1000 retweet dan 1000 like di banner part 5 diatas, gw post 2 Part malam ini berturut turut
Rasanya kaki saya masih lemas dan saat saya teringan sosok mba cantik berdarah itu saya langsung merasakan mual dan berlari ke kamar mandi, saya muntah, sosok mba cantik itu benar-benar mengenaskan.. Ditambah bau anyir yg ia keluarkan.
Saya menggeleng, "saya ikut aa aja ya, ke burjo"
"Iya ayo teh, mangga" Lalu aa burjo mengikuti saya dari belakang, mungkin takut saya pingsan lagi.
"Teh duduk teh, saya buatin teh manis anget." Kata si aa burjo yang menemukan saya, lalu dia menjelaskan situasinya ke rekannya.
"suwun ya a". saya menyeruput pelan2, berharap bisa menenangkan pikiran saya. jujur saya bukan takut, tapi penampakan si mba cantik itu deskripsinya lebih kearah disturbing, memualkan. Saya ambil hp dari tas dan yg kepikiran cuma hubungin Aris.
"yo va, piye?"
"Wis turu?" Tanya saya
"Urung, ini sama Ardi Tasya di warnet, nemenin Tasya nginep diwarnet, dia kemaleman jadi dikunciin pintu kosan. Kamu dah pulang dari gawean?" Tanya Aris.
"Sendirian?" Tanya aris.
"Iya." Jawab saya.
"Ga istirahat? Ga capek kamu?" Aris tanya lagi
"Pengennya ris, tapi lagi ga bisa." Jawab saya.
"Yaudah aku kesana ya, daripada disini jadi obat nyamuk." Ujar aris dan langsung mematikan telpon.
"Cepet nyampe ris, warnet mana?" Tanya saya.
"Itu yang depan hotel vidi yang di pogung." Jawab Aris.
"Belum ris." Jawab saya singkat.
Aris menatap saya curiga, "ada apa va?"
Saya menghela nafas panjang..
"Terus piye va? Kamu keliatan capek banget." Ujar aris sambil menatap saya dengan khawatir.
"Mau tidur warnet?" Aris mencoba memberikan solusi dan saya menggeleng, sayang uangnya.
"Mau nginep tempat putu?" Aris memberikan solusi lain.
"Mau nginep kosanku?" Makin lama solusinya makin gajelas,jelas saya tolak. Walau kosan aris bebas, tapi risih lah nginep kos cowo
"Kan ga mungkin kamu tidur di burjo va. Gini deh kamu ganti baju sama bersih-bersih dulu, aku temenin. Nanti kita ke warnet aja, kita patungan." Kata Aris akhirnya memutuskan sepihak.
"Kalau aku bayarin, ga mungkin kamu mau kan? Terus ga mungkin juga kamu sendirian nginep di warnet kan, tau sendiri kalau malem isinya warnet suka rada-rada." Aris menjelaskan.
Didepan pintu pagar areal kosan, saya agak ragu-ragu, lampu pelataran masih menyala, jadi suasana ga semencekam tadi. Aris membuka pintu pagar dan menarik saya masuk.
Saya buru-baru masuk kamar, mengambil baju dan perlengkapan mandi, lalu segera masuk ke kamar mandi.
Waktu saya memakai baju dan celana, mata saya menangkap pemandangan ganjil, bercak merah kecoklatan dilantai kamar mandi, terlihat berbeda..
"Kenapa va?" Tanya aris bingung melihat saya lari tunggang langgang.
Saya berusaha menenangkan diri, "itu.. banyak darah ris" saya menjawab dan menunjuk kamar mandi dengan gemetar.
"Yuk, langsung jalan aja" Ajaknya. Tapi saya baru ingat pakaian kotor dan peralatan mandi saya masih ada didalam kamar mandi.
Dikamar mandi saya tidak melihat sisa2 aliran yg seperti darah tadi, hanya pemandangan biasa yang umumnya saya lihat dikamar mandi, bercak merah kecoklatan pun bentuk dan letaknya masih sama.
Jam 6 saya diantar Aris kembali ke kosan, sebelumnya kami sarapan dulu di burjo depan.
Rupanya dia sudah tau kejadian semalam, Aris cerita ke Ardi, dan Ardi cerita ke Putu, mereka khawatir sama saya, tapi mereka tau saya keras kepala ga akan mau disuruh nginep atau pindah kosan.
"Ga ada, aku juga pengen tidur cepet, badan pegel semua rasanya di." Jawab saya.
"Iya ga apa-apa lo tidur aja, gue temenin, gue udah bawa peralatan tempur. Besok juga lo ga perlu anterin gue, gue ada kelas pagi bareng Ardi,..
Saat saya keluar kamar mandi saya lihat Ardi baru masuk pagar areal kosan.
"Dari mana di?" Tanya saya.
"Ngapain emangnya nyari pak yanto?" Saya tanya lagi.
"Ya mau tanya aja, harusnya yang paham ada apa sama kosan ini ya dia." Jawab Ardi, lalu tiba-tiba Ardi berbelok ke arah kamar sebelah lela, tempat perempuan itu berdiri semalam..
Ardi mengetuk pintu, saya sempat heran, mau ngapain ngetuk2 kamar kosong, tapi tiba2 terdengar suara dari dalam..
"ya, siapa?"
Saya melihat bingung ke arah Ardi karena saya dengan jelas mendengar suara itu juga. Tapi sepertinya Ardi tenang aja.
"saya anggap kamu paham." Ujar ardi lagi.
Lalu saya dibangunkan menjelang magrib, ternyata sudah ada dua sahabat saya lainnya, Dika dan Deni.
Menurut bapak itu kosan ini sudah berdiri lama sekitar pertengahan tahun 90an, Pak Yanto sendiri sudah jaga kosan sejak pertama kosan berdiri.
Intinya sih Ardi hanya mendapat cerita soal si penjaga kosan sama sejarah kosan,
***
Jam 9an teman² saya pulang semua kecuali Putu, saya melakukan ritual bersih-bersih dan sholat isya. Sedangkan Putu asyik dengan laptopnya, katanya lagi ngerjain tugas.
"Loh, kan lo lagi ngerjain tugas put, nyalain aja." Ujar saya.
"Santai, gue lagi rehat, lagian gue tau lo ga bisa tidur kalau terang." Kata putu.
"Halah alasan lo, bilang aja mau fs-an" putu tertawa dan saya langsung mengambil posisi tidur.
Saat saya membuka mata, ternyata badan saya tidak bisa bergerak..
tapi ada yang aneh, seharusnya yang tidur ditempat tidur itu Putu, tapi ini bukan Putu..melainkan si mbak cantik berdaster berlumuran darah kemarin..
Pandangan saya fokus pada benda yang dipeluknya, ternyata ada tangan, kaki, kepala dan berlumuran darah, itu bukan benda, itu bayi yang belum siap lahir
Ya Allah, lidah saya kelu, perut saya mual, saya berusaha membaca ayat quran yg biasa saya baca jika ada gangguan, tapi lidah saya kelu. saya menangis dengan posisi badan kaku.
Si mbak itu terus menurus mengerang..
"tolong.. sakit.."
Saya berusaha menggerakan badan, tapi ga bisa, berusaha menyebut nama Allah tapi yang keluar dari mulut saya cuma "aahh. aahh."
"Evaaaa!!" Tiba-tiba pandangan mata saya jernih, lampu kamar telah dinyalakan, dan duduk dihadapan saya putu sambil menggoncang-goncang badan saya.
"Lo kenapa?" Tanya putu bingung.
Saya terus mengatur nafas sambil terus beristigfar..
Lalu tiba2 Putu berkata..
"Ya ampun vaaa... maaf gue kekencengan pegang elo.. maaf vaaa..." Putu langsung meminta maaf saat dia melihat dilengan kanan saya ada bekas biru seperti jari mencengkram..
Yang tadi itu bukan mimpi..
"Hentikan" -End-
Part 5
"Tidak, Jangan Terulang Lagi"
Malam ini jam 20.45