Thread by @komunitas_pegon

Bulan Juni ini #BulanBungKarno so, mimin bakal berbagi utas tentang sisi-sisi menarik dari sang proklamator yang tak banyak diketahui orang. Terutama yg berkaitan dg dunia Islam. Seperti halnya utas kali ini.

"Bung Karno Menyelamatkan Al-Azhar Kairo"

Vid: @sanad__media

Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser (1958-1970) pada masa awal kepemimpinannya ingin membubarkan Universitas Al-Azhar Kairo. Hal ini diungkapkan oleh Mufti Mesir Syekh DR. Ali Gomaa Mohamed Abdel Wahab yang dikenal dengan nama ‘Ali Jum’ah dalam wawancara dg TV Mesir

Pict: AFP

Hal tersebut disampaikan kepada Soekarno saat pelaksanaan KAA di Bandung pd 1959. Mendengar itu Soekarno langsung menolaknya.

Ide itu disampaikan saat KAA Bandung (1959). Mendengar itu, Bung Karno menghalanginya. Sehingga Gamal Abdel Nasser pun mengurungkan niatnya.

Menarik kala mendengar alasan Bung Karno menolak ide Nasser itu.

"Kami tidak akan pernah mengenal kalian sama sekali kalau bukan karena Azhar!"

Hal ini menandakan pemahaman sejarah Bung Karno atas Al-Azhar dan Nusantara.

Hubungan Nusantara dan Al-Azhar telah berlangsung lama. Setidaknya 100 tahun sebelum merdeka. Menurut Martin Van Bruninessen (1992), orang nusantara yang pertama kali belajar di al-Azhar, KH. Abdul Manan Dipomenggolono.

Kiai Abdul Manan adalah pendiri pesantren Tremas, Pacitan, Jawa Timur dan juga kakek dari Syekh Mahfudz Tremas. Ia belajar di Al-Azhar sekitar 1850. Beliau berguru kepada Imam Besar Al-Azhar kala itu, Syekh Ibrahim Al Bajuri.

Jadi wajar di tahun-tahun itu ditemukan kitab Fath al-Mubin, syarah dari kitab Umm al-Barahin yang merupakan kitab karangan Grand Syekh Ibrahim Bajuri di Nusantara.

Hal tersebut diperkuat dg temuan naskah kitab Tuhfatu al-Murid `Ala Syarhi Jauharatu at-Tauhid Li al-Laqqani karya Syekh Ibrahim al-Bajuri yg diduga kuat disalin oleh Kiai Dipomenggolo.

Pic: naskah Tuhfatul Murid yg ditemukan Akhmad Saufan (w.2018) di Semanten.

Intermezzo:

Akhmad Saufan adl filolog IAIN Purwokerto lulusan Univ. Al-Azhar. Pernah dua kali ke Banyuwangi menghadiri acara Komunitas Pegon.

Akhmad Saufan (6 dr kiri), @Ayung_N (founder KP/ 2 dr kanan)

Kpd alm. Akhmad Saufan, al-Fatihah

Dari era Kiai Dipomenggolo itu terus berlanjut hingga kini. Tak hanya sekadar belajar, namun saling mengisi. Banyak intelektual Al-Azhar asal Nusantara yg aktif membuat karya untuk merespon berbagai peristiwa di tanah air. Baik soal keagamaan maupun nasionalisme.

Kitab Al-Intishar wat Tarjih karya ulama Jawa yg berkarir di Al-Azhar. Syekh Muhammad Humaidi Shalih Al-Jawi koleksi Komunitas Pegon ini adalah salah satunya.

Untuk ulasan kitab tersebut bisa dibaca di sini:

m.facebook.com/story.php?stor…

Atas jasanya itu, tatkala Soekarno berkunjung ke Mesir pada 1960, mendapat penghormatan yg luar biasa dari rakyat Mesir.

Pada 24 April 1960, Bung Karno resmi mendapatkan penghargaan Doctor Honoris Causa dari al-Azhar, Mesir. Grand Syaikh al-Azhar, Syaikh Mahmoud langsung memberikan penghargaan itu.  Saat itu, Bung Karno menyampaikan tentang Pancasila & ucapan terima kasih.

Sekian (*).