Akhirnya sy ada waktu u/ tulis #UtasRamadan. Untuk edisi pertama ini, sy bicara soal posisi perempuan dlm Islam, & peran laki2 dlm Islam dr perspektif feminisme. Sila disimak. 1/
Tergantung dr wacana dominan yg qt konsumsi, kebanyakan dr qt telah mendengar 2 versi jawaban u/ pertanyaan, apakah posisi perempuan dlm Islam? Jika qt byk mendengar wacana liberal-orientalis, jawabannya: Posisi perempuan dlm Islam sangat rendah... 2/
... sebaliknya, jika qt byk mendengar wacana Islamis dlm narasi 'hijrah', maka jawabannya: Islam adl agama yg paling memuliakan perempuan. Spt halnya wacana2 simplistik lainnya, kedua jawaban ekstrim ini tak ada benarnya, krn jawabannya lebih kompleks dr keduanya. 3/
Para ahli feminisme Islam (Fatima Mernissi, Asma Barlas, dll) menemukan bahwa ada kesenjangan dlm konsep posisi perempuan dlm Islam, dari konsep yg disarankan o/ al-Qur'an, dengan konsep yg ditemui dlm cabang2 ilmu Islam (Fiqh, Adab, Filsafat, dll). 4/
Dlm al-Qur'an, posisi perempuan sejajar dg laki2 paling tdk dlm 3 hal: 1, Dalam narasi penciptaan, di mana laki2 & perempuan diciptakan dr 'ruh yg satu', 2, tanggung-jawab moral dlm peristiwa makan buah khuldi di mana mrk dinyatakan sama2 bersalah, ... 5/
3, sejajar dlm hal tanggung-jawab keagamaan, moral, & kekhalifahan di muka bumi. Dg demikian, walopun Qur'an mengakui perbedaan biologis antara perempuan-laki2, dr sisi derajat penciptaan, tanggung jawab moral-spiritual, & posisi kemanusiaan di muka bumi, MEREKA SEJAJAR. 6/
Cabang2 ilmu Islam, jauh dr prspektif Qur'an, posisikan prempuan sbg manusia klas 2. Mulai dr fiqh yg tempatkan prempuan sbg sumber dosa yg patut jaga diri, sampai tasawuf yg anggap prempuan sbg simbolisasi dunia, hampir tdk ada cabang ilmu yg anggap prempuan sejajar dg laki2. 7/
Jika ilmu2 Islam brsumber dr Qur'an, kok bisa punya pandangan brbeda dr Qur'an ttg perempuan? disinilah fungsi kontekstualisasi sejarah harus diterapkan. Sekuat apapun klaim bahwa ilmu2 ini bersumber dr Qur'an, ilmu2 itu tetap dibentuk o/ ilmuwan laki2 patriarkal di zamannya. 8/
Di luar bidang hadis & tasawwuf, sedikit sekali peran perempuan dlm pembentukan cabang2 ilmu Islam di abad awal & pertengahan Islam. Itupun, hampir tdk ada kontribusi mrk yg bertahan sampai hari ini. Perspektif patriarkal laki2 adl norma dlm cabang2 ilmu Islam. 9/
Krn para ilmuwan laki2 tsb adl juga produk sejarah, maka keilmuan yg mrk hasilkan tak lepas dr posisi mrk sbg laki2 yg hidup di era di mana patriarki adl norma kehidupan. Banyak dr mrk pun yg miliki budak2 perempuan. 10/
Maka, adl satu kebohongan besar jika qt didoktrin u/ percaya bahwa ajaran ilmu2 tsb adl hal sakral yg tak bisa dikritik & dipertanyakan. Spt halnya ilmu2 keagamaan lainnya, ilmu2 Islami adl produk sejarah di mana pembentuknya tak lepas dr subyektifitas konteksnya. 11/
Mandat kesetaraan derajat antara perempuan-laki2 dlm al-Qur'an nyatanya tdk diterjemahkan ke dlm cabang2 ilmu Islam, yg sayangnya jauh lebih mendominasi kehidupan Muslim saat ini dibanding moral al-Qur'an itu sendiri. 12/
Jadi, apakah 'Islam' merendahkan/meninggikan derajat perempuan? Tidak keduanya, & tergantung dr mana anda menjawabnya. Moral Qur'ani jelas menyetarakan derajat perempuan & laki2. Namun tdk dengan cabang2 ilmu Islam yg ditulis & diproduksi o/ laki2 patriarkal. 13/
Lalu, apa yg harus dilakukan laki2 dlm perjuangan feminisme Islam? 1, adopsilah pandangan kesetaraan derajat antara perempuan-laki2 dari al-Qur'an. 2, kritisi kajian2 ilmu Islam dg perspektif keadilan gender, & sosial. 14/
3. SUDAHI PANEL2 KAJIAN ISLAMI YG HANYA MENAMPILKAN SUARA LAKI2 SAJA. Angkat suara & keahlian perempuan dlm kajian2 agama. 4. Posisikan kewenangan ahli2 perempuan dg kewenangan ulama2 laki2. Opini Ghazali/Syafi'i ttg suatu hal adl setara dg opini Mernissi/Ahmed ttg hal itu. 15/
Ramadan ini, marilah kita mulai u/ beragama secara adil. Terutama keadilan bagi mereka yg marjinal, & selalu menempati posisi pinggiran di dalam kajian2 agama. Saatnya bagi ulama laki2 u/ minggir & berikan tempatnya kpd ahli2 perempuan, queer, dan lainnya. Selamat Ramadan. end/
