My Authors
Read all threads
Teror Santet Series Part 1
"Hari Bahagia"
#mwv_terorsantet

a thread
Apa yang ada dibawah ini terjadi berdasarkan kisah nyata tanpa penambahan atau hiperbola dalam ceritanya. Semua tokoh benar benar ada dan menyaksikan kejadian yang terjadi, namun nama tokoh disamarkan demi privasi keluarga.
Lokasi tidak dijelaskan secara detail karena hingga kini rumah dan segala lokasi yang disebutkan dalam cerita masih ada dan telah ditempati oleh orang lain. Narasumber : Eva, 33 th
Cerita ini terjadi waktu saya SMP, sekitar tahun 2000an awal. Kini saya sudah berumur 33 tahun. Saya bungsu dari 4 bersaudara, kakak pertama saya perempuan, sebut aja Aina, yang kedua perempuan juga, sebut aja Bella dan yang ketiga laki2, sebut aja Candra.
Dalam keluarga, saya dan kak Candra termasuk yg bisa melihat sesuatu yang kasat mata, tapi kami cenderung cuek dan ga peduli, kami anggap angin lalu, sampai ada kejadian na'as menimpa kakak kami, kak Bella.
Diantara kedua anak perempuan, kak Bella ini bisa dibilang produk suksesnya ortu saya, dia cantik, cerdas, secara proporsi badannya bagus dan punya segudang prestasi di bidang olahraga. Dia masuk univ negeri lewat jalur siswa berprestasi.
Singkat cerita kak Bella lulus kuliah dengan hasil yang memuaskan, dan selama masa kuliah, dia aktif dikegiatan remaja masjid yg berlokasi di bilangan Jakarta Pusat, disana lah dia bertemu dengan calon suaminya, sebut saja bang Doni.
Begitu kak Bella lulus, tanpa nunggu waktu lama bang Doni melamarnya. Kak Bella sudah pasti menerima, tapi dia meminta waktu, karena setelah kuliah dia ingin berkarir terlebih dahulu ucapnya saat itu, maka jadilah mereka mengikat janji dengan pertunangan.
Tidak perlu nunggu waktu lama, kak Bella langsung diterima kerja di perusahaan yang bergengsi di daerah elit Sudirman. Dia meniti karirnya dengan baik dan selang setahun kemudian keluarga bang Doni datang lagi untuk menentukan hari pernikahan, dan hari pernikahan pun ditetapkan.
Saya masih ingat betapa bahagianya kak Bella saat itu, ia sangat bersemangat mempersiapkan hari bahagianya, gedung sudah di booking, jahit kebaya pengantin, mencetak dan memilih model undangan, bikin souvenir, pokoknya keliatan sekali kebahagiaan kak Bella saat itu
Sampai suatu saat, kira kira 2 bulan jelang hari pernikahan yang ditetapkan, kak Bella pulang kantor dengan muka yang sulit dideskripsikan. Saya pun tidak tau, apakah saat itu ia sedang senang atau sedih.. sampai akhirnya Kak Bella mulai bercerita..
Kak Bella bercerita, kalau dia kenalan sama seorang pria dikantornya, beda divisi, namanya Fairuz. Orangnya ganteng dan simpatik.. dan anehnya, sejak saat itu kak Bella selalu cerita soal Fairuz, sampai akhirnya kak Aina, yg saat itu sudah menikah menegurnya,
"ih, lo udah mau nikah, kenapa jd ngomong2in cowo lain?" Kata kak Aina

Tapi Kak Bella cuma senyum2 "gue belum pernah diperlakukan selembut ini sama cowo kak" Katanya

Saya dgn kepolosan anak smp, ngomong dgn nada bercanda
"ya udah kawin aja sama Mas Fairuz, susah amat"
Dan saat itu kak Aina noyor saya dan sebaliknya kak Bella justru menatap saya dengan muka serius, ntah apa yg dipikirkan sama kak Bella. Apakah kalimat saya itu berbekas padanya atau bagaimana saya tidak tau..
Saat itu, minggu sore, kak Bella menangis di tempat tidurnya, kenceng banget hingga kedengeran ke kamar saya yang ada disebelahnya, saya masuk ke kamarnya dan dia cerita kalau keinginannya ngebatalin pernikahan tidak disetujui oleh ortu kami. Iya, dia minta pernikahan dibatalkan.
Yg paling tidak setuju terutama mama saya, karena persiapan pernikahan sudah 90% terlaksana..

Saya tidak menyangka, ternyata kak Bella begitu serius dengan Fairuz dan seakan2 melupakan tunangannya, Bang Doni begitu saja..
Namanya masih smp, saya ga terlalu ambil pusing, saya turun kebawah (kamar saya dan kak Bella dilantai 2) menuju dapur dan mengambil segelas air untuk kak Bella dan kembali keatas untuk memberikan padanya.

"Udah tenang dulu, sholat sana." Lalu saya tinggal tanpa berpikir macam2.
Kami sekeluarga selalu makan malam bersama.

Tapi malam itu, kak Bella tidak ada di meja makan. Kak Candra lalu disuruh mama samper ke kamar atas, tapi kamar kak Bella kosong.

Akhirnya saya dan kak Candra disuruh cari disekeliling rumah, tapi hasilnya nihil. Kak Bella hilang
FYI, kak Aina sudah tidak tinggal bersama lagi karena sudah berkeluarga.

Rumah orang tua saya saat itu memang cukup besar, luas tanahnya sekitar 700m2, terdiiri dari 2 lantai, untuk ke lantai 2 ada 2 tangga, tangga yang satu khusus ke kamar ortu saya,
dan tangga yang satu menuju area kamar dilantai 2 lainnya, dan bentuk rumahnya mirip labirin jadi banyak spot tersembunyi, dan di taman belakang ada sejenis bungalow sendiri, yaitu kamar kak Candra yang terpisah dari rumah induk.
Mama saya nyuruh kak Candra telpon hp kak Bella, saat itu kak Candra sudah kuliah jadi dikasih hp, kalau saya belum dikasih karena masih smp.

Nada sambungnya berbunyi, tapi panggilan telpon itu tidak diangkat oleh kak Bella..
"Ya sudah mungkin dia mau nenangin diri dulu, biar aja dulu. Dia sudah dewasa, semoga bisa berpikir jernih" kata papa saya. papa saya tipikal papa yang sangat santai, tenang dan percaya bgt sama anak, sepanjang bukan hal hal negatif.
"Tapi mobilnya ada pa" kata kak Candra sambil nunjukin kunci mobil yang biasa dipakai kak Bella.

"Yah mungkin keluar sebentar, cari angin" kata papa saya sambil meremas halus pundak mama saya, mungkin ingin menenangkan mama saya yang saat itu air muka nya sudah berubah panik.
bertolak belakang dengan papa saya, mama saya ini ekspresif dan panikan banget orangnya.

malam itu kami makan malam tanpa suara obrolan seperti biasa, larut dalam pikiran masing2 dan ternyata tanpa kami sadari dari situlah awal mulai petaka dimulai...
Setelah makan, saya sama kak Candra nongkrong di ruang TV, main game Takken 4 waktu itu. Tau tau kak Bella berjalan dari belakang, mungkin dia masuk lewat pintu samping.

Tapi saat itu kak Bella masuk tanpa ucapkan salam, padahal itu sudah jadi kebiasaan kami semua dirumah.
"Walaikumsalam, dari mana kak?" Kak Candra jawab salam seolah-olah kak bella mengucap salam.

Tapi kak Bella ga jawab apa2, cuma ngeliatin kak Candra aja dgn tatapan yg menurut saya aneh, sedangkan kak Candra tatapannya sibuk ke layar tv jadi dia ga sadar akan ekspresi kak Bella.
Setelah itu kak Bella melewati kami berdua, jalan kearah tangga kamar.
Saat dia lewat ntah kenapa kecium bau kembang dan itu santer(pekat) banget sampai saya nutup hidung!

Disitu saya mulai janggal karena kak Bella walaupun cantik bukan tipe perempuan pesolek,
dia jarang sekali pakai parfum kecuali untuk acara2 tertentu dan sebagai adiknya yang sering minjem barang2nya, saya tau persis dia ga suka parfum bau kembang.

Saat saya lagi mikirin asal bau kembang yang nyengat itu, kak Candra lari buru buru nyusul kak Bella ke tangga.
Kak Candra menyusul dan narik tangan kak Bella, sampai kak Bella dan kak Candra terjatuh hampir bersamaan, dan seketika itu juga bau kembangnya hilang.

"Apaan sih lo?" Kata kak Bella dengan muka kesal

Muka kak Candra pucet, "engga, gapapa, ya udah isitirahat sana kak".
Kak Bella bangun dan naik ke atas tangga dengan cepat.

Selepas kepergian kak Bella, kak Candra menatap saya, masih dengan muka pucat dan nafas yang belum beraturan.

"Kamu liat tadi?" Tanyannya

"Liat apa?" Saya malah bingung,
"aku ga liat apa2, cuma tadi tumben amat kak Bella pake parfum udah kaya mau ngelenong, baunya nyanter banget" Kata saya.

"Nah justru itu, emang lo ga liat itu rambut kak Bella panjang sampe nyeret nyeret di tangga???" Kata kak Candra
Jujur saya ga liat, karena terlalu fokus sama bau kembang yang nyengat sampe mau muntah, jadinya saya nunduk dan ga liat kak Bella jalan.

"Ya udah lah, tidur sana, udah malem, sekolah lo" kata kak Candra sambil matiin tv dan PS.
Saya nurut dan naik ke atas tanpa beban. Kalo ada yang tanya kenapa saya ga takut saat itu, saya dan kak Candra udah terlalu sering liat yang "seperti itu", selama ini kami mikir paling mereka iseng aja pengen menunjukkan eksistensinya dgn nampakin diri,
jadi kita cuek aja ditiap kemunculan sosok sosok itu dan nganggep yang begituan ga akan bisa nyakitin kita,

tapi ternyata kami salah, dengan seizin Allah ternyata mereka bisa berbuat jauh dari sekedar "ingin nampakin diri"
Saya naik ke atas. Kalau dilantai 2 ini, setelah tangga kamar paling pertama itu kamar kak Bella, terus ada kamar mandi yang biasa kami pakai sharing, setelah itu baru kamar saya dan bekas kamar kak Aina sebelum menikah.
dan satu kamar lagi, dulu dipakai sepupu saya yang tinggal dirumah ortu saya saat kuliah. Jalan ke kamar saya itu semacam lorong panjang dengan lebar sekitar 2,5m, pintu pintu kamar di sebelah kiri, dan sebelah kanannya itu jendela jendela besar yg menghadap taman depan rumah.
Ketika diatas, saya dengar kak Bella saya menangis di kamarhya, tapi saya pikir dia butuh waktu sendiri. Jadi saya langsung ke kamar saya..

Sesampainya di kamar, saya nyalain radio sambil ambil buku novel yang sudah setengah jalan saya baca.
Saya baca novel itu sambil tiduran dan saat itu kalau ga salah jam 21.30.

Sampai dipertengahan membaca, Tiba2 di atas loteng terdengar seperti ada orang berjalan pelan pelan dengan tapak kaki yang besar "tap.. tap.. tap.."
Ah paling kucing atau tikus, pikir saya. lalu saya lanjutin baca..

Tapi ga berapa lama, tiba2 jendela kamar saya ada yang ngetuk dengan ketukan halus..

"Siapa ya? Udah malam, jangan ganggu sana balik lagi ketempatmu" seru saya dan gangguan itu langsung hilang.
Iya saya tau itu bukan orang, dan karena saya sudah cukup bosan dengan gangguan semacam itu saya dan kak Candra sudah menganggapnya sebagai angin lalu saja dan bahkan "mereka" sering kami tegur kalau sudah menganggu kegiatan kami
Dalam hati saya, Kok tumben malem ini rame banget yg pada iseng sih? Mood membaca saya hilang. Akhirnya saya putuskan matiin lampu dan tidur..

Namun tiba2 saya tersentak bangun karena kaget setengah mati disebabkan suara ledakan kencang diatas rumah yang disusul suara teriakan!
Suara teriakan yg melengking dan berasal dari arah kamar kak Bella!

Buru buru saya lari ke kamar kak Bella karena takut dia kenapa2.. saya buka pintu kamar kakak saya dan saya kembali dibuat kaget saat mendapati kak Bella gak ada di dalam kamarnya!

Dan yg lebih buruk..
...Justru yang saya lihat adalah nenek2 yg tengah duduk di kasur kakak saya. Ia duduk membelakangi pintu, dengan rambut putih panjang tergerai.. Rambut yg panjang sekali sampai menyentuh dan tergerai di lantai... dia ketawa2 cekikikan sambil sesekali bersenandung entah lagu apa.
Saya reflek ambil sendal indoor kakak yang ada depan pintu kamar. saya baca surt al-ikhlas lalu saya timpuk itu kepala nenek nenek, seketika dia nengok..

Hidungnya bengkok, bibirnya sobek sampai telinga, matanya merah dan mendelik. Dia bangun dari duduk dan jalan ke arah saya.
"Waaaah!!!!... biasanya ditimpuk udah kabur.. ini kok malah nyamperin??!!" Saya panik.

Saat itu saya sadar.. ini setannya "big deal" dan bukan tipe yg biasa saya hadapi..

Saya langsung kabur dan teriak manggil orang tua saya..
Masalahnya, rumah sebesar itu untuk ngumpulin orang itu ga gampang, udah nyampe bawah, kayanya ga ada yang sadar sama teriakan saya.

Akhirnya saya lari ke kamar orang tua saya, buka pintunya dan langsung loncat ketempat tidur nyempil diantara ortu saya yang lagi tidur..
Orang tua saya kaget dan tanya kenapa saya ngos2an gitu, lalu saya cerita semua..

Tapi, ga lama dari lantai atas ada suara kak Bella manggil saya
"dek?.. dimana lo? Kurang ajar lo nimpuk gue.."

Papa, mama dan saya liat2an "itu Bella kan? Kamu nimpuk dia apa nimpuk nenek2?"
"Nenek2 pa!! ya Allah beneran pa!!" kata saya berusaha meyakinkan papa.

"Ya udah ayok ke atas liat itu siapa" kata papa saya.

Kami bertiga keluar kamar dan disitu udah ada kak Bella berdiri dengan muka marah sambil nenteng sendal yang saya pake buat nimpuk nenek nenek tadi.
"Kurang ajar lo dek, gue lagi tidur enak2 kenapa lo timpuk sendal?" Tanya kak Bella marah.

"Aku ga nimpuk kakak, tadi aku nimpuk nenek nenek!" jawab saya membela diri.

"Apaan sih, ngigo lo, gue sendirian! Nenek nenek dari hongkong" katanya kesal.
Lalu kak Candra masuk dari pintu belakang (kamar dia kepisah dibungalow sendiri di taman belakang), tapi pas dia liat kak Bella, ekspresinya terlihat kaget dan reflek nunduk memalingkan pandangannya, tapi kak Candra diam aja ga ngomong apa apa...
"Udah gue tidur lagi, besok kerja, ngeselin lo dek" ujar kak Bella sambil jalan balik ke kamarnya..

dan saat dia balik badan, kembali kecium bau kembang, tapi ga separah sebelumnya dan hilang saat dia udah sampe di tangga atas.
"Ma, pa.. itu siapa nenek nenek?" Kata kak Candra bicara pasca kak Bella naik.

"Nenek2 mana? Itu kan Bella!" kata mama

"Kak Bella apaan?? itu nenek nenek Ma!! Rambutnya panjang!" Kata kak Candra bersikukuh.
Mama dan Papa saling melihat satu sama lain. Apa yang kak Candra ucapkan persis dengan apa yang saya sebelumnya bilang. Dan kedua orang tua kami tau bahwa kedua anaknya ini mampu melihat hal seperti itu.

Papa lantas naik keatas dan segera menyusul kak Bella ke kamarnya
Ketika sampai di kamar kak Bella, Papa mendapati kak Bella sudah tidur diatas kasurnya, tapi ntah gimana dan darimana.. di lantai kamar kan Bella ada banyak rambut putih panjang yang rontok dan berserakan..

--
Part 1 "Hari Bahagia" End.
Bersambung Part 2 "Pribadi yang Berbeda"
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with mwv.mystic

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!