My Authors
Read all threads
I'm not telling people to die. 😔 I'm telling them that they have the power to choose between life and death.

Emang kalo ada orang putus asa dan ingin bunuh diri karena dia jelek, miskin, cacat mental, penyakitan, dan merasa dianggap menjijikkan, kamu mau bantu apa? Nikahin dia?
Yes yes. I know, I know. This personal opinion about suicide is probably the most controversial personal belief that I have.

And you, a good Twitter netizen, have all the right to block and even report me. It's fine. It's your right and I will take all the possible consequences.
And finally, for anyone who already decided to suicide, I respect your decision.

Please try to leave no debt unpaid and promises unfulfilled.
(1) She mentioned me in the tweet. I take it as "she wants to know my personal opinion about this topic".
(2) I truly believe the right to take one's own life is a human right.
(3) I have been, and will continue, respecting anyone's decision not to continue with his/her own life.
Kamu ini nggak bisa baca ya? Di twit dariku, terpampang jelas, dinyatakan paling awal, dan diberi penekanan:

"Hanya jika kamu benar-benar, sungguh-sungguh yakin bahwa kamu tidak akan menyesal [meninggalkan dunia ini], pilihan untuk mengakhiri hidup itu terbuka untuk kamu ambil."
Iya, ada saat-saat ketika seseorang mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan efek jangka panjangnya.

Karena itu, syarat yang selalu kuingatkan dan kutekankan sebelum seseorang mengambil keputusan besar adalah: "Pastikan kamu yakin kamu tidak akan menyesal memilih langkah itu."
Hampir tiap minggu ada berita napi atau gelandangan bunuh diri. Apakah viral? Tidak. Kasus percobaan / bunuh diri baru viral kalau yang terlibat (1) masih muda, (2) minimal S1, dan (3) tinggal di kota.

Sesuatu disebut "tragedi" hanya kalau ada potensi-besar yang mendadak-hilang.
Kenapa tidak viral? Karena, meninggalnya seseorang yang minim-potensi bukanlah sebuah "tragedi" di mata masyarakat.

Orang yang bilang "jangan bunuh diri" itu, walau tidak mengaku, milih-milih mana saja orang yang mereka inginkan hidup dan mana saja yang akan mereka biarkan mati.
Moralitas itu soal konsistensi. Seseorang disebut "tidak bermoral", jika kepada orang yang berbeda dia menerapkan perlakuan-moral yang berbeda.

Kalau dia sedih saat idolnya bunuh diri, tapi senang saat WNI ex-ISIS mati, dia tidak benar-benar menilai "hidup manusia itu berharga".
Dan nilai moral tertinggi—yang kuterapkan kepada diri sendiri dan orang lain—adalah:

Memandang dan memperlakukan tiap orang sebagai insan, yang (1) berhak mengambil pilihan untuk dirinya sendiri dan (2) punya kemampuan sekaligus kewajiban untuk bertanggung jawab atas pilihannya.
Kalau ada yang putus asa, langkah pertamanya tentu saja membantu dia menilai apakah keputus-asaannya punya alasan yang kuat atau tidak.

Kamu selalu punya hak membantunya jika kamu mau dan mampu. Kalau tidak mau atau tidak mampu, tidak etis menjanjikan yang tidak bisa kamu jamin.
Contohnya Quaden Bayles—anak 9 tahun yang punya penyakit genetik kekerdilan dan badannya deform. Dia tidak diterima oleh teman-temannya.

Realistisnya, kamu pun akan mati-matian menghalangi anak kamu untuk menikahi seorang dengan cacat genetik—kecuali jika dia kaya atau terkenal.
Dan realitanya, orang-orang yang cenderung putus asa datang dari kelompok-orang yang terabaikan dan—di beberapa kasus—bahkan tidak diterima oleh orang-orang di sekitarnya.

Di survei kecil ini, 61% orang yang lahir dari keluarga miskin menganggap dirinya "lebih baik tidak lahir".
Enggak. Malah bikin sadar dan berpikir jernih. Tanya aja ke orangnya langsung.

Berdasar pengalaman sendiri, informasi dan pengingat paling empowering ketika sedang suicidal adalah: Aku punya kendali atas nyawaku—hidup dan matiku. Aku punya kendali atas keputusanku dan tujuanku.
Orang akhirnya bunuh diri karena tidak punya alasan hidup yang kuat. Pepatahnya: If you don't stand for something, you'll fall for anything.

Se-menderita dan seburuk apa pun keadaan orang, jika alasan hidupnya kuat dan terus teringat di kepala, dia tidak akan sengaja bunuh diri.
Kalau seseorang kehilangan keinginan hidup ketika ada masalah, artinya alasan hidupnya lemah.

"Orang yang tidak tahu hidupnya untuk apa" adalah orang yang paling mudah terguncang, tertekan, putus asa, dan ingin bunuh diri saat ada ketidaknyamanan atau masalah hidup yang ditemui.
Ada dua jenis "suicidal thought":

(1) Passive suicidal thought: Jika orang itu ingin mati—atau menilai lebih baik mati ketimbang hidup, tapi tidak ada rencana dan jadwal bunuh diri.
(2) Active suicidal thought: Jika ingin mati sekaligus merencanakan dan menjadwalkan eksekusinya.
Seseorang yang tidak punya "alasan hidup yang kuat", walaupun tidak ada masalah dalam hidupnya, tetap rentan merasakan "passive suicidal thought".

Ada pikiran: "Hidup begini-begini aja, capek. Banyak tanggung jawab dan beban kerja. Kayaknya kalau ketabrak mobil aku bisa tenang."
Kesimpulan rasionalnya apa?

(1) Moral itu soal konsistensi. Orang disebut "tidak bermoral" jika dia munafik. "Melarang bunuh diri" itu tidak bermoral jika, di saat yang sama, ada orang yang kamu harapkan mati.

(2) Melarang orang bunuh diri "supaya kamu tidak sedih" itu selfish.
(3) "Hidup utuh tanpa penyesalan" lebih penting dibanding berumur panjang.

(4) Jika kamu ingin seseorang bertahan hidup, ingatkan dia tentang alasan hidupnya. Jika tidak ada, ingatkan dia untuk mencoba hal-hal yang ingin dia coba tapi belum dia lakukan; itu langkah-awal efektif.
(5) Adalah sebuah hal yang tidak etis jika kamu menjanjikan yang tidak bisa kamu jamin, termasuk menyatakan kepada orang lain bahwa, "Semuanya akan baik-baik saja."

(6) Life is hard. Tanpa tujuan dan alasan hidup, tanpa jati diri dan cita-cita, seseorang akan "passive suicidal".
(7) Empati itu soal "melihat dunia dari sudut pandang orang lain". Jika kamu melarang seseorang bunuh diri dengan alasan "nanti aku kesepian dan sedih tanpamu",

itu artinya kamu tidak punya empati, karena kamu merumuskan solusinya dari sudut pandang kamu—bukan sudut pandang dia.
(8) "Mengambil keputusan" dan "menerima konsekuensi" adalah wewenang sekaligus tanggung jawab seorang individu. Hak sekaligus kewajiban.

Hidupku adalah untuk mempertahankan jati diri dan memperjuangkan cita-cita. This is my highest moral principle: "Live and die with no regret!"
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with In-Training II

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!