My Authors
Read all threads
Ktk Pres #GusDur perintah kita untuk masukkan demonstran2 muda ke istqna, dg segenap keberanian saya tanya beliau, 'Ijin Bpk Presiden, mrk 'cuma' mahasiswa gak jelas asal usulnya'.
Itu pertama kali dlm sejarah Presiden menerima demonstran.
Beliau jawab, ' Mas, mrk warga negara'
Ya udah ini jadi thread ya. Jadi utas.
Presiden langsung sdh perintahkan perwakilan demonstran untuk masuk ke istana bertemu Presiden.
FYI, selama ini dlm puluhan thn gak pernah ada cerita Pres menerima demonstran di istana.
Lalu bagaimana? Tentu perangkat presiden kalang kabut.
Pihak Paspampres keras tidak setuju. Bagaimana nanti kalau wakil demonstran itu bicara keras thd Presiden? Gimana kalo mrk gak sopan? Memang tugas Paspampres itu melindungi keamanan Presiden fisik dan non fisik. Maka seratus 'gimana' lainnya muncul. Intinya mrk kurang setuju.
Dan 'celakanya', ajudan dinas Presiden juga nolak keras. 'Siapa yang akan tanggung jawab jika Presiden sampai dipermalukan oleh para demonstran?!', begitu argumentasinya.

Iya juga ya. Saya juga berat kalo harus nanggung 'dosa' itu.
Lagian saat itu wartawan istana yang stand by banyak banget. Ratusan orang. Gak mungkin kita menahan berita heboh spt ini. Dan saat itu sayalah yang dinas tanggung jawab thd pemberitaan Presiden. Rasanya saya ingin langsung kabur ke terminal Kampung Rambutan pulang mudik. Bingung
Jadi kondisi saat itu, perangkat presiden yg terdiri dr Paspampres, Setmilpres, Protokol dan Biro Mass Media Istana, kita sepakat untuk tidak masukkan perwakilan demonstran ke istana. Tapi masalahnya, siapa yg akan laporkan hal ini ke Bapak Presiden?
Semua gak ada yg berani!
Masing2 kesatuan menyampaikan argumentasinya ttg siapa yg harus melaporkan kpd Bapak Presiden bahwa sebaiknya beliau tidak menerima perwakilan demonstran.
Terus terang, argumentasi itu dr yg ilmiah kedinasan sampai yg waton suloyo. Pokoke ojo aku. Titik! 😭😭
Dan setelah eyel2an 'kurang bermutu' agak lama maka diputuskanlah scr aklamasi siapa yg harus lapor ke Bapak Presiden bahwa sebaiknya beliau tidak perlu menerima demonstran.
Guess who?
Saya.
Mati aku!
Maka dg perlahan saya masuk ruang kerja beliau dg mindik2. Dengkul saya rasanya lemes. Dada juga berdegup kencang. Bayangkan, saya bertugas mematahkan perintah Presiden!
Dari ruang kerja beliau itu mmg terdengar sayup2 suara speaker demonstran yang teriak2 dr jalan depan istana.
Ya Allah... Kalau kalau kali ini saya bisa selamet, besok saya janji mau diem di rumah aja. Buka warung sembako. Begitu janji saya kpd Tuhan.
Maka dg keberanian yg tersisa, saya nekad lapor kpd Bapak Presiden #GusDur.
'Bapak Presiden, mohon ijin melaporkan, para demonstran itu belum jelas asal usulnya. Kami belum sempat mengidentifikasi. Ada baiknya Bapak Presiden menunda untuk menerima mereka'.
Begitu laporan saya.
Tahu bagaimana respon Bapak Presiden?

'Halah, kesuwen mas. Mereka juga warga negara kita. Panggil masuk kesini!'.

'Siap Bapak Presiden!!' 😣😣
Masih pada monitor?
Perintah presiden itu gak ada ceritanya gak dilaksanakan.
Maka kami meminta 5 orang perwakilan dr ratusan demonstran untuk masuk ke istana bertemu langsung dg Presiden RI!
5 anak muda itu semua 'awut2an' dan berkeringat karena teriak2 berjam2 di terik matahari Jakarta.
Di pintu masuk istana, mereka berlima kita geledah tubuh dan tas bawaannya. Gak ada satu sentipun yang terlewatkan.
Ingat, ini pertama kali dlm sejarah Presiden RI menerima perwakilan demonstran. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Kita semua perangkat presiden stress berat!
Setelah melalui semua prosedur keamanan, alkhirnya 5 orang perwakilan itu bertemu langsung juga dg Bapak Presiden RI di ruang kerja. Mereka berlima duduk berjajar di depan meja kerja Bapak Presiden yang woles aja menghadapi para demonstran yg 'beringas' itu.
Benar juga dugaan kita.
Para demonstran itu langsung ngoceh panjang lebar tentang 'ketidakadilan kebijakan pemerintah'.
Mrk ini mahasiswa dr provinsi yg kaya akan minyak dan gas. Intinya mrk minta pembagian hasil yg jauh lebih besar atas hasil bumi. Kalimat2nya sangat keras.
Mendengar pernyataan2 mrk yg sangat keras itu, saya lihat Presiden #GusDur diam saja. Tak bereaksi. Wajahnya tetap datar. Beliau tetap mendengarkan keluhan2 mereka dg seksama. Tanpa reaksi. Kedua telapak tangan beliau bersatu bertumpu di meja kerja.
Hingga pada suatu saat.
Ketika sang demonstran menyatakan bahwa jika pemerintah tidak mengindahkan tuntutan mereka, mereka, akan mendeklarasikan diri untuk merdeka lepas dr NKRI.
Saat mendengar itu, Presiden #GusDur murka.
Braaaakk!!!

Tangan beliau menggebrak meja sambil beliau langsung berdiri.
Barang2 di meja langsung berantakan. Cangkir teh juga terguling tumpah. Pensil bolpen dll juga berantakan.
Ya Allah ya Rab. Saya saat itu yg berdiri di sebelah pintu mengawasi bersama ajudan dinas Presiden rasanya dengkul ini udah copot.
Tapi refleks saya nekad menghampiri beliau dan menyorongkan kursi beliau agar beliau tenang dan berkenan duduk kembali.
Alhamdulillah beliau berkenan duduk kembali dan memberikan arahan kpd para demonstran itu bahwa boleh saja protes ini itu tapi jangan sekali2 punya pikiran untuk memisahkan diri dg NKRI.
Para demonstran juga langsung mengkeret melihat Bapak Presiden murka. Mereka langsung ciut.

Dan di tengah2 Bapak Presiden berikan wejangannya, tiba2 asap pekat merebak. Bau asap kebakaran menyeruak!
Kita, para perangkat presiden langsung super panik.
Kebakaran, kebakaran!!! Cek semua sudut!!! Buka jendela!! Buka semua jendela!!
Selidik punya selidik, ternyata lampu video ngebakar busa kursi.
Jadi petugas video yg sdg rekam saking ketakutan lihat Presiden marah gebrak meja, ia panik buru2 pergi. Lampunya ditaruh tengkurep di kursi.
Lampu video jaman itu 1000 watt, panasnya full. Ya udah busa kebakar.
Mengalami kebakaran spt itu, Bapak Presiden tanya.
"Ada apa mas?'
''Ijin, mhn maaf Bapak Presiden, tadi lampu video bakar kursi'
'Lho kenapa?'
'Dia kaget dan takut ketika Bapak Preaiden murka. Mohon maaf Bpak Presiden', begitu jawab saya dg gugup.
'Lho kok bisa?', tanya Bapak Presiden.
''Siap. Mhn ijin, dia sangat ketakutan. Dengkelen Bapak Presiden!'.

'Hehehehe...'.
Begitu respon Presiden.

Setelah itu komunikasi antara Presiden dan demonstran berlangusng sangat cair.

Gak lagi tegang.
Hikmah dr cerita ini:

Bakar kursi ketika Presiden murka, belum tentu ide yang buruk.

SEKIAN
Ini @bacautas
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Priyo Sambadha

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!