Semangat pagi. Saya mau meluruskan pemahaman keliru Pak @Ronnie_Rusli . Sekilas penjelasannya memukau, padahal banyak kekeliruan fatal dan menyesatkan. Demi pemahaman publik yg benar, saya jelaskan dlm utas ini. #utang #utangLN
1> Pak @Ronnie_Rusli mengajukan konsep sendiri. Sekilas keren tapi nggak sesuai aturan dan kesepakatan global. Bagaimana bisa diyakini kebenarannya dan dipakai utk membandingkan. Kita rujuk UU 17/2003 dan Maastricht Agreement yg jelas2 bener. Ini namanya jujur dan tertib. 
2> Pak @Ronnie_Rusli melakukan pemerkosaan konsep. PDB diartikan sbg pengeluaran, padahal kita dan global memakai pendekatan Produk Domestik Bruto (PDB). Ini penjumlahan produksi barang dan jasa, terdiri konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan exim. @bps_statistics
3> Nah, berdasarkan rilis resmi BPS, PDB 2019 adalah Rp 15.833,9 T atau setara USD 1.130 M (kurs 14.000). Supaya adil sejak di kandung badan, saya sajikan posisi utang Indonesia dan rasionya di 2019. Total Rp 4.778 T, dg rasio 30,18%. Jauh di bawah batas 60% menurut UU 17/2003.
4> Nah, biar punya pemahaman yg utuh soal utang, mari pahami komposisi utang kita. Jangan anggap semua dlm USD atau valas. Berdasarkan instrumen, mayoritas SBN bukan pinjaman. Menurut komposisi, didominasi IDR bukan USD atau valas lain. Jelas ya sampai di sini. Lempeng!
5> Lalu berapa sih total Utang Luar Negeri (ULN) kita. Nah, mari pahami, ada utang sektor publik dan sektor swasta. Utang sektor publik USD 202.9 M dan sektor swasta USD 201.4M. Jika total ULN dibandingkan PDB ketemu rasio 36%. 2020 justru tumbuh negatif.
6> Nah, tadi kan total ULN trmsk swasta. Bagaimana dg utang Pemerintah Indonesia per April 2020? Ini datanya. Rp 5.172,48T atau 31,78% dari perkiraan PDB 2020. Jauh di bawah yang dituduhkan oleh @Ronnie_Rusli dg rumus yg ditemukannya itu, di luar UU dan kesepakatan global.
7> Lalu biar adil nih, kita bandingkan rasio utang Indonesia dg negara lain dg ukuran yg sama, baik total utang maupun PDB. Posisi Indonesia sangat bagus dg rasio utang thd PDB relatif rendah, jauh di bawah negara lain. Mari bersyukur dan tetap waspada. Menilai itu membandingkan!
8> Itu penjelasan kikir saya, sekadar meluruskan yg bengkok dan membersihkan yg ngeres. Moga2 ini jadi pemanasan duel debat utang. Tapi apa msh yakin debat itu perlu dan bermutu jika argumen dan kritik yg diajukan seperti ini? Apa nggak lebih baik kita kerja,kerja, kerja yg baik?
9> saya amat menghormati forum intelektual, baik diskursus maupun debat. Tapi semuanya musti punya pijakan yg jelas, baik teoretik maupun disiplin. Semoga penjelasan ini bisa menjadi klarifikasi. Jika ada kritik atau opini berbeda, dipersilakan. Sy lanjut ngopi pagi...salam sehat
