- utas -
1). Selain syarat bhw pandemi hrs "aman" & faktor kesiapan infrastruktur skolah yg sdh byk dibahas, bbrp hal yg mesti ditimbang sblm era new normal berlaku utk pdidikan.
Sy coba melihat dr sisi anak di lingkup skolah.
Anak2 terutama SD ke bwh (bukan berarti SMP ke atas tanpa konsekuensi) ada dlm masa penting pertumbuhan fisik & ketrampilan motorik.
Hampir smua ketrampilan dasar motorik yg kita kuasai di masa dewasa itu kita pelajari saat masa kanak.
Ketramp sensomotorik anak diasah alamiah melalui banyak aktivitas. Di sekolah proses ini terolah melalui aktivitas terstruktur misal : mapel olahraga, ketrampilan, seni, dll, serta lewat aktivitas bermain bebas.
Bermain bebas = magnet tersendiri.
Tak cuma pelepasan energi fisik tp jg pemenuhan kbutuhan emosional.
Ada kbahagiaan tak terbendung saat mrk bercanda, berkejaran, berpelukan dgn tmn.
Ketertarikan anak utk terlibat dlm permainan yg melibatkan kontak fisik antar mereka tentu sulit ditahan.
Smentara naluri anak adlh spontan merespon stimulus yg menawarkan pelepasan energi fisik & emosi dgn bmain bersama (baca: b'dekatan dgn tmn).
Jawaban tergantung byk hal : usia anak (terkait kematangan), kontrol guru, rasio guru-murid saat sesi tatap muka, durasi waktu pembelajaran, partisipasi ortu, serta modifikasi lingkungan di skolah (infrastruktur).
Salam sehat ⚘🇲🇨🙏