My Authors
Read all threads
Oke. Bikin utas lagi ya. Semoga pada suka. Kali ini sedikit edukasi tentang COVID-19... karena kayanya banyak banget yang masih salah kaprah masalah si virus nakal ini
Disclaimer: Saya seorang dokter umum di RS Rujukan COVID-19 di Surabaya... seperti yang beberapa dari kalian sudah tahu.

Gambar comot dari sana-sini, kalau gambar sendiri pasti tak kasih tau. Terima kasih mbah Google
Dasar dari edukasi ini adalah terjemahan dari postingan berikut… instagram.com/p/B97ueKElJjK/… sebuah post instagram yang aslinya muncul di akun guilherme_lui (Desculpe-me se eu não perguntei por sua aprovação. Só traduzei sua postagem 😰)
I don’t do illustration, jadi saya hanya akan screenshot dari postingan asli saja dan lalu memberikan terjemahannya, PLUS beberapa insight dari apa yang saya tahu sebagai dokter, tenaga medis di RS rujukan COVID-19, dan orang yang suka berselancar di Internet.
Preambule = BAHWA SESUNGGUHNYA KEMERDEKAAN INI IALAH HAK.... *maaf salah* post ini dibuat oleh si empunya terkait downplay bahaya COVID-19 yang dilakukan oleh presiden Brazil, Jair Messias Bolsonaro euronews.com/2020/04/06/a-l…
Bukan yang ini ya cnbcindonesia.com/news/202003021… kalau yang ini ga tau saya di mana...
Cukup preambule-nya, sekarang kita mulai aja. Vamos começar.

PS: Untuk kenyamanan nomor slide saya sesuaikan dengan nomor di gambar.
SLIDE 2. Isinya downplay yang dibicarakan banyak orang (di Indonesia rasanya juga banyak orang yang komen gini). ELAH CUMA FLU AJA NGAPAIN REPOT BET NEGARA? Kalau kita muda kan ga bakal mati… (ini nanti akan dicounter tenang)
Ada lagi yang otaknya rada keplintir. Dia pingin biar cepet2 kena virusnya, biar bentuk antibodi dan bebas abis itu. Tapi kalau menurut gue pribadi ini kaya judi sih. Dan taruhannya nyawa (sekarang jumlah kematian di seluruh dunia udah >400k)
Ada lagi yang bilang si cewe yang paling bawah, rate kesembuhannya kan tinggi. Udah jutaan juga yang sembuh (di Indonesia rate sembuh 34% per hari ini)
Kita ke SLIDE 3. Kita harus akui fakta bahwa rate kematian COVID-19 emang rendah (dibandingkan SARS, Ebola, dan virus2 lain). Kalau dari data hari ini worldometers.info/coronavirus/ ratenya 5.7%. Indonesia jg kurang lebih segitu, tp lebih tinggi dikit (5.9%)
Dan bener, kalau yang muda memang lebih rendah rate kematiannya (di slide ini ratenya 0.2%). Di attached picture ada preliminary data waktu awal outbreak di Italia. Bisa dilihat gambaran kematiannya gimana.
Selain itu, dari page yang sama juga bisa dilihat kalau sebagian besar yang meninggal, punya paling tidak satu penyakit penyerta (bisa gula, darah tinggi, kolestrol. Yang pasti bukan sakit hati ditinggal pujaan hati)
Tapi, sebenernya flu juga kaya gini juga dan dalam setahun bisa bunuh puluhan ribu orang. Flu?
Ingat, flu di sini bukan flu yang dimaksud oleh orang Indonesia. Kalau itu di luar negeri sebutannya “common cold”. Kalau flu ini infeksi virus Influenza. Gejalanya lebih parah… makanya sampai ada vaksinnya segala.
Tapi tolong diingat. Vaksin influenza yang ada sekarang TIDAK melindungi anda dari COVID-19.

Tolong jangan kepikiran untuk vaksin flu hanya karena ada COVID-19. Kalau alasannya selain ini mah terserah
Oke lanjut. Problem dari COVID-19 ini bukan rate kematiannya (karena masih banyak penyakit lain yang lebih gila ratenya dari ini), tapi penularannya yang cepat.
Estimasi awal dari sini ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/P… transmission ratenya antara 1.4-3.8. Artinya tiap orang bisa menularkan ke 1.4-3.8 orang lagi. Tapi dari informasi mas @afrkml sekarang transmission rate ini sudah mencapai 5.8
Artinya, tiap orang bisa menularkan ke enam orang lain. Jadi kalau dibuat deret kira2 gini -> 1 orang jadi 6, jadi 36, jadi 216, jadi 1296, jadi 7776. Itu baru 5 langkah aja bisa 7700 orang
Apalagi kalau model orang-orangnya kaya gini regional.kompas.com/read/2020/06/0…
Bedanya sama AIDS? AIDS masih bisa dihindari karena penularannya jelas lewat cairan tubuh. Lha ini? COVID kan penyakit pernapasan, lha situ orang kan napas sepanjang hayat. Mau gue suruh ga napas 2 minggu?
Sek makan dulu ya... nanti lanjut lagi.
Duh aing lupa attach slide 3. Ini slidenya
Sampai masalah penularan ya tadi... oke kita lanjut ke SLIDE 4. Dari data pembuat slide, tiap 100 orang terinfeksi, 20 butuh opname dan 5 orang butuh ICU (dengan ventilator tentunya).
Iya kalau cuma 100 orang aja. Kalau 1000 orang? 2000 orang? Ya tinggal dikali aja. Kalau pakai data penularan tadi 7700 orang, berarti ya sekitar 1500an orang butuh kamar. Dan 400 orang butuh ventilator.

Ga di semua RS ada ventilator.
Kalau kita tetep ga peduli dan pasien terus nambah? Rumah sakit mana yang cukup. Ga semudah itu buka RS dadakan. Dari mana tenaga medisnya, alatnya, dan tentunya… DUITNYA DONG. Emang bikin rumah sakit bisa dibayar pakai daun pepaya?
Dan asal tahu aja, RS2 dadakan (yang ada di kota saya) kebanyakan hanya bisa menerima pasien-pasien ringan. Yang ga perlu alat bantu napas (boro2 bicara masalah ventilator)

Ya ini memang keterbatasan pemerintah kita, tapi harus juga dijadikan catatan buat semua.
Di sisi lain, Indonesia menurut saya sangat rentan menjadi hot spot COVID-19 ini. Apa alasannya?
Satu, banyak dari kita yang merokok. Datanya, >60 juta orang merokok. Bahkan saya rasa 60 juta ini masih angka yang, undermining jg databoks.katadata.co.id/datapublish/20…
Ini dari obrolan sama orang ya, tapi katanya 2 dari 3 pria di Indonesia itu perokok. Anggaplah proporsi cowo = cewe, maka dari 135 juta pria kira2 90 juta orang merokok.

Udah gitu mulai rokoknya dari usia muda lagi.
Merokok sendiri udah terbukti berkorelasi dengan gejala parah pada infeksi SARS-CoV-2 (nama virus resminya) emro.who.int/tfi/know-the-t…
Kira2 kalau disimplifikasi jadi sebuah bagan, begini
Dua, kita negara kepulauan dengan persebaran fasilitas kesehatan yang ga merata. Semua terpusat di kota besar. Bayangin kalau tiba2 ada cluster gede di… Takengon atau Wamena. Gimana mau datengin resourcenya?

Ingat teknologi portal kita belum punya
Ini udah kejadian di Brasil, di sebuah komunitas yang ada di tengah Amazon. Kalo mau ke sana cuma bisa pakai kapal atau pesawat. JUGA KENA. midianinja.org/news/jaminawa-…
Tiga, kalau ini lebih ke analisis dari keseharian kita. Sudahkah kita makan makanan bergizi? Suplai vitamin gimana? Pola hidupnya sehat ga? Kebiasa cuci tangan ga?
Empat. Ignorance. I mean... (udah di take down videonya sih tapi gue kasih link beritanya aja)
Oke SLIDE 5 sekarang. Untuk mencegah overload, apa yang kita lakukan?
IKLAN: ini link artikel yang tadi masalah R0 wwwnc.cdc.gov/eid/article/26… (matur nuwun mas @afrkml)
Kembali ke slide 5. Ada satu langkah yang bisa kita lakukan. Flatten the curve. Ratakan kurvanya. Tapi sebenernya apa sih maksudnya istilah ini?
Jadi gini... di slide dan GIF di atas, kedua ilustrator menggambarkan jumlah pasien, waktu, dan kapasitas sistem kesehatan kita. Ada dua kemungkinan yang digambarkan di sini
Situasi 1: Infeksi tumplek blek dalam satu waktu: sistem kesehatan kita akan failed. Ini sempat terjadi di beberapa tempat, diantaranya Bergamo (Italia). Mereka sampai kehabisan ICU ansa.it/canale_salutee…
Padahal faktanya, Bergamo adalah salah satu region dengan sistem kesehatan yang paling robust di seantero Eropa. Ketersediaan alat, SDM, sistem, semuanya ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
Situasi 2: Infeksinya sama banyaknya, tp jumlahnya steady. Memang, waktu pandemi jadi lebih lama tapi semua orang jadi bisa ditangani. Dan satu lagi yang penting, jadi ada tempat untuk pasien2 yang bukan COVID-19

Inilah kenapa harus flatten the curve.
Duh, sebenarnya masalah kurva ini kita juga ga jelas bentuknya gimana sekarang. Sepertinya sih masih belum sampai di peak. Dan sudah keteteran (sumber dari worldometers ya ini)
Sekarang SLIDE 6. Orang-orang muda akan mikir… halah, gue muda dan gue sehat, yang ke RS kan yang di populasi berisiko (usia lanjut, dengan penyakit komorbid macam diabetes atau hipertensi).
TAPI LO PUNYA KAKEK NENEK OM TANTE BAPAK IBU YANG MASUK POPULASI BERISIKO KAN?
Dan ingat tadi, mereka2 yang di usia tua adalah yang lebih berisiko untuk meninggal dunia akibat penyakit ini.

Belum kalau kita bicara, bahwa beberapa penyintas COVID-19 mengalami penurunan fungsi di parunya erj.ersjournals.com/content/early/…
Langsung SLIDE 7 aja. Kalau kita mikirnya kaya gini terus… ya berarti lo egois ga mikirin orang lain. Akhirnya apa? Rumah sakit packed up, kalau lo sakit ya ga akan dapet tempat.
Kalian mungkin ga tahu, tapi saya melihat dengan mata kepala saya sendiri berapa banyak pasien meninggal karena tidak dapat pelayanan yang adekuat.

Bukan karena kita ga mau mengusahakan, simply karena, ga ada tempatnya.

Pingin nangis rasanya tiap kali nulis surat kematian.
Dan, ini kejadian di RS saya. Ada pasien, BUKAN COVID-19, sampai kudu nunggu 3 hari biar bisa dirujuk terus dioperasi… dia stroke btw.

Dampak penuhnya RS ini berpengaruh pada semua orang sakit... ga cuma COVID-19 aja
Makanya… pesan nomer 1 dari SLIDE 8 = MIKIR. Pahami situasi kita emang genting, tapi tetep rasional dan jangan panik.
Tolonglah kasihan lho dr. Yuri tiap hari nuturi kalian, eh cuma masuk telinga kiri telinga kanan. Kalau kalian udah diingetin, tp masih ndablek, kan apa yang dia lakukan jadi sia2.

Udah ga pernah lagi kan liat dia senyum gini. Lelah liat kelakuan kalian
Ikuti rekomendasinya… Jaga kebersihan diri. Physical distancing (jangan social distancing, diapa-apakan kita makhluk sosial). Gambar nyolong sekali lagi, bapak ibu. Tapi banyak yang relevan kok.
Kalau kita punya privilege untuk bisa di rumah, tolong #stayathome #dirumahaja . Ga mati gaya kok beberapa waktu ga keluar rumah. Bener2 kalau penting aja.
Slide terakhir cuma resource aja. Sama permohonan dari artistnya untuk disebarkan supaya bisa mengedukasi. Kalian bisa cek link2nya untuk dapat info lebih lengkap.
Oh ya, tadi kan gue sebut nama tengah Bolsonaro itu Messias. Terkait itu, dia waktu kasus di Brasil membludak akhirnya turun gunung buat komentar. Tebak apa?

"Nama saya memang Messias, tapi saya tidak punya mujizat."

Kalau sudah kaya gini, gimana?

Jangan sampai ya...
Sementara fin dulu. Kalau ada tambah2an bahan akan saya posting di sini juga. Thanks guys!
Gud morning. Oke kita lanjut lagi... ada beberapa tambahan (di luar 9 slide tadi) yang akan kita bicarakan. Pertama kita bicara soal... silent hypoxia.
Apa sih sebenernya silent atau "happy" hypoxia ini? Mungkin kalau mau cerita lengkapnya bisa baca di sini edition.cnn.com/2020/05/06/hea…
Tapi kalau mau tahu sekilas, ini adalah fenomena dimana orang kekurangan oksigen, tapi ga seperti biasanya pasien2 ini tidak merasakan kalau dia memiliki masalah. Alias selo kaya di pantai.
Kalau orang normal, ketika kita cek kadar saturasi oksigen (yang menentukan apakah dia kekurangan oksigen atau tidak) maka angka yang keluar adalah >95%. Tapi pada pasien-pasien ini, angka tersebut di bawah normal
Banyak sekali pasien di RS saya yang memiliki permasalahan ini. Mereka ga sadar kalau mereka punya masalah dengan kesehatannya. Alhasil, datangnya kebanyakan udah ancur-ancuran kondisinya (walau secara kasat mata tak tampak kelainan)
Tapi sebetulnya, selain masalah silent hypoxia ini ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan terkait COVID-19. Yaitu jenis gejalanya yang ga bisa diduga
Pernah datang pasien, sama temen dikira stroke, sama temen lainnya diassess jadi radang selaput kepala. Setelah hasil pemeriksaan keluar semua kita jadi heran, karena bilangnya suspek radang kepala karena virus.

INFEKSI VIRUS DARI HONGKONG?
Tapi setelah saya sama temen2 browsing, kita nemu jurnal yang menunjukkan ada kemungkinan radang selaput kepalanya karena COVID-19. Setelah di follow-up di ruangan pun kondisi parunya memburuk. Ini jurnalnya pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32251791/
Pasien cuma bertahan 2-3 hari di ruangan dan akhirnya meninggal. Untung teman2 di ruangan gerak cepat dan pasiennya di swab langsung.

Seminggu kemudian hasilnya keluar. COVID-19 positif.
Cukup soal radang selaput otak. Selain ini, COVID-19 juga bisa bermanifestasi jadi... ruam di kaki health.com/condition/infe…
Hipotesis yang ada, COVID-19 ini adalah penyakit vaskular. Ini sebelumnya sudah saya bahas sedikit di sini
Hal ini mungkin bisa menjelaskan kenapa tanda dan gejalanya bisa muncul di seluruh tubuh... termasuk salah satunya pernah muncul sebagai serangan jantung webmd.com/lung/news/2020…
Oke segini dulu. Kelar jaga, mau operan. Habis ini kita bicara soal yang lagi in di Indonesia yaitu... masalah jenazah
Masalah jenazah ini banyak polemiknya. Kita mulai dari Manado manado.kompas.com/read/2020/06/0…
Dan terakhir... Surabaya jatim.suara.com/read/2020/06/0…
Untuk yang terakhir, sempat liat storiesnya di WA temen dan memang lumayan ricuh. Dua teratas hasil swabnya sudah muncul dan positif. Yang bawah belum
Sebetulnya, kenapa sih kita harus ngurusi jenazah seriweuh ini? Apakah ini konspirasi supaya RS dapat untung jualan peti mayat?
Sebagai dokter, kami bekerja berdasarkan empat asas. Beneficence (melakukan yang terbaik), Non-maleficence (do no harm), Justice (adil), dan Autonomy (menghormati keputusan pasien)
Pada kasus ini, kita akan menggunakan asas non-maleficence. Alias do no harm. Kenapa?
Karena... beberapa kasus dan penelitian menunjukkan bahwa mayat bisa menularkan COVID-19 juga businessinsider.com/first-death-co…
Walaupun terdapat beberapa riset yang kontra dengan ini, dengan konsep do no harm tadi kami memilih untuk mengurangi risiko penularan lewat mayat, dengan cara melakukan prosedur pemakaman COVID-19 walaupun belum tegak diagnosis tersebut (pada pasien yang diduga COVID-19)
Karenanya, sebagai seorang dokter saya sangat menyayangkan perilaku2 yang saya tampilkan di atas. Kita cuma pingin meminimalisasi risiko, eh malah ndableg.

Terbukti kan? Sekarang pada bingung semua
Kadang2 pingin gue jitakin orang2 ini hahahahahaha
Oh ya, untuk bagian setelah ini lebih ke opini saya pribadi, so take it with a pinch of salt
Prinsip yang sama saya terapkan juga pada pasien2 yang datang meninggal ke IGD, karena sebab yang tidak bisa saya ketahui. Pasti akan saya makamkan dengan prosedur COVID-19. Kenapa?
1. Surabaya zona merah (suka2 lo dah hitam hijau kuning jg boleh) dimana risiko orang terkena COVID tinggi

2. Demi kebaikan semua, supaya ga kejadian kaya di atas. Berasa di prank kan?
Oke, habis ini kita bicara tentang tes. Rapid test, dan PCR. Bukan yang ini ya
Untuk membahas tes2 COVID-19, saya mau taruh gambar ini dulu. Sori bahasa spanyol... Tapi insyaallah saya bisa translate kok (karena mirip sama Portuguese)
Grafik biru itu virusnya. Hijau dan merah itu antibodi yang dihasilkan tubuh. Ada dua jenis yaitu IgM dan IgG

Panah ke atas kadar dalam tubuh, ke samping jumlah hari-nya sejak infeksi
IgG? IgM? Ig itu singkatan dari Imunoglobulin. Bisa juga disebut antibodi. Bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sebenarnya ada Ig lainnya (bukan IG by Facebook ya) tapi yang dideteksi pada Rapid test ya dua ini
Perbedaan paling gampang, IgM itu respons awal, IgG itu respons yang terbentuk setelah beberapa saat, dan bertahan lebih lama...

(Kalau tanya detil imunologinya gimana, maapin udah lama ga buka buku tentang ini 😂)
Ini penting, karena akan menjelaskan grafik di atas. Jadi mekanismenya, tubuh perlu beberapa hari untuk mempelajari virus ini dan lalu mengeluarkan respons awal IgM. Selanjutnya baru akan ada respons IgG (yang memang umumnya paling banyak beredar di tubuh)
Nah berangkat dari situ, kembali ke jenis pemeriksaan. Ada PCR (yang cari antigen atau si virus), dan juga Rapid Test (yang cari antibodi, duo IgG dan IgM)

Gambar hanya pemanis
Ga gampang menerjemahkan hasil rapid test. Karena beda2 waktu munculnya, plus ketidakakuratan cerita pasien (kadang sakitnya ditutup2i).

Ditambah lagi, harus kita akui bahwa Rapid Test rata2 tidak terlalu akurat
Tapi harus kita sadari juga bahwa semua pengembangan terkait COVID-19 ini kan dilakukan dalam keadaan terburu-buru, jadi hal seperti ini masih wajar. Buktinya, riset klorokuin yang kemarin aja ditarik karena ternyata ada kesalahan thelancet.com/journals/lance…
Dengan segala keterbatasan, maka yang jadi standar penegakan diagnosis adalah PCR dari hasil swab. Rapid Test hanya dijadikan alat bantu dan GA BISA dijadikan alat diagnosis pasti
Pun begitu, ga gampang lho ngeswab pasien. Dan ga nyaman buat pasiennya.

Kok tau dok? Gue ga pernah swab tp pernah dicolok2 juga buat liat polip di hidung. Ga enak bro
Jadi hasil PCR ini juga SANGAT BERGANTUNG pada benar atau tidaknya prosedur swab.

Pengalaman, ada temen yang swab pertama negatif dan swab kedua positif, padahal dari awal udah ada keluhan. Jadi ati-ati juga
Terkait Rapid Test, dia hanya mencari antibodi yang sudah terbentuk. Artinya apa? Kalau hari2 awal kita cek, ya ga bakal keliatan apa-apa (baca ini sambil liat grafik)

Jadi jangan seneng dulu kalau rapid test negatif
FYI, kalau di lingkungan berisiko sebaiknya Rapid Test ini dilakukan berulang (so far saya udah 3x, padahal ngeri2 sedap juga kalau diambil darahnya 🤣🤭)
Kalau IgM saja yang muncul, kemungkinan masih berjalan infeksi. Same goes with IgM + IgG. Kalau cuma IgG aja yang reaktif, mungkin imunitas yang terbentuk dari infeksi lama
Duh ketiduran... dilanjut pelan2 aja ya...
Terkait dengan segala per Ig-an ini, ada yang perlu di note. Rapid Test tidak diciptakan sama. Ada yang detect masing-masing (jadi satu cartridge untuk IgG dan satu untuk IgM), ada yang jadi satu (1 cartridge untuk IgG dan IgM), dan satu lagi yang campur
Kalau yang campur, kita cuma bisa tahu reaktif atau tidak. Ga tau mana yang reaktif, IgG atau IgM.

Plis kalau kalian bisa milih, JANGAN MILIH YANG GINI.
Dengan segala pitfall dan kelemahannya, tolonglah pahami kalau kami juga manusia, tidak selalu bisa memprediksi kalau rapid negatif swabnya tidak akan positif. Atau sebaliknya. Jangan diancam kaya gini ya...
Oke sekarang kita bicara tentang penolakan masyarakat. Banyak hoax yang beredar, dari berbagai macam media sosial dan juga aplikasi instant messaging. WA grup bapak-bapak contohnya
Tapi salah satu yang paling mendapat atensi adalah... akun-alun ini. Plis, kalau ketemu akun-akun sesat gini report mereka supaya di take-down oleh Instagram
Efeknya sudah kacau... salah satunya seperti ini m.facebook.com/story.php?stor…
Habis ini mau bahas apa lagi ya? New Normal mungkin ya...
Oke mumpung melek jaga mari kita bahas new normal. Kenapa? Karena somehow, Surabaya dilepas status PSBBnya surabaya.tribunnews.com/2020/06/08/ala…
Padahal kalau mau kita lihat dari enam kriteria WHO untuk reopening... kita masih belum memenuhi semuanya yaleglobal.yale.edu/content/who-cr…
Tapi memang harus dipertimbangkan bahwa ekonomi sudah ancur-ancuran dengan enam minggu pembatasan sosial boro-boro yang kita lakukan. Gimana ga boro-boro, orang juga ga kaya ada pembatasan.
Di sisi lain, (ini hipotesis, please take it with a pinch of salt), kalau kita terus-terusan menerapkan status PSBB maka pemerintah (kota dan daerah) perlu untuk terus menggelontorkan bantuan. Emang duit tinggal panen dari kebun belakang rumah?
Jadi mau ga mau, setelah berdarah2 enam minggu ini (padahal ga efektif wong pembatasannya boro-boro ada, cuma di pintu keluar kota aja) kita harus lepas dari status PSBB dan kembali ke kenormalan baru.
Or basically, we f***ed up
Ya, memang ada wacana akan ada protokol2 kesehatan yang diterapkan tapi, sampai sekarang belum terlihat akan seperti apa. Baru satu hari juga sih news.detik.com/berita-jawa-ti…
Di salah satu akun pemkot ada postingan ini... tapi coba kita nitpick dikit
Saya juga coba baca sekilas peraturannya, ada beberapa term yang vague (dan sama dengan postingan ini. Coba kita sorot nomor 6.
Pengaturan jam kerja tidak terlalu panjang... supaya tidak kurang istirahat etc. Waktu yang tidak terlalu panjang ini, bagaimana? Apakah yang kerjanya kantoran standarnya sama dengan yang kerja di lapangan?
Ada lagi tentang mengatur asupan. Ini lengkapnya: Mengatur asupan nutrisi makanan yg diberikan oleh tempat kerja, pilih buah2an yg banyak mengandung vit C spt jeruk, jambu, dsb utk membantu mempertahankan daya tahan tubuh. Jika memungkinkan pekerja dapat diberikan suplemen vit C
Padahal ga segampang itu mengatur asupan makanan. Bisa multitafsir, banyak loopholenya.

Tapi kalau jadi kaya gini sih gue ga nolak
O ya, walaupun disediakan, bisa aja pekerjanya males makan suplemen, atau malah suka makanan lain. Seperti... ini contohnya
Kita soroti nomor 11 tentang sirkulasi udara. Kalau aturan ini di execute, gue yakin banyak banget pabrik2 yang perlu direnov sistem sirkulasinya. Yakin mereka mau?

It's called sweatshop for a reason, dude.
Jadi, jangan harap aturan2 ini bisa diejawantahkan dengan baik di lapangan.

Gue cukup yakin, ini aturan cuma normatif aja pada akhirnya
So... it's safe to say that you have to
Inti dari semua ini... New normal tidaklah normal. Tetap kudu hati-hati, lakukan semua seperti sebelumnya. Jaga diri, jangan keluar kecuali kepepet.

Tetep #dirumahaja #StayAtHome . Karena kapan lagi kita bisa menyelamatkan dunia dengan males2an di rumah?
Untuk di Surabaya sendiri, kita perlu lihat 2-3 minggu ke depan. Kalau jumlah kasus tetap/menurun, kita boleh sujud syukur. Kalau meningkat, yaa... sudah diprediksi kok.

Cuma ga ada yang mengindahkan
Oke. Next ada beberapa trit tambahan dari teman yang bisa menambah pemahaman kita semua tentang COVID ini
Pertama tentang mitos anak2 ga bisa kena COVID. Bisa cek di sini
Dan kedua, tentang mekanisme pertahanan tubuh ketika diserang COVID-19, bisa dilihat di sini. Credits to mas @afrkml yang penjelasannya top markotop
Oke. Rasanya sudah fin. Jadinya panjang juga ini trit... Semoga bisa membantu menjelaskan banyak hal yang mbulet tentang COVID-19 ini.

Semoga kita semua diberi kekuatan untuk melewati semua ini dengan baik. Wassalam.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Aditya C Janottama

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!