Hororism Profile picture
Jul 3, 2020 97 tweets 12 min read Read on X
A Thread

Horor true story

-mengapa harus adikku ?-

#bacahorror
#threadhorror
@bacahorror Image
Namaku Seto, aku akan berbagi pengalaman sedikit tentang aku dan keluargaku. Aku sekarang berumur 24 tahun, dan aku memiliki adik yang jaraknya 3 tahun lebih muda dariku.
Ayahku seorang pensiunan pegawai di salah satu BUMN di kota ku dan ibuku seorang ibu rumah tangga biasa. Biasanya ibu membantu ayah mencari uang dengan berjualan online.
Adikku bernama Vania, dan kami sekeluarga memanggilnya Deva. Deva adalah singkatan dek Vania. Dan dia senang di panggil itu.
Aku akan bercerita tentang keluargaku beberapa tahun lalu. Aku lupa tepatnya tahun berapa. Yang jelas pada saat itu aku masih duduk di bangku kuliah semester 4 atau 5 aku lupa.
Pada saat yang bersamaan ayahku akan pensiun. Dan tentunya semua fasilitas kantor yang di berikan ke ayahku di tarik dan di pindah tangankan. Termasuk rumah dan mobil dinas yang sekarang kami pakai.
Kami harus mencari tempat tinggal baru. Meskipun ayahku memiliki tanah kosong, tapi pasti ribet kalo harus dibangun dulu dan bla bla lainnya.
Aku ikut ayah untuk hunting rumah baru. Ayah ingin yang harganya miring tapi rumahnya besar dan bisa dihuni untuk 4-5 orang.
Karena ibu yang sibuk dengan jualan onlinenya dan adikku yang sedang belajar untuk menghadapi ujian jadilah aku yang menemani ayah.
Pada saat melihat rumah di salah satu perumahan, aku merasa rumahnya bagus, katanya sih baru 2 bulan tidak dihuni. Besar dan mewah. Dan harganya juga murah untuk rumah dan tanah yang sebegitu besarnya.
"Jadi kenapa pemilik rumah sebelumnya pindah pak ?" Tanya ayahku ke orang yang di pasrahi kunci rumah tersebut.
"Beliau keluarga baru pak, dan baru punya anak 1. Jadinya terlalu luas untuk keluarga baru yang tinggal disini" jawab pak Dadang, orang yang mengurus rumah ini
"Kalo oke dan suka, ini saya kasih nomer dan alamat pemilik rumah pak" tambahnya
"Pak, boleh saya liat dalamnya dulu?" Tanyaku ke pak Dadang
"Oh Monggo mas, silahkan"
Tanpa pikir panjang aku langsung mengambil kunci dan masuk kedalam. Awalnya biasa saja hanya rumah kosong dan bau debu seperti rumah yang sudah di tinggal lama. dan keanehan mulai aku rasakan.
Aku yang notabennya tidak bisa merasakan hal hal ghaib, tiba tiba melihat sosok perempuan berdiri di sudut ruangan, dan tiba tiba ada bayangan yang lewat di depan mataku. Aku kaget setengah mati dan membalikan badanku. Saat aku berbalik sudah ada ayah dan pak Dadang di sana.
"Kenapa to ?" Tanya ayahku
"Gak papa yah," jawabku
"Gak papa deneng keweden ?" (Gak papa kok ketakutan) tanya ayahku lagi
"Beneran gak papa. Berdebu banget, aku mau keluar dulu yah" jawabku sambil berjalan keluar ruangan
Dan saat aku mengintip dengan sudut mataku, tak ada apa apa disana.
"Mungkin halusinasi ku saja" gumamku dalam hati
Aku semakin bertanya tanya, apa sebenarnya yang aku lihat tadi. Sambil merenung sambil aku mengecek hapeku yg ternyata ada chat dari adikku
"Bang, pulang nanti aku tanya soal fisika ya"
Aku hanya memandangi chat dari adikku, dan tepat saat itu juga aku mendengar samar samar suara orang berbicara "reneo le, konconi aku"
Aku melihat sekitar, tidak ada orang kecuali aku, dan pak Dadang juga ayah yang masih di dalam rumah. Aku sedikit merinding sebenarnya. Aku teringat mitos yang beredar.
Jika kamu sedang bepergian dengan jumlah orang ganjil, maka berhati-hatilah, karena kemungkinan jika tidak di genapi dengan 'mereka' atau ada yang hilang 1 agar jumlahnya genap.
Tapi belum sempat memikirkan lebih dalam, ayah dan pak Dadang keluar. Ayah berpamitan dan memasuki mobil yang terparkir.
"Gimana to, suka rumahnya ?" Tanya ayah
"Ngga terlalu suka yah, luas banget" jawabku sambil berdoa memohon agar ayah tidak memilih rumah ini
"Lah rumah bagus bagus gitu kok, murah lagi harganya"
Firasatku mulai tidak enak karena feeling ku ayah akan mengambil rumah ini.
Aku terdiam sejenak. Sambil berjalan menuju rumah yang lain.
Rumah selanjutnya yang menjadi destinasi ayah, letaknya tidak jauh dari rumah yang aku tinggali sekarang.
Hanya saja rumah ini lebih dekat dengan kuburan. Harganya murah, bahkan lebih murah dari rumah yang sebelumnya.
"Yakin yah ?" Tanyaku
"Mmm gak tau to, tapi murah banget" jawab ayah
"Murah, tapi Deket sama makam tuh. Males aku kalo malem malem sendirian di rumah ini" jawabku lagi karena aku tak ingin rumah yang aku tinggali berseberangan dengan makam.
"Iya juga ya, pantesan harganya murah, wong Deket sama orang meninggal" canda ayahku
"Yaudah gimana nih ? Cari lagi barangkali ada yang cocok yah" ajakku ke ayah
"Yaudah ayok"
Dan aku memancal gas mobil yang kami pakai
Jujur sepulang dari rumah pertama tadi tubuhku terasa berat, dan nafasku sedikit tersengal sengal. Gak tau kenapa, aku pikir, ah kayaknya aku mau flu. Jadi aku melanjutkan perjalanan untuk hunting rumah baru.
Sampailah kita ke rumah yang selanjutnya. Letaknya dekat dengan pusat kota. Dan saat kami sampai di depan rumah, aku melihat bapak bapak yang sudah agak sepuh, tapi masih sehat.
"Permisi pak" sapa ayahku
"Oh nggih pak, sinten ?" (Oh iya pak, siapa ?) Jawab pria yang terlihat sedang membersihkan rumah tersebut
"Saya pak Joyo, apa benar rumah ini di jual pak ?" Tanya ayahku lagi
"Oh nggih, saya Rasman, saya yang di pasrahi kunci rumah ini, setiap hari saya selalu bersihkan dan saya rumat. Saya nyalakan lampunya ketika malam, dan saya matikan saat pagi. Betul pak rumah ini dijual. Pripun ?" Jawabnya
"Oh nggeh pak, saya boleh liat dalamnya ?" Kata ayah
"Oh monggo Monggo. Liat liat dulu pak, kalo cocok nanti saya hubungi yang bersangkutan agar kesini"
Aku dan ayah masuk kedalam. Dan benar saja rumahnya sejuk dan nyaman. Sepertinya aku sudah jatuh cinta dengan rumah ini.
"Ini aja yah, enak suasananya. Dekat kota lagi"
"Ya nanti dulu, kita perlu negosiasi harga dulu," kata ayahku
"Pripun pak ? Saya hubungi orangnya atau gimana ?" Tanya pak Rasman
"Nanti dulu saja pak, atau saya minta kontak yang bersangkutan saja, barangkali harga cocok, nanti saya ambil rumah ini" jawab ayahku
Setelah bertukar kontak, kami langsung pulang, waktu itu sekitar jam 5 sore sampai aku sampai rumah.
Sesampainya di rumah, hal hal tidak mengenakan sedikit demi sedikit mulai menggangguku.
"Assalamu'alaikum" salam ku sambil membuka pintu rumah
"Wa'alaikumsallam" jawab ibuku
"Bang, kok pucet banget ?" Tanya Deva padaku yg baru pulang
"Iya gak tau nih Dev, rasanya capek banget" jawabku
"Yaudah bang, istirahat aja Abang di kamar. Nanti deva bikinin teh anget" kata Deva, adikku
"Wiii, baik banget kamu, makasih ya hehe" candaku
Setelah itu aku langsung mandi dengan air hangat dan masuk ke kamar. Ternyata adikku Deva, sedang disana
"Dev, ngapain Abang mau ganti baju dulu, keluar gih" kataku ke Deva
Tiba tibaaa.......

"Tok tok tok, bang ini teh nya Deva taro mana" suara adikku dari balik pintu kamarku
Aku heran bukan main, dan saat aku melihat di tempat Deva berdiri tadi, sudah tidak ada siapa siapa disana
"Iya Dev, Abang ganti baju dulu"
Setelah beberapa saat, badanku mulai terasa panas. Seperti orang yg sedang sakit. Entah kenapa tiba tiba aku sakit dan hanya bisa berbaring di tempat tidur.
Untungnya, semua orang rumah baik padaku. Terutama adikku, Deva. Dia sering menemani ku di kamar. Dengan pandangan lugunya.
"Deva cantik yah, masa belom punya pacar sih" gumamku dalam hati. Karena pada dasarnya Deva memang gak mau pacaran dulu
Apa lagi warna bola matanya yang berbeda. Ya kanan dan kiri memiliki warna bola mata yang berbeda. Tapi itu yang menurutku menjadi daya tarik Deva.
Pada malam hari nya aku mendengar ada yang mengetuk pintu beberapa kali. Tapi aku biarkan. Paginya aku tanya ke adikku
"Kamu ngapain sih semalem ngetok ngetok pintu Abang" tanyaku ke Deva
"Ih Abang ih, orang Deva belajar buat ulangan hari ini. Deva bobo jam 2 malem bang. Ngapain juga ketok ketok pintu Abang. Males banget" candanya
"Sepertinya memang bukan Deva. Apa ada yang lain di rumah ini sekarang ?" Gumamku dalam hati.

Beberapa hari aku tak kunjung sembuh. Sampai sampai sahabat baikku datang ke rumah bersama beberapa kawanku yang lain. Bagus namanya.
"To, sakit apa sih kamu sebenarnya" tanya bagus
"Ya flu biasa, gak papa kok" jawabku
"Kamu baru pergi pergi ya ? Harusnya kamu hati hati to" tanya bagus
"Gimana dia bisa tau aku baru pergi pergi" gumamku dalam hati
Tapi memang dasarnya bagus memiliki sebuah kelebihan yang tidak orang lain miliki. Kata ora orang sih itu Indra ke enam. Tapi ya semoga saja kalo benar tidak di gunakan untuk hal hal yang tidak baik.
"Iya, tempo hari aku hunting rumah sama ayah, ya kamu tau sendiri lah ayahku kan mau pensiun, jadi harus cepet cepet cari rumah tinggal yang baru"
Lalu aku ceritakan semuanya, mulai dari aku melihat sesosok wanita, sampai aku sakit sekarang ini.
"OOO jadi gitu, ada yang ikut kamu to" kata bagus
"Whaatttt ??? Apa maksudnya?" Tanyaku
"Iya, jadi ada yang ikut kamu to, sekarang lagi duduk di pojok kamar kamu, kalo gak kamu usir, bakal ngikutin kamu trs" kata bagus
"Wah Gus, sumpah, aku gak bisa ngusir, aku gak bisa ngapa ngapain" kataku bingung
"Yaudah, sholatmu di kencengin insyaallah di bakal gak betah, oiya jangan lupa baca Al-Qur'an yaaaaaa, 2 atau 3 ayat cukup lah" kata bagus lagi
Selang beberapa hari demamku memang turun. Jujur saja kejadian ini membuatku menjadi sedikit religius.

Beberapa hari berlalu, aku harus kembali ke perantauan untuk melanjutkan studi ku.
Rencananya aku pulang setelah ujian, dan bertepatan sama ulang tahun adikku yang ke 17. Dan mungkin ayah sudah menempati rumah baru.
Setelah perdebatan yang cukup alot, akhirnya ayah memilih rumah yang pertama kami datangi. Jujur aku sedikit kecewa, tapi mau bagaimana lagi. Nasi sudah menjadi bubur.

Beberapa Minggu kemudian, ayahku pensiun dan bersiap untuk pindahan
"Halo yah" saat pertama kali aku mengangkat telepon dari ayah
"Seto, ayah sudah pensiun. Ini ayah mau pindahan. Dibantuin sama pak Ridwan dan beberapa temen kantor" jawab ayah
"Oh gitu ya, oke yah. Hati hati jangan maksain kalo capek. Eh yah. Deva disitu ?" Tanyaku ke ayah
"Ya enggak lah. Deva sekolah. Oiya kamu kapan pulang ? Seminggu lagi Deva ulang tahun ayah juga sekalian mau syukuran rumah baru" kata ayah
"Ooh gitu. Ya, mungkin Minggu depan yah bareng sama ultahnya Deva" jawabku
"Yasudah, ayah matikan dulu ya telponnya"
Kreppp langsung ayah menutup telponnya
Jadi, kenapa aku tanya ada Deva disitu ? Aku mendengar suara wanita di telpon ayah. Suaranya mirip sama Deva. Dan asal kalian tau, kantor ayah tidak ada yg perempuan.
Dan suaranya juga sangat jelas "reneo le, balio" seperti itu suaranya. Lembut sekali. Tapi aku mencoba positif thinking. Mungkin kawan ayah yang perempuan atau ibu yang sedang di dekat ayah.
Beberapa hari kemudian aku pulang kerumah baru kami. Kami sedang mempersiapkan syukuran sekaligus mau merayakan ulang tahun Deva yang ke 17.
Malam harinya, acara dimulai

"Hbd Dev, mau minta apa dari Abang ?" Tanyaku ke Deva
"Iya bang makasih, Deva gak minta apa apa, Deva pokoknya minta Abang di Deket Deva terus" pinta Deva
"Iya Dev, Abang bakalan jagain kamu semampu Abang ya" jawabku sambil mengelus kepalanya.
Sembari ayah syukuran rumah barunya. Sambil membaca doa doa dan sebagainya. Acara malam ini selesai. Berjalan dengan baik dan lancar. Tapi cerita tentang keluargaku di rumah baru ini baru saja di mulai.
Ke esokan harinya, yang kebetulan hari Minggu, aku sedang enak enak rebahan di depan tv. Tiba tiba Deva keluar dari kamar. Dan duduk di sebelahku.
"Dev makan, ntar dingin makanannya" suruhku ke Deva
"Iya bang, ntar dulu Vania gak laper" jawabnya dengan tatapan yang kosong
"Hah ? Vania ? Gak salah ?" Tanyaku heran
"Engga bang" jawabnya dan dia tiba tiba berdiri kembali ke kamar.
Deva itu orangnya ceria, dan cerewet banget.
Dia itu suka guyon dan gak bisa diem. Tapi tiba tiba dia menjadi pendiam, dan gak banyak omong seperti biasanya. Membuatku makin merasa asing sama Deva.
Terlebih lagi, dia memanggil dirinya sendiri dengan VANIA hal yang gak pernah aku denger sebelumnya. Membuatku menjadi bertanya tanya. Ada apa dengan Deva ? Pandangannya kosong dan seperti bukan dirinya.
Ya, Deva bukan Deva saat ini. Aku kenal betul dengan Deva. Ada apa ? Apa karena pengaruh rumah baru ini aku juga tidak tau.
Beberapa hari kemudian sepertinya Deva yang biasanya kembali.
"Bang" panggil Deva sambil menepuk punggungku.
"Ya Dev kenapa ?" Tanyaku
"Sory bang kemaren sempet bikin Abang khawatir, Deva tau Deva salah"
"Hah ?"
Pikirku apa Deva sudah kembali ? Atau dia hanya orang lain yang menyamar sebagai Deva ? Ah runyam sekali urusan ini
"Bang, kemaren itu bukan Deva" bisiknya
"Terus ?"
"Jangan keras keras ya, ntar ketauan mamah, pokoknya itu kemaren bukan Deva, tapi Deva pengen Abang jangan ngapa ngapain dia ya bang" pinta Deva dan seketika itu juga Deva kembali ke kamarnya.
Semakin bingung pikiranku. Apakah 'mbak' yang waktu itu merasuki Deva. Ah semuanya membingungkan.

Malamnya aku iseng mengintip ke kamar Deva. Sedikit membuka pintunya dan aku memergoki Deva sedang berbicara sendiri.
"Tolong kamu, kamu, kamu, kamu jangan ganggu Vania. Vania sudah bahagia."
"Kenapa Deva ngomong sendiri ? Sama siapa sih dia ngomong" gumamku dalam hati.
Saat benar benar aku akan memasuki kamar Deva tiba tiba........
Brakkkkkkk

Pintu kamar Deva menutup dengan sendirinya. Sangat keras sampai aku terpental ke belakang. Ayah dan mamah langsung menghampiri ku
"Kenapa to" tanya mamah dengan lembut
"Gak papa mah, Deva lagi agak marah kayaknya"
sambil aku berpikir, benarkah tadi itu deva, atau bukan. Siapa sebenarnya sih dia.

Aku ingin cerita ke mamah atau ayah, tapi aku benar benar tidak bisa. Aku harap ini terakhir kalinya.

Selang beberapa malam berikutnya, Deva menghampiri kamar tidurku. Mengetuk seperti biasanya.
"Bang" sambil Deva mengetuk pintu
"Ya ? Siapa ?" Tanyaku
"Vania bang"
"Masuk, aja"
Selanjutnya Deva masuk dan berbicara panjang lebar.
"Bang, Deva itu Vania, dan Vania itu Deva. Jadi Abang harus ngertiin"
Aku bingung setengah mati
"Vania kesini cuman mau ngingetin Abang sama Deva beberapa penghuni di rumah ini ada yang suka jahil. Contohnya yang sekarang yang ada di belakang Abang"
Aku makin bingung, jujur saja apa benar benar ada sesuatu di belakangku.
"Itu yang di belakang Abang namanya mbak Nanik. Dia selalu ikut Abang semenjak Abang hunting rumah sama ayah."
Aku makin merinding dan makin bingung, sejak kapan Deva bisa seperti ini.
"Tapi tenang bang, Vania udah bilang ke semua penghuni rumah ini biar gak ganggu kita lagi"
Aku makin penasaran dan tanpa sengaja Deva ku bentak
"Yang ganggu itu kamu !!!!! Sekarang mana Deva, balikin atau kamu aku celaka"
Tiba tiba Deva yang bukan Deva itu menangis dan kembali ke kamarnya sendiri.
Keesokan harinya, Deva datang dan membentakku
"Bang !!!! Kan udah aku bilang, jangan apa apain" bentak Deva, yang benar benar membuat aku merinding
"Lah, Abang cuma khawatir sama kamu Dev Abang gak pengen kehilangan Deva yang biasanya"
"Deva tidur bang, Deva tidur. Udah, pokoknya Deva pesen sekali lagi, jangan apa apain dia"
Dan Deva langsung kembali ke kamarnya. Akhir akhir ini Deva memang sering menyendiri. Sering di kamar.
Malamnya, aku kembali untuk meminta maaf. Tapi yang terjadi persis seperti malam sebelumnya. Aku mengintip di dekat pintu yang aku buka sedikit dan tiba tiba...
"Bang masuk" sahut Deva
"Dev ? Kamu tau aku disini" jawabku
"Vania tau bang, mbak Nanik yang ngasih tau aku"
Aku bergegas masuk dan mengelus kepala Deva.
"Maafin Abang ya Dev, Abang mbentak kamu kemaren." Pintaku ke Deva
"Iya bang gak papa. Mbak Nanik juga minta maaf karena beberapa kali udah ganggu Abang." Kata Deva lagi
"Dev, mbak Nanik itu siapa sih sebenarnya dan kenapa dia ngikutin aku terus ?"
Tiba tiba, Deva mengubah posisi duduknya

daaaannnnn

"Mbak Nanik kenapa mbak ? Oh gitu. Iya iya, jadi mbak Nanik sebenarnya kebingungan ? Atau gimana ? Oh gitu ya mbak. Iya nanti saya sampaikan ke bang Seto"
Deva berbicara sendiri
"Jadi gini bang. Mbak Nanik itu sudah lama menempati rumah ini. Bahkan sebelum rumah ini di bangun. Mbak Nanik meninggal, katanya sih karena di bunuh sama pacarnya, dulu. Jadi katanya minta maaf kalo sudah mengganggu bang Seto" kata Deva padaku
"Oh gitu ya Dev, eh Van. Ya gak papa di tinggali, asal jangan mengganggu, kita semua sudah punya kehidupan masing masing"
"Tuh mbak Nanik, denger kan ? Gak papa disini. Termasuk kalian yang dari tadi merhatiin aku dan bang Seto. Jangan ganggu, kalo kalian ganggu, awas" bisik Deva
"Dev, eh Van, Deva dimana sekarang ? Kamu gak apa apain Deva kan ?"
"Deva tidur, mungkin besok Deva yang akan bilang ke Abang. Sekarang Abang keluar kamar Vania ya bang" pinta Deva
Dan aku bergegas keluar kamar Deva, dengan perasaan sedikit merinding. Aku sedikit melirik tulisan tulisan tangan Deva. Karena sudah malam aku gak jadi untuk melihat tulisan apa itu.
Beberapa hari berlalu, aku juga harus kembali ke perantauan karena masa liburanku sudah habis. Tiba tiba Deva memelukku dari belakang.
"Bang"
"Ini Deva bukan ?" Tanyaku karena aku ragu
"Deva bang, Deva mau jelasin semuanya"
"Hah ? Jelasin apaan ?"
"Jadi, Deva gak sendiri. Kalo kata orang deva punya kepribadian ganda bang. Jadi Deva yang Abang kenal ya Deva yang kaya gini. Tapi pribadi Deva yang satunya dia bisa lihat hal hal yang gak bisa kita lihat bang" kata Deva panjang lebar
"Oh gitu, trs ?"
"Iya bang, setiap Deva tidur dia terkadang bangun. Dan dia nulis beberapa pesan buat Deva. Terkadang kita juga bercerita lewat kertas itu. Saling tulis apa yang sudah kita lakukan selama kita bangun"
"Oh jadi gitu, gini aja deh Dev, aku kasih tau mamah sama ayah ya, biar tau solusinya yang terbaik itu gimana. Biar kamu gak terbebani juga"
"Deva gak terbebani kok bang, Deva seneng. Deva jadi punya temen kalo Abang gak di rumah. Tapi kalo untuk kasih tau ayah sama mamah, gak papa bang. Mungkin dengan ngomong ke mereka aku jadi lebih bisa mengontrol emosiku"
Dan selanjutnya, aku bercerita ke ayah dan mamah tentang apa yang terjadi dari pertama kita menempati rumah ini. Sampai detik Deva mengaku.
Awalnya ayah menghendaki untuk ke psikiater, tapi mamah dan aku tidak setuju. Karena itu malah makin membebani Deva.
Alhamdulillah sampai saat ini 'vania' gak pernah muncul di depanku. Deva yang aku kenal sekarang ada Deva yang dulu. Sekarang dia juga masih kuliah di universitas ternama di Jogja.
Ya akhirnya doaku terkabul. Tuhan mengembalikan adikku seperti biasanya. Tapi mau Vania ataupun Deva, keduanya akan sama sama aku jaga. Dan aku benar benar akan menjaga mereka sampai kapanpun.
Oke gaeeessss. Segitu dulu ceritanya, maaf kemaren aku ketiduran jadi gak sempat cerita. Tapi Alhamdulillah sekarang selesai ceritanya.
Jadi gimana menurut kalian ? Dulu ada mitos yang mengatakan kalo orang punya warna bola mata yang berbeda (kanan dan kiri) katanya dia punya kepribadian ganda.
Yaaaa. Apapun itu kita harus tetap berserah diri kepada Allah, dan selalu berharap mendapat lindungan-Nya. Makasih yang udah mau baca sampe selesai makasih banget masih mau setia ngikutin Mimin.
Salam Hororism

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Hororism

Hororism Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Hororism13

Jun 18, 2020
A Thread

Horor true story

-Kembalikan Dia-

#bacahorror
#threadhorror
@bacahorror
Malem guys, lama gak update dan pengen banget nulis sebenarnya. Kali ini aku dapet cerita dari sahabat ku, Remi. Beberapa Bulang lalu, sebelum pandemi, Remi meneleponku dan mengabari kalo dia akan menikah.
"Heh Yo, ngko bengi neng angkringan ya"
( heh Yo, nanti malem ke angkringan ya) kata Remi pada ku di telfon
"Wah, arep ana apa kiye, mesti bebojoan" (wah, mau ada apa ini, mesti mau ada pernikahan) jawabku santai.
Read 81 tweets
Oct 8, 2019
A Thread

Horor love story

-pria idaman lain-

#bacahorror @bacahorror
Oke guys, tempo hari aku ketemu sama temen ku. Lebih tepatnya Kaka tingkat semasa kuliah dulu. Mas dana, baru saja di pindah tugaskan ke daerah di mana aku bekerja. Sebelumnya dia di tempatkan di daerah Bandung, Jawa barat.
Di sana dia bertemu dengan mantannya pacarnya a.k.a istrinya. Seminggu setelah SK pindah mas dana turun, dia langsung menghubungiku
"Koe nengndi cuk ? Seh neng Cilacap ta ?" (Kamu dimana cuk ? Masih di Cilacap kan ?)"
Read 61 tweets
Aug 7, 2019
A Thread

Horor story

-cat merah ?-

#bacahorror @bacahorror
Oke guys cerita ini aku gak tau fiktif atau real. Aku inget banget ceritanya dari salah satu akun Instagram. aku bacanya udh agak lama sih, nah baru kemaren aku search ceritanya. Dan ketemu si google. Nanti aku kasih tau sumber nya. Oke kita mulai.
Cerita ini bermula saat karyawan salah satu perusahaan besar di Jakarta bernama pak eko mendapatkan tugas dinas luar ke daerah Semarang. Karena kebetulan dekat dengan rumah nya yang berada di daerah Salatiga, pak Eko memutuskan untuk mengambil tugas tersebut.
Read 32 tweets
Aug 6, 2019
A thread

Horor true story

-siapa yang ku lihat ?-

#bacahorror @bacahorror
Oke, aku dapet cerita dari narasumber, dan dia sebagai orang ketiga. Panggil saja opang. Opang seorang remaja gempal dan dia sekolah di salah satu SMA favorit di kota C propinsi Jateng. Dia memiliki adik sepupu yang sekarang berusia sekitar 7-8 tahun
Oiya guys, semua nama tempat saya samarkan, meskipun narasumber mempersilahkan untuk menyebut nama asli nya. But not for me. Privasi tetap privasi.
Read 40 tweets
Aug 5, 2019
A Thread

Horor true story

-Portal-

#bacahoror @bacahorror
Saya bercerita sebagai orang ketiga ya guys, dan saya juga sudah minta ijin ke pemilik cerita. Dan Alhamdulillah nya diperbolehkan dengan catatan menyamarkan nama, tempat, dan alamat. Selamat membaca
Kisah ini berawal dari salah satu SMP di kabupaten C di provinsi Jawa tengah. Saat bel istirahat berbunyi, rendy. Begitu sapaan kawan-kawannya di sekolah.
"Heh koe ngerti Ra ren, adikelase dewek wis sue banget Ra mlebu" (hei, kamu tau gak ren, adik kelas kita sudah-
Read 46 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(