Beliau bernama Abdurahman bin ‘Auf bin Abdu’auf bin al-Harits bin Zahrah bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay. Kunnyahnya Abu Muhammad, nama beliau pada masa Jahiliyyah adalah Abdu’Amr, ada yg mengatakan Abdul Ka’bah.
Beliau lahir sepuluh tahun setelah tahun Gajah. Ayahnya ‘Auf dan ibunya bernama asy-Syifa. Beliau adalah seorang Muhajirin yang tergolong awal, menggabung dua hijrah, mengikuti perang Badr dan peperangan setelahnya bersama Rasulullah.
Beliau Masuk Islam sebelum Rasulullah ﷺ memasuki Darul Aqrom, setelah islamnya Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhuma dua hari sebelumnya.
Beliaupun pernah mengalami siksaan sebagaiman kaum muslimin generasi awal.
Bersabar sebagaimana mereka bersabar. Tegar sebagaimana ketegaran mrk. Dan berhijrah ke Habasyah bersama mereka. Ketika Rasulullah ﷺ dan sahabatnya diizinkan utk berhijrah ke Madinah. Beliau termasuk orang Muhajir terdepan yang berhijrah krn Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah ﷺ mempersaudarakan beliau dengan Sa’ad bin ar-Rabi’ al-Anshori, seorang bangsawan Madinah. Maka Abdurrahman ditawari harta dan wanitaoleh saudaranya ini radhiyallahu ‘anhuma.
Namun beliau hanya meminta ditunjukkan pasar untuk berniaga dan mencari uang. Dan tidak lama setelah itu. Beliau dapat mengumpulkan harta dan menikah.
Ketika beliau bertemu Rasulullah ﷺ yang mencium wewangian.
Beliau mengkabarkan kepada Rasululah ﷺ tentang pernikahannya.
Rasulullah ﷺ pun bersabda,
«بَارَكَ اللَّهُ لَكَ أَوْلِمْ وَلَوْ بِشَاةٍ»
” Semoga Allah memberkahi hartamu Adakanlah walimah walaupun dengan seekor kambing!”.
(HR. Al-Bukhori)
Pada perang Badr, beliau pun tidak ketinggalan dengan mengalahkan Musuh Allah ‘Umair bin Usman bin Ka’ab at-Taimi. Begitupun di perang Uhud, Beliau tetap bertahan di kala pasukan kaum Muslimin goyah. Beliau tetap berperang dengan dua puluh luka lebih di tubuhnya.
Jihad beliau yg paling besar adalah dgn harta ketika Rasulullah memerintahkan untuk bersedekah demi persipan perang.
Rasulullah ﷺ berdoa untukknya ;
”Semoga Allah memberkahi apa yang engkau infakkan dan memberkahi apa yang engkau simpan.”
Dari Ummi Bakr mengkisahkan bahwa Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu menjual tanahnya ke Utsman seharga empat puluh ribu dinar kemudian beliau membagikannya kepada fakir miskin dari Bani Zuhroh, orang yang membutuhkan dan Ummahatl Mukminin.
(HR. Ahmad, Shohih)
Ibnu Mubarak berkata Ma’mar menerangkan kepadaku bahwa az-Zuhri berkata ;
”Ibnu ‘Auf radhiyallahu ‘anhu menyedekahkan setengah hartanya sebanyak empat ribu pada masa Rasulullah, lalu bersedekah sebanyak empat puluh dinar.
Dan membekali lima ratus kuda di jalan Allah. Lalu membekali lima ratus tunggangan di jalan Allah. Dan seluruh hartanya berasal dari perniagaan.
Keutamaan Abdurrahman bin 'Auf
Sebelumnya telah disebutkan beberapa Keutamaan Sahabat Nabi ini, dan diantara sebagai berikut ;
Termasuk Sepuluh sahabat yang dijamin masuk Surga oleh Rasulullah. Berdasarkan hadits yg masyur dari beliau.
Salah satu dari enam Ashhabusy Syuro yg Umar radhiyallahu ‘anhu memberitakan bahwa Rasulullah ﷺ wafat dalam keadaan Ridha kepada mereka.
Umar radhiyallahu ‘anhu berkata ketika para sahabatnya memintanya untuk berwasiat menjelang wafatnya agar menunjuk penggantinya ;
”Aku tidak mendapatkan orang yang berhak atas perkara ini kecuali beberapa orang yang Rasulullah wafat dalam keadaan ridha kepada mereka-lalu Umar menyebut mereka-‘Ali, ‘Usman, az-Zubair, Thalhah, Sa’ad, dan Adburrahman.”
(HR. Bukhari)radhiyallahu ‘anhum
Rasulullah membelanya.
Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu berkata ;
”terjadi sesuatu antara Khalid bin Walid dan Abdurrahman bin ‘Auf. Lalu Khalid mencelanya(Abdurrahman). Ketika hal itu sampai kepada Nabi, beliau bersabda ;
"Janganlah kalian mencela seseorang dari Sahabatku."
Sungguh jika Salah seorang dari kalian berinfak segunung Uhud emas tidaklah itu menyamai satu mud mereka bahkan setengahnya.’”
(HR.Muslim)
Kabar dari Rasulullah bahwa Dia termasuk Syahid.
Sa’id bin Zaidradhiyallahu ‘anhu berkata ;
”Aku bersaksi atas Rasulullah bahwasanya aku mendengar beliau bersabda ;
’Wahai Hira’ tenanglah!
Tidaklah berada di atasmu kecuali Nabi, Siddiq dan Syahid.’-dan Sa’id menyebutkan mereka –Rasulullah, Abu Bakar, Umar, Usman, ‘Ali, Thalhah, az-Zubair, Sa’ad, Ibn ‘Auf dan beliau sendiri.”
Al-Mughiroh bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu ditanya ;
”Apakah Rasulullah pernah bermakmum kpd seseorang dari umat ini selain Abu Bakar?”Maka beliau bekata,”Ya, kemudian menyebutkan Rasulullah berwudhu mengusap kedua khaufnya dan ‘imamahnya.
Dan beliau Shalat dibelakang (bermakmum kepada) Abdurrahman bin ‘Auf dan aku bersama beliau. Kami shalat satu rakaat shalat Subuh bersamanya lalu mengqadho rakaat yang terlewat.”
(HR. Ahmad, an-Nasa’i, Muslim, al-Bukhari secara ringkas dan Ibnu Majah)
Beliau termasuk Ahli Badr yg mana dikatakan kepada mereka ;
”Berbuatlah sesuka kalian!”
Beliau juga termasuk Ahli Bai’atur Ridwan yg Allah berfirman,
”Sungguh Allah telah meridai orang2 mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu (Muhammad) di bawah pohon.”(QS. Al-Fath:18)
Hadits Beliau masuk Surga dengan menyeret kakinya.
Imam adz-Dzahabi rahimahullah membawakan kisah Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu ketika tiba dari safarnya membawa perniagaan yang sangat banyak.
Lalu Ummil mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata ;
”Aku mendengar Rasulullah bersabda ;
’Abdurrahman tidaklah memasuki surga kecuali dengan menyeret kakinya- (Bersambung)
Nasihat Imam Asy-Syafi’iy rahimahullah kepada Muridnya, Imam Al-Muzany rahimahullah.
Imam Al-Muzany rahimahullah bercerita:
“Aku menemui Imam Asy-Syafi’iy menjelang beliau wafat, lalu kubertanya ;
“Bagaimana keadaanmu pada pagi ini, wahai Ustadzku?”
Beliau menjawab ;
“Pagi ini aku akan melakukan perjalanan meninggalkan dunia, akan berpisah dengan kawan-kawanku, akan meneguk gelas kematian, akan menghadap kepada Allah dan akan menjumpai kejelekan amalanku.
Aku tidak tahu: apakah diriku berjalan ke surga sehingga aku memberinya ucapan kegembiraan, atau berjalan ke neraka sehingga aku menghibur kesedihannya.”
Dengan mngharap taufiq dan hidayahnya, saya mencoba memberanikan diri untuk menulis dikolom ini.
Perkenalkan, Bang.
Nama saya, Ibnu. Saat ini saya mukim di Kota Manado dalam rangka tugas kerja yg Alhamdulillah udah mau hampir setahun saya di kota ini.
Adapun maksud tulisan ini, sekedar untuk menjelaskan kesalah pahaman yg pada akhirnya berujung pada fitnah saat ini.
Thayyib...
Langsung saja 🙏
Saya pertama kenal Mba Na kira2 tahun 2019 awal. Waktu itu dengan akun lain yg saat ini telah di suspend.
Wallahi..
Awalnya ane mengira bahwa Na seorang ikhwah, karena dari foto profil yg dipajang adalah Batman(perkiraan saya). Beliau pun tak pernah bilang kalau dia seorang akhwat , makanya setiap kali interaksi baik di TL ataupun di DM, ane panggil Na dengan sebutan "Akhi".
“Karena pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjadi rakyatnya adalah aku dan sahabat lainnya. Sedangkan pada zamanku yang menjadi rakyatnya adalah kalian.”
Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah mengatakan ;
“Sesungguhnya di antara hikmah Allah Ta’ala dalam keputusan-Nya memilih para raja, pemimpin dan pelindung umat manusia adalah sama dengan amalan rakyatnya bahkan perbuatan rakyat seakan-akan adalah cerminan dari pemimpin
1. Fitnah terhadap Salafi bahwa partai An-Nur Mesir adalah Partainya para salafiyyun. Padahal jika sedikit saja mereka mau mencari kebenarannya, maka niscaya akan mrka dapati bahwa para Ulama Sunni Salafi mengharamkan demokrasi dan terlibat dlm kepartaian, sebab bagian dari hizb.
Pengakuan tidaklah bermanfaat jika tidak dibarengi oleh lisan dan perbuatan. Sama halnya di Indonesia, banyak kita jumpai pondok yg menamakan Pondok Salafi, tetapi metode pengajarannya ala shufiyah dan materinya syarat dengan penyimpangan2 khususnya dalam hal tawasul.
2. Fitnah Ulama Salafi Saudi mendukung penggulingan Mursi. Ini merupakan fitnah yg keji, yg kelak akan mereka pertanggung jawabkan dihadapan Allah jalla jalaluhu. Padahal kbrnarannya justru ulama salafi mengutuk petbuatan tersebut.
💎Ketika kami menyerukan ummat untuk mentha'ati penguasa sekalipun zhalim dalam hal ma'ruf, dan mengingkari mereka pada perkara2 yg bathil, itu bukan berarti kami pada posisi membela.
Justru kami mengingatkan ummat agar tdk terjatuh pada kemudharatan yg lebih besar, yg disebabkan sikap bengis dari kezhaliman penguasa. Kami mengetahui dgn ilmu, baik hadits maupun atsar tentang haramnya seorang mu'min membela kezhaliman, yg pada hukumnya dia dlm kemurkaan Allah.
Tetapi menyikapi perbuatan zhalim dengan sebuah kezhaliman hingga menimbulkan mudharat yg lebih besar, hukumnya juga haram. Sebagaimana perkataan Imam Ibnu Qayyim rahimahullah dalam kitab I’lamul Muwaqqi’in ‘An Robbil ‘Alamin 3/12
Pemimpin yg tidak menegakkan kitabullah, tidak lantas diabaikan statusnya sebagai pemimpin. Sebab menegakkan Kitabullah pun sifatnya nisbi, Al Ma’mun, Al Mu’tashim, dan Al Watsiq pernah melakukan dan memaksakan sesuatu yang diyakini oleh Ahlussunnah sebagai kekafiran,
yg konsekuensinya mrka telah mengganti ajaran Kitabullah dgn ajaran bid’ah/kufur. Dan ini menjadi aqidah resmi dari negara, artinya merupakan bagian kekafiran yg dilakukan oleh negara dengan perundang-undangannya.
Makanya ane tanya di kutipan awal tadi. Adakah pencabutan bai'at Imam Ahmad terhadap Al-Ma'mun disebabkan kekafiran yg dia lakukan dengan mengingkari hukum paling asas dalam timbangan syari'at bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah yg qadim ?