"Aduh va, kalau bukan karena gue, karena apa dong? Tadi kan gue pegang lengan lo." Putu masih panik dan merasa bersalah.
Saat ambil wudhu saya melihat sekeliling, sepertinya tidak ada yang aneh, dan kamar Lela juga sepertinya masih kosong, belum pulang penghuninya.
"Put maaf ya, padahal lo ada kuliah, lo tidur aja lagi." Kata saya.
Putu dijemput Ardi jam setengah 8 dan mereka berjanji kesini lagi setelah jadwal kuliah selesai. Saya memutuskan mandi dan sarapan di burjo, lalu kembali tidur.
"Va, lo denger?" Putu terlihat was was dan ketakutan mendengar suara itu.
Saya beranjak bangun, lalu putu menahan saya, "mau kemana lo?" Mukanya melihatan ketakutan.
"Mau ngecek" Jawab saya datar.
"ini kayanya dr kamar sebelah deh Put, takutnya mba Lela sakit." Jawab saya.
Akhirnya Putu ikutan keluar, didepan pintu kamar Lela ada sepatu sendal yang biasa lela pakai
"aaaaarrrrggghhhhh..." suara itu terdengar lagi, dan ternyata asalanya memang dari dalam kamar Lela.
"mba Lela?? Mba?? kamu kenapa??!!" Panggil saya.
Tapi tidak ada sahutan, hanya dijawab dengan suara erangan lagi "aaaaaarrrrgggghhh!!"
"Gue buka aja pintunya kali yaa Takutnya kenapa-kenapa dia." Tanya saya pada Putu.
Lalu ga berapa lama dari debat saya dan Lela, teman2 saya yg cowo kembali dari mushola.
"Andi siapa?" Tanya deni.
"Ini cowonya mba Lela." Jawab saya, "kayanya motornya satria warna biru deh."
"Ga ada, kenapa emang?" Jawab Aris.
"aaaaarrgghh!!!"
"Oi cepetan buka pintunya, itu mah suara kesakitan bukan suara keenakan!" Kata deni lgsg menerobos kedepan pintu namun gagal karena terkunci.
Namun panggilan itu kembali dijawab dengan erangan kesakitan yang makin kencang.
"Dobrak aja apa?" Tanya Deni meminta persetujuan yang lain.
Ardi dan dika kembali bersama pak yanto yang membawa kunci cadangan.
Akhirnya Aris mengangkat tubuh Lela, lalu dibantu sama Deni.
"Kamu disini aja va, temenin. Nanti kita nyusul." Ujar Aris.
"Iya ris, minta tolong kamar dikunci ya ris." Pesan saya.
Dika mengarahkan mobil ke sebuah rumah sakit terdekat dan Lela dilarikan ke IGD.
"Sementara saya yang tanggung jawab, saya bapak kosnya" kata pak Yanto.
"Masalahnya, saya tidak pegang kontak terbaru dari keluarganya, dulu saya dikasih, tapi tadi sepanjang jalan kesini saya coba hubungi tidak bisa." Pak Yanto menjelaskan.
"Sepertinya tidak suster, mereka teman2 mba Eva dan mba Eva sendiri baru beberapa bulanan tinggal di kosan." Jawab pak yanto.
Perawat tersebut memberikan secarik kertas dan meminta pak Yanto menghubungi no tlp tersebut, yang rupanya kontak keluarga Lela,
Sebelumnya dokter menjelaskan situasi yang dialami Lela..
rupanya saat ini lela sedang mengandung dengan usia kehamilan antara 6-8 minggu dan dia berusaha menggugurkan kandungannya..
Aris menawarkan diri untuk mendaftarkan Lela ke bagian administrasi, pak Yanto memberikan fotokopi KTP Lela
Sementara itu pak Yanto menghubungi no tlp yang tertulis dalam kertas yang diberikan oleh perawat tadi..
"Gimana pak?" Tanya saya melihat kegusaran pak Yanto.
Syukurlah kalau akan ada keluarganya datang. Karena kalau tidak, pasti pak Yanto tambah bingung.
"Pak, mohon maaf sebelumnya, apa bapak sudah sering menghadapi kejadian seperti ini?" Tanya Ardi yg akhirnya memecah keheningan.
"Iya.. Kira2 sudah ada tiga kejadian seperti ini sebelumnya.."
"Tidak, Jangan Terulang Lagi" -End-
Next Part 7
"Tabir Kebenaran"
Besok 20.00 wib