Berbekal mie dan terigu, Anthony Salim membangun kembali kejayaan bisnis ayahnya, Salim Group, setelah diterpa 'badai' krisis ekonomi pada 1998.
Perjalanan Salim Group menjadi konglomerasi bisnis di Indonesia dirintis Sudono Salim kala memulai bisnis sebagai pemasok cengkih pada 1930-an. Dari situlah sejumlah perusahaan tenar seperti BCA, Indocement, Indomobil, Indosiar, Indofood, hingga Indomaret dapat hadir.
Kini, tongkat estafet bisnis Keluarga Salim perlahan-lahan mulai dipercayakan kepada anak Anthony, Axton Salim. Ide segar Axton di Salim Group dapat Sobat Bisnis lacak, misalnya pada viralnya Chitato rasa Indomie Goreng dan iklan digital Indoeskrim dengan tema Nusantara.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
[THREAD] Menyambut #Jumatberkah , Bisnismin mau nge-thread tentang Garuda Indonesia. Kami mau bahas berbagai tekanan ke maskapai kebanggan Indonesia itu, investor yang ambil untung dari nasib Garuda hingga prospek sahamnya. Simak nyookk #Thread#GarudaIndonesia
Sebagai awalan, Bisnismin mau kilas balik kinerja Saham Garuda Indonesia [GIAA] nih, Saham GIAA mulai bangkit dari level Rp200 per saham sejak 15 November 2018. Saat itu, saham GIAA naik sebesar 19% menjadi Rp238 per saham dalam sehari. #Thread#GarudaIndonesia
Harga saham GIAA terus melejit hingga Rp630 per saham pada 6 Maret 2019. Posisi itu telah melampaui harga tertingi pada awal Januari 2015 yang berada di kisaran Rp600 per saham #Thread#GarudaIndonesia
Hai, #MakanSiang kali ini mau bahas topik internasional yang lagi heboh nih yakni, krisis ekonomi Turki. Kenapa tuh? pantau terus aja thread kami sampai habis ya. #Thread#Turkey
Jadi, kisah pilu Turki ini berawal dari 2011. Kala itu, bank-bank di TUrki meminjam uang dalam bentuk dolar AS dari luar negeri untuk penyaluran kredit ke perusahaan lokal #MakanSiang#Turkey#Thread
Tujuannya, TUrki ingin mendorong perusahaan lokal itu tumbuh dengan agresif. Hasilnya, Turki sangat bergantung dengan pembiayaan dari luar negeri. #MakanSiang#Turkey#Thread