Putu diam sejenak, "iya denger, ada yang baru lahiran emang ya?"
"Ooh.. mungkin tetangga kali ya?" Saya menyimpulkan, walaupun saya kemarin yakin asal suara dari sekitar areal cuci jemur.
Suara tangis bayi itu terus terdengar sepanjang malam, sampai akhirnya kami memutuskan untuk tidur dengan tetap diselingi tangisan itu.
Saya tidur dilantai beralas karpet dan bed cover, dan Putu tidur di atas kasur. Saat saya tidur, suara bayi itu terus terdengar, mungkin si bayi lagi sakit, sampai nangis semalamam, pikir saya, lalu saya perlahan terlelap.
Tok tok tok..
"Siapa kira2 pagi pagi buta gini ketok ketok kamar?" Kata saya dalam hati dengan mata sedikit dipaksa terbuka karena masih ngantuk.
Lebih jelasnya, tangisan ini terdengar persis berada di depan kamar saya..
"siapa??.." Sahut saya.
Tapi tidak ada suara jawaban, justru pintu saya kembali diketuk ketuk seperti tidak memperdulikan pertanyaan saya.
"Ealah ngajak kenalan toh, perasaan kemarin "sepi" banget nih kosan", pikir saya.
Saya kembali mengintip lewat jendela... dan kosong. ga ada siapa-siapa di depan kamar saya.
Saya paksa mata saya untuk merem, sambil mulut saya komat kamit baca surat al-fatihah dan 3 surat Qul berulang ulang.
Sepanjang sisa malam saya terus memegang gesper, kalau sampai mereka nongol, bakal saya sabet, gitu pikir saya.
Ardi dan aris ini temenan dari SMP, mereka berdua berasal dari Magelang, Ardi satu fakultas dengan saya dan sering sekelas, sedangkan Aris anak fakultas tetangga.
"Put.. put.. Ardi sama Aris di burjo depan, lo mau ikutan sarapan ga?" Saya coba membangunkan putu.
"Heh..?? Iya.. iya.. gue ikut.. bentar gue meremin mata 5 menit lagi" putu menjawab dengan mata masih merem.
Jujur saya agak stress sama keadaan kamar mandi kostan ini, lantai, dinding, serta baknya hitam.
Keluar kamar mandi, saya lihat tetangga saya lagi melepas cowonya pulang, kami bertemu mata dan saya melempar senyum serta menegur mengajak kenalan.
Dia membalas senyum saya, "oh iya mba, aku Lela." Jawabnya dengan logat Jawa yg masih kental.
Untuk ukuran cewe, si Putu ini rada pelor dan kebo juga, dia bisa tidur kapan aja, dimana aja dan dengan posisi apapun.
Saya dan Putu duduk dan memesan menu yang sama.
"Ya ganti baju dulu nduukkk.. cah ayu.." Aris menoyor kepala saya.
"Eh.. eh.. semalem tuh bayi berenti nangis jam berapa ya?" Tiba-tiba putu membuka pembicaraan soal semalam.
"Bayi apa?" Tanya Aris penasaran.
"Semalem tuh kedengaran suara bayi nangis kenceng banget, ga berenti-berenti. Kayanya bayi tetangga deh, sakit kali ya?" Putu menjelaskan ke Aris.
"Iya lah. jelas banget" jawab putu.
"Salah denger kali kamu, rumah sebelah kanan kosan ini kan bangunan tua udah rusak, belakangnya kebun, bisa keliatan halaman belakangnya karena bangunannya mau runtuh." Ujar Aris dgn wajah bingung.
Putu terlihat bingung, "masa sih? Kali aja tetangga sebelah kiri." Kata Putu mencari kemungkinan logis.
"Kejauhan put, kan ada rumah pak Yanto juga, itu suaranya jelas kan?" Akhirnya ardi buka suara.
"Mmm.. semalem sebenernya ada yang ngetok-ngetok kamar sekitar jam 3an put" Giliran saya buka suara.
"Ga heran kalau kamu ga denger put." Aris ngeledek Putu yg super kebo ini sambil ketawa.
"Eh, please deh. Gue ga kebo, gue cuma tidur lebih pules dari lo pada dan itu beda" putu ngeles karena dia paham arah ledekannya kemana.
Putu melempar potongan kerupuk ke muka Ardi dengan kesal dan kami ketawa puas.
"Eh, terus piye va? Siapa yang ngetok?" Tanya Aris balik ke topik.
"Ga ada yang ngetok, aku ngintip kosong." Jawab saya.
"Ya kosong, berapa kali ya dia ngetok, 2 apa 3 kali gitu, tiap kali dia ngetok aku tanya siapa dia ga ada jawaban, cuma ada tangisan bayi, makin lama makin kenceng dan makin banyak, suara bayinya persis depan pintu kamar..
"Laah.. terus gimana? Horor dong??, lo mau pindah lagi va?" Tanya putu.
"Ya engga lah put, udah bayar 3 bulan nih.. sayang tau duitnya, insya Allah aku baik-baik aja"
"Aduh.. kamu so sweet bgt sih ris." Ledek saya sambil melempar tisue ke jidatnya.
"Ada, tapi aku mau beli pembersih kamar mandi dulu, geli bgt aku liat kamar mandinya." Jawab saya.
"Yo wis, kamu beli sama Putu ke Mirota, aku sama Aris nanti yg pasang2in" kata Ardi.
"aduuh.. makasih ya man teman.. makan siang mau nasi telor apa nasi wader? Hihihihi" Canda saya.
"asli Va, gue aja yg tinggal di rumah barangnya ga sebanyak ini. Parah lo" kata Dika meledek barang saya yang emang terbilang banyak untuk ukuran anak rantau saat itu. Saya hanya cengar cengir saja disebut begitu.
Tapi ga berapa lama, Deni kembali dengan muka pucat,
"ASU!!! itu kamar mandi kenapa darah semua isinya!!!??" Kata Deni sambil mengumpat dan dari wajahnya terlihat sangat shock.
Tapi saat kami liat, ga ada apa-apa, kondisinya masih sama dengan yang terakhir saya liat, hanya saja bercak merah kecoklatan yg gabisa dihilangkan itu makin kelihatan jelas.
"terus kamu urung ngising?" Tanya Ardi ke Deni.
"Urung" kata deni, "ilang feeling, tadi pas buka pintu itu lantai ada kubangan darah. Serius ga boong cuy!!" Kata Deni lagi.
"Halah.. minggir... minggir.. ga takut gue" kata Deni mengusir kami dari kamar mandi.
"va, kamu kalau tutup pintu jangan lupa baca Qulhu (surah al ikhlas) ya." Kata Ardi sebelum masuk kamar.
"Ngopo toh di? aku belum liat yang aneh-aneh sih", karena memang saya ga merasakan apa² di kosan ini.
"eh beneran ada darah??" Putu langsung menyambut kami dengan pertanyaan itu.
"Halah, Deni, semalem kelamaan main komputer tuh di rumah gue, jadi sekrupnya belum nyambung" kata Dika disusul tawa kami semua.
Siang itu kami melanjutkan berberes, lalu kami keluar mencari makan siang.
Saya untuk pertama kalinya akan tidur sendirian malam ini, benar2 sendirian, tanpa Putu..
Dia menyapa saya dan kami sama-sama berjalan menuju kamar. Kemudian saya dan Lela masuk ke kamar masing-masing, pintu kamar saya buka biar ada angin semilir masuk.
Muka lela pucat, terlihat dia mengatur napasnya dan tiba-tiba dia menangis, disela tangisnya ia berkata, "itu.. itu.. dia datang lagi.." dan Lela langsung masuk kamar dan menutup pintu.
Karena ga paham maksud Lela dan dia juga mengunci kamar yg menandakan dia ga mau diganggu,saya masuk ke kamar dan kembali menyusun barang2 kecil saya.
Saya menyalakan lampu kamar dan keluar dari kamar untuk menyalakan lampu pelataran kosan.
Saat itu saya bertemu cowoknya Lela, dia menyapa saya dgn anggukan kepala yg saya balas senyuman.
"siapa?" Tanya saya lagi sama seperti malam itu.
"Permisi mba, boleh bicara?" Sahut suara dari luar.
"Sebentaaar" Jawab saya berbenah sebentar. Lalu saya membuka pintu dan di depan kamar saya berdiri cowonya Lela,
"Ya? kenapa mas?" Tanya saya.
"Ooh Iya, gimana mas?" Tanya saya lagi mengenai apa yg mau dibicarakan oleh Andi ini kepada saya.
"Iya mas, karena kotor banget. Saya paling ga betah kalau kamar mandi kotor, ga enak dipake buat bersih-bersihnya." Jawab saya.
"Kalau bisa, lain kali tidak perlu lah dibersihkan mba..." kata Andi.
Kemudian dengan nada suara yg agak diperankan, Andi bilang..
"pokoknya jangan mba, kalau dibersihkan, nanti dia datang lagi"
"Dia? Dia Siapa?"
"Selamat Datang"
-End-
Next Part 3
"Pertanyaan"
Besok jam 19.30 wib