SUSI DAN PENUNGGU
PENJARA KUDUS/ASRAMA PUTRA
.
Bagaimana kisah mba susi ?
Apakah dia beruntung ?
.
@bacahorror @bagihorror @IDN_Horor @ceritaht
#bacahorror
#bagihorror #threadhorror
(gambar hanya ilustrasi)

Apa kabar kalian ?
-mudah mudahan sehat dab puasanya masih lancar-
.
13.40 Mulai Threadnya
Saya deff, disini saya akan menceritakan :
Susi dan Penunggu Asrama Putera
Melalui sudut pandang saya
Seperti biasa nama, tempat disamarkan untuk menjaga privasi dan kenyamanan bersama.
Suasana asrama hari ini sama seperti suasana tahun lalu, banyak suara tangis dari siswa baru yg ditinggalkan orang tuanya di penjara kudus ini.
Kebetulan aku di devisi keamanan diasrama. Tugasnya mengamankan anak asrama. Kita bebas main tangan kpd yg melanggar peraturan dan yg berbuat salah.
"Kalian sudah mandi sore ?"
Ya seperti biasa, namanya juga junior masih takut dengan senior. Mereka bahkan tidak ada yg berani menjawab.
"Silahkan mandi sekarng karena sebentar lagi kita doa sore"
Perintahku pada siswa2 baru itu
Beberapa dari mereka bergegas mengambil peralatan mandi dan langsung menuju kamar mandi 3.
Teman - temanku yg di ruang setrika pun meneriakiku
"mata woi, mata, mata itu dijaga",
"hahaha, tau aja ye yang cantik"
4 K 1, 2 K 2, 2 K 3
Sudah peraturan turun - temurun, agar Kelas 2 dan Kelas 3 bisa mendidik Kelas 1.
Bruder Petrus, Bruder Alfonsus memperkenalkan diri diikuti oleh
Bi Nam dan mba Susi kepada siswa baru.
Mba Susi selalu membersihkan ruangan bruder,kamar bruder, dan bruderan setiap harinya.
"Aduh Nam, Nam, pelan - pelan".
Jerit mba Susi dengan suara pelan
Dikamar mandi 3, terdengar ada suara keributan. Septian anak kelas 1 teriak, dia mendengar suara ketawa dari perempuan dari kamar mandi 3. Setelah di cek, tidak ada orang dikamar mandi itu.
kataku meyakinkannya.
"Lagi apa mba ?"
tanyaku heran
"Eh, ini lagi bersihin kamar mandi"
Mba susi menjawab dengan gugup
"Sejak kapan mba Susi jadi tukang bersih - bersih kamar mandi dan buat apa bersih bersih kamar mandi malam malam begini, kaya ga ada waktu aja"
"Tapi masa iya sih, bikin pewangi kamar mandi dari kemenyan dan kembang"
Dengan penerangan senter, Aldi menyenter ke segala arah dan bergantian dengan Anderson, memastikan tidak ada lagi yg dibawah
"Do.. Do.. Coba lihat sini"
Panggil Anderson
Aldo, Aldi, Andreson melihat wanita tinggi dan postur tubuhnya yg sama seperti mba susi.
Berjalan mengarah ke ruang rekreasi yg gelap.
Itu sudah hal wajar, melihat bbrp penampakan diasrama.
Tapi yang kita takutkan adalah siapa yg sedang berbuat kesalahan dan berimbas kepada semua anak asrama.
Semua keamanan dipanggil ke kamar 3.
"Ngeeeakkkkkkk" pintu terbuka
Dan terlihat mba Susi yg tersenyum manis :)
tanya mba Susi mengagetkan kita
"Iya mba lgi diskusi 5 mnt lgi tidur"
Jawab aldo gugup
"Iya mbak"
kita pun ikut meyakinkan
"Ga mungkin mba susi melakukan begituan"
kata Calvin sambil menatapku
Yang lain juga tampaknya tidak percaya, dengan perkataanku.
"Suer, aku kihat tadi. Kalau ga percaya ayo sekarang ke kamar mandi kita lihat siapa yg berbohong"
"Gila lu, Udh gelap serem lagi"
kata dion yg sudah ketakutan.
Kita ber-7 kaget pintu terbuka lagi.
Ada bruder Pertus. Mukanya tampak pucat, dan seperti bkn manusia.
"Knp kalian blm tidur ?"
tanya bruder
bohong Aldo sang ketua asrama
Dan kita pun menyudahi diskusi malam ini. Kita tertidur sampai pagi pun tiba.
Aku mmbangunkan bbrp keamaan untuk membuktikan perkaraanku semalam.
Ada Calvin, Dion, hendri, dan aku yg memimpin jalan ke arah kamar mandi 3.
Bangkai ayam yg kira - kira sudah satu minggu. Kita ber-4 keluar dari kamar mandi.
"Ooaaaakhhhhh"
Terus menerus perut mengocok sangkin baunya, hingga mau muntah
Bruder langsung menemui kami,
"Ada apa ini ?"
Tanya bruder.
"Ada bangkai dikamar mandi der"
Jawab Hendri.
Dion mau muntah mengingat bauny
"Dimana bangkainya ?"
Tanya bruder yg kurang percaya
"Dikamar mandi ini der"
tunjuk saya sambil menutup mulut.
"Haaaaah" ?
Kita ber-4 Kaget
Bangkainya sudah tidak ada lagi. Melainkan hanya ada sebuah ember yg mengantikan posisi bangkai itu tadi.
"baru pagi sudah ngaur"
Bruder pergi meninggalkan kita.
Jam segini bruder pergi ke bruderan karena di bruderan ada doa pagi.
Entah knp senyumnya terasa aneh.
Seakan senyumnya seperti ketawa yg sangat besar melihat kita.
Tak hanya aku. Hendri pun berpikiran demikian.
"Aneh banget sih senyumnya, seneng banget kaya dapet rezeky nomplok"
"Udh syukur di senyumin"
Kata Dion memotong Hendri.
"Buarr, Prinkkkk, Prinkkkk, Prinkkk"
Suara piring, gelas. Jatuh pecah.
Mba susi yg jatuh di depan ruang doa. Sewaktu dia mau ngantar makanan ke ruangan bruder.
Tanya dimas anak kelas 1
"Iya, gpp kok"
Jawab mba susi
Tidak hanya hari ini, mulai bekerja di asrama mba Susi sering kali terjatuh
Ditangga, Kamar 1, Tangga Putar, Dapur, Ruang Makan, Dekat Sumur.
Dan hampir semua tempat.
"Do, gmn kalau kita belajar bareng?"
Kataku mengajak Aldo
"Boleh, posisi kita hadap ruang tv"
Jawab Aldo setuju
"kita bisa lihat pergerakan"
Hendri menawarkan diri juga.
Malam ini kami melihat mba susi dengan dandanan yg begitu cantik. Layaknya kembang desa yg sedang mekar - mekarnya dan siap dimadu.
dan Hendri
"Shuuuut, itu tuh"
Kataku pada Aldo dan Hendri
Aldo langsung ambil tindakan, izin ke kamar mandi kepada pengawas.
Aldo berfokus kpd mba Susi yg berjalan masuk ke kamar mandi.
Kita sudah koordinasi kumpul di depan ruang doa. Setelah itu kita pergok bersama - sama.
Kami masuk ke kamar mandi 3.
Mengintip sedikit dan
" Sedang apa kalian bertiga ?"
Kata bruder mengagetkan kami.
"Ini der, nemenin aldo"
kata Hendri takut dimarahin
"Ketoilet aja harus bertiga"
Kata bruder sambil meninggalkan kami.
Dari cara berbicaranya hingga tatapannya itu bukan bruder.
Bahkan dari wajahnya pun sudah ketahuan, kalau itu sebenarnya jelmaan.
"gw lihat sendiri loh"
"itu si mba susi pergi ke kamar mandi 3"
Aldo sambil menggaruk garuk kepalanya.
"Lu lihat ga wajah bruder tadi ?"
"Pucet kan ?"
Kataku kpd Hendri dan Aldo
Di perjalanan aku menyampaikan kpd Aldo kalau yg kita lihat tadi itu bukan bruder. Itu udh jelmaan.
Ga lama, mba susi kembali kekamarnya. Sama seperti tadi pagi, dia tersenyum smbl menatap kami.
Seakan dia tahu kalau kami sedang mengintainya.
Kita membicarankan ttng kejadian aneh dikamar mandi dan tatapan mba susi serta senyumannya yang aneh. Karena penasaran sama mba Susi. Kita susun rencana untuk melakukan pengintaian lebih lanjut
"Oaaaakkk, bau banget"
Hendri ga kuat dengan baunya
"Ambilin ember deff"
Suruh Aldo padaku
"ANJIRRRR, KOK JADI KEMBANG"
Kita semua yg melihat dan heran.
Knp setiap kita mau mengadu ke bruder selalu gagal, apakah ini kebetulan ?
Mba susi tersenyum sinis, seakan menyatakan kemenangan.
Tanya Aldo yg sudah mulai kesal
Mba susi hanya tersenyum, mengunci pintu kamar bruder dan meninggalkan kami sembari turun melewati tangga putar menuju ke dapur.
Singkatnya kita mandi bersiap - siap untuk belajar pagi, doa pagi, dan makan pagi.
Setelah makan pagi, kita biasanya kebersihan terlebih dahulu baru apel pagi.
"Hihihihihi" "Hihihihihihi"
Tiba - tiba septian tertawa seperti suara kuntilanak.
Suara itu membuat kita terkejut. Kita yg baru keluar dari ruang makan tiba - tiba dikagetkan dengan kejadian ini.
"Dia orang jahat"
"Dia pembawa petaka disini"
"Cepat usir dia dari sini"
Ntah apa dan siapa maksud dari perkataan septian kita tak tahu
Septian akhirnya terjatuh. Kami mengangkatnya Septian ke dapur.
Bi Num membuatkan minuman, lalu diberikan kepada Septian.
Aku bukan tak percaya akan kejadian - kejadian aneh ini. Tapi yg membuatku bingung, apa maksud dari semua ini ?
"Usir dia"
"Dia Tidak baik"
"Dia jahat"
"Pembawa malapetaka"
Hingga, akhirnya orng tua Septian pun membawa pulang Septian untk diobati dulu
Knp dia tak pernah pergi ke kamar mandi 3 semnjak Septian kesurupam ? Menjadi sebuah pertanyaan bukan ?
Namun bruder selalu membantah akan omong Aldo.
"Kalau tidak benar, itu fitnah namanya"
Kata bruder kepada aldo.
Aldo menyerah, dan tidak bisa berbuat apa - apa lagi karena tak punya bukti yg cukup kuat. Dan saksinya pun cuma kita teman - teman Aldo.
Apakah ini kebutulan ?
Sepulang missa malam, aku berganti baju. Mengambil tas dan perlengkapan buat belajar. Selesai itu, saya ke toilet ditemani bbrp teman yg lain
Tanyaku pada Anderson
"Iya nyengat banget"
Jawab Anderson
Begitu juga dengan beberapa teman - temanku nyeletup.
"Siapalah yg pake menyan di toilet"
Berarti tak hanya aku yg mencium tapi ada bbrp orang yg mencium bau itu.
"Do, Aldooo"
Panggilku
"Iya knp deff ?"
Jawabnya
"Udah ayok ikut"
Sambil menarik Aldo ke kmr mandi
Kita mencoba ngobrol dengan Bi Nam yg ada didapur tanpa di ketahui mba Susi. Bi Nam akhirnya angkat suara.
"Cuma anak itu yg dapat menolong"
"Septian ?"
Tanya Aldo
"Iya, cuma dia yg dapat menolong"
Kata Bi Nem
(masih keadaan dirasukin)
Septian kita introgasi, masalah apa yg sedang menimpa kita semua. Karena cuma dia yang bisa menjelaskan ini semua.
Septian sebenarnya adalah anak "Indigo" bisa melihat mahkluk yg tak khasat mata. Sbgai anak Indigo dia juga ada yg menjaga, yaitu neneknya. Neneknya dulunya orang spritual dan mempelajari ilmu - ilmunya hingga turun ke Septian.
Mba susi dan bruder Petrus datang ke dapur. Seperti mengetahui apa yang sedah kita bicarakan. Bruder Petrus menyuruh kita bubar dan ke ruang belajar.
Seperti mengetahui rencana Aldo, mba Susi tak kunjung pergi dari dapur hingga sore hari.
"Panggil Septian dan Keamanan yg lain"
Kata Aldo menyuruhku
"Oke do"
Jawabku terburu - buru mamanggil Septian dan yg lain.
Sepenglihatannya mba Susi mempunyai setan peliharan yang ditempatkan dikamar mandi 3.
Dan menurut septian, bekerja di asrama hanyalah kedok, untuk mendapatkan tumbalnya.
Seekor yg ayam baru dipotong sbg makanannya, dan darah segar ayam itu ditaruh ke dalam cangkir sebagai minuman setan peliharaannya.
Ketika yg diberikan sudah tidak perjaka, maka kecantikannya mba susi akan luntur. Dan wajahnya akan kembali seperti dulu lagi
Mba susi dapat melihat dan mencium aroma laki2 yg masih perjaka atau bukan.
Setan peliharaan mba Susi juga lumayan cukup kuat. Dia juga memberikan kekuatan jahat kpd mba Susi.
Keuatan berubah wujud, berubah menjadi siapa saja dan bisa masuk kedalam mimpi.
"Kalian semua tau ga ?"
"Mulai awal datang sampai sekarang knp mba Susi sering terjatuh ?"
Tanya Septian kpd kita semua
Sebenernya itu bukan jatuh yg wajar. Melihat kakinya setelah terjatuh seperti ada yg memegang kakinya, dan sengaja menjatuhkan mba Susi.
"Cuma menjatuhkan mba Susi mereka bisa"
Kata Bi Nam
Bi Nam juga menyampikan seperti teka - teki tapi bisa menjadi salah satu obat dari semua ini.
"Jikalau ada Tuannya, maka ada pengikutnya"
"Jikalau sengsara Tuannya, begitu juga dengan pengikutnya"
Kata Bi Nam, mengakhirinya.
Masalah ini sungguh sangat besar, kita perlu orang yg dapat bersuara dan membantu kita menyelesaikan masalah ini.
Dia dan Hendri akan pergi ke bruderan. Menemui bruder yang lain untuk menyampaikan masalah ini.
"Gmn do ? Ada benarnya juga"
Kataku menyetujui pendapat dion
"Boleh, tapi kalian harus hati - hati"
Kata Aldo menitip pesan
"Mintalah pengampunan"
"Supaya kita diampuni"
"Mintalah kekuatan"
"Supaya kita di beri Jalan"
Doa Bi Nam, menyertai kita semua
Amin.
"Astagaaaaa, apaa ini ?"
Dia dikagetkan oleh Bruder Petrus dan mba Susi.
Begitu juga dengan Dion merasa kaget.
Tanya Bruder sambil tersenyum
"Hihihihihihi" "Hihihihihi" "Hihihi"
Mba susi tertawa sini, seakan dia tawa rencana kami.
"Mau mengunci pintu der"
Jawab Henri yg sudah ketakutan
"Loh - loh, emang Aldo kmn ?"
Tanya bruder dengan muka pucatnya
Mereka berdua tidak bisa melapor ke bruderan. Dan dihalangin oleh mba Susi begitu juga Bruder Petrus yg sudah dibawah kendali mba Susi.
Ketika Dion dan Henri pergi meninggalkan ruang makan.
Aku dan Aldo juga pergi, tapi beda arah dengan Dion dan Henri.
Sedangkan Aku dan Aldo melewati kamar mandi.
Pintu kamar mandi kami buka, dan melihat keluar begitu gelap.
Pintu kamar mandi batasi dengan pagar yang lumayan tinggi. Namun urusan panjat memanjat, aku dan aldo sudah ahli.
"hussssshh" "husssssshhh"
Usirku kucing itu karna takut
"Meoonnggg, Meeeongggg"
Kucing itu mengeong dan tak mau pergi.
"Pussshhhhh"
Aldo mengusir dan melemparnya dengan sendal bekas
Akhirnya Aku dan Aldo berusaha untuk cuek ke kucing itu.
Kita memanjat pagar, dan menyusuri Aula Paroki.
"Shit, terkunci semua"
Kata Aldo padaku
Tapi setelah kita pasrahkan semuanya, kita pun mengikuti jalan kucing itu.
Perasaan kita pun begitu lega, kita langsung berlari menuju bruderan.
"Bruder, bruderrrr, bruderr"
Panggil kamu sembari mengetok pintunya bruderan.
Bruder Alfonsus membukan pintu untuk kami.
"Ada apa kalian tengah malam begini datang kemari ?"
Tanya bruder Alfonsus
Tak lama dari situ, dia memanggil bruder Ray, dan bruder Nestor.
Kita ber-5 menuju ke
Asrama Putera
P E N J A R A K U D U S
Semuanya sudah terkunci, ruangan belajar sudah gelap.
Kami berdua tak tau bagiamana dengan kelanjutan Henri dan Dion.
Tidak ada jalan lain untuk masuk ke dalam Asrama kalau tidak melalui kamar mandi.
Tiba - tiba kucing yg tadi menolong Aku dan Aldo datang lagi.
"Meooong, meooonnggg"
Dia mengeong seakan mau membantu kami lagii
memanjat pagar besi, dan sampai ke depan pintu kamar mandi.
Kucing hitam itu setelah menunjukkan jalan, dia hilang ntar kemana.
Sampai pintu kamar mandi, aku segera membukanya karena aku tiba pertama kemudian aldo serta para bruder.
Pintu kamar mandi ku buka
Tidak ada siapa - siapa disana. Kami dan langsunf menuju dapur.
Dion dan Henri tidak tahu kmn
Sampai diatas kita masuk ke ruangan lemari 3. Mengintip
Ke arah kamar bruder Petrus.
Melihat situasi, sepertinya sepi
dan tidak ada siapa2 disana.
Dengan hati - hati Aldo membuka kamar 3. Melihat ke arah kasur dion, henri, anderson dan aldi.
Ternyata mereka sudah tertidur.
"Coba lihat posisi tidur dan wajah mereka"
"Mana ada orang dengan posisi tidur kaku, coba pegang tangan mereka"
Kata bruder Nestor
"Der, bagaimana dngn Septian?"
Kata aldo khawatir.
"Ayo kita cek ke kamarnya"
Jwb bruder ray
Kita pergi menuju kamar satu.
Yg kita lihat sama, dngn posisi tidur septian yg kaku, muka pucat dan tangan dingin
Ditengah kepasrahan kami ini, kucing ini datang untuk ke 3 kalinya.
Kali ini dia tidak mengeong.
"Mereka ada diruangan bawa"
Kata kucing hitam itu
Suara yg dikeluarakan kucing itu, suara wanita tua yg sudah berumur.
Ntah siapa dia, intinya dia sudah menolong kami.
Dapur, Ruang Makan, Kamar Mandi, Ruang Doa, Ruang Belajar, Ruang Rekreasi dan Gudang sekali pun tidak ada.
Ruangan bruder dan kmr mba Susi
Dengan perlahan dan hati - hati. Kita ber-5 berjalan ke kamar mba Susi. Lampu kamarnya mati, dan kita tidak bisa melihat ke arah kamarnya.
"Ayo kita cek ke ruangan bruder"
Ajak bruder alfonsus ke pd kita ber-4
Bruder Ray mencoba mengintip dari sela sela lubang tempat kita biasa memasukkan kunci.
"Astaga naga"
Bruder Ray terkejut
Kata bruder ray teriak
Bruder Alfonsus dan Nestor pun mendobrak pintunya.
"1..,2...3...." "Duaaaaarrrrr"
Pintu ruang bruder Petrus terbukaa
Apa yg kita lihat ?
mba Susi.
Mba Susi kita lihat dengan bentuk tubuh yang berbeda. Bentuk tubuhnya dari leher - ujung kaki besar dan berbulu hitam.
Bruder Petrus tak sadarkan diri, seperti mengikuti perintah dari
mba Susi.
Sudah dipanggil bbrp kali, Bruder Petrus tak menggubris panggilan dari bruder Alfonsus, Nestor dan Ray.
Kata Bruder Nestor.
Akhirnya Bruder Nestor membacakan doa, mereka mulai menoleh ke arah Bruder Nelson.
"Hentikaaaaaan ituuuuuu"
Kata mba Susi
"Dubbraaaaaaakkkkkk"
Bruder Nestor tercampak ke dinding
Aku dan Aldo sudah merasa ketakutan. Doa - doa dari mulut kami pun tak pernah berhenti.
Bruder Ray juga tercampak kencang ke dingding. Dan mengeluarkan darah dari mulutnyaaa.
Bruder Alfonsus tidak bisa tinggal diam. Bruder Alfonsus mengambil tindakan.
Bruder Alfonsun membacakan doa.
"Diaaaaaammmmm!?"
Kata mba Susi teriak, yg masih bersetubuh dengan bruder Petrus.
"Kalian juga baca doa"
Karna takut, Aku dan Aldo menutup mata sambil membaca doa. Aku dan Aldo berpegangan begitu erat karena takutnya.
"DIAM KALIAAAAAANN" "AKAN KU KIRIM KALIAN KENERAKAA"
Teriak mba Susi kepada Aku, Aldo dan Bruder Alfonsus posisi paling depan.
Teriak bruder ke Aldo
Aldo mncoba mengambil kunci serap yang berada disebelah kiri mba Susi dan bruder Petrus.
Belum sempat mengambil, Aldo sudah tercampak ke arah Bruder Alfonsun.
Karena punya kesempatan aku langsung menggantikan Aldo untuk mengambil Kunci Serap itu.
Setelah kuambil kunci serapnya, kutarik tangan Aldo keluar dari ruang Bruder Petrus menuju kamar mba Susi.
Hampir pasrah dengan keadaan.
"Ya Tuhan, tolonglah kami"
Ucap Aldo penuh dengan harapan
tapi melalui doa, akhirnya pintu kamar mba Susi terbuka.
Bi Nam, Septian, Dion, Anderson, Henri, dan Aldi ada didalam kamar mba Susi dengan keadaan tak sadarkan diri.
Aku berdoa "Allah Bapa yg Maha Kuasa, Engkaulah segalanya bantulah kami anak-Mu melawan percobaan ini"
"Dmn mereka ?"
Tanya Bi Nam
"Ada di ruangan bruder Bi Nam"
Jawab Aldo
Kemudian Bi Nam, duduk bersila dan membantu membacakan doa
Septian menangis,
"Nek bantu aku, nek"
Ucap septian, kpd neneknya yg sudah lama meninggal tapi masih menjaga septian sampai saat ini.
Bahasa yang digunakan nenek itu bahasa daerah. Seperti omongan orang jawa, tapi Septian bukan berasal dari Pulau Jawa.
Para bruder juga berusaha menguatkan iman dan berdoa.
Bi Nam dan kami anak - anak lainnya ikut membantu doa.
Dan Nenek Septian mengeluarkan jurus - jurusnya sembari menyerang mba Susi.
Pertarungan begitu lama, hampir 2 jam mereka bertarung. Sekali lagi kita diperintahkan bruder untuk lebih dalam doanya dan menguatkan iman kita.
Dengan tanpa busana, kulit mba Susi terbakar. Wajahnya tampak sudah seperti orang yg sudah berumur. Tidak seperti pertama kali datang ke asrama.
Kita mengangkat mereka berdua ke ruang doa, dan didoakan agar jiwa mereka kembali.
Anak asrama sudah bangun dan mandi, setelah belajar pagi, anak asrama bersiap - siap berdoa pagi.
Tapi mereka dikagetkan oleh,
2 raga tanpa jiwa. Raga mereka masih ada tapi jiwanya ntah kemana.
Kata bruder Alfon yang akan memimpin doa.
Kemudian bruder Alfonsus mempercikkan air suci dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Setelah di percikkan
"Ohooohhkkk ohoookkk"
"Uhuuuukkkk uhuuukkk"
Suara batuk bruder Petrus dan mba Susi mempertandakan mereka sudah sadar.
Dengan rasa bersalah, mba Susi meminta maaf kepada semua pihak asrama dan semua anak - anak asrama.
Begitu juga dengan mba Susi yang dipecat oleh Bruder Alfonsus.
Bukan kepada manusia. Melainkan kepada penunggu - penunggu asrama.
Manusia bisa memaafkan tapi tidak tau dengan dendam mereka
Dia meminta maaf kpd semua anak - anak asrama saat makan siang. Banyak anak asrama yg tidak memperdulikannya. Sudah meresa jijik melihat muka mbak susi.
Setelah itu meminta maaf kepada Bi Nam. Mba susi meminta maaf karena sudah mengancam Bi Nam.
Bi Nam pun memaafkannya
Mba susi meskipun sudah berbuat kesalahan yg sangat besar, dia tidak takut untuk meminta maaf.
Karena sudah menumbalkan bruder Petrus, mba Susi mau meminta maaf knp Bruder Petrus.
Namun apa boleh dibuat, masih ada yg belum bisa memaafkannya.
Penunggu tangga putar dan toilet tidak memaafkannya.
Anak Asrama berlari keluar ruang makan, melihat mba Susi dengan kepala berdarah dan posisi tubuh yg di dlm selokan
Dia sudah tidak ada. Mari kita berdoa dan memaafkannya.
Tahun 2014. Saya lulus. Lulus dengan Bruder baru dan kepala Bruderan Baru.
Septian masih,
melihat arwah mba susi di Asrama.
Sampai pada awal tahun 2016 ketika pengambilan ijazah.
Jiwa - jiwa yg tidak bisa pergi pergi dari sini menjadi tahanan tetap di asrama putra oleh penunggunya.
P E N J A R A K U D U S
Penjara yang bukan hanya buat siswa bandel seperti kami, juga penjara bagi mereka yg berbuat kesalahan dan jiwanya tertahan disini.
Ingat, bukan cuma kita yg tinggal disini. Hati - hati tak bisa KEMBALI!?
Susi dan Penunggu Asrama
Semua tokoh dan tempat disamarkan, buat teman - teman tidak udh meramalkan dmn tempat ini, kasus ini juga tertutup hanya pihak dari asrama dan yayasan yg mengetahuinya.
Sekian dari saya,
Saya deff pamit undur diri
Selamat berpuasa 💞