My Authors
Read all threads
Part 5 #mwv_TerorKotaPelajar

"Hentikan"
Based on True Story

a thread
Targetin lagi ah~~

1000 retweet dan 1000 like di banner part 5 diatas, gw post 2 Part malam ini berturut turut
"Teh, kenapa teh?"tanya si aa burjo.

Rasanya kaki saya masih lemas dan saat saya teringan sosok mba cantik berdarah itu saya langsung merasakan mual dan berlari ke kamar mandi, saya muntah, sosok mba cantik itu benar-benar mengenaskan.. Ditambah bau anyir yg ia keluarkan.
"Teh, istirahat di kamar ya teh, nanti saya bawain teh anget." Kata si aa burjo.

Saya menggeleng, "saya ikut aa aja ya, ke burjo"

"Iya ayo teh, mangga" Lalu aa burjo mengikuti saya dari belakang, mungkin takut saya pingsan lagi.
Di burjo saat itu lagi ga banyak orang, hanya 2 orang yang duduk di meja dan di counter lagi ngobrol sama aa burjo yg satu lagi soal bola.

"Teh duduk teh, saya buatin teh manis anget." Kata si aa burjo yang menemukan saya, lalu dia menjelaskan situasinya ke rekannya.
Teh manis hangat saya datang,

"suwun  ya a". saya menyeruput pelan2, berharap bisa menenangkan pikiran saya. jujur saya bukan takut, tapi penampakan si mba cantik itu deskripsinya lebih kearah disturbing, memualkan. Saya ambil hp dari tas dan yg kepikiran cuma hubungin Aris.
Nada sambung berbunyi beberapa kali, lalu terdengar suara aris diujung sana,

"yo va, piye?"

"Wis turu?" Tanya saya

"Urung, ini sama Ardi Tasya di warnet, nemenin Tasya nginep diwarnet, dia kemaleman jadi dikunciin pintu kosan. Kamu dah pulang dari gawean?" Tanya Aris.
"Udah, lagi di burjo." Jawab saya.

"Sendirian?" Tanya aris.

"Iya." Jawab saya.

"Ga istirahat? Ga capek kamu?" Aris tanya lagi

"Pengennya ris, tapi lagi ga bisa." Jawab saya.

"Yaudah aku kesana ya, daripada disini jadi obat nyamuk." Ujar aris dan langsung mematikan telpon.
Ga berapa lama, Aris sampai, dia memesan minuman dan mengambil beberapa gorengan. Lalu duduk di depan saya.

"Cepet nyampe ris, warnet mana?" Tanya saya.

"Itu yang depan hotel vidi yang di pogung." Jawab Aris.
"lah kamu belum ganti baju? Berarti kamu belum masuk kamar?" Aris bertanya saat dia melihat saya masih pakai seragam coffee shop.

"Belum ris." Jawab saya singkat.

Aris menatap saya curiga, "ada apa va?"

Saya menghela nafas panjang..
lalu menceritakan apa yang baru saya alami, Aris mendengarkan saya dengan serius. Mungkin kalau bukan sahabat saya, dia bakal ngetawain saya sambil ngeledekin kalau saya ngelindur.

"Terus piye va? Kamu keliatan capek banget." Ujar aris sambil menatap saya dengan khawatir.
Saya mengangguk pelam, saya ga bisa bohong kalau saya capek banget, kerja double shift tiap hari itu benar-benar kuras tenaga saya.

"Mau tidur warnet?" Aris mencoba memberikan solusi dan saya menggeleng, sayang uangnya.

"Mau nginep tempat putu?" Aris memberikan solusi lain.
Saya menggeleng lagi, karena peraturan kosan putu ketat banget, ga boleh ada tamu nginep dan kalau nginep harus bayar walaupun itu orang tua sendiri.

"Mau nginep kosanku?" Makin lama solusinya makin gajelas,jelas saya tolak. Walau kosan aris bebas, tapi risih lah nginep kos cowo
"Gimana kalau nginep rumah dika?" Tanya Aris lagi secara beruntun, dan saya menggeleng lagi.

"Kan ga mungkin kamu tidur di burjo va. Gini deh kamu ganti baju sama bersih-bersih dulu, aku temenin. Nanti kita ke warnet aja, kita patungan." Kata Aris akhirnya memutuskan sepihak.
"Kok pantungan sih?, kamu mah bisa balik kosan kan." Kata saya protes.

"Kalau aku bayarin, ga mungkin kamu mau kan? Terus ga mungkin juga kamu sendirian nginep di warnet kan, tau sendiri kalau malem isinya warnet suka rada-rada." Aris menjelaskan.
Dia langsung beranjak bangun dan menarik tangan saya untuk bayar burjo dan menarik saya lagi menuju kamar saya.

Didepan pintu pagar areal kosan, saya agak ragu-ragu, lampu pelataran masih menyala, jadi suasana ga semencekam tadi. Aris membuka pintu pagar dan menarik saya masuk.
"ayuk cepet" Aris duduk di kursi yang terletak di pelataran kosan, posisinya di depan pintu ke arah areal cuci jemur. "Aku tunggu sini, kamu ganti baju sama bersih2 dulu sana."

Saya buru-baru masuk kamar, mengambil baju dan perlengkapan mandi, lalu segera masuk ke kamar mandi.
Dikamar mandi saya sikat gigi, cuci muka dan mandi bebek (mandi kilat yang dibasuh cuma titik2 tertentu aja buat ilangin gerah sama bau).

Waktu saya memakai baju dan celana, mata saya menangkap pemandangan ganjil, bercak merah kecoklatan dilantai kamar mandi, terlihat berbeda..
Seperti bukan bercak kering yang kemarin sulit sekali dibersihkan, mata saya melihatnya seperti cairan kental yang terkena air, mengalir kesaluran pembuangan air, dan lama-lama lantai kamar mandi dipenuhi cairan merah yang menyerupai darah...
Bulu kuduk saya berdiri, saya buru-buru keluar dari kamar mandi dan berlari ketempat Aris duduk.

"Kenapa va?" Tanya aris bingung melihat saya lari tunggang langgang.

Saya berusaha menenangkan diri, "itu.. banyak darah ris" saya menjawab dan menunjuk kamar mandi dengan gemetar.
Aris langsung ke kamar mandi, sepertinya dia mematikan keran kamar mandi karena suara air berhenti, lalu menutup pintu kamar mandi.

"Yuk, langsung jalan aja" Ajaknya. Tapi saya baru ingat pakaian kotor dan peralatan mandi saya masih ada didalam kamar mandi.
"Sebentar ris" saya menarik Aris ke kamar mandi, saya masih jiper untuk kesana sendiri

Dikamar mandi saya tidak melihat sisa2 aliran yg seperti darah tadi, hanya pemandangan biasa yang umumnya saya lihat dikamar mandi, bercak merah kecoklatan pun bentuk dan letaknya masih sama.
Saya buru-buru merapikan peralatan mandi dan pakaian kotor, lalu mengambil tas dan mengunci pintu. Kami langsung mencari warnet yang kubikelnya cukup luas dan cukup nyaman untuk numpang tidur.

Jam 6 saya diantar Aris kembali ke kosan, sebelumnya kami sarapan dulu di burjo depan.
Saat kembali ke kamar, sepertinya Lela belum kembali, tadinya saya mau tanya soal penampakan perempuan yang kemarin saya lihat, mungkin Lela lebih paham dari saya, karena dia tinggal dikosan ini sudah 1 tahun.
Saya bersiap2 untuk ke tempat kerja part time saya, hari ini saya dapat shift pagi jam 9 di distro dan libur di coffee shop. Jadi saya pikir lumayan, sore ini saya bisa istirahat bayar hutang tidur semalam.
Shift saya selesai jam 3 sore, dan saya langsung kembali ke kosan, rasanya badan dan mata udah ga bisa diajak kompromi. Sebelum masuk kamar, saya mampir dulu burjo untuk makan siang, kebetulan ternyata disana ada Putu, Aris dan Ardi.
"Evaaa" panggil Putu lalu memeluk saya, "gue malam ini temenin lo ya."

Rupanya dia sudah tau kejadian semalam, Aris cerita ke Ardi, dan Ardi cerita ke Putu, mereka khawatir sama saya, tapi mereka tau saya keras kepala ga akan mau disuruh nginep atau pindah kosan.
"Kamu ga ada shift malem kan?" Tanya Ardi.

"Ga ada, aku juga pengen tidur cepet, badan pegel semua rasanya di." Jawab saya.

"Iya ga apa-apa lo tidur aja, gue temenin, gue udah bawa peralatan tempur. Besok juga lo ga perlu anterin gue, gue ada kelas pagi bareng Ardi,..
...jadi besok gue bareng Ardi aja." Kata Putu sambil menepuk-nepuk tas ranselnya yang super gendut, ntah dia bawa perkakas menginap buat berapa hari.
Selesai makan, kami semua ke kamar saya, ternyata Lela belum juga balik. Saya kurang paham pola nginepnya Lela gimana, apakah ga pulang kosan berhari-hari ini biasa buat dia seperti Tika si tetangga yang ga pernah saya lihat? tapi ada terbesit rasa khawatir juga dihati saya.
Sementara yang lain ngobrol dikamar saya, saya mandi. Agak waswas juga saya masuk kamar mandi, setiap guyur air, bercak merah selalu saya perhatikan, meleleh atau ga, ternyata ga ada kejadian apa-apa, berarti yang semalam apa cuma ilusi saya?
Sebelumnya Deni waktu saya pertama kali saya pindah kesini juga sempat heboh katanya banyak darah, apa Deni juga sama-sama berhalusinasi seperti saya?

Saat saya keluar kamar mandi saya lihat Ardi baru masuk pagar areal kosan.

"Dari mana di?" Tanya saya.
"Nyari pak Yanto, tapi ga ada." Jawab Ardi.

"Ngapain emangnya nyari pak yanto?" Saya tanya lagi.

"Ya mau tanya aja, harusnya yang paham ada apa sama kosan ini ya dia." Jawab Ardi, lalu tiba-tiba Ardi berbelok ke arah kamar sebelah lela, tempat perempuan itu berdiri semalam..
Ardi berdiri agak lama di depan pintu kamar, mulutnya terlihat membaca doa, lalu dia mencoba membuka engsel pintu, tapi ternyata pintu itu terkunci.

Ardi mengetuk pintu, saya sempat heran, mau ngapain ngetuk2 kamar kosong, tapi tiba2 terdengar suara dari dalam..

"ya, siapa?"
Hah??!! Itu siapa yang menjawab??, itu kamar kosong loh dan pintu juga terkunci, tapi kok ada suara dari dalam???

Saya melihat bingung ke arah Ardi karena saya dengan jelas mendengar suara itu juga. Tapi sepertinya Ardi tenang aja.
"Saya minta kamu jangan ganggu teman saya ya. Paham?" Ujar ardi, dia menunggu beberapa lama, tidak ada jawaban, tidak ada tanda-tanda reaksi apapun dari dalam,

"saya anggap kamu paham." Ujar ardi lagi.
Lalu Ardi menarik saya kembali ke kamar, dipintu kamar saya nongol kepala Putu dan Aris yang sepertinya juga bingung sama Ardi lagi ngapain. Tapi Ardi ga menjelaskan apa-apa, mungkin dia ga mau membuat Putu yg akan menemani saya jadi takut.
Dikamar, saya ketiduran dipojokan, saking udah kecapekaannya saya pakai jurus Putu yaitu tidurlah kapanpun, dimanapun dan kondisi apapun.
Lalu saya dibangunkan menjelang magrib, ternyata sudah ada dua sahabat saya lainnya, Dika dan Deni.
Pas magrib, yg cowo-cowo pada jalan ke musholah terdekat, balik-balik mereka bawa tentengan makanan, katanya Dika yang sponsorin makan makan malam ini. Selain tentengan makanan, Ardi juga bawa "oleh-oleh" cerita soal kosan ini.
Ternyata setelah solat tadi, Ardi iseng-iseng ngobrol sama salah satu jamaah yang kelihatannya penduduk asli daerah sini.

Menurut bapak itu kosan ini sudah berdiri lama sekitar pertengahan tahun 90an, Pak Yanto sendiri sudah jaga kosan sejak pertama kosan berdiri.
Tidak ada yang tau persis siapa pemilik asli kosan, selama pembangunan pemiliknya ga pernah datang atau memperkenalkan diri. Pak yanto orangnya pendiam dan cukup tertutup, tetapi jika ada kegiatan kemasyarakatan seperti kerja bakti pasti ikut turun.
Penduduk juga kurang mengenal penghuni kosan karena sepertinya sering gonta ganti, tapi tahun lalu pernah ada anak kos yg meninggal, hanya saja penduduk sekitar tidak tau detailnya karena langsung dibawa keluarganya dan laporan dari cerita pak Yanto, anak itu meninggal krn sakit.
Tadinya kosan ini terlihat sepi dan gelap, dan baru setelah dibangun kios yg ditempati burjo jadi terlihat terang dan ada kehidupan seperti sekarang.

Intinya sih Ardi hanya mendapat cerita soal si penjaga kosan sama sejarah kosan,
tapi ga menjawab apa-apa soal misteri perempuan berdaster dan berdarah yang saya lihat kemarin.

***

Jam 9an teman² saya pulang semua kecuali Putu, saya melakukan ritual bersih-bersih dan sholat isya. Sedangkan Putu asyik dengan laptopnya, katanya lagi ngerjain tugas.
Saat saya bersiap tidur, Putu menyalakan lampu tidur dan mematikan lampu utama.
"Loh, kan lo lagi ngerjain tugas put, nyalain aja." Ujar saya.

"Santai, gue lagi rehat, lagian gue tau lo ga bisa tidur kalau terang." Kata putu.
Saya melirik layar laptopnya yg ternyata bukan menampilkan layar tugas tetapi halaman friendster.

"Halah alasan lo, bilang aja mau fs-an" putu tertawa dan saya langsung mengambil posisi tidur.
Oh iya sebelum ada yang protes kenapa saya dan Putu saat itu bisa full akses internet, tahun-tahun segitu udah ada ya modem colok yang modelnya kaya flash disc pakai jaringan gprs atau cdma, kami pakai itu selama di kamar saya.
Lalu saya tertidur dan sepertinya cukup pulas, sampai saya terbangun karena samar2 terdengar suara tangisan bayi dan hidung saya mencium bau anyir darah yang menusuk dan memuakkan.

Saat saya membuka mata, ternyata badan saya tidak bisa bergerak..
Saat itu, saya posisi miring menghadap tempat tidur tempat Putu tidur (tempat tidur kosan itu model yang dibawah, gapake dipan),

tapi ada yang aneh, seharusnya yang tidur ditempat tidur itu Putu, tapi ini bukan Putu..melainkan si mbak cantik berdaster berlumuran darah kemarin..
Dia bangun dari tidur perlahan, masih mengenakan daster yang sama, masih berlumuran darah dan masih memeluk benda yang sama..

Pandangan saya fokus pada benda yang dipeluknya, ternyata ada tangan, kaki, kepala dan berlumuran darah, itu bukan benda, itu bayi yang belum siap lahir
Dan tali yang menyambung kedalam bagian daster si mba itu adalah tali pusar bayi tadi..

Ya Allah, lidah saya kelu, perut saya mual, saya berusaha membaca ayat quran yg biasa saya baca jika ada gangguan, tapi lidah saya kelu. saya menangis dengan posisi badan kaku.
Saya dipaksa melihat sesuatu yg mengerikan ini tanpa bisa berpaling atau teriak!

Si mbak itu terus menurus mengerang..

"tolong.. sakit.."

Saya berusaha menggerakan badan, tapi ga bisa, berusaha menyebut nama Allah tapi yang keluar dari mulut saya cuma "aahh. aahh."
Perempuan itu lama2 mendekat kearah saya, dia menjulurkan tangan kirinya kearah saya. Saya terus berusaha menggerakan badan saya dan berteriak lebih kencang lagi memanggil nama Allah, tapi usaha saya sia-sia, sampai akhirnya dia berhasil menggenggam lengan kanan saya..
Saya berusaha teriak lebih kencang lagi, "aaaaaaaahhhhhhh...!!!"

"Evaaaa!!" Tiba-tiba pandangan mata saya jernih, lampu kamar telah dinyalakan, dan duduk dihadapan saya putu sambil menggoncang-goncang badan saya.
"Ya Allah.. ya Allah.. Astagfirullah.." saya berusaha menenangkan diri, sekujur badan saya basah oleh keringat. Tangan saya ga bisa berhenti gemetar, saya berusaha untuk duduk.

"Lo kenapa?" Tanya putu bingung.

Saya terus mengatur nafas sambil terus beristigfar..
Ya Allah, alhamdulillah hanya mimpi. Mungkin saya kepikiran sampai kebawa mimpi.

Lalu tiba2 Putu berkata..

"Ya ampun vaaa... maaf gue kekencengan pegang elo.. maaf vaaa..." Putu langsung meminta maaf saat dia melihat dilengan kanan saya ada bekas biru seperti jari mencengkram..
Tidak saya tau ini bukan karena putu, saya sudah hapal tanda ini, setiap saya didatangi dalam kondisi antara sadar dan mimpi pasti akan meninggalkam bekas dibadan saya, ntah dilengan, kaki, leher atau daerah badan yang lain..

Yang tadi itu bukan mimpi..
Part 4
"Hentikan" -End-

Part 5
"Tidak, Jangan Terulang Lagi"

Malam ini jam 20.45
Salah, Part 6 maksudnya
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with mwv.mystic

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!