Apakah Jayabhaya & Jayabaya (*dibaca "Joyoboyo" menurut kaidah lazim bahasa Jawa) merujuk kepada satu tokoh yang sama?
Saya rasa kebanyakan orang, terlebih orang Jawa, akan menjawab "Ya".
Apa Anda termasuk memberi jawaban "Ya"?
Namun, itu pikiran & keyakinan saya sebelum ±5 tahun terakhir, sebelum saya membacai ...
2 buku tadi menyimpan kepingan-kepingan data yg menunjukkan bahwa Jayabhaya & Jayabaya sejatinya merupakan 2 tokoh yang tidak sama. Eksistensi keduanya pun ada di dimensi berbeda.
Sampai dng paro I abad XII tsb, Jayabhaya terhitung maharaja Jawa dng catatan sejarah yg banyak, bergabung dlm 1 liga dng Kayuwangi, Balitung, Sindok, & Airlangga.
-prasasti-prasasti yg terbit atas titahnya
-kitab-kitab sastra berformat kakawin yg memuat pujian kpdnya selaku patron penulisan.
Penulisannya dilakukan atas titah & sokongan penguasa Kadiri, yg turun-temurun berperang dng Janggala—sesama bagian Wangsa Isyana—sejak ±1050 M.
Perbandingan menarik 'kan?
bahas soal Jayabaya—tokoh yang identik dlm memori kolektif Jawa sbg maharaja berkemampuan linuwih sbg peramal lintas abad.
Tp, perihal itu, ada baiknya Anda membaca bbrp twit dr @infiniteteeth ini:
...
1. Menurut Naskah Daerah Jawa Bagian Timur, Sumenep, & Bali, yg dikumpulkan Natakusuma, pejabat Panembahan Sumenep:
Aji Jayabaya memerintah pd 701-756 tarikh Jawa/Saka, setara 779-834 Masehi, & dia ga disebut sbg maharaja Kediri/Kadiri, tapi ... di Medang Kamulan.
😀
2. Menurut Naskah Ramalan Aji Jayabaya yg pada dekade II abad XIX dimiliki Susuhunan Pakubuwana IV dari Surakarta:
Aji Jayabaya memerintah Kediri mulai 800 Jawa/Saka atau 878 Masehi, tp tanpa disebutkan tahun berakhirnya.
Spjg zaman Jawa Kuna (abad V-XVI) jg cm tercatat 1 maharaja bergelar Jayabhaya, yg 1135-57.
-Ranggalawe bukan muncul di fase awal Majapahit, tp malah di fase surut
-Gajah Mada & Hayam Wuruk cm jd tokoh minor, tidak mainkan peran penting, kalah dr Brawijaya
Kiranya utas lawas ini dapat ditengok bahwa ramalan itu kemungkinan justru adalah karya R Ngabehi Ronggowarsito: