Bukan. Anak yang (1) "minum alkohol" (2) "menggunakan identitas sekolah" dan (3) "mengumumkannya dengan bangga" itu butuh pengakuan dari teman-temannya bahwa dia cukup berani untuk melanggar aturan sekolah.
Sekolah mengeluarkannya demi menjaga reputasi sekolah di mata orang tua.
Sekolah mengeluarkannya demi menjaga reputasi sekolah di mata orang tua.
Kalau cuma soal minum mah yaelah anak-anak Olimpiade Sains Nasional juga habis pelatihan malemnya dugem kok. Diajakin sama kakak mentornya, malah.
Yang jadi masalah itu jika dan hanya jika murid itu membuat, di mata umum, identitas sekolah tersebut terasosiasikan dengan pemabuk.
Yang jadi masalah itu jika dan hanya jika murid itu membuat, di mata umum, identitas sekolah tersebut terasosiasikan dengan pemabuk.
It's not twisting. It's commenting on your verbatim: "Anak [sekolah] yang minum-minuman beralkohol itu butuh pendidikan."
Jika ada siswa yang, memakai identitas sekolah, minum alkohol, 98.76% kemungkinan motivasinya adalah: "Agar terlihat keren dan disegani di mata teman-teman."
Jika ada siswa yang, memakai identitas sekolah, minum alkohol, 98.76% kemungkinan motivasinya adalah: "Agar terlihat keren dan disegani di mata teman-teman."
Lembaga apa pun berhak membatalkan keanggotaan seorang anggota yang melanggar aturan atau kode etik.
Kantor boleh memecat karyawan yang mencuri uang, kampus berhak men-DO mahasiswa yang rekam video porno pakai jas almamater, SMA boleh men-DO siswa yang berfoto bersama orang tua.
Kantor boleh memecat karyawan yang mencuri uang, kampus berhak men-DO mahasiswa yang rekam video porno pakai jas almamater, SMA boleh men-DO siswa yang berfoto bersama orang tua.
Di bawah asas "Otonomi Sekolah" tiap SMA boleh punya peraturan dan sanksi yang berbeda.
Biasanya, DO adalah langkah terakhir. Urutannya:
- binaan oleh guru BK dan wali kelas
- pemanggilan orang tua
- binaan langsung oleh Kepsek
- Kepsek putus asa
- keputusan drop out oleh Kepsek
Biasanya, DO adalah langkah terakhir. Urutannya:
- binaan oleh guru BK dan wali kelas
- pemanggilan orang tua
- binaan langsung oleh Kepsek
- Kepsek putus asa
- keputusan drop out oleh Kepsek
Semua tindakan berawal dari niat. Seseorang bebas memilih aksi, tapi tidak bebas memilih konsekuensinya.
Kalau ada anak nakal, tentu saja akan kutanyai, "Kamu mau tetap nakal atau berhenti nakal? Kalau kamu tetap nakal, kamu akan di-DO," lalu memperlakukan dia sesuai jawabannya.
Kalau ada anak nakal, tentu saja akan kutanyai, "Kamu mau tetap nakal atau berhenti nakal? Kalau kamu tetap nakal, kamu akan di-DO," lalu memperlakukan dia sesuai jawabannya.
