2 orang kena pelet itu bagaimana mang?"

"Tergantung dari ilmu pelet apa yang dia gunakan."

"Maksudnya setiap pelet itu berbeda2 kah?"

"Ya."
"Kalau perubahan sikapnya berubah drastis dari yang penuh perhatian ke orang sekitar, sekarang menjadi acuh bahkan cenderung kasar itu kira2 apa termasuk tanda kena pelet mang?"
"Ya, bisa saja. Atau mungkin juga perubahannya itu disebabkan oleh masalah kehidupannya."

"Tidak mang, saya kenal betul orang ini. Dia itu kalau ada masalah, jangankan sebesar gunung, sekecil debu saja dia cerita sama saya.
Dia ini tipe orang yang penyayang dan peduli terhadap sekitar, tapi setelah beristri dia berubah jadi kasar. Bahkan belum lama ini saya liat dengan mata kepala saya sendiri kalau dia itu dimarahi oleh istrinya sampai tangannya itu diinjak diatas beling, dia sama sekali tidak
Melawan mang."

"Saudaramu itu kah?"

"Iya mang. Dan kalau memang dia kena pelet, saya ingin bantu dia mang, supaya dia bisa kembali seperti dulu. Dan bukannya saya menghina mang tapi perempuan yang jadi istrinya sekarang ini mukanya biasa2 saja,
dibawah standar lah kalau untuk mempermainkan sepupu saya yang mukanya lumayan ganteng dan berduit itu. Mana sepupu saya ini sebelumnya itu benci sekali dengan istrinya ini mang. Oh iya, Dia juga pernah dijodohkan sama perempuan sini, yang kata orang bunganya desa lah, tapi gak
Mau si arifnya ini mang."

"Mmm.. Begitu ya. Kalau memang seperti itu, nah ini nanti aku beri air, beri minum ke saudaramu itu. Kalau dia menolak/tidak mau meminumnya, berarti dia memang kena pelet."
"Dan semisal dia menolak, lalu apa yang harus saya lakukan? Karena posisinya sekarang ini, sepupu saya ini benci sama saya mang, dia juga dilarang istrinya untuk bertemu saya."
"Kalau memang nanti dia menolak, maka kita harus pelan2 memaksanya."

"Memaksa minum air yang amang kasih itu?"

Abah penyang menggeleng,

"Bukan. Coba kamu berikan saja dulu nanti air itu, kalau dia menolak, kau kasih tau aku. Biar aku yang memikirkan caranya."
-----

Sepulangnya dari rumah abah penyang, faisal diam2 menyimpan air didalam botol tersebut dikamarnya. Ia tak ingin bila orang tua arif mengetahui rencananya.
Faisal terus memikirkan cara untuk memberikan air tersebut pada arif, namun sangat sulit baginya bila ia melakukan itu seorang diri.

Berjam2 ia memikirkan cara, namun tak juga menemukan jalan keluar.
Tiba2 ia teringat akan salah satu karyawan arif yang kemungkinan besar mau disuruh menukar air minum milik arif dengan air yang diberikan abah penyang itu ketika mereka berada ditoko.
Pagi2 sekali faisal sudah menunggu didepan toko, berharap yang datang pertama kali itu adalah si karyawan yang dia maksud.

Namun rupanya faisal sedikit kurang beruntung, sebab yang datang pertama adalah arif.
"Mau apalagi kau hah??!!" bentak arif begitu melihat faisal

"Aku sedang menunggu warung itu buka. Memang nya tak bolehkah??"
Arif tak menjawab ia langsung membuka tokonya dan masuk kedalam, tak menghiraukan faisal yang masih berada di luar.
Tidak berapa lama kemudian si karyawan yang ditunggu akhirnya datang juga.

Faisal langsung menarik tangannya dan membawanya menjauh dari toko.
"Kamu mau uang??"

"Ya tentu."

"Kalau begitu kamu mau bekerja untukku?"

"Wah apakah ini persaingan keluarga?? Kalau iya aku tak mau menghianati bos."
"Bukan itu, tapi..." arif lalu membisikkan apa yang dia rencanakan

"Ah, nanti kalau ketahuan, aku pasti langsung diberhentikan."
Namun setelah dibujuk, akhirnya sikaryawan itu pun mau mengikuti rencana faisal.

Sementara itu faisal menunggu di warung dengan perasaan cemas.
---

"Bagaimana?" tanya faisal yang sedari tadi menunggu saat karyawan itu pulang

"Sepertinya sama sekali tidak diminum bos. Air itu dibiarkan saja. Padahal sudah ku tukar."

Faisal menghela nafas panjang, berarti benar dugaannya.
Malam itu juga faisal kembali kerumah abah penyang untuk memberitahukan hal itu.

Tapi rupanya abah penyang sedang tidak ada dirumah pada saat itu, sehingga faisal terpaksa harus menunggu.
Sekitar pukul 9 malam, barulah abah penyang pulang, ia terlihat kaget begitu melihat keberadaan faisal di tangga rumahnya.

"Dia tidak mau minum air itu mang. Berarti dia memang kena pelet kan?"
Beliau tak menjawab dan langsung membereskan rengge yang berada didalam luntungnya.

"Bagaimana mang?"
"Mang.."

"Sebentar, ini aku juga sedang memikirkan masalah itu. Ini susah kalau tidak langsung orangnya yang dibawa kemari."

Setelah mendengar perkataan abah penyang, faisal ikut berpikir keras, mencari cara agar arif bisa dibawa kesana tanpa istrinya.
"Orang tuanya sudah tau?"

"Belum mang."

"Lebih baik kamu kasih tau mereka lebih dulu. Biar kita bisa hapakat(bertukar pikir) bersama keluarganya."
Faisal menghela nafas lagi, akankah orang tua arif percaya??

Bagaimana kalau tidak??

"Aahhhh.. Sulitnya. Mana waktu ku tidak banyak.." gumamnya seraya mengacak2 rambut
Sepulangnya dari rumah abah penyang, faisal langsung tidur tanpa menyantap makan malamnya yang sudah disediakan oleh ibunya arif.
Kira2 sekitar pukul 2 subuh, faisal terbangun dari tidurnya. Ia bersiap2 untuk pergi kerumah arif sebab ia sudah memutuskan untuk membawa paksa arif ke rumah abah penyang bagaimana pun caranya.
Dengan langkah hati2, faisal mencari jalan masuk kedalam rumah arif melalui pintu atau jendela yang kemungkinan tidak dikunci, yang tentunya mudah untuk dibobol.
Namun semua pintu dan jendela terkunci rapat, tidak seperti yang dia harapkan. Faisal kecewa, tetapi disaat itulah dia teringat akan ventilasi dikamar mandi rumah itu yang lumayan besar,
Dan dibelakang kamar mandi tersebut juga ada sebuah pohon yang bisa dia panjat guna mempermudah aksinya masuk lewat ventilasi kamar mandi rumah arif.
Faisal tersenyum senang. Bergegas ia berjalan ke bagian kamar mandi yang berada dibagian belakang dekat dapur.

Akan tetapi aksinya itu kembali gagal di karenakan faisal mendengar suara kruntang krantung mirip seperti seseorang sedang memasak sesuatu didepan kamar mandi itu.
Kemudian terdengar suara langkah kaki masuk kedalam kamar mandi lalu diikuti dengan suara bisik2 yang tak jelas buku ruasnya(kata2nya/apa yang dikatakan)
Karena penasaran, perlahan2 faisal mulai mengintip dengan menaiki pohon. Faisal melihat perempuan yang sudah resmi jadi istri arif tersebut sedang mengaduk2 beras dengan air yang berwarna merah
Lalu kemudian air itu dibuang dan diganti dengan air dalam ember. Alis faisal mengkerut,
Anehnya cara perempuan ini memasak, batinnya.

"Air apa itu tadi? Kesumba kah? Atau vanili teh?"
Faisal masih penasaran dengan yang dilakukan istri arif dipagi buta tersebut, sehingga membuat faisal masih berusaha melihat apa yang dikerjakan oleh perempuan itu, namun sangat sulit baginya untuk melihat aktivitas si perempuan.
Beberapa saat kemudian perempuan itu kembali masuk kedalam kamar mandi, dan saat ia hendak melepaskan pakaian, faisal langsung mengalihkan tatapannya. Perlahan2 ia turun dari pohon dan menunggu saat yang aman untuk masuk kedalam rumah.
"Rajin juga dia memasak pagi2.." batin faisal

Sekitar hampir 2 jam, suasana didapur rumah arif mulai hening. Tak ada lagi terdengar suara aktivitas didalam. Kemungkinan istrinya arif kembali tidur setelah memasak nasi, pikir faisal.
Lalu ia mulai memanjat pohon lagi dan berusaha membuka ventilasi kamar mandi yang lumayan besar itu, akhirnya setelah melewati perjuangan yang tidak mudah, ventilasi itu berhasil faisal buka.
"Aku tidak menyangka, ternyata aku berbakat jadi maling." gumamnya

Namun karena kurang berhati2 saat turun, faisal terinjak wadah berwarna gelap yang ditutup rapat didekat ember air, mengakibatkan tutup wadah itu terbuka dan isinya tumpah berserakan.
"Asu!!" ujar faisal langsung menutup mulutnya dengan tangan
setelah melihat air berwarna merah memenuhi kamar mandi, dan didekat kaki faisal ada sebuah pembalut yang warnanya sudah memudar karena bekas direndam
Hampir saja ia muntah kalau tidak cepat2 keluar dari kamar mandi.

Curiga dengan air berwarna merah yang digunakan istrinya arif untuk membilas beras tadi, faisal lantas membuka panci kecil yang seketika bau daun pandan
Menyengat tercium.

Faisal menutup kembali panci itu dengan raut wajah yang menunjukkan rasa jijik.

Huueekkk.. Rasa mual diperut tak lagi tertahankan, sebelum semua isi perutnya keluar, faisal langsung mengambil plastik bekas wadah belanjaan untuk mengantongi muntahnya.
Kriiieeetttt... Suara derit pintu tiba2 terdengar, membuat mata faisa melotot. Takut kalau2 perempuan itu bangun dan memergoki keberadaannya.

Niatnya yang semula ingin membawa paksa arif, kini seketika berubah.
Ia bergegas lari kembali kekamar mandi untuk segera keluar melalui ventilasi. Faisal terus berlari tanpa menoleh kebelakang lagi.

Sesampainya di rumah, faisal langsung mandi membersihkan tubuhnya yang sempat kena air rendaman darah dari pembalut milik istrinya arif.
"Gila.. Benar2 gila.." umpatnya

Selesai mandi dan berpakaian, faisal lantas menghampiri kamar orang tua arif. Didalam tak terdengar adanya aktivitas, padahal jam sudah menunjukkan pukul 5 lewat.
Tok.. Tok..

"Ucu.. Amang.." panggil faisal sambil terus mengetuk pintu

Krieett..

"Kenapa sal?" tanya ayahnya arif saat membuka pintu kamar
Faisal tak langsung menjawab,

"Ada taluh ji handak mander ulun dengan pian dengan ucue. (Ada yang ingin saya bicarakan sama pian dan ucu/tante.)"
"Apa itu sal? Sepertinya penting sekali ya?" tanya ibunya arif

"Iya cu, ini sangat penting sekali."

"Ya sudah kalau begitu, ayo kita bicara disana."
Faisal terlihat menarik nafas panjang lebih dulu sebelum memulai ceritanya.

"Mang, cu.. Jujur, saya merasa arif banyak berubah setelah menikah dengan perempuan itu. Bahkan tidak lama ini dia memukul saya sampai berdarah. Dan saat saya kerumah mereka..." faisal menceritakan
Tentang tangan arif yang diinjak diatas beling oleh istrinya, sampai ketika faisal ingin membawa paksa arif kerumah abah penyang.

"Dan yang mengejutkannya tadi saat saya berhasil masuk kedalam kamar mandi melalui ventilasi itu
Saya kan tidak sengaja menginjak wadah, yang membuat wadah itu terbalik dan tutupnya terbuka, pecah. Air yang tumpah dari wadah tersebut berwarna merah sama persis warnanya seperti air yang digunakan istrinya arif saat membilas beras. Dan yang mengejutkannya lagi bahkan saya
sendiri tidak menyangka, ternyata air itu berasal dari rendaman pembalut milik istrinya arif cu."
"Oh iya, kata anak buah arif, istrinya arif itu tidak rutin mengantar makanan ke toko. Dalam 1 bulan hanya 5-6 kali saja. seperti jadwalnya perempuan haid. Dan dengan perubahan arif yang begitu drastis, saya yakin arif sudah kena pelet perempuan itu. Pelet yang tidak baik."
"Astaga. Serius kamu sal?? Kamu gak lagi bohong kan??" tanya ibunya arif

"Cu, buat apa saya bohong. Kalau ucu tidak percaya, ucu bisa tanya orang2 di toko atau tetangga2 yang berdekatan rumah dengan arif. Saya tau persis cu, arif sebelumnya memang benci sama perempuan itu.
Tidak bakalan dia suka. Hari2 arif mengomel karena selalu diteleponnya."

"Tanya juga sama orang2 yang kenal dengan arif, bagaimana perubahan arif sekarang. Dia terlihat seperti orang bodoh cu, linglung kosong, seperti mayat diberi nyawa. Sangat jauh berbeda dengan arif kita
Yang dulu."

"Ya, aku juga memiliki kecurigaan, pernah waktu itu aku kerumahnya, saat itu kulihat arif sedang memotongkan kuku kaki istrinya, tiba2 istrinya ini memukul kepala arif dengan botol air. Saat itu dia tidak menyadari kalau aku datang. Dan ketika dia sudah menyadari,
Istrinya arif ini langsung terlihat gugup, canggung dihadapanku."

"Aku pada saat itu tidak terlalu ambil hati, dia memperlakukan anakku begitu, karena kupikir mereka memang sudah biasa melakukannya. Ya namanya juga rumah tangga anak, tak enak kalau kita terlalu mencampuri."
"Kamu kerumah mereka itu kenapa?"

"Loh, kamu lupa? Kan yang waktu itu ada urusan di kalbar. Aku minta tolonglah sama si arif ini. Tapi oleh istrinya, arif tidak diperbolehkan pergi mewakili aku. Jadilah aku berangkat sendiri. Ingatkan?"
"Ah, ya. Yang kamu bilang si arif sakit itu kan."

"Nah kan mang, cu. Berarti niat istrinya ini memang gak baik. Seolah ingin menjauhkan arif dari keluarganya, dari kita."

Orang tua arif saling pandang,
Ibunya arif terdiam, wajahnya terlihat sedih memikirkan arif anak kesayangannya itu.

"Kalau memang betul perempuan itu memberi yang tidak baik terhadap anakku, aku bersumpah aku tidak akan memaafkannya."
Setelah mereka bertiga berunding, akhirnya mereka menemukan cara untuk membawa arif pulang kerumah orang tuanya.

Hari itu faisal mengantar ayahnya arif ketoko, tampaknya arif tak terlalu senang dengan kedatangan mereka.
"Nak, ibumu sakit keras. Dia sangat ingin kamu pulang menemuinya." pujuk sang ayah dengan wajah memelas

"Saya tidak bisa, saya harus izin istri dulu." jawab arif pelan hampir tak terdengar
"Mana istrimu, biar aku yang izin padanya."

"Tidak bisa."

Mendengar jawaban arif yang sudah seperti orang bodoh itu, faisal menjadi kesal. Tapi meski begitu, ia tetap diam, tak berbicara sedikitpun.
Setelah dibujuk sedemikian rupa, akhirnya arif mau juga pulang kerumahnya. Sesampainya dirumah arif, istrinya terlihat kaget mengetahui arif datang bersama ayahnya dan juga faisal.
Tanpa basa basi ayahnya langsung membicarakan perihal ibunya arif yang sakit dan ingin bertemu dengan arif.

"Boleh, tapi saya ikut." ujar istrinya arif

"Ya, tentu."
Lalu singkatnya berangkatlah mereka ke rumah orang tua arif.

Ibunya arif berbaring di atas tempat tidur sambil sesekali meringis kesakitan.
"Sakit apa memangnya ma?" tanya istrinya arif seraya menempelkan punggung tangannya di dahi ibunya arif

"Aduuhhh.. Aduuuhhh.. Sakiiit sekali aduuhh.. Aku sudah tidak kuat.. Aduuhh.." jerit ibunya arif
"Sepertinya ibumu harus dibawa ke rumah abah penyang rif. Sakitnya benar2 parah ini."

"Abah penyang siapa??" tanya perempuan itu dengan alis mata mengkerut
"Orang yang paham penyakit2 seperti ini."

"Saya tidak merasa kalau beliau sakit, badannya tidak panas. Wajahnya juga tidak pucat. Kalau hanya sakit meriang atau sakit kepala biasa, kan bisa panggil mantri kerumah bah, kasian kalau harus arif juga yang mengurus.
Mana dia mengurus toko dll."ujar perempuan itu dengan nada suara meninggi

Faisal melotot mendengar perkataan dari perempuan itu, seakan tidak ada simpatinya pada mertuanya sendiri.

"Heh, coba kau pikir, bagaimana kalau orang tuamu yang sakit."
"Orang tuaku tidak pernah menyusahkan kalau sedang sakit." jawabnya ketus

Faisal kesal, marah campuraduk jadi satu mendengar jawaban perempuan itu. Ingin rasanya ia meneriaki perempuan itu. Namun apalah daya ia tak ingin membuat masalah dengan arif demi kelancaran rencana
mereka. Entah bagaimana ayahnya arif membujuk dan memohon pada perempuan itu, hingga akhirnya arif diijinkan juga untuk ikut mengantar ibunya kerumah abah penyang.
Di dalam perjalanan, arif hanya melamun dan terdiam layaknya patung. Wajah istrinya pun sama, terlihat masam dan tak suka.

Sesampainya dirumah abah penyang, mereka membantu ibunya arif menaiki tangga, beliau terlihat kuat dan baik2 saja saat menaiki tangga rumah tersebut.
Namun begitu ditatap oleh abah penyang, ibunya arif langsung menjatuhkan diri kelantai sambil mengaduh2 kesakitan.

Ibunya arif dibaringkan diatas kasur tipis, sementara itu abah penyang berpura2 mengobatinya. Setelah selesai, abah penyang pun kedapur untuk membuatkan para
Tamunya minuman.

Minuman itu diberikan kepada tamunya satu persatu. Namun oleh istrinya arif, minuman milik arif ia tukar dengan minuman miliknya.

"Boleh?" tanya arif

"Minumlah." jawab perempuan itu
Melihat arif yang sangat tunduk dan patuh pada perkataan istrinya itu, abah penyang langsung menatap faisal dan ayahnya arif bergantian.
Akan tetapi tidak berselang lama setelah arif dan istrinya meminum air buatan abah penyang itu, mereka langsung mengeluhkan sakit perut.
Sakit perut disertai mencret parah, yang anehnya meski sudah minum obat mantri maupun obat kampung, sakit perutnya tak kunjung sembuh.
Sehari semalam penuh mereka tak bisa jauh dari wc. Yang paling parah arif, ia bahkan tak mampu untuk beranjak dari kloset. Saking parahnya mencret yang ia derita.
Dan 2 hari kemudian, arif sudah agak mendingan, begitupun juga dengan sikapnya.

"Kita pulang kerumah sekarang. Toh ibumu juga sudah sembuh." ajak istrinya arif
"Kau pulang sajalah dulu, aku masih ingin disini." jawab arif cuek

"Pulang kataku!!"

Arif memalingkan wajahnya, menatap perempuan itu dengan rasa kesal.
"Ku bilang tidak ya tidak! Kalau kau ingin pulang silahkan!!" bentak arif kesal

Raut wajah perempuan itu seketika berubah, ia terlihat sangat marah pada arif.
"Pulaaang!!!!" teriaknya

Plaaakkk... Arif yang terlanjur emosi tak sengaja menampar wajah istrinya yang membuat perempuan itu seketika mengamuk.
"Ariiif !!"

--------

Arif seketika muntah mendengar cerita faisal,

"Sebenarnya malam itu aku ingin masuk kerumahmu secara diam2 dan melumpuhkanmu supaya bisa kubawa dengan mudah. Waktu itu aku sudah bertekad ingin membawamu kerumah abah penyang bagaimanapun caranya.
Tapi setelah aku melihat itu, tekadku langsung buyar." cerita faisal

"Aku merasa takut dan jijik, nyaliku langsung menciut." lanjut faisal

"Oh iya, lalu sekarang mau bagaimana itu istrimu?"
"Aku ingin memulangkan dia baik2 pada orang tuanya."

"Tapi keadaannya sekarang begitu. Takutnya kamu malah disalahkan. Aku yakin kalau mereka sekeluarga itu bersekongkol untuk membuatmu menikahinya. Nah lalu andaikan kamu pulangkan dia, kemudian malah kamu disantet
Bagaimana???"

Arif menghela nafas panjang, yang dikatakan faisal ada benarnya. Mereka bisa melakukan apa saja, bahkan hal yang jauh lebih gila dari pelet darah haid sekalipun. Apalagi mengingat keadaan perempuan itu sekarang,
Malam esok lanjut lagi, ini jaringan internet sedang lelet2nya. Beberapa kali gagal di upload dan harus di copas ulang. 🙏🙏
-----

"Lalu menurutmu aku harus bagaimana? Aku juga tidak mau selamanya hidup bersama perempuan itu sal."
Faisal terdiam,

"Aku pun tak tau jalan keluar untuk masalahmu ini rif. Coba kamu rundingkan dulu dengan orang tuamu. Siapa tau mereka ada jalan keluarnya."
Praaannngg...

Suara benda pecah dari dalam kamar,

Arif menghela nafas, ia tau itu pasti ulah istrinya yang mengamuk.
"Perempuan itu sepertinya benar2 gila rif. Padahal dia yang melakukan hal buruk itu padamu, tapi sekarang setelah ketahuan, dia malah seperti orang kesetanan."

"Kau ingatkan kata abah penyang??"
Arif terdiam.

"Katanya seseorang yang menggunakan pelet darah haid itu matinya tidak diterima bumi. Pelet darah haid adalah usaha terakhir untuk memelet seseorang, tidak banyak yang mau memakai pelet itu.
Hanya orang2 yang nekat saja yang mau. Abah penyang saja tidak menyangka kalau perempuan itu menggunakan darah haidnya untuk memeletmu.
Berarti kan itu artinya dia sudah siap menerima segala resikonya rif. Dan yang aku rasa, dia tidak akan melepaskanmu apapun yang terjadi."
Plak... Arif memukul pelan lengan faisal.

"Kau jangan menakut2iku.!"

"Aku tidak menakut2imu! Kau sendiri pun juga sudah merasakannya bukan?? Bagaimana rasanya kopi bercampur darah haid?"
Arif langsung mual, faisal benar2 kurang ajar, Batinnya.

-------

Keluarga arif membiarkan saja perempuan itu bebas berjalan2 didalam rumah, karena mereka tidak ingin mengurungnya didalam kamar seperti orang gila. Namun walaupun begitu, pergerakannya tetap diawasi
Selama 24 jam penuh.

Pernah disuatu hari, ibunya arif melihat langsung kelakuan perempuan itu yang mengangkangi nasi didapur dengan hanya memakai sarung.
Tentu saja oleh ibunya arif, perempuan itu di marahi habis2an. Bahkan panci yang digunakan untuk memasak nasi saja sampai dibuang.
"Amun rupa tu sudah kada bagus. Jangan pang kalakuan umpat kada bagus jua nak ae. Kita ni nah hidup, biar muha buruk kaya apa gin, asal pahatian saurang bagus. Tatap ja urang katuju lawan saurang. Yang malangkahi, manguhup nasi dalam tapih ni nah napa maksudnya
Napa tujuannya??
Handak manunduk akan kami sabarataan kah, supaya ikam bebas, puas manggawi anakku. Asli muar banar aku, kalakuan bilang nang alahan pada binatang. (Nak, kalau wajah sudah tidak cantik, jangan sampai kelakuan juga ikut jelek. Kita hidup ini, walaupun
Wajah buruk rupa, yang penting hati dan kelakuan cantik, baik. Orang tetap akan menyukai kita.
Maksudmu yang mengangkangi nasi, menaruh panci nasi didalam sarung lalu di kangkangi ini apa maksudnya, apa niatnya?? Ingin supaya kami semua tunduk denganmu. Supaya kamu bebas,
Puas membodoh2i anakku. Asli membuat emosi, kelakuan melebihi binatang..)"

"Besok kita pergi, kita serahkan dia dengan orang tuanya. Talak itu ditanganmu rif. Kalau memang tak suka, kamu ceraikan saja dia. Dia sepertinya juga tidak mau berubah.
Dan aku sebagai ibumu, rasanya sudah tidak bisa memaafkan kelakuannya lagi."lanjut ibunya arif dengan raut wajah marah

Arif tak bergeming dari tempatnya berdiri, menatap tajam pada perempuan tersebut.
Sementara faisal hanya bisa terdiam, karena ia yang hari itu hendak berangkat bekerja, malah ditahan oleh tantenya dan dipaksa untuk ikut memulangkan istrinya arif.
---
Mendengar hendak dipulangkan perempuan itu langsung berteriak2 seperti orang kesetanan. Ia mengacak2 dapur. Melempari semua piring dan gelas yang tersusun rapi dilemari.
Seisi rumah ribut hari itu, ditambah lagi ibunya arif yang juga ikut mengamuk dan menghajar, menjambak menantunya tersebut.

Arif, faisal dan ayahnya kewalahan
Memisahkan perkelahian itu.
Akhirnya oleh arif, istrinya kemudian di ikat dengan tali.

Wajah ibunya arif merah padam, luka cakaran dimana2. Rambutnya juga acak2an.
"Dasar gila.. Sinting.." umpat ibunya arif yang masih sangat marah

Cuuuiiihhhh... Perempuan itu meludah dan tepat mengenai tangan ibu mertuanya, yang membuat ibunya arif kembali meledak2.
"Maa.. Sudah ma." ujar arif yang kewalahan

"Sal.. Duhup yaku kih nyua!! Ma'en dereng dereng hikau beh.!! (Sal.. Cepat bantu aku!! Ngapain kamu planga plongo disitu!!)"

(Nyua dalam bahasa yang dipakai arif itu termasuk bahasa kasar, tidak/jarang digunakan dalam
Bahasa sehari2.)

Faisal mengangguk, ia pun langsung membantu ayahnya arif memegangi sang tante yang masih ingin menjambak rambut perempuan itu.
Setelah keadaan sudah jauh lebih tenang, mereka berempat kemudian berunding. Ibunya arif tetap bersikukuh menyuruh arif menceraikan istrinya, sementara ayahnya tak mengatakan apa2. Sama seperti faisal yang hanya diam menyimak pembicaraan.
"Andai faisal tidak melakukan tindakan nekat memasuki rumahmu waktu itu, sampai sekarang kamu akan tetap seperti orang bodoh rif. Aku yang melahirkanmu saja tidak pernah memukul kepalamu,
Tapi perempuan itu, berani2nya dia memukul kepalamu. Memperlakukanmu layaknya babu. Dimana harga dirimu sebagai lelaki rif."

"Saya tau ma, saya pun memikirkan hal yang sama. Hanya saja, saya takut, takut setelah menceraikannya, saya malah di santet."
"Ucu tau sendiri kan, bahkan keluarganya yang membantu perempuan itu memberikan kopi yang sudah dicampur dengan darah haid pada arif. Karena seperti cerita arif, yang mengatakan kalau pada saat dia menginap disana, perempuan itu tidak kelihatan sama sekali. Berarti kan artinya
Memang dasar keluarganya yang membantu."

"Lalu kamu mau mempertahankan perempuan itu? silahkan saja. Tapi bawa jauh2 dari rumahku. Aku sudah tidak ingin melihat mukanya."
Faisal terdiam, sementara arif terlihat menggaruk kepala setelah mendengar perkataan ibunya.

------

Akhirnya, pada hari sabtu, mereka berangkat. Perempuan itu duduk di antara faisal dan ayahnya arif.
Selama setengah perjalanan semuanya aman2 saja. Suasana juga tenang.

Namun begitu hampir sampai dengan kota tempat tinggal perempuan itu, ia tiba2 mengamuk. Bahkan faisal yang menahannya untuk tidak melompat keluar mobil pun sampai di tinjunya di area burung.
"Bangsatt.." rintih faisal kesakitan

Arif menghentikan mobil dipinggir jalan untuk membantu faisal mengikat tangan perempuan itu. Entah kenapa perempuan itu selalu mengamuk tak karuan, bila sudah mengamuk ia seperti orang kesetanan.
"Kau baik2 saja sal?"

"Sakit cu."

-----

Setelah mereka sampai didekat rumah jainal, arif melepaskan ikatan tangan perempuan itu.
"Eh arif, kenapa tidak berkabar dulu nak."

"Saya kemari ingin membicarakan sesuatu."ujar arif dingin

Mendengar perkataan arif, raut wajah mertuanya mendadak berubah, sepertinya mereka sudah bisa membaca maksud kedatangan arif dan keluarganya, terlebih lagi ketika melihat
anaknya yang langsung menangis saat masuk kedalam rumah.

"Pertama2 saya ingin meminta maaf pada bapak dan ibu. Saya kemari membawa keluarga saya dengam maksud ingin memulangkan siti nursiyah kepada bapak dan ibu. Karena saya merasa sudah tidak ada kecocokan lagi antara kami
Berdua."

"Apa2an ini?? Kenapa tiba2?!!"

"Bukannya sudah jelas ya, kalau kalian semua bersekongkol memelet anak saya supaya dia mau menikah dengan anak kalian!" ujar ibunya arif angkat bicara, beliau lalu mulai mengungkit perihal kejadian malam itu,
dimana faisal melihat siti nursiyah yang membilas beras menggunakan rendaman pembalut yang masih ada darahnya.
Mendengar itu, orang tua siti nursiyah terlihat kaget. Bukan kaget mengetahui kelakuan anaknya. Tapi kaget karena kelakuan anaknya ketahuan oleh pihak keluarga arif.
Tak ada banyak pembicaraan pada saat itu, pihak keluarga siti nursiyah lebih banyak diam. Mungkin malu.

Saat arif mengucapkan talak, siti nursiyah kembali mengamuk. Habis semua barang2 disitu dia lemparkan kearah arif dan keluarganya.
Bahkan ia berteriak histeris ketika arif keluar dari rumah itu.

---

"Syukurlah. Akhirnya kamu bebas nak."

"Mulai sekarang umamu ini berjanji bahwa tidak akan lagi memaksamu untuk menikah. Jalani lah hidupmu sesuai dengan kemauanmu ya nak." lanjut ibunya
Namun 2 bulan setelah perceraiannya itu, ibunya mendadak jatuh sakit.

Beliau sering menjerit2 seperti kesakitan sambil memukul2 dada, lengan dan punggung. Saat ditanya beliau selalu bilang kalau ada yang menggigit, tapi dari yang terlihat oleh yang lain, mereka sama
Sekali tidak melihat apa2 yang hinggap apalagi menggigit ibunya.

Dan hanya 3 hari 3 malam setelah keanehan ibunya arif itu, tiba2 di hari ke empat beliau tak bisa bangun.
Sebagian tubuhnya dari pinggang ke atas mendadak tak bisa digerakkan. Bahkan tidak hanya itu,
Beliau juga tidak bisa lagi berbicara dengan jelas.

Mantri dan abah penyang bergiliran didatangkan.

"Bukan sakit biasa ini, sepertinya terkena kiriman orang."
"Lalu bagaimana cara menyembuhkannya??" tanya arif

"Aku tidak bisa langsung sekarang. Aku harus mencari perlengkapan ritualnya lebih dulu. Semoga saja sempat."
----

Namun memasuki malam kelima, sakit ibunya arif bertambah parah.
Sehingga arif dan ayahnya terpaksa memanggil mantri.
Oleh mantri itu, ibunya arif diberikan obat lagi. Tapi anehnya setelah diberikan obat, suhu tubuhnya malah semakin dingin. Wajahnya memucat, dan sekitar pukul 4 subuh beliau meninggal dunia.
Kematian ibunya membuat arif terpukul. Ia menyesali perbuatannya yang tak enakan menolak ajakan jainal dulu. Andai pada saat itu ia menolak menginap disana tentu semua itu tidak akan terjadi pada ibunya.
"Sudahlah rif, ikhlaskan ibumu. Dia sudah nyaman disana. Kau tau kan kalau orang baik itu memang berumur pendek." ujar faisal membuat arif menatapnya dengan tajam
"Aku tidak salah kan? Orang baik itu disayang tuhan, makanya umurnya pendek, sebab tuhan tidak ingin dia berlama2 hidup didunia yang rusak ini."
Plaakk.. Pukulan mendarat di bahu faisal. Arif tersenyum. Perkataan faisal sedikit menghiburnya.

"Nah begitu, senyum yang lebar."

-----
Setelah itu tak ada apa2 yang terjadi lagi pada arif dan keluarganya.
3 tahun kemudian, arif dan faisal menikahi gadis kembar yang berasal dari daerah TH(desa terpelosok dikalteng).

Faisal bekerja mengurus toko dan usaha ayahnya arif, sementara arif sibuk dengan toko dan usahanya sendiri.
Begitulah semuanya baik2 saja. Hingga ayahnya arif meninggal dunia, dikarenakan usia yang sudah tua.

---SELESAI---

Mohon sawerannya ponakan2😁🙏🏻. Sawer pulsa di nomor - 0856 5403 7262, terima kasih🙏🙏
Maaf cerita terpotong2. Karena jaringan internet disini benar2 lelet sekali. Sering gagal2 upload tweet.
Untuk baca keseluruhan tanpa terpotong2, kalian bisa unroll saja atau baca di karyakarsa, ini linknya - karyakarsa.com/rasth140217/pe…

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with ENSUN BURUNG

ENSUN BURUNG Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @rasth140217

Dec 14
NASI KUNING CU IPAU

“Sebenarnya sudah lama Ipau sakit, sakitnya pun bukan sakit biasa. Dia terkena santet dari mantan suaminya."

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Cu Ipau, adalah seorang janda yang tidak punya anak. Beberapa tahun lalu ia diceraikan oleh suaminya dengan alasan karena selama 8 tahun pernikahan, Cu Ipau tak juga kunjung hamil. Sementara mertua dan keluarga besar suaminya terus menerus mendesak
supaya Cu Ipau hamil dan punya anak. Begitulah, sekilas kisah hidup Cu Ipau yang Iwan ketahui.

Iwan, seorang pemuda berusia 25 tahun, ia bekerja di sebuah toko hp yang lumayan besar dengan 10 karyawan yang tugasnya berbeda-beda.
Read 33 tweets
Nov 28
PELET DARAH HAID ( KISAH BARU )

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

Pernikahan baru seumur jagung, tapi sudah dihadapkan dengan ujian yang sangat banyak. Itulah yang dirasakan Eni, perempuan berusia 16 tahun Image
yang terpaksa harus menikah dikarenakan hamil duluan.

Saat itu, Eni masih sekolah kelas 2 SMA. Dan Roby kelas 3 SMA. Mereka berpacaran kurang lebih selama satu tahun. Eni berasal dari sebuah keluarga sederhana, ayahnya seorang buruh angkut di pasar, sedangkan ibunya berjualan
sayur keliling.

Sementara Roby dari keluarga yang bisa di bilang berkecukupan. Ayahnya seorang juragan karet, ia mempunyai beberapa hektar kebun karet yang masih aktif dan ia juga membeli karet-karet dari petani karet di daerahnya, untuk kemudian dijual lagi.
Read 31 tweets
Aug 16
NONIK
(Si WANITA MALANG, KORBAN LAKI-LAKI MOKONDO)

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
“Capati pang ma.. Ulun kada sabaran lagi nah.. (Ayo cepat ma.. Aku sudah tidak sabar lagi..)” ujar seorang anak laki laki berusia 10 tahunan seraya menarik tangan ibunya

Ya, hari itu keluarga kecil yang terdiri dari 4 orang tersebut akan pindah rumah, ke rumah baru mereka.
4 orang dalam keluarga itu terdiri dari ayah, ibu dan 2 anaknya. Kita panggil saja nama si ayah pak Fahri, kisaran usia 35 tahunan. Si ibu bernama Desi, kisaran usia 30 tahunan. Anak pertama mereka sebut saja namanya Vendra usia 10 tahun. Dan anak kedua mereka bernama Salsa yang
Read 185 tweets
Aug 3
Liburan Di Desa Kakek Di Pedalaman Kalimantan
(Pengalaman horor yang tidak akan pernah terlupakan)

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

Malam minggu ini kita cerita yang ringan2 dulu ya..

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Hari yang ditunggu-tunggu pun sudah tiba, libur panjang sekolah itu akan mereka isi dengan berbagai macam hal-hal menyenangkan di desa kakek, desa yang sudah lama tidak pernah keluarga anggi kunjungi lagi.
Kurang lebih sekitar 10 tahun anggi tidak pernah ke desa kakeknya. Terakhir ke desa saat ia masih berusia 7 tahun, dan sekarang usia anggi sudah menginjak 17 tahun.
Read 96 tweets
Jul 23
ANTHONY VAN DIEMEN

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

Nama tokoh utama dalam cerita kali ini tidak di sensor, tentunya sudah dengan persetujuan yang bersangkutan.

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Hay om, namaku Elina.." kata gadis itu diawal perkenalan pada om rasth

______

2004, saat itu elina baru berusia 17 tahun. Dan tepat di usia ke 17 nya itu. Ekonomi keluarganya juga sedang berada di puncak kejayaan.
Usaha orang tuanya berjalan sangat lancar dan jauh lebih berkembang dari sebelumnya.

Dan pada saat itulah, satu persatu semua keinginan mereka mulai di wujudkan.
Read 213 tweets
Jun 24
PESUGIHAN LUDAH POCONG

Begitu di upload langsung selesai. Tidak bersambung. Jadi mohon supportnya ya.. Retweet banyak2😁..

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Cerita ini diceritakan oleh salah satu ponakan disini yang pernah bekerja di rumah makan tersebut.

Nama tokoh dalam cerita ini sudah disamarkan.
_____

2018..
Kalimantan selatan.

Sebut saja namanya Hatni, saat itu dia baru saja lulus sekolah Menengah Atas. Namun karena orang tuanya tidak punya biaya, akhirnya hatni memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya kebangku kuliah.
Read 181 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(