My Authors
Read all threads
Selamat siang teman2. Saya ingin sedikit membahas ttg pelebaran #desifitAPBN yg kemarin sempat menjadi isu hangat. Seolah Menkeu berjalan sendiri, bahkan ada yg menuding penyusunannya tdk cermat. Saya akan jelaskan ini supaya jernih dan terang. @KemenkeuRI

Sebuah utas.....
1> Ini bermula dari konferensi pers Menkeu Ibu Sri Mulyani pada Senin 18 Mei 2020. Sejatinya itu konpers ttg PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional), dan sedikit bicara outlook APBN 2020 sbg konteks yg tak terpisahkan. Lalu ada bbrp reaksi yg perlu diluruskan karena out of context
2> Jadi Ibu Sri Mulyani tdk membahas rencana perubahan postur APBN, tetapi update ttg Program PEN, usai sidang kabinet dg Presiden & seluruh menteri.Dlm rapat jg dibahas banyak hal, antara lain potensi pelebaran defisit yg disepakati harus terjadi sbg konsekuensi dinamika ekonomi
3> Terkait dinamika Program PEN, al wacana penambahan masa pemberian bansos, penambahan subsidi bunga ke peserta/kreditur KUR/UMi/LPDB/Pegadaian dll, dll. Ini semua tentu menambah belanja. Lalu realisasi pendapatan negara sd April 2020 sdh ada. Kita bisa mengukur kinerja APBN.
4> Rumus APBN kita paham: Pendapatan Negara-Belanja Negara=Keseimbangan Primer, lalu Defisit (jika belanja>pendapatan). Jika Pendapatan turun Belanja naik, konsekuensi matematisnya Defisit naik, shg Pembiayaan jg bertambah. Itu logika sederhana APBN kita. #DefisitAPBN
5> Ada bbrp kondisi yg mempengaruhi dinamika APBN pasca April 2020: realisasi pertumbuhan ekonomi Q1 2020 hanya 2,97%, realisasi pendapatan negara April yg tumbuh tipis 3,2% tapi pajak melambat 3,1%. Di sisi lain, kita blm tau kapan pandemi berakhir, alokasi belanja sosial naik.
6> Bbrp poin yg berubah di pos belanja: Tambahan dukungan kompensasi Rp 76T utk BUMN terkait layanan publik, subsidi bunga UMKM 34T, diskon listrik jd 6 bln 3,5T, bansos sd Desember Rp 19T, cadangan stimulus 40T, dan biaya pemulihan yg meningkat 25T. Justru bagus kan buat rakyat?
7> Kembali ke rumus awal, Pendapatan turun (bahkan PNBP negatif 29%), Belanja naik, berarti Defisit naik. Sesuai kondisi terkini defisit diperkirakan melebar dari 5,07% menjadi 6,27%. Sampai di sini jelas, Menkeu justru menyampaikan apa adanya sbg konsekuensi kebijakan yg diambil
8> Apalagi ini disampaikan setelah banyak pembahasan. Justru mengajak berjaga-jaga, antisipatif, dan transparan. Di mana salahnya? Bukankah keliru kl tanpa prolog tetiba terbit Perpres revisi? Angka itu terbuka, bisa dibaca siapapun dan secara matematis hasilnya juga akan sama.
9> Saya ikuti logika: berarti Perpres 54/2020 disusun tergesa-tegas & tdk kredibel dong? Coba bayangkan, di akhir Maret/awal April, kita blm tau realisasi pertumbuhan Q1, semua baru mulai refocusing/realokasi anggaran, Pusat jg sdg menata belanja. Defisit 5,07% justified saat itu
10> Perppu 1/2020 (UU2/2020) sebenarnya memberi kewenangan besar kepada Presiden utk mengubah postur APBN dg Perpres saja. Namun Pemerintah berkomitmen terus berkomunikasi dan diskusi dg DPR, Komisi XI dan Banggar, dan berjalan dg baik sampai saat ini. Ini penting diketahui.
11> Inilah kenapa kmrn sempat ada sedikit kesalahpahaman yg tak perlu terjadi. Tapi semua sdh bisa dijernihkan. Menkeu sdh rapat dg pimpinan Banggar & Kapoksi, mingdep dg Komisi XI. Ini msh mendiskusikan perkembangan angka dan skema, blm keputusan final berupa revisi Perpres 54.
12> Jika mau fair, kita jg ada dalam dilema bukan? di satu sisi Pemerintah melalui @KemenkeuRI berhitung cermat agar APBN tetap kredibel & akuntabel, di sisi lain ada dorongan kebutuhan yg cukup besar, entah cetak uang 600T, 1600T, dll. Kalau ikuti logika ini, defisit bengkak?
13> konteks ekonomi politik yg dinamis seperti ini mustinya menjadi background berpikir dan berpendapat yg jernih. Apalagi kebutuhan belanja demi bansos dan pemulihan ekonomi utamanya UKM, apa mau dipersoalkan? Kok rasanya kita tak ingin berputar-putar di sini saja kan?
14> Angka2 itu sangat mungkin akan bergerak lagi, dinamis. Tapi itu bukan karena Kemenkeu tdk punya daya analisis mendalam dan gagal membangun indikator. Justru karena responsif maka terus dihitung ulang. Intinya "keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi". Ini prinsip utama.
15> ini angka2 alokasi stimulus negara lain buat perbandingan. Kita memang relatif kecil tp kita sesuaikan dg kemampuan dan perkembangan. Yg penting governance bagus. Mau ke 10% dr PDB? Monggo mawon, tp jgn dibilang gagal itung ya, tp konsensus bersama scr deliberatif.
16> Lugasnya, Pemerintah terus berkomitmen mengerahkan seluruh daya upaya utk menangani pandemi dan memulihkan perekonomian rakyat. Komunikasi dan koordinasi terus dilakukan. Termasuk dlm Kabinet, KSSK, dan dg DPR, BPK, KPK, dll. Kita ingin memastikan semuanya berjalan lebih baik
17> Tentu saja dinamika politik amat kami hargai, itu hal biasa. Namun melampaui riak2 itu, kiranya kita terus diteguhkan dan dipersatukan oleh rasa cinta pd tanah air dan bangsa, terutama menolong yg paling tak beruntung. Semoga ke depan kita lebih baik lagi.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Prastowo Yustinus

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!