Thread by @JubirPartikelir

KAMIS PUTIH

(a thread)

Sebelum merayakan Kamis Putih, mari memahami apa yang sebenarnya kita rayakan. Semoga dengan katekese singkat ini, kita semakin mampu menyelaminya lebih dalam. Pokok-pokok yang tertulis di sini bersumber dari buku Mysterium Paschale (Martasudjita.2020)

Dalam bahasa yang lain, tidak disebut unsur putih. Dalam bahasa Inggris, disebut sebagai Holy Thursday atau Maundy Thursday, bentukan dari mandatum novum do nobis - Aku memberikan perintah baru bagimu.

Dalam Bahasa Latin disebut feria V (quintus) in cena Domini (hari kelima dalam Perjamuan Tuhan). Bahasa Jerman bahkan menyebutnya Grundonnerstag, Kamis Hijau - menandai penerimaan ranting hijau bagi peniten yang selesai melaksanakan penitensinya.

Di hari Kamis Putih orang-orang Kristiani mengenangkan perjamuan malam terakhir Yesus Kristus bersama dengan murid-murid-Nya.

Pada malam itu Tuhan Yesus Kristus menetapkan Ekaristi. Dengan adanya Ekaristi semua murid Tuhan sepanjang sejarah bisa mengalami kebersamaan dengan Tuhan. Dalam perayaan itu umat disatukan dengan Bapa dan Roh Kudus, dengan semua orang kudus, dan seluruh umat kristiani.

Penetapan itu ditandai dengan kata-kata: Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku (Luk22:19). Perjamuan Terakhir itu bukan Ekaristi yang pertama karena Ekaristi selalu merupakan kenangan akan wafat & kebangkitan Tuhan, sedang saat itu Yesus masih hidup bersama muridNya.

Perjamuan Terakhir itu merupakan perjamuan perpisahan. Saat itu Yesus memberikan berkat dan warisan yaitu hidup-Nya sendiri untuk menyelamatkan manusia dari kuasa dosa dan maut.

Kata kenangan/anamnese, bukan berarti mengingat-ingat melainkan menunjuk pada dinamika penghadiran karya keselamatan Allah kini dan di sini (hic et nunc). Tuhan Yesus benar-benar hadir berkat Roh Kudus yang dimohon Gereja dalam Ekaristi, dalam rupa roti & anggur.

Pemberian hidup-Nya dinyatakan ketika Yesus Kristus memecah roti dan mengedarkan piala: Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagimu (Luk22:19); Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku yang ditumpahkan bagi kamu (Luk22:20).

Kalimat 'Lakukan ini sebagai kenangan akan daku' bermakna ganda. Pertama, yang meminta kita untuk merayakan Ekaristi adalah Yesus sendiri. Ia merindukan kita semua ada dalam kesatuan atau kebersamaan dengan Dia - Tinggallah di dalam Aku (Yoh15:4).

Kedua, perintah itu juga bersifat sosial dan moral. Lakukan dan perbuatlah itu dalam hidupmu sehari-hari. Setiap kali orang Kristiani menegakkan kebenaran, keadilan dan berbuat kasih, ia menghadirkan Kristus di dunia. Kesatuan dengan Kristus, menghasilkan buah-buah Roh.

Dalam Ecclesia de Eucharistia tertulis, Ekaristi adalah prinsip & inti adanya Sakramen Imamat yang timbul pada saat penetapan Ekaristi. Gereja meyakini, Kristus menetapkan Sakramen Tahbisan dalam Perjamuan Malam terakhir, berdasarkan perintah kepada rasul untuk mengenangkan-Nya.

Dalam Perjamuan Terakhir, Gereja juga mengenangkan kasih persaudaraan. Ditunjukkan dengan pembasuhan kaki rasul. Jika Aku, Tuhan dan Gurumu membasuh kakimu, kamu juga harus begitu. Basuhlah kaki saudara-saudarimu!

Dalam pembasuhan kaki terungkap 2 hal. Pertama, perendahan diri Yesus Kristus. Ia tidak mempertahankan kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan. Ia merendahkan diri sampai mati di salib (Fll 2:6-8) - diungkap dgn pelepasan kasula sebelum pembasuhan.

Kedua, pembasuhan kaki juga bermakna pembersihan dari kotoran. Artinya, Yesus Kristus melaksanakan penebusan dosa manusia yang akan Ia laksanakan dengan tuntas dengan sengsara dan wafat-Nya.

Dalam keluarga dan komunitas, sangat baik jika sesudah perayaan hari ini, anggota keluarga saling mengaku dan mengampuni, dilengkapi dengan pembasuhan kaki sejauh bisa.

Di akhir perayaan hari ini, diadakan adorasi. Kita mengadakan pujian dan penyembahan sebagai ungkapan kerinduan untuk menemani Yesus di taman Getsemani. Gereja menyarankan, selama adorasi umat membaca dan mengingat dengan baik wejangan Yesus selama Perjamuan Terakhir (Yoh13-17).