My Authors
Read all threads
---------------------A Thread---------------------
SUSI DAN PENUNGGU
PENJARA KUDUS/ASRAMA PUTRA
.
Bagaimana kisah mba susi ?
Apakah dia beruntung ?
.
@bacahorror @bagihorror @IDN_Horor @ceritaht
#bacahorror
#bagihorror #threadhorror
(gambar hanya ilustrasi)
Halo semuanya,
Apa kabar kalian ?
-mudah mudahan sehat dab puasanya masih lancar-
.
13.40 Mulai Threadnya
1. Halo semuanya,

Saya deff, disini saya akan menceritakan :

Susi dan Penunggu Asrama Putera

Melalui sudut pandang saya

Seperti biasa nama, tempat disamarkan untuk menjaga privasi dan kenyamanan bersama.
2. Hati - hati dalam membaca, jangan sampai terbawa suasana. Sebab mereka ada, bukan hanya dari cerita tapi berdampingan dengan kita.
3. Tahun 2013, masa libur telah usai, hari ini waktunya untuk kembali ke asrama.

Suasana asrama hari ini sama seperti suasana tahun lalu, banyak suara tangis dari siswa baru yg ditinggalkan orang tuanya di penjara kudus ini.
4. Suara gaduh, semua menyusun pakaian dan peralatan, nge-set up tempat tidur bertingkat, ada juga yg main gitar dibangku cadangan lapangan volly.
5. Hari ini, bruder masih sibuk mengurus siswa baru. Jadi, kita mengambil kesempatan dalam kesempitan. Nonton tv diruang rekreasi, dan bermain volly.
6. Hingga pukul 17.30 suasananya masih gaduh, sudah banyak orang tua yg pulang tapi ada juga yg masih menemani anaknya. Seperti biasa orang tua kalau mau pisah dengan anaknya memberikan nasehat dulu.
7. Aku sekarang tinggal dikamar 3, karena memng sudah kelas 3. Jadi kita setiap kenaikan kelas, kamarnya juga berpindah.
8. Keluar dari ruang rekreasi aku memutuskan untuk mandi, berlagak seperti senior biasanya jalanku songong melewati tangga.

Kebetulan aku di devisi keamanan diasrama. Tugasnya mengamankan anak asrama. Kita bebas main tangan kpd yg melanggar peraturan dan yg berbuat salah.
9. Keamanan harus bisa menjadi contoh buat semua anak - anak asrama, kalau ada masalah dan keributan seksi keamanan yang duluan di hajar.
10. Bruder baru bertanggung jawab atas semua peraturan ini. Bruder Petrus menggantikan bruder Rafly sebagai kepala bruderan. Kita tahu setiap ada pergantian pasti banyak yg berganti pula.
11. Aku coba kontrol ke kamar 1 melihat situasi disana. Banyak siswa baru yg masih beres - beres, bersih - bersih, dan ada pula yg sudah datang dari pagi dan bisa duduk santai dikasur. Mereka belum berani membaur. Cuma sekitaran kasur dan berkenalan sebelah lemari / tmpt tidur.
12. Aku bertanya kepada mereka dengan suara sedikit lantang,

"Kalian sudah mandi sore ?"

Ya seperti biasa, namanya juga junior masih takut dengan senior. Mereka bahkan tidak ada yg berani menjawab.
13.
"Silahkan mandi sekarng karena sebentar lagi kita doa sore"

Perintahku pada siswa2 baru itu

Beberapa dari mereka bergegas mengambil peralatan mandi dan langsung menuju kamar mandi 3.
14. Aku juga mau mandi, dan aku keluar dari kamar satu menuju kamar tiga. Tak sengaja aku berpapasan dengan seorang wanita, berparas begitu cantik, membawa alat kebersihan menuju kamar satu.
15. "Kakak siapa tuh anjir, cakep bener" gumamku.

Teman - temanku yg di ruang setrika pun meneriakiku

"mata woi, mata, mata itu dijaga",

"hahaha, tau aja ye yang cantik"
16. Setelah itu aku langsung mandi dan bersiap - siap doa sore. Doa sore kali ini bisa dibilang lumayan ngaret, karena siswa baru yg belum tau peraturan yg ada disini jadi kita harus menunggu beberapa diantara mereka yang telat mandi.
17. Selesai doa, aku langsung mengarahkan semuanya ke ruang makan. Dan ada beberapa yg izin keatas untuk mengambil peralatan makan.
18. Sesampainya diruang makan, mengatur posisi anak anak.

4 K 1, 2 K 2, 2 K 3

Sudah peraturan turun - temurun, agar Kelas 2 dan Kelas 3 bisa mendidik Kelas 1.
19. Tak lama, bruder Petrus pun datang bersama dengan bruder Alfonsus bersama wanita cantik tadi sore.

Bruder Petrus, Bruder Alfonsus memperkenalkan diri diikuti oleh
Bi Nam dan mba Susi kepada siswa baru.
20. Bi Nam sbg tukang masak, yang sudah bekerja diasrama selama 20 Tahun lebih. Dan mba Susi sbg pembantu bruder untuk membersihkan ruangan bruder, kamar bruder, dan bruderan.
21. Hari - hari berlalu, kegiatan dan aktifitas seperti biasanya berjalan dengan lancar.

Mba Susi selalu membersihkan ruangan bruder,kamar bruder, dan bruderan setiap harinya.
22. Permasalahan muncul ketika awalnya mba Susi terpeleset di ruang makan. Pada saat itu tidak ada siapa - siapa yg mendorong mba Susi, begitu juga dengan lantai yg kering. Tapi ga tau knp mba Susi bisa terjatuh sendiri.
23. Bi Nam yg mempunyai sedikit kemampuan mengurut langsung memegang kaki mba susi, dan mengurutnya.

"Aduh Nam, Nam, pelan - pelan".

Jerit mba Susi dengan suara pelan
24. Ketika jam makan sudah selesai, kita akan belajar malam. Biasanya, kalau selesai makan beberapa orang ada yg ketoilet dulu.
25. Aku dan beberapa temnku juga ke toilet.
Dikamar mandi 3, terdengar ada suara keributan. Septian anak kelas 1 teriak, dia mendengar suara ketawa dari perempuan dari kamar mandi 3. Setelah di cek, tidak ada orang dikamar mandi itu.
26. "Halu kamu mah"

kataku meyakinkannya.
27. Sebenrnya kalau udh ada kejadian seperti ini biasanya sebagai pertanda, kalau salah satu diantara kita ada yang berbuat kesalahan.
28. Lonceng kubunyikan menandakan sekarang jam belajar. Ditengah jam belajar saya kebelet mau buang air kecil. Saya izin ke pak S yang sedang mengawas belajar malam ini.
29. Sewaktu menuju ke kamar mandi 1, saya kaget ada mba Susi di kamar mandi 3.

"Lagi apa mba ?"

tanyaku heran

"Eh, ini lagi bersihin kamar mandi"

Mba susi menjawab dengan gugup
30. Dalam pikiranku,

"Sejak kapan mba Susi jadi tukang bersih - bersih kamar mandi dan buat apa bersih bersih kamar mandi malam malam begini, kaya ga ada waktu aja"
31. Setelah keluar dari kamar mandi, aku mencium seperti bau kemenyan dan kembang.
32. Kemenyan dan kembang biasanya di daerah sini dibuat sebagai pewangi ruangan, kemenyan juga dipakai buat campuran tembakau untuk perokok.
33. Aku berpikir lagi,

"Tapi masa iya sih, bikin pewangi kamar mandi dari kemenyan dan kembang"
34. Setelah belajar malam, anak - anak naik kekamar masing masing. Dan biasanya sebelum benar - benar tidur. Seksi keamanan keliling dulu untuk memastikan apakah masih ada yg dibawah.
35. Lampu kamar mandi, ruang makan, ruang belajar, dan lapangan volly begitu gelap.

Dengan penerangan senter, Aldi menyenter ke segala arah dan bergantian dengan Anderson, memastikan tidak ada lagi yg dibawah
36. Ketika Aderson menyenter ke ruangan rekreasi terdapat sosok wanita memakai baju putih.

"Do.. Do.. Coba lihat sini"

Panggil Anderson

Aldo, Aldi, Andreson melihat wanita tinggi dan postur tubuhnya yg sama seperti mba susi.

Berjalan mengarah ke ruang rekreasi yg gelap.
37. Aldo adalah ketua Asrama di Tahun 2013. Orang yang paling bijak dan tau mengambil tindakan kearah mana yg lebih baik.
38. Terkait jediaan yang baru dilihat Aldo, Aldi, dan Andreson.

Itu sudah hal wajar, melihat bbrp penampakan diasrama.

Tapi yang kita takutkan adalah siapa yg sedang berbuat kesalahan dan berimbas kepada semua anak asrama.
39. Setelah Aldo, Aldi dan Anderson melihat itu, akhirnya kita keamanan kumpul dan diskusi.

Semua keamanan dipanggil ke kamar 3.
40. Aldo yg sudah menunggu, dan Aldi yg memnggil aku dan hendri yg kontrol dikamar satu, begitu juga dengan Andreson memanggil Dion dan Calvin dari kamar 2.
41. Kita ngebahas, ttng kejadian yg dilihat oleh Aldo, Aldi, dan Anderson. Mereka menjelaskan, kalau mereka melihat sosok seperti mba Susi pakai baju putih berjalan mengarah ruang rekreasi.
--- Istirahat 1 menit ya ---
42. Dengan rasa curiga juga, aku memberi tau kpd mereka kalau aku tadi bertemu mba Susi di kamar mandi 3 yg sedang bersih bersih, dan sewaktu aku keluar kaya ada bau kemenyan dan kembang gitu.
43. Ditengah - tengan pembicaran

"Ngeeeakkkkkkk" pintu terbuka

Dan terlihat mba Susi yg tersenyum manis :)
44. "Kalian kok belum tidur ?"

tanya mba Susi mengagetkan kita

"Iya mba lgi diskusi 5 mnt lgi tidur"

Jawab aldo gugup

"Iya mbak"

kita pun ikut meyakinkan
45. Setelah itu mba Susi menutup pintu dan pergi.

"Ga mungkin mba susi melakukan begituan"

kata Calvin sambil menatapku

Yang lain juga tampaknya tidak percaya, dengan perkataanku.
46. Aku bersih keras melakukan sebuah pembelaan.

"Suer, aku kihat tadi. Kalau ga percaya ayo sekarang ke kamar mandi kita lihat siapa yg berbohong"

"Gila lu, Udh gelap serem lagi"

kata dion yg sudah ketakutan.
47. "Ngeeeekkkkkkkkk, dup"

Kita ber-7 kaget pintu terbuka lagi.

Ada bruder Pertus. Mukanya tampak pucat, dan seperti bkn manusia.

"Knp kalian blm tidur ?"

tanya bruder
48. "Kita lagi diskusi der, kebetulan piket asrama lumayan berantarakan jadi mau dibetulkan"

bohong Aldo sang ketua asrama
49. Tanpa ada perkataan lagi. Bruder pergi meninggalkan kita dan masuk kekamarnya.

Dan kita pun menyudahi diskusi malam ini. Kita tertidur sampai pagi pun tiba.
50. Aku bangun pagi sekali, dan bangun pertama.

Aku mmbangunkan bbrp keamaan untuk membuktikan perkaraanku semalam.

Ada Calvin, Dion, hendri, dan aku yg memimpin jalan ke arah kamar mandi 3.
51. Sampai dikamar mandi 3, bukan bau kemenyang dan kembang yg kita cium, tapi bau bangkai.

Bangkai ayam yg kira - kira sudah satu minggu. Kita ber-4 keluar dari kamar mandi.

"Ooaaaakhhhhh"

Terus menerus perut mengocok sangkin baunya, hingga mau muntah
52. Bruder yang sudah bangun melihat kami keluar dari kamar mandi 3.
Bruder langsung menemui kami,

"Ada apa ini ?"

Tanya bruder.

"Ada bangkai dikamar mandi der"

Jawab Hendri.
53. "Hoooaakkk"

Dion mau muntah mengingat bauny

"Dimana bangkainya ?"

Tanya bruder yg kurang percaya
54. Kita berjalan ke kamar mandi 3 menunjukkan tempat bangkai itu kpd bruder.

"Dikamar mandi ini der"

tunjuk saya sambil menutup mulut.
55. Aneh - aneh makin aneh.

"Haaaaah" ?

Kita ber-4 Kaget

Bangkainya sudah tidak ada lagi. Melainkan hanya ada sebuah ember yg mengantikan posisi bangkai itu tadi.
56. "Mana bangkainya ?"

"baru pagi sudah ngaur"

Bruder pergi meninggalkan kita.

Jam segini bruder pergi ke bruderan karena di bruderan ada doa pagi.
57. Setelah itu kita memutuskan untuk mandi, begitu juga anak - anak yg lain sudah pada bangun dan ingin mandi.
58. Selesai mandi kita ber-4 ngobrol lagi. Dengan wajah begitu tolol, apalagi wajahku yakin kalau ini ada yg ga beres.
59. Ketika mau naik ke kamar, kita berpapasan ditangga dengan mba Susi yg baru membersihkan kamar bruder.
60. Dia melihat kita dan tersenyum.

Entah knp senyumnya terasa aneh.
Seakan senyumnya seperti ketawa yg sangat besar melihat kita.

Tak hanya aku. Hendri pun berpikiran demikian.

"Aneh banget sih senyumnya, seneng banget kaya dapet rezeky nomplok"
61. "Heh, mulut kau"

"Udh syukur di senyumin"

Kata Dion memotong Hendri.
62. Memang siapa pun laki2 yg di senyumin mba Susi pasti langsung jatuh cinta, dengan wajah yg cantik dan tinggi sekitar 160 cm.
63. Pulang skolah kita makan siang

"Buarr, Prinkkkk, Prinkkkk, Prinkkk"

Suara piring, gelas. Jatuh pecah.

Mba susi yg jatuh di depan ruang doa. Sewaktu dia mau ngantar makanan ke ruangan bruder.
"Gpp mba ?"

Tanya dimas anak kelas 1

"Iya, gpp kok"

Jawab mba susi

Tidak hanya hari ini, mulai bekerja di asrama mba Susi sering kali terjatuh

Ditangga, Kamar 1, Tangga Putar, Dapur, Ruang Makan, Dekat Sumur.
Dan hampir semua tempat.
65. Setelah makan, aku mengajak aldo ngobrol ttng kejadian kemaren. Begitu juga dengan dion temanku yg asik mendengarkan kami berdua.

"Do, gmn kalau kita belajar bareng?"

Kataku mengajak Aldo

"Boleh, posisi kita hadap ruang tv"

Jawab Aldo setuju
66. "Iya bener "

"kita bisa lihat pergerakan"

Hendri menawarkan diri juga.
67. Jam belajar malam pun tiba.

Malam ini kami melihat mba susi dengan dandanan yg begitu cantik. Layaknya kembang desa yg sedang mekar - mekarnya dan siap dimadu.
68. Aku langsung kode ke Aldo
dan Hendri

"Shuuuut, itu tuh"

Kataku pada Aldo dan Hendri

Aldo langsung ambil tindakan, izin ke kamar mandi kepada pengawas.
69. Mba susi berjalan dari kamarnya melewati teras ruang belajar menuju ke arah kamar mandi.

Aldo berfokus kpd mba Susi yg berjalan masuk ke kamar mandi.
70. Aku dan Hendri izin kepada pengawas dan langsung mengikuti Aldo.

Kita sudah koordinasi kumpul di depan ruang doa. Setelah itu kita pergok bersama - sama.
Denahnya. Kalian bisa lihat kamar pemasak ? Itu kamar mba Susi.
71. Langkah demi langkah.
Kami masuk ke kamar mandi 3.
Mengintip sedikit dan

" Sedang apa kalian bertiga ?"

Kata bruder mengagetkan kami.

"Ini der, nemenin aldo"

kata Hendri takut dimarahin

"Ketoilet aja harus bertiga"

Kata bruder sambil meninggalkan kami.
72. Aku tersadar, itu bukan bruder.
Dari cara berbicaranya hingga tatapannya itu bukan bruder.

Bahkan dari wajahnya pun sudah ketahuan, kalau itu sebenarnya jelmaan.
73. "Heran banget gw cok"

"gw lihat sendiri loh"

"itu si mba susi pergi ke kamar mandi 3"

Aldo sambil menggaruk garuk kepalanya.

"Lu lihat ga wajah bruder tadi ?"

"Pucet kan ?"

Kataku kpd Hendri dan Aldo
74. Kita kembali ke ruang belajar.

Di perjalanan aku menyampaikan kpd Aldo kalau yg kita lihat tadi itu bukan bruder. Itu udh jelmaan.

Ga lama, mba susi kembali kekamarnya. Sama seperti tadi pagi, dia tersenyum smbl menatap kami.
Seakan dia tahu kalau kami sedang mengintainya.
75. Kami buat rapat lagi antara, Aku, Aldo, Aldi, Hendri, Dion, Calvin dan Anderson.

Kita membicarankan ttng kejadian aneh dikamar mandi dan tatapan mba susi serta senyumannya yang aneh. Karena penasaran sama mba Susi. Kita susun rencana untuk melakukan pengintaian lebih lanjut
76. Keesok harinya kita seperti dalam rencana kita melakukan hal yang sama ngecek ke kamar mandi, dan yang kami temukan sama seperti kemaren bangkai ayam.

"Oaaaakkk, bau banget"

Hendri ga kuat dengan baunya

"Ambilin ember deff"

Suruh Aldo padaku
---Istirahat bentar pegel ngetik---
78. Setelah aku mengambil ember, bangkai ayam itu kita masukkan kedalam ember dan kita tutup menggunakan plastik, supaya baunya tidak kmn mn. Sembari mmbawa ke depan kamar bruder, baunya tiba - tiba hilang.
79. Aldo membuka plastiknya

"ANJIRRRR, KOK JADI KEMBANG"

Kita semua yg melihat dan heran.

Knp setiap kita mau mengadu ke bruder selalu gagal, apakah ini kebetulan ?
80. Ketika kita didepan kamar bruder, tiba - tiba mba susi keluar dari kamar bruder. Bukannya mau membersihkan tapi terlihat seperti baru bangun tidur dengan rambutnya yg acak - acakan.
81. "Knp ? Kalian belum puas jg ?"

Mba susi tersenyum sinis, seakan menyatakan kemenangan.
82. "Mana bruder"

Tanya Aldo yg sudah mulai kesal

Mba susi hanya tersenyum, mengunci pintu kamar bruder dan meninggalkan kami sembari turun melewati tangga putar menuju ke dapur.
83. Aldo memutuskan untuk membuang kembang itu.

Singkatnya kita mandi bersiap - siap untuk belajar pagi, doa pagi, dan makan pagi.

Setelah makan pagi, kita biasanya kebersihan terlebih dahulu baru apel pagi.
84. Kebetulan septian adalah petugas kebersihan di tangga putar.

"Hihihihihi" "Hihihihihihi"

Tiba - tiba septian tertawa seperti suara kuntilanak.

Suara itu membuat kita terkejut. Kita yg baru keluar dari ruang makan tiba - tiba dikagetkan dengan kejadian ini.
85. Saya, Bi Nam, Aldo dan teman - teman yg lain melihat kejadian ini Septian. Saya tahu, kalau itu bkn Septian tapi penunggu tangga putar.

"Dia orang jahat"

"Dia pembawa petaka disini"

"Cepat usir dia dari sini"

Ntah apa dan siapa maksud dari perkataan septian kita tak tahu
86. Bi Nam adalah orang yg cukup mengerti ttng hal mistis. Bi Nam yg biasanya ramah kepada kami dan terbuka, sekarang seperti ada yg membungkam dia dan tidak berani bercerita kpd kami. Bi Nam hanya bisa terdiam.
87. Apa sebenarnya yg terjadi, dan apa maksud dari perkataan Septian ?
88. Nelson anak 2A yg mmng pemberani dan Agama-is diantara semua anak di asrama. Langsung membacakan doa - doa dan meminta pertolongan kepada Tuhan.

Septian akhirnya terjatuh. Kami mengangkatnya Septian ke dapur.

Bi Num membuatkan minuman, lalu diberikan kepada Septian.
89. Septian ini mmng sosok orang yg mempunya jiwa lemah dan gampang buat di masukin oleh meraka mahkluk yg tak kasat mata.

Aku bukan tak percaya akan kejadian - kejadian aneh ini. Tapi yg membuatku bingung, apa maksud dari semua ini ?
90. Siapa yg berulah, siapa yg jahat dan siapa pembawa malapetaka itu ? Apakah benar mba Susi wanita pembawa malapetaka ?
91. Hari - hari berlalu, septian beberapa hari ini selalu kerasukan sama penunggu asrama putera yg ada di setiap sudut bagian asrama.

"Usir dia"

"Dia Tidak baik"

"Dia jahat"

"Pembawa malapetaka"

Hingga, akhirnya orng tua Septian pun membawa pulang Septian untk diobati dulu
92. Beberapa hari ini, ketika septian kesurupan. Mba susi tidak pernah lagi kami temui lagi pergi ke arah kamar mandi 3.

Knp dia tak pernah pergi ke kamar mandi 3 semnjak Septian kesurupam ? Menjadi sebuah pertanyaan bukan ?
93. Namun ketika Septian di jemput orang tuanya. Mulailah lagilah, aksi mba Susi. Tiap malam ke kamar mandi 3, dan paginya ada anak asrama yg menemukan bangkai ayam.
94. Dan ketika dilapor ke bruder, bangkai itu tidak ada. Dan Aldo sebagai ketua asrama juga sudah melapor ke pada bruder ttng sikap dan tingkah laku mba susi.

Namun bruder selalu membantah akan omong Aldo.
95. "Kamu jangan mengada ngada"

"Kalau tidak benar, itu fitnah namanya"

Kata bruder kepada aldo.

Aldo menyerah, dan tidak bisa berbuat apa - apa lagi karena tak punya bukti yg cukup kuat. Dan saksinya pun cuma kita teman - teman Aldo.
96. Setelah 1 minggu lebih. Septian akhirnya kembali ke asrama. Dia masih normal, ketika ngobrol pun masih nyambung. Dan kata orang kalau dia gila itu salah banget.
97. Beberapa hari setelah dia datang, dia tak pernah lagi kesurupan. Dan semenjak Septian datang mba susi tak pernah lagi kamar mandi 3.

Apakah ini kebutulan ?
98. Tepat dimalam Jum'at.

Sepulang missa malam, aku berganti baju. Mengambil tas dan perlengkapan buat belajar. Selesai itu, saya ke toilet ditemani bbrp teman yg lain
99. Karna saya di kamar 3, jadi track yg harus aku lewati itu ruang lemari 3, tangga putar, kamar mandi 1, kamar mandi 2, kamar mandi 3, ruang doa, baru sampai ke ruang belajara.
100. Sewaktu ke kamar mandi 1, tidak ada hal aneh. Selepas buang air kecil aku pun dan teman - teman berjalan melewati kamar mandi 2, dan sebelum sampai di kamar mandi 3 sudah tercium bau kemenyan dan kembang.
101. "Son, lu cium bau menyan ga ?"

Tanyaku pada Anderson

"Iya nyengat banget"

Jawab Anderson

Begitu juga dengan beberapa teman - temanku nyeletup.

"Siapalah yg pake menyan di toilet"

Berarti tak hanya aku yg mencium tapi ada bbrp orang yg mencium bau itu.
102. Aku suruh Anderson buat jaga disini, dan aku panggil Aldo yang sudah di ruang belajar.

"Do, Aldooo"

Panggilku

"Iya knp deff ?"

Jawabnya

"Udah ayok ikut"

Sambil menarik Aldo ke kmr mandi
103. Aldo pun juga sama, bisa mencium bau kemenyan dan kembang itu.

Kita mencoba ngobrol dengan Bi Nam yg ada didapur tanpa di ketahui mba Susi. Bi Nam akhirnya angkat suara.

"Cuma anak itu yg dapat menolong"
104. Suara itu bukan suara Bi Nam. Melainkan Penunggu tangga putar. Kita kenal suara itu karna seringnya Septian kerasuka penunggu Tangga putar .

"Septian ?"

Tanya Aldo

"Iya, cuma dia yg dapat menolong"

Kata Bi Nem
(masih keadaan dirasukin)
105. Habis itu kita langsung memanggil Septian ke dapur.

Septian kita introgasi, masalah apa yg sedang menimpa kita semua. Karena cuma dia yang bisa menjelaskan ini semua.
106. Pengakuan darinya

Septian sebenarnya adalah anak "Indigo" bisa melihat mahkluk yg tak khasat mata. Sbgai anak Indigo dia juga ada yg menjaga, yaitu neneknya. Neneknya dulunya orang spritual dan mempelajari ilmu - ilmunya hingga turun ke Septian.
107. Belum banyak penjelasan yang kita dengarkan dari Septian, dan belum banyak cukup fakta dan bukti kita kumpulkan, tetapi

Mba susi dan bruder Petrus datang ke dapur. Seperti mengetahui apa yang sedah kita bicarakan. Bruder Petrus menyuruh kita bubar dan ke ruang belajar.
108. Keesokkan harinya, selesai jam makan siang. Aldo berusaha untuk mengajak ngobrol Septian dan Bi Num agar semua ini bisa selesai.

Seperti mengetahui rencana Aldo, mba Susi tak kunjung pergi dari dapur hingga sore hari.
109. Kita coba dimalam hari setelah belajar malam, kebetulan Bi Num masih ada di dapur.

"Panggil Septian dan Keamanan yg lain"

Kata Aldo menyuruhku

"Oke do"

Jawabku terburu - buru mamanggil Septian dan yg lain.
110. Akhirnya Septian dan beberapa keamanan yg lain sudah ada di dapur.
111. Septian memulainya dengan tarikan nafas yang begitu panjang.

Sepenglihatannya mba Susi mempunyai setan peliharan yang ditempatkan dikamar mandi 3.
112. Setan peliharaan ini didapatnya ketika sebelum bekerja di asrama.
Dan menurut septian, bekerja di asrama hanyalah kedok, untuk mendapatkan tumbalnya.
113. Untuk mendapatkan kecantikan yang sempurna, mba Susi mendapatkan bbrp syarat yg harus dipenuhi setiap minggu dan setiap bulannya.
114. Setan peliharaannya ini meminta makan ketika malam kamis dan malam jum'at.

Seekor yg ayam baru dipotong sbg makanannya, dan darah segar ayam itu ditaruh ke dalam cangkir sebagai minuman setan peliharaannya.
115. Dan setiap bulannya, mba Susi harus mempersembahkan seorang perjaka. Dia harus bersetubuh dengan perjaka.

Ketika yg diberikan sudah tidak perjaka, maka kecantikannya mba susi akan luntur. Dan wajahnya akan kembali seperti dulu lagi
116. Maka mba Susi pun dapat keahlian dari setan peliharaan itu.

Mba susi dapat melihat dan mencium aroma laki2 yg masih perjaka atau bukan.
117. Tak hanya itu

Setan peliharaan mba Susi juga lumayan cukup kuat. Dia juga memberikan kekuatan jahat kpd mba Susi.

Keuatan berubah wujud, berubah menjadi siapa saja dan bisa masuk kedalam mimpi.
118. Septian mengeluarkan fakta terakhir yang dia lihat.

"Kalian semua tau ga ?"

"Mulai awal datang sampai sekarang knp mba Susi sering terjatuh ?"

Tanya Septian kpd kita semua
119. Bi Nam jawab,

Sebenernya itu bukan jatuh yg wajar. Melihat kakinya setelah terjatuh seperti ada yg memegang kakinya, dan sengaja menjatuhkan mba Susi.
120. Hari sudah semakin larut, ditengah pembicaraan.

"Cuma menjatuhkan mba Susi mereka bisa"

Kata Bi Nam
121. Penunggu asrama ini tidak sanggup untuk melawan peliharan mba Susi. Karena peliharaan mba Susi ini banyak pengikutnya. Begitu juga karena peliharaannya diberi makan dan diberi tumbal, membuatnya sangat kuat.
122. Bi Nam minta maaf, dia diam dan tidak speak up ke kita karena selama ini dia diancam. Kalau engga dia dan keluarganya akan dibuat sengsara oleh mba Susi.
123. Setelah meminta maaf,
Bi Nam juga menyampikan seperti teka - teki tapi bisa menjadi salah satu obat dari semua ini.

"Jikalau ada Tuannya, maka ada pengikutnya"

"Jikalau sengsara Tuannya, begitu juga dengan pengikutnya"

Kata Bi Nam, mengakhirinya.
124. Logika kita dipaksa untuk mencerna pesan dari Bi Nam.

Masalah ini sungguh sangat besar, kita perlu orang yg dapat bersuara dan membantu kita menyelesaikan masalah ini.
125. Dion memberi saran agar,
Dia dan Hendri akan pergi ke bruderan. Menemui bruder yang lain untuk menyampaikan masalah ini.

"Gmn do ? Ada benarnya juga"

Kataku menyetujui pendapat dion

"Boleh, tapi kalian harus hati - hati"

Kata Aldo menitip pesan
126. "Kalian jangan lupa berdoa"

"Mintalah pengampunan"

"Supaya kita diampuni"

"Mintalah kekuatan"

"Supaya kita di beri Jalan"

Doa Bi Nam, menyertai kita semua
127. Setelah mengambil kunci pintu depan dari aldo, Dion dan Henri berdoa. Mudah - mudahan semuanya akan berlalu.

Amin.
128. Sampai pintu depan, Henri membuka pintu. Sedangkan Dion mengamati sekitar tidak ada siapa - siapa karena jam segini, anak asrama sudah tertidur.
129. Ketika pintu dibuka oleh Henry.

"Astagaaaaa, apaa ini ?"

Dia dikagetkan oleh Bruder Petrus dan mba Susi.

Begitu juga dengan Dion merasa kaget.
130. "Mau pergi kmn kalian ?"

Tanya Bruder sambil tersenyum

"Hihihihihihi" "Hihihihihi" "Hihihi"

Mba susi tertawa sini, seakan dia tawa rencana kami.

"Mau mengunci pintu der"

Jawab Henri yg sudah ketakutan

"Loh - loh, emang Aldo kmn ?"

Tanya bruder dengan muka pucatnya
131. Perjalanan Henri dan Dion kalian harus dihalangi.

Mereka berdua tidak bisa melapor ke bruderan. Dan dihalangin oleh mba Susi begitu juga Bruder Petrus yg sudah dibawah kendali mba Susi.
132. Sebenarnya Bi Nam sudah tau akan permainan mba Susi. Ketika anak - anak mau melapor ke bruderan, pasti dia akan menghalanginya.
133. Namun Bi Nam sudh mempersiapkan jalan lain untuk itu.

Ketika Dion dan Henri pergi meninggalkan ruang makan.

Aku dan Aldo juga pergi, tapi beda arah dengan Dion dan Henri.
Dion dan Hendri melewati biasa melalui depan.

Sedangkan Aku dan Aldo melewati kamar mandi.

Pintu kamar mandi kami buka, dan melihat keluar begitu gelap.

Pintu kamar mandi batasi dengan pagar yang lumayan tinggi. Namun urusan panjat memanjat, aku dan aldo sudah ahli.
135. Aku dan Aldo menyusuri kegelapan. Tak sengaja, kita bertemu dengan kucing hitam.

"hussssshh" "husssssshhh"

Usirku kucing itu karna takut

"Meoonnggg, Meeeongggg"

Kucing itu mengeong dan tak mau pergi.

"Pussshhhhh"

Aldo mengusir dan melemparnya dengan sendal bekas
136. Kucing itu tak mau pergi.

Akhirnya Aku dan Aldo berusaha untuk cuek ke kucing itu.

Kita memanjat pagar, dan menyusuri Aula Paroki.

"Shit, terkunci semua"

Kata Aldo padaku
137. Kucing itu mengeong, seakan mau menunjukkan jalan. Awalnya tak mau untuk mengikutinya, takutku itu kucing suruhan mba Susi untuk menjebak kita.

Tapi setelah kita pasrahkan semuanya, kita pun mengikuti jalan kucing itu.
138. Sudah sekitar 5 menit berjalan, akhirnya Aku dan Aldo sudah sampai di gerbang selatan sekolah.

Perasaan kita pun begitu lega, kita langsung berlari menuju bruderan.
139. "Tok, tok, tok"

"Bruder, bruderrrr, bruderr"

Panggil kamu sembari mengetok pintunya bruderan.

Bruder Alfonsus membukan pintu untuk kami.

"Ada apa kalian tengah malam begini datang kemari ?"

Tanya bruder Alfonsus
140. Kita menjelaskan semuanya ke Bruder Alfonsus.

Tak lama dari situ, dia memanggil bruder Ray, dan bruder Nestor.

Kita ber-5 menuju ke
Asrama Putera
P E N J A R A K U D U S
141. Sampai didepan pintu Asrama.
Semuanya sudah terkunci, ruangan belajar sudah gelap.

Kami berdua tak tau bagiamana dengan kelanjutan Henri dan Dion.

Tidak ada jalan lain untuk masuk ke dalam Asrama kalau tidak melalui kamar mandi.
142. Aku memutuskan untuk melewati kamar mandi jalan kita sblmnya. Tapi menuju kesana sangan gelap.

Tiba - tiba kucing yg tadi menolong Aku dan Aldo datang lagi.

"Meooong, meooonnggg"

Dia mengeong seakan mau membantu kami lagii
143. Kita melewati Aula Paroki,
memanjat pagar besi, dan sampai ke depan pintu kamar mandi.

Kucing hitam itu setelah menunjukkan jalan, dia hilang ntar kemana.

Sampai pintu kamar mandi, aku segera membukanya karena aku tiba pertama kemudian aldo serta para bruder.
144. "Ngeeeeeekkkkk"

Pintu kamar mandi ku buka

Tidak ada siapa - siapa disana. Kami dan langsunf menuju dapur.
145. Di dapur tidak ada lagi siapa - siapa. Bi Nam sudah tidak ada lagi disana. Septian, Aldi dan Aderson yg kita tinggalkan juga tidak ada.

Dion dan Henri tidak tahu kmn
146. Kita balik arah dan naik ke kamar 3 melewati tangga putar.

Sampai diatas kita masuk ke ruangan lemari 3. Mengintip
Ke arah kamar bruder Petrus.
Melihat situasi, sepertinya sepi
dan tidak ada siapa2 disana.
147. Kita ke kamar 3.

Dengan hati - hati Aldo membuka kamar 3. Melihat ke arah kasur dion, henri, anderson dan aldi.

Ternyata mereka sudah tertidur.
148. "Itu bukan mereka lagi"

"Coba lihat posisi tidur dan wajah mereka"

"Mana ada orang dengan posisi tidur kaku, coba pegang tangan mereka"

Kata bruder Nestor
149. Benar saja, badan mereka kaku, muka pucat dan tangan dingin.

"Der, bagaimana dngn Septian?"

Kata aldo khawatir.

"Ayo kita cek ke kamarnya"

Jwb bruder ray

Kita pergi menuju kamar satu.
Yg kita lihat sama, dngn posisi tidur septian yg kaku, muka pucat dan tangan dingin
150. Dengan ini semua, Aku dan Aldo pun pasrah. Tak tau mau kmn mencari teman - teman kami, begitu juga dengan Bi Nam.

Ditengah kepasrahan kami ini, kucing ini datang untuk ke 3 kalinya.

Kali ini dia tidak mengeong.

"Mereka ada diruangan bawa"

Kata kucing hitam itu
151. Tak hanya aku dan aldo yg kaget, ketiga bruder pun ikut terkaget mendengar suara kucing itu.

Suara yg dikeluarakan kucing itu, suara wanita tua yg sudah berumur.

Ntah siapa dia, intinya dia sudah menolong kami.
152. Kita ber-5 pun mengecek ruang satu persatu.

Dapur, Ruang Makan, Kamar Mandi, Ruang Doa, Ruang Belajar, Ruang Rekreasi dan Gudang sekali pun tidak ada.
152. Tempat terakhir cuma ada 2

Ruangan bruder dan kmr mba Susi

Dengan perlahan dan hati - hati. Kita ber-5 berjalan ke kamar mba Susi. Lampu kamarnya mati, dan kita tidak bisa melihat ke arah kamarnya.
153. Bruder alfonsus ingat, kalau di ruangan Bruder ada kunci serap semua ruangan yg ada diasrama.

"Ayo kita cek ke ruangan bruder"

Ajak bruder alfonsus ke pd kita ber-4
154. Ternyata lampu ruangan bruder masih menyala. Kita mendengar, seperti ada orang yang melakukan hubungan badan dari ruangan bruder.

Bruder Ray mencoba mengintip dari sela sela lubang tempat kita biasa memasukkan kunci.

"Astaga naga"

Bruder Ray terkejut
155. "Cepattt, Dobrak"

Kata bruder ray teriak

Bruder Alfonsus dan Nestor pun mendobrak pintunya.

"1..,2...3...." "Duaaaaarrrrr"

Pintu ruang bruder Petrus terbukaa

Apa yg kita lihat ?
156. Bruder Petrus sedang berhubungan badan dengan
mba Susi.

Mba Susi kita lihat dengan bentuk tubuh yang berbeda. Bentuk tubuhnya dari leher - ujung kaki besar dan berbulu hitam.
157. Seperti binatang yang tidak tahu mali, mereka berdua masih melanjutkan hubungan badannya.

Bruder Petrus tak sadarkan diri, seperti mengikuti perintah dari
mba Susi.

Sudah dipanggil bbrp kali, Bruder Petrus tak menggubris panggilan dari bruder Alfonsus, Nestor dan Ray.
158. "Sudahlah, itu bukan dia lagi. Itu sudah iblis dengan iblis"

Kata Bruder Nestor.

Akhirnya Bruder Nestor membacakan doa, mereka mulai menoleh ke arah Bruder Nelson.

"Hentikaaaaaan ituuuuuu"

Kata mba Susi
159. Sambil berhubungan badan, mba Susi hanya melambaikan tangan seperti mengusir orang.

"Dubbraaaaaaakkkkkk"

Bruder Nestor tercampak ke dinding

Aku dan Aldo sudah merasa ketakutan. Doa - doa dari mulut kami pun tak pernah berhenti.
160. Sekarang giliran bruder Ray yang maju. Hasilnya tidak jauh beda
Bruder Ray juga tercampak kencang ke dingding. Dan mengeluarkan darah dari mulutnyaaa.

Bruder Alfonsus tidak bisa tinggal diam. Bruder Alfonsus mengambil tindakan.
161. Dari segi umur, bruder Alfonsus lebih tua diantar bruder Ray dan Nestor. Mungkin pengalaman dan iman didalam dagingnya sudah sangat kuat.

Bruder Alfonsun membacakan doa.

"Diaaaaaammmmm!?"

Kata mba Susi teriak, yg masih bersetubuh dengan bruder Petrus.
162. Tak mau diam. Bruder Alfonsus terus membacakan doa. Bruder Alfonsus teriak knp Aku dan Aldo.

"Kalian juga baca doa"

Karna takut, Aku dan Aldo menutup mata sambil membaca doa. Aku dan Aldo berpegangan begitu erat karena takutnya.
163. Membaca doa terus menerus membuat mba Susi marah besar.

"DIAM KALIAAAAAANN" "AKAN KU KIRIM KALIAN KENERAKAA"

Teriak mba Susi kepada Aku, Aldo dan Bruder Alfonsus posisi paling depan.
164. "Aldo, ambil kunci serap dan bebaskan orang yg ada dikamar Susi jahannam ini"

Teriak bruder ke Aldo

Aldo mncoba mengambil kunci serap yang berada disebelah kiri mba Susi dan bruder Petrus.

Belum sempat mengambil, Aldo sudah tercampak ke arah Bruder Alfonsun.
165. Untungnya, bruder Alfonsun sigap. Langsung menangkap Aldo.
Karena punya kesempatan aku langsung menggantikan Aldo untuk mengambil Kunci Serap itu.

Setelah kuambil kunci serapnya, kutarik tangan Aldo keluar dari ruang Bruder Petrus menuju kamar mba Susi.
166. 1 per 1 kuncin kami coba. Sudah cukup lama. Kami belum nememukan kuncinya.

Hampir pasrah dengan keadaan.

"Ya Tuhan, tolonglah kami"

Ucap Aldo penuh dengan harapan
167. Tidak menggunakan kunci
tapi melalui doa, akhirnya pintu kamar mba Susi terbuka.

Bi Nam, Septian, Dion, Anderson, Henri, dan Aldi ada didalam kamar mba Susi dengan keadaan tak sadarkan diri.
168. Aku keluar kamar dari mba susi. Menuju toilet yg ada di dekat ruang rekreasi. Mengambil air di gayung lalu membawanya ke dalam kamar mba Susi.

Aku berdoa "Allah Bapa yg Maha Kuasa, Engkaulah segalanya bantulah kami anak-Mu melawan percobaan ini"
169. Setelah selesai berdoa, kubasukan ke muka Bi Nam, Septian dan teman - temanku satu persatu.

"Dmn mereka ?"

Tanya Bi Nam

"Ada di ruangan bruder Bi Nam"

Jawab Aldo
170. Kita semua keruangan bruder. Kita melihat bruder Alfonsus masih berdoa dibantu okeh bruder Nestor dan Ray untuk menahan serangan dari mba Susi. Sedangkan bruder Petrus sudah jatuh tak sadarkan diri kebawah lantai.

Kemudian Bi Nam, duduk bersila dan membantu membacakan doa
171. Tak banyak mengambil tindakan. Kami mengikuti Bi Num.

Septian menangis,

"Nek bantu aku, nek"

Ucap septian, kpd neneknya yg sudah lama meninggal tapi masih menjaga septian sampai saat ini.
172. Kucing Hitam tadi pun datang, dan berubah wujud menjadi seorang nenek yang cukup tua.

Bahasa yang digunakan nenek itu bahasa daerah. Seperti omongan orang jawa, tapi Septian bukan berasal dari Pulau Jawa.
173. Mba Susi masih sama. Masih berontak dengan teriakannya yg sangat menakutkan.

Para bruder juga berusaha menguatkan iman dan berdoa.

Bi Nam dan kami anak - anak lainnya ikut membantu doa.

Dan Nenek Septian mengeluarkan jurus - jurusnya sembari menyerang mba Susi.
174. Mba Susi yang bertubuh besar seperti gorila dengan bulu yang hitam bertarung melawan Nenek Septian dan dibantu doa kami.

Pertarungan begitu lama, hampir 2 jam mereka bertarung. Sekali lagi kita diperintahkan bruder untuk lebih dalam doanya dan menguatkan iman kita.
175. Doa yg tak putus - putus. Dan atas kuasa Tuhan. Akhirnya mba Susi terjatuh dan tergeletak dilantai.

Dengan tanpa busana, kulit mba Susi terbakar. Wajahnya tampak sudah seperti orang yg sudah berumur. Tidak seperti pertama kali datang ke asrama.
176. Kemudian, Bi Num menutupi mba Susi dengan kain. Begitu juga dengan Bruder Petrus yang masih tergeletak dilantai tanpa busana.

Kita mengangkat mereka berdua ke ruang doa, dan didoakan agar jiwa mereka kembali.
177. Pagi hari pun tiba

Anak asrama sudah bangun dan mandi, setelah belajar pagi, anak asrama bersiap - siap berdoa pagi.

Tapi mereka dikagetkan oleh,
2 raga tanpa jiwa. Raga mereka masih ada tapi jiwanya ntah kemana.
178. "Semuanya, mari kita memdoakan mba Susi dan Bruder Petrus. Dan mari kita memaafkan kesalahnya mereka. Mudah - mudahan mereka diampini oleh yang Maha Kuasa"

Kata bruder Alfon yang akan memimpin doa.
179. Doa selesai.
Kemudian bruder Alfonsus mempercikkan air suci dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Setelah di percikkan

"Ohooohhkkk ohoookkk"

"Uhuuuukkkk uhuuukkk"

Suara batuk bruder Petrus dan mba Susi mempertandakan mereka sudah sadar.
180. Bersyukur kepada Tuhan, karena dia Maha pengampun. Jiwa bruder Petrus dan mba Suci bisa kembali.

Dengan rasa bersalah, mba Susi meminta maaf kepada semua pihak asrama dan semua anak - anak asrama.
181. Begitu juga dengan Bruder Petrus yg sudah melanggar peraturan sebagaimana menjadi rohaniawan khatolik maka dia dikeluarkan dan dicoret. Dia bukan lagi bruder melainkan sebagai orang biasa.

Begitu juga dengan mba Susi yang dipecat oleh Bruder Alfonsus.
182. Bagaimana dengan kisah penunggu asrama dengan mba susi ?
183. Tak hanya sampai disinu ternyata. Banyak kesalahan yang harus ditebus mba susi.

Bukan kepada manusia. Melainkan kepada penunggu - penunggu asrama.

Manusia bisa memaafkan tapi tidak tau dengan dendam mereka
184. Sebelum mba Susi pergi dari asrama, mba Susi membereskan pakaiannya. Sebelum izin pamit pergi meninggalkan asrama.

Dia meminta maaf kpd semua anak - anak asrama saat makan siang. Banyak anak asrama yg tidak memperdulikannya. Sudah meresa jijik melihat muka mbak susi.
185. Mukanya penuh dengan luka bakar dan bulu hitam yg bau disekujur tubuhnya. Mungkin itu karma yang harus dia terima.

Setelah itu meminta maaf kepada Bi Nam. Mba susi meminta maaf karena sudah mengancam Bi Nam.

Bi Nam pun memaafkannya
186. Setelah itu pamit ke anak - anak asrama dan pamit kpd Bi Nam.

Mba susi meskipun sudah berbuat kesalahan yg sangat besar, dia tidak takut untuk meminta maaf.

Karena sudah menumbalkan bruder Petrus, mba Susi mau meminta maaf knp Bruder Petrus.
187. Berjalan melewati tangga putar, berniat untuk meminta maaf ke kamar bruder.

Namun apa boleh dibuat, masih ada yg belum bisa memaafkannya.

Penunggu tangga putar dan toilet tidak memaafkannya.
188. Mba susi terjatuh di tangga putar. Terjatuh dari anak tangga yang paling atas dan terguling sampai ke lantai bawah dan berakhir diselokan depan kamar mandi.

Anak Asrama berlari keluar ruang makan, melihat mba Susi dengan kepala berdarah dan posisi tubuh yg di dlm selokan
189. Mba susi kita angkat kedepan ruang makan. Pas cek nafasnya dan detak jantungnya sudah tidak ada lagi. Begitu juga jawaban suster kesehatan dari polyclinnic.

Dia sudah tidak ada. Mari kita berdoa dan memaafkannya.
190. Karena dengan penglihatannya Septian bisa melihat arwah mba Susi. Dan setiap ketemu dengan Septian, arwah mba susi malu dan pergi begitu saja.

Tahun 2014. Saya lulus. Lulus dengan Bruder baru dan kepala Bruderan Baru.
191. Begitu juga dengan Septian, yang lulus di Tahun 2015.

Septian masih,
melihat arwah mba susi di Asrama.
Sampai pada awal tahun 2016 ketika pengambilan ijazah.

Jiwa - jiwa yg tidak bisa pergi pergi dari sini menjadi tahanan tetap di asrama putra oleh penunggunya.
192. Itulah arti dari nama
P E N J A R A K U D U S
Penjara yang bukan hanya buat siswa bandel seperti kami, juga penjara bagi mereka yg berbuat kesalahan dan jiwanya tertahan disini.
193. Hati - hati dimana pun kita berada tetap jaga kelakuan dan tindakan jangan pernah ceroboh.

Ingat, bukan cuma kita yg tinggal disini. Hati - hati tak bisa KEMBALI!?
Sekian Thread dari
Susi dan Penunggu Asrama

Semua tokoh dan tempat disamarkan, buat teman - teman tidak udh meramalkan dmn tempat ini, kasus ini juga tertutup hanya pihak dari asrama dan yayasan yg mengetahuinya.

Sekian dari saya,
Saya deff pamit undur diri
Selamat berpuasa 💞
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with S R C

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!