,
5 tweets,
1 min read
Read on Twitter
Setelah guyon parikeno, yuk sedikit serius dlm seri utasan menanggapi twit Gus Prof @na_dirs ttg belajar, termasuk belajar agama, jangan main comot sana-sini. Betukah? Menurutku ini hanya betul bagi orang yg belum mempunyai bangunan pikiran sendiri. Yg sudah, boleh eklektik.
Sebetulnya, setiap orang pasti eklektik (main comot sana-sini) krn jumlah judul buku di dunia, bahkan ketika dibatasi hanya sejak zaman perpus Alexandria, sudah jutaan bahkan milyaran. Hanya, ada yg comat-comotnya dibantu secara disiplin oleh dosen pembimbing. Ada yg tidak
Jika diasosiasikan pikiran itu seperti bangunan, orang yg sudah punya bangunan pikiran sendiri bebas mau comot sana-sini, tidak akan chaos. Dia akan tahu Oh pikiran Ghazali yg itu kujadikan jendela, pikiran Einstein yg itu kujadikan plafon, pikiran Syariati yg itu kujadikan ubin
Sebagai contoh, seniorku teknik Sipil yg tahunan kerja di Amrik kini pulang, hidup di Bandung. Obsesinya, mendigitalkan seluruh buku yg pernah ada di dunia, ud bbrp tahun belum genap sejuta judul. Kalau semua buku itu kita baca, modar
Utas kulanjutkan nanti.. karena sudah dipanggil istri untuk mbadog!!!!! Asu tenan
