My Authors
Read all threads
Part 2 #mwv_TerorKotaPelajar

"Selamat Datang"
Based On True Story

a thread
Sayup sayup terdengar suara tangis bayi, suaranya makin lama makin jelas. "Eh, tuh lo denger ada suara bayi ga?" Tanya saya ke Putu, sejenak menghentikan kegiatan.

Putu diam sejenak, "iya denger, ada yang baru lahiran emang ya?"
"Kayanya gitu, kata pak Yanto emang suka nangis, tapi selama siang tadi kayanya ga kedengeran suaranya ya?" Ujar saya yg beranggapan suara itu berasal dari kerabat pak Yanto atau bahkan cucunya.
"Eh, pak Yanto kan tinggal sendiri va. tadi siang gue sama aris ke rumah dia buat anter kardus bekas, soalnya tadi dia minta, dan kayanya dia tinggal sendiri deh, lagian di tempat jemuran ga ada cucian bayi baru dijemur tau,--
--kan biasanya kalau punya bayi, siang2 tuh baju bayi dijemur." Kata putu menjelaskan.

"Ooh.. mungkin tetangga kali ya?" Saya menyimpulkan, walaupun saya kemarin yakin asal suara dari sekitar areal cuci jemur.
Saya dan putu kembali meneruskan kegiatan beberes dan akhirnya selesai juga di jam 1 dini.

Suara tangis bayi itu terus terdengar sepanjang malam, sampai akhirnya kami memutuskan untuk tidur dengan tetap diselingi tangisan itu.
Saya menyalakan lampu tidur dan mematikan lampu utama.

Saya tidur dilantai beralas karpet dan bed cover, dan Putu tidur di atas kasur. Saat saya tidur, suara bayi itu terus terdengar, mungkin si bayi lagi sakit, sampai nangis semalamam, pikir saya, lalu saya perlahan terlelap.
Saat saya sudah terlelap selama beberapa lama, tiba2 terdengar suara ketokan dipintu kamar saya,

Tok tok tok..

"Siapa kira2 pagi pagi buta gini ketok ketok kamar?" Kata saya dalam hati dengan mata sedikit dipaksa terbuka karena masih ngantuk.
Saya lihat Putu masih terlelap tidur, lalu saya lihat jam di hp masih menunjukan jam 3 pagi. Diluar, suara tangisan bayi masih terdengar bahkan sepertinya makin jelas dan kini tangisannya lebih dari satu.

Lebih jelasnya, tangisan ini terdengar persis berada di depan kamar saya..
Pintu kamar saya sekali lagi diketuk, yang seketika memaksa saya beranjak bangun

"siapa??.." Sahut saya.

Tapi tidak ada suara jawaban, justru pintu saya kembali diketuk ketuk seperti tidak memperdulikan pertanyaan saya.
Saya mengintip dari jendela kamar yang terletak disebelah pintu, saat saya menyibak jendela sedikit, saya tidak melihat siapa pun didepan kamar saya.

"Ealah ngajak kenalan toh, perasaan kemarin "sepi" banget nih kosan", pikir saya.
Saya membalikan badan bermaksud kembali ke spot tidur saya, namun baru saya mau melangkah kearah tempat saya tidur, dari belakang terdengar lagi ketukan lebih keras dari yang pertama.. Dan kali ini diiringi suara isakan tangisan bayi, yang makin banyak dan makin jelas..
Saya lirik putu, dia masih tidur dengan pulas, saya ga tega bangunin dia, pasti capek banget habis bantu pindahan.

Saya kembali mengintip lewat jendela... dan kosong. ga ada siapa-siapa di depan kamar saya.
Akhirnya saya putuskan kembali lagi ke spot tidur saya dan ga mau menggubris ajakan "kenalan" dari mereka, saya capek dan lagi ga mood sama yang horor horor.

Saya paksa mata saya untuk merem, sambil mulut saya komat kamit baca surat al-fatihah dan 3 surat Qul berulang ulang.
Sesekali, suara ketukan masih terdengar ditambah suara si bayi2 rewel juga masih bersahut2an mengakibatkan saya tidak bisa tidur.

Sepanjang sisa malam saya terus memegang gesper, kalau sampai mereka nongol, bakal saya sabet, gitu pikir saya.
tapi untungnya mereka ga nongol sampai azan subuh berkumandang dan alhasil saya sukses ga tidur sampe azan subuh berkumandang.
Saya sholat dan memainkan laptop sambil utak atik halaman jualan saya di multiply. Putu masih terlelap, oh iya putu ini walaupun sama2 domisili asal jakarta, dia asli Bali dan beragama hindu ya, jadi saya ga bangunkan dia untuk sholat.
Jam 6 lewat, ada sms masuk dr Ardi, "aku ning burjo depan kosmu karo aris" (Aku di burjo depan kosku sama Aris)

Ardi dan aris ini temenan dari SMP, mereka berdua berasal dari Magelang, Ardi satu fakultas dengan saya dan sering sekelas, sedangkan Aris anak fakultas tetangga.
Bisa dibilang, mereka itu paket lengkap kemana2 selalu berdua.

"Put.. put.. Ardi sama Aris di burjo depan, lo mau ikutan sarapan ga?" Saya coba membangunkan putu.

"Heh..?? Iya.. iya.. gue ikut.. bentar gue meremin mata 5 menit lagi" putu menjawab dengan mata masih merem.
"Gue sikat gigi sama cuci muka dulu, gue balik lo udah harus melek loh ya." kata saya sambil bergegas keluar kamar dan membawa peralatan mandi ke kamar mandi.

Jujur saya agak stress sama keadaan kamar mandi kostan ini, lantai, dinding, serta baknya hitam.
Ini bakal PR bget buat ngebersihinnya, untung airnya masih bersih, jadi saya cuci muka dan gosok gigi langsung dari keran.

Keluar kamar mandi, saya lihat tetangga saya lagi melepas cowonya pulang, kami bertemu mata dan saya melempar senyum serta menegur mengajak kenalan.
"Hallo mba, aku eva, penghuni baru kosan" sapa saya.

Dia membalas senyum saya, "oh iya mba, aku Lela." Jawabnya dengan logat Jawa yg masih kental.
Saya berbasa basi sebentar dengan Lela, kepada saya dia mengaku sebagai mahasiswi semester akhir di salah satu universitas swasta di Yogyakarta, dan ia asli dari Magetan, ia sudah tinggal dikosan ini lebih dari 1 tahun.
Lela juga menjelaskan penghuni yang satu lagi, posisi kamarnya paling dekat dengan pintu keluar, namanya Tika, sudah lulus dari salah satu univ swasta di Yogyakarta, tapi tidak berniat pulang ke asalnya di Lampung karena cowonya masih jadi mahasiswa abadi di kampusnya,
Tika sangat jarang tidur di kosan ini, ia lebih sering di kosan cowonya, kamarnya disini hanya dijadikan domisili jadi-jadian kalau orang tuanya nengokin Tika ke Yogyakarta.
Selesai berbasa basi, saya masuk kembali ke kamar, dan disitu saya sadar ternyata memang dunia ini penuh macam-macam orang ya, saya ga mau menghakimi tetangga baru saya salah, karena apalah saya cuma manusia yang ga luput dari salah dan dosa juga,
hanya saja, mereka berbeda sekali dari orang-orang yang biasa saya temuin di kehidupan saya dan cara berpikir serta hidup mereka agak berbeda dari norma yang umumnya berlaku di Indonesia. Jadi buat saya, ini semacam shock cultures, bahwa diluar sana ada kehidupan yg demikian.
Ketika masuk kamar, Putu masih tergeletak tidur. Saya coba membangunkan Putu dan dengan sedikit ancaman bakal ditinggal, untunglah akhirnya putu bangun juga.

Untuk ukuran cewe, si Putu ini rada pelor dan kebo juga, dia bisa tidur kapan aja, dimana aja dan dengan posisi apapun.
Setelah Putu membersihkan diri, kami berjalan ke burjo, kami melihat Ardi dan Aris lagi menikmati mie tektek telor dan teh manis anget.

Saya dan Putu duduk dan memesan menu yang sama.

"Ya ganti baju dulu nduukkk.. cah ayu.." Aris menoyor kepala saya.
"Ya mau ngapain juga rapi-rapi, yang diliat kalian berdua juga." Jawab saya sambil menyeruput teh manis anget.

"Eh.. eh.. semalem tuh bayi berenti nangis jam berapa ya?" Tiba-tiba putu membuka pembicaraan soal semalam.

"Bayi apa?" Tanya Aris penasaran.
Saya melirik ardi, menimang-nimang perlu menceritakan apa ga kejadian ketukan pintu dan tangisan bayi non stop semalam.

"Semalem tuh kedengaran suara bayi nangis kenceng banget, ga berenti-berenti. Kayanya bayi tetangga deh, sakit kali ya?" Putu menjelaskan ke Aris.
"Kedengeran dari kamar Eva?" Tanya Aris.

"Iya lah. jelas banget" jawab putu.

"Salah denger kali kamu, rumah sebelah kanan kosan ini kan bangunan tua udah rusak, belakangnya kebun, bisa keliatan halaman belakangnya karena bangunannya mau runtuh." Ujar Aris dgn wajah bingung.
Saya melihat kearah Ardi, tapi dia masih asik dengan mie tekteknya.

Putu terlihat bingung, "masa sih? Kali aja tetangga sebelah kiri." Kata Putu mencari kemungkinan logis.

"Kejauhan put, kan ada rumah pak Yanto juga, itu suaranya jelas kan?" Akhirnya ardi buka suara.
Putu diam, dia mengaduk2 isi piringnya, dia udah cukup sering denger cerita2 horor selama berteman dengan saya dan Ardi, tapi mungkin baru kali ini dia ngerasain langsung.

"Mmm.. semalem sebenernya ada yang ngetok-ngetok kamar sekitar jam 3an put" Giliran saya buka suara.
"Hah? Serius? Kok gue ga denger??" Tanya putu.

"Ga heran kalau kamu ga denger put." Aris ngeledek Putu yg super kebo ini sambil ketawa.

"Eh, please deh. Gue ga kebo, gue cuma tidur lebih pules dari lo pada dan itu beda" putu ngeles karena dia paham arah ledekannya kemana.
"Yeah, right.." Ardi mencibir Putu yang berusaha ngeles.

Putu melempar potongan kerupuk ke muka Ardi dengan kesal dan kami ketawa puas.

"Eh, terus piye va? Siapa yang ngetok?" Tanya Aris balik ke topik.

"Ga ada yang ngetok, aku ngintip kosong." Jawab saya.
"Iihh.. kosong gimana sih??" Putu membelalakan matanya.

"Ya kosong, berapa kali ya dia ngetok, 2 apa 3 kali gitu, tiap kali dia ngetok aku tanya siapa dia ga ada jawaban, cuma ada tangisan bayi, makin lama makin kenceng dan makin banyak, suara bayinya persis depan pintu kamar..
...aku coba ngintip dijendela dan ga ada siapa-siapa atau apa-apa tuh." Saya menjelaskan kejadian semalam.

"Laah.. terus gimana? Horor dong??, lo mau pindah lagi va?" Tanya putu.

"Ya engga lah put, udah bayar 3 bulan nih.. sayang tau duitnya, insya Allah aku baik-baik aja"
Saya menjawab dgn tegas, ya kalau masih ketok-ketok dan nangis-nangis sih belum seberapa ketimbang kejadian kak Bellab yang membuat saya hampir kehilangan kakak dan ibu saya, bukan takabur, tapi saya sangat percaya sama kekuatan dan perlindungan Allah.
"Ya, kalau ada apa-apa kasih tau aja ya va." Kata Aris.

"Aduh.. kamu so sweet bgt sih ris." Ledek saya sambil melempar tisue ke jidatnya.
"Ada yang perlu dipasang-pasang lagi ga?" Tanya Ardi.

"Ada, tapi aku mau beli pembersih kamar mandi dulu, geli bgt aku liat kamar mandinya." Jawab saya.

"Yo wis, kamu beli sama Putu ke Mirota, aku sama Aris nanti yg pasang2in" kata Ardi.
Setelah membayar makanan, kami kembali ke kamar kost saya, saya menunjukan apa aja yg perlu dipasang, lalu saya dan putu naik motor belanja alat tempur untuk bersih bersih kamar mandi.
Saat kami balik, sudah ada Deni dan Dika yg ikut membantu dan tengah memasang rak gantung. Setelah menyapa keduanya, saya segera membersihkan kamar mandi, rasanya ga tega ama badan kalau mandi dikamar mandi sekotor itu.
Setelah setengah jam berjibaku membersihkan kamar mandi, akhirnya kamar mandi jadi cukup bersih dan layak buat dipakai mandi, tapi saya menemukan satu noda yang susah banget dibersihkan. Dihampir seluruh lantai kamar mandi ada semacam noda cipratan berwarna merah kecoklatan.
saya sudah coba siram dgn cairan pembersih dan digosok berkali-kali tetapi noda ini tetap ga hilang dan malah warnanya makin lama makin jelas, karena ga mau ambil pusing, saya simpulkan ini memang motif ubinnya.
Setelah membersihkan kamar mandi, saya mandi dan kembali ke kamar, semua perkakas sudah tertata rapi, temen-temen saya emang the best,

"aduuh.. makasih ya man teman.. makan siang mau nasi telor apa nasi wader? Hihihihi" Canda saya.
"Halah" Dika menoyor kepala saya pelan.

"asli Va, gue aja yg tinggal di rumah barangnya ga sebanyak ini. Parah lo" kata Dika meledek barang saya yang emang terbilang banyak untuk ukuran anak rantau saat itu. Saya hanya cengar cengir saja disebut begitu.
"Eh Va, gue numpang kamar mandi ya" Kata Deni sambil berlalu keluar kamar.

Tapi ga berapa lama, Deni kembali dengan muka pucat,

"ASU!!! itu kamar mandi kenapa darah semua isinya!!!??" Kata Deni sambil mengumpat dan dari wajahnya terlihat sangat shock.
"Hah?? Darah??" Saya dan Ardi langsung lari menuju kamar mandi.

Tapi saat kami liat, ga ada apa-apa, kondisinya masih sama dengan yang terakhir saya liat, hanya saja bercak merah kecoklatan yg gabisa dihilangkan itu makin kelihatan jelas.
"Woh, sini deni siang-siang ngelindur." Ardi ngedumel,

"terus kamu urung ngising?" Tanya Ardi ke Deni.

"Urung" kata deni, "ilang feeling, tadi pas buka pintu itu lantai ada kubangan darah. Serius ga boong cuy!!" Kata Deni lagi.
"Mana? Ini Ga ada apa-apa, atau mau ku temenin po?" Ardi meledek Deni.

"Halah.. minggir... minggir.. ga takut gue" kata Deni mengusir kami dari kamar mandi.
Deni lalu masuk kamar mandi, sementara saya dan Ardi kembali ke kamar

"va, kamu kalau tutup pintu jangan lupa baca Qulhu (surah al ikhlas) ya." Kata Ardi sebelum masuk kamar.

"Ngopo toh di? aku belum liat yang aneh-aneh sih", karena memang saya ga merasakan apa² di kosan ini.
"Aku juga belum ngerasain apa-apa, tapi ga enak aja perasaan, kayanya terlalu kosong va disini." Jelas Ardi. Tanpa penjelasan tambahan dari Ardi, kami kemudian masuk kamar,

"eh beneran ada darah??" Putu langsung menyambut kami dengan pertanyaan itu.
"Ga ada, Deni ngelindur" jawab Ardi terkekeh.

"Halah, Deni, semalem kelamaan main komputer tuh di rumah gue, jadi sekrupnya belum nyambung" kata Dika disusul tawa kami semua.

Siang itu kami melanjutkan berberes, lalu kami keluar mencari makan siang.
Menjelang sore, saya mengantar putu ke kosannya dan teman-teman saya yang lain juga kembali ke tempat masing. Tidak lupa saya berterima kasih atas bantuan mereka semua.

Saya untuk pertama kalinya akan tidur sendirian malam ini, benar2 sendirian, tanpa Putu..
Saat balik kosan, saya ketemu Lela di parkiran motor yang sepertinya juga baru sampai dari luar.

Dia menyapa saya dan kami sama-sama berjalan menuju kamar. Kemudian saya dan Lela masuk ke kamar masing-masing, pintu kamar saya buka biar ada angin semilir masuk.
Saya menyalakan laptop dan kembali asik mengutak atik account multiply saya, lalu sekilas saya lihat Lela melewati kamar saya menuju kamar mandi.. dan tiba-tiba ada teriakan dari kamar mandi dan Lela kemudian terlihat lari terbirit-birit.
"Kenapa mba???" Saya keluar kamar dan samperin Lela.

Muka lela pucat, terlihat dia mengatur napasnya dan tiba-tiba dia menangis, disela tangisnya ia berkata, "itu.. itu.. dia datang lagi.." dan Lela langsung masuk kamar dan menutup pintu.
Hah? Siapa yang datang lagi? Ada masalah apa sama kamar mandi? Saya ga sempat bertanya karena Lela langsung pergi.

Karena ga paham maksud Lela dan dia juga mengunci kamar yg menandakan dia ga mau diganggu,saya masuk ke kamar dan kembali menyusun barang2 kecil saya.
Ntah berapa lama saya sibuk menyusun barang, dan tanpa terasa langit sudah mulai gelap.

Saya menyalakan lampu kamar dan keluar dari kamar untuk menyalakan lampu pelataran kosan.

Saat itu saya bertemu cowoknya Lela, dia menyapa saya dgn anggukan kepala yg saya balas senyuman.
Dia lalu mengetuk pintu kamar Lela, terdengar suara kunci pintu yang dibuka, dan ia kemudian masuk ke kamar Lela dan saya pun juga masuk ke kamar saya dan menutup pintu.
Saya kemudian bersiap-siap untuk mandi sore, sampai tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu kamar saya,

"siapa?" Tanya saya lagi sama seperti malam itu.

"Permisi mba, boleh bicara?" Sahut suara dari luar.
Suara itu suara laki2, bukan suara teman teman cowok saya dan juga bukan suara pak Yanto.

"Sebentaaar" Jawab saya berbenah sebentar. Lalu saya membuka pintu dan di depan kamar saya berdiri cowonya Lela,

"Ya? kenapa mas?" Tanya saya.
"Maaf, mba Eva kan? saya Andi, pacarnya Lela." Dia memperkenalkan diri dengan logat khas orang daerah Indonesia bagian timur.

"Ooh Iya, gimana mas?" Tanya saya lagi mengenai apa yg mau dibicarakan oleh Andi ini kepada saya.
"Maaf, mba Eva yang bersihin kamar mandi ya?" Tanya Andi.

"Iya mas, karena kotor banget. Saya paling ga betah kalau kamar mandi kotor,  ga enak dipake buat bersih-bersihnya." Jawab saya.

"Kalau bisa, lain kali tidak perlu lah dibersihkan mba..." kata Andi.
"Loh Emang kenapa?" Tanya saya bingung, karena lucu aja kosan cewek kamar mandinya kotornya ngalahin MCK dibantaran kali Jakarta, udah gitu malah ga boleh dibersihin pula.
Andi terlihat ragu-ragu, dia diam beberapa saat wajahnya terlihat berfikir sambil matanya seakan cemas melihat ke sekeliling kosan itu

Kemudian dengan nada suara yg agak diperankan, Andi bilang..
"pokoknya jangan mba, kalau dibersihkan, nanti dia datang lagi"

"Dia? Dia Siapa?"
Part 2
"Selamat Datang"
-End-

Next Part 3
"Pertanyaan"
Besok jam 19.30 wib
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with mwv.mystic

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!