Im comeback,,
Lama rasanya gak bikin thread lagi,,
Setelah cukup berduka saya ingin kembali mengajak anda sekalian untuk menguak sebuah misteri di suatu rumah sakit,,
Semua nama,tempat,kejadian dan hal apapun yang berhubungan dengan cerita ini saya ganti supaya lebih enak tentunya,,
Itu terlihat dari raut wajah yang semraut penuh beban dan pikiran,
Di buru pekerjaan serta deadline yang padat membuat kepala aji pening tak terkira
nada pesan dari whatsapp membuatnya memalingkan pandangannya dari rutinitas yang menggila,,
Setelah membaca pesan tersebut aji mendongakan wajahnya,,
Bebanya semakin bertambah,
Pesan dari istrinya membuat kepalanya penuh sesak
Berjalan sedikit tergesah-gesah menuju ruang di pojok kanan meja kerjanya,
Tok,,tok,,tok,,
Permisi pak,,
Aji mengetuk pintu ruang kerja atasan'nya,
Masuk,,
Jawab lugas dari dalam ruangan.
Duduk,,
Ada apa,,?
Tanya sang bos,,
Berjalan sedikit tergesah-gesah menuju ruang di pojok kanan meja kerjanya,
Tok,,tok,,tok,,
Permisi pak,,
Aji mengetuk pintu ruang kerja atasan'nya,
Masuk,,
Jawab lugas dari dalam ruangan.
Duduk,,
Ada apa,,?
Tanya sang bos,,
Sang bos pun memberi izin ,
Aji langsung buru-buru pulang,
Masuk ke dalam lift menuju lantai 1 dimama motor nya terpakir rapih dengan motor lainya,,
Singkat cerita aji sudah sampai di depan kontrakan'nya,
Dengan sigap ia segera memarkirkan motornya
Aji mengucap salam,
Hening,,,tak ada jawaban,
Aji segera mendorong pintu kontrakan yang hanya berlapis kayu tipis berwarna coklat,
Aji terkaget,,
Kepanikan langsung merasuki dirinya,
Desi tengah tergeletak lemas tak berdaya ,
Ada sedikit darah yang mengalir di betis kananya,,
Tolongg,,,tolong,,,
Teriak aji panik dan ketakutan,
Teriakan aji membuat para tetangganya segera menghampiri
Tolong pak,,
Tolong bawa istri saya kerumah sakit,
Pinta aji penuh harap.
Wahh iya ini harus buru-buru di bawa ke rumah sakit,
Iya mas,,
Sebentar saya cari mobil dulu,
Suara kontrakan mendadak menjadi riuh karena banyak warga yang datang melihat keadaan
Dengan sigap dan segera aji mempobong istrinya masuk ke dalam mobil untuk membawanya ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan
Tak lama air ketubannya pecah,
Aji panik luar biasa,
Keadaan istri dan cabang bayi yang ada di dalamnya menjadi fokus aji,
Di gengamnya tangan desi begitu kuat oleh aji untuk menyakinkan bahwa semua akan baik-baik sajah
Ah sial,,
Lampu merah menghambat laju kendaraanya,
Tabrak ajah pak,,ini urusanya nyawa,
Pinta aji kepada pak doni selaku sang pengemudi,
Iya mas,,
Jawab pelan pak doni
Mobil ini menuju sebuah rumah sakit di salah satu kota di jawa barat,
Rumah sakit daerah yang lumayan terkenal di sekitaran daerah sini,
Gaya arsitektur jaman dahulu dari rumah sakit ini
Rumah sakit yang sepertinya sudah sangat lama di dirikan,
Mobil terparkir di halaman sebelah kiri,
Dengan segera aji membuka pintu dan membopong istrinya untuk segera masuk dan mendapatkan pertolongan serta perawatan,
Desi segera di baringkan,di dorong dengan tergesah gesah menuju ruang persalinan
Ruang persalinan cukup jauh jaraknya,
Berada di pojok bangunan dan harus melewati lorong-lorong yang panjang.
Petang menjelang,,
Adzan magrib berkumandang ketika aji sampai di ruang persalinan
Aji tak mau berdebat, ia pasrah dan mengalah demi keselamatan istri dan sang bayi yang ada di dalam kandungan,
Aji gelisah
Berjalan mondar mandir tak tentu arah
Suara langkah kaki terburu-buru dari sang dokter menuju ruang persalinan,
Mata aji langsung tertuju pada sang dokter yang baru datang tersebut
Segara menghampiri dan mengucap dengan nada yang lirih
'tolong selamatkan istri dan anak saya dok'
'Akan saya lakukan semua kemampuan saya pak,,bapak yang tenang,
Jangan lupa berdoa'
Jawab sang dokter dengan mada penuh keyakinan.
Sang dokter segera masuk ke dalam ruangan dengan atribut lengkap untuk bagian melahirkan
Penuh harap untuk keselamatan semuanya,
Angin hangat berhembus pelan membelai wajah nya,
Ada sentuhan kenyamanan yang ia rasakan,
Entahlah
Kini hati dan jiwanya terasa lebih tenang,
Seperti ada sesuatu yang membuatnya kuat
dari kejahuan terdengar langkah kaki yang berjalan menuju arah dimana aji berada,
Ahh rupanya pak doni,,
Namun berjarak beberapa meter dari tempat aji terduduk pak doni berhenti,
Ia menatap penuh tanda tanya,
Pikiranya di penuhi rasa penasaran
Apa saudaranya,,apa temanya atau siapa,,
Pak doni bergelut dengan pikiranya sendiri selama seper sekian detik sebelum akhirnya pak doni kembali meneruskan langkah'nya,
Eh pak doni,,
Sambut aji atas kedatangan pak doni,
Mata Pak doni menyapu setiap areal tempat ini namun tak mendapat jawaban atas pertanyaan dan rasa ke'herananya,
Kemana wanita yang tadi menemani mas aji tersebut,
Dari mana saja pak?
Tanya aji,
Ini mas saya gak nemu-nemu ruang persalinan ini,
Saya sampe muter-muter untung ada suster yang ngasih tau,,
Jawab pak doni
Balas aji,,
Terus gimana keadaan istrinya mas?
Tanya pa doni.
Belum ada kabar pak?
Sambut aji sambil menggelengkan kepala
Pak doni dan aji pum duduk penuh harap di samping ruangan
Yang mana suaminya,,?
Tanya sang suster
Saya mbak..
Jawab aji sambil berdiri,
Ohh silahkan masuk pak,
Pinta sang suster
Aji langsung buru-buru masuk di ikuti dengan pak doni
Segera menghampiri dimana istrinya berada
Bayi nya dimana sus?
Tanya aji
Ada si ruang inkubator pak,,
Silahkan
Tunjuk sang suster
Sebenarnya masi kehamilan desi barulah menginjak kurang dari 9 bulan,
Mungkin sekitar 8 bulanan
Itulah yang menyebabkan bayi tersebut harus masuk di dalam tabung inkubator tersebut,
Aji langsung menangis haru melihat hal tersebut
Tak terasa dan tak di sangkah kini ia telah menjadi seorang ayah,
Moment yang sangat membahagiakan
Sang ibu dan bayi berhasil selamat,
Sebagai seorang yang pernah bebrapa kali mengalami hal ini tentulah pak doni paham bagaimana rasa legah dan bahagianya seprti yang aji rasakan,
Mau kerja dulu,
Sabarrrr saudara-saudara
Ucap lemah desi memanggil suaminya,
Ia de,,
Aji menghampiri dan menggenggam erat tangan istrinya yang masi terkulai lemah,
Anak kita gimana mas?
Tanya desi,
Sehat de,,
Sekarang kita resmi menjadi orang tua untuk anak kita,,
Ucap haru aji kepada istrinya,
Iya mas,,
Mohon maaf pak biarkan istrinya istirahat dulu untuk sementara
Pinta sang suster kepada aji.
Aji mengangguk pelan sambil mengusap air mata bahagianya
Sendirian di tengah area yang mulai sepih dan hening karena waktu yang beranjak menuju malam,
Tak ada suara apapun selain deru nafas yang ia hembuskan.
Di pelupuk mata sebelah kirinya ia menangkap siluet hitam berdiri di sudut lorong
Bisa di katakan ruabgan ini adalah ruang tambahan atau ruang darurat yang jarang di gunakan,
Bayangan tersebut perlahan semakin dekat,
Seperti sebuah kain putih lusuh yang terbawa angin
Walahh,,,,
Pak doni terkaget karena aji menepuk pundak sebelah kananya,
Kenapa pak?
Tanya aji heran,
Eh kamu ngaget-ngagwtin ajah,
Jawab pak doni,
Kita cari makan dulu sajah hayu pak,,
Bapak juga pasti lapar kan?
Ia mas saya lapar,,capek juga,
Meeka pun berjalan mencari dimana kantin berada,
Melewati lorong yang dimana tadi pak doni melihat sperti sebuah kain yang terbawa angin,
Pak doni berhenti sejenak untuk memastikan bahwa pengelihatanya barusan tidak salah
Tak ada siapapun,,
Kenapa pak?
Tanya aji..
Oh gak ppa mas,,
Ini kita jalan ke arah manah?
Pak doni menimpali.
Waduh saya juga gak tau,
Udah sepih gini mau tanya sapa siapa jugaa,,
Gumam aji
Suasanah yang hening dan lembab membuat kengerian semakin terasa
Lampu koridor yang temaram membuat nyali sedikit tergoyah,
Tap tap tap tap
Hanya suara langkah dari sepatu yang terdengar
Ucap oal doni ketika akan menabrak suster yang baru saja keluar dari ruang pasien,
Saya juga kaget pak,,
Ucap suster tersebut
Maaf mba kalo kantin di sebelah mana ya,,?
Tanya aji
Ohh,,
Lurus saja mas nanti belok kiri di samping bangunan rumah sakit ini
Oww ia terima kasih mba,,
Balas aji
Marii,,
Sang suster pun pergi entah kemana
Sekrang aji dan pak doni tau kemana harus melangkahkan kaki karena sudah tau arah tujuan mereka
Tampak sepih
Hanya ada beberapa orang terlihat sedang berada di sinih.
Tanpa basah basi pak doni memesan seporsi makanan karena perutnya yang sedari tadi kelaparan,
Gak makan mas?
Tanya pak doni
Enggak pak,,lagi pengen ngopi ajah,,
Jawab aji
Sementara Pak wondo selaku pemilik kantin menatap aji dengan penuh selidik
Dari balik jendela langaung tembus ke pinggiran rumah sakit yang masih banyak semak belukar,
Pak wondo masih menatap aji
Memperhatikan seperti sedang mengawasi
Itu bapak kantin kenapa y pak?
Kayaknya gak suka gitu lihat saya,
Ucap aji kepada pak doni
Ah ga usah di ladenin mas,
Orang kita nnti juga bayar gak kabur,
Jawab pak doni
Aji merasa heran,
Y udah jangn nambah beban mas,,
ngopi ajh,,
Ini rokok buat temen ngopinya
Pak doni mengeluarkan rokok filter dari dalam saku celana hitamnya
Berapa pak?
Tanya aji kepada pak wondo
18 ribu mas,
Jawab pak wondo
Ini pak,,
Kembalianya simpang ajah
Ucap aji sambil menyodorkan uang 20 ribuan
Ucap pak wondo,
Aji merasa heran atas ucapan sang pemilik kantin tersebut
Aji memilih segerah beranjak dari kantin untuk menuju kamar dimana istrinya di rawat intensif
Namun di sepanjang perjalanan ucapan pak wondo menggelayuti benak'nya
Aji di buat penasaran
Namun ahh bodo amat lah,,
Setelah cukup dekat dengan kamar istrinya terlihat seorang perempuan berbaju putih masuk ke dalam ruangan di mana desi dan bayinya di rawat
Aji merasa heran,,
Pakai'anya tidak seperti seorang suster,
Suster macam apa pikirnya yang memakai dres panjang begitu.
Aji langsung buru-buru berlari kearah kamar di mana istrinya di rawat
Dan dengan segera membuka pintu kamar
Pintu terbuka namun tak ada siapaun selain istrinya yang masi terpejam dan bayinya yang tengah tertidur pulas di dalam tabung inkubator,
Lantas siapa tadi?
Aji merasa was-was,
Ia memeriksa setiap sudut kamar sampai kolong bawah kasur namun nihil
Ada apa mas kok grusuh kaya gitu?
Tanya pak doni heran
Ahh engga pak,,
Pengen lihat keadaan istri dan anak saya saja,
Jawab aji
Ohh kirain ada apa,,
Saya tunggu di luar saja ya mas
Huuuuuuuuhhhh,
Aji menghembuskan nafas panjang,
Ah mungkin pikiranku saja yang sedang lelah
Ucap aji dalam hati,,
Lantas duduk di samping pak doni yang sedari tadi termenung
Gimana mas?
Tanya pak doni,,
Ah gak ppa pak,,
Maaf y pak bukanya saya ngusir tapi ini udah malem apa tidak sebaiknya bapak pulang saja,,
Ucap aji kepada pak doni
Kalo saya pulang nanti kamu sama siapa hahahaha,,
Pak doni membalas dengan canda,
Obrolan pun berlanjut,,
Ngalor ngidul gak karuan,,
Se nemu topik pembicaraan saja
Sekedar untuk menghilangkan rasa sepih dan dingin yang kian mendera,,
Tanya aji
Wahh saya gak biasa ngopi mas,
Susu hangat saja
Balas pak doni
Y sudah nanti ya pak saya beli dulu di kantin
Aji pun kembali berjalan menelusuri lorong sepi dan temaram
Udara dingin yang turun membuat bulu di pundaknya meremang
Terlihat di depan mata Sosok wanita tengah berdiri di lorong yang temaram,
Di balik tiang kayu tubuh dari sosok tersebut berada
Aji mengerenyitkan dahi penuh tanya
Ah mungkin keluarga dari pasien pikirnya
Aji pun berlalu melewati sosok tersebut begitu saja namun ada hawa panas yang terasa di pundaknya saat ia membelakangi wanita tersebut
Nafasnya masi ter'engah saat beradapan dengan pak wondo
Duduk dulu mas?
Pinta pak wondo
Ini di minum dulu
Tanpa basa-basi aji pun segera meminum seglas air putih yang di suguhkan untuknya
Pak wondo seakan tau apa yang barusan aji alami
Terlihat suasana ktin yang sudah sepih,
Hanya ada pak wondo seorang semntara istrinya tengah tertidur pulas sambil mendengkur keras
Tanya pak wondo
Dia siapa pak?
Aji berbalik bertanya
Itu wanita yang pake baju putih
Balas pak wondo
Ia pak,,kenapa bapak bisa tau?
Aji terheran
Ah nanti saja saya ceritainya
Tutur pak wondo
Kenapa pa
Balas aji pelan
Belum saatnya
Tanya pa wondo
Kopi pak sama susu hangat ya
Balas aji
Aji terdiam,
Mencoba menelan semua yang telah terjadi
Ini sudah jadi mas,,
Ohh iya pak
jawab aji,
Mau saya temenin gak mas?
Usul pak wondo kepada aji
Ah engga pak makasih,
Jawab aji setengah ragu
Jangan lupa baca doa
Dan aepertinya mas ini bakal lama di sini,
Ucap pak wondo yang membuat pikiran aji semakin tak karuan
Dengan ragu aji pun melangkah meninggalakn kantin
Semntara pak wondo tampak terus mengawasinya
Matanya melirik ke segala arah memastikan tak ada hal aneh di sekitarnya
Setalah cukup lama akhirnya terlihat pak doni yang masi duduk termenung
Segerah menghampiri untuk melegahkan suasanah
Aji menyodorkan gelas susu kepada pak doni namun ia hanya diam
Pak,,
Tanya aji
Pak doni masi diam seribu bahasa
Aneh pikirnya,,
Pak doni nampak pucat
Bibirnya memutih sperti kekurangan darah
aji memaksakan untuk duduk di samping pak doni yang masi terdiam
Terlihat sangat kaku tanpa ekspresi dan gerakan
Ko lama lama ngeri yaa,
Batin aji merasakan aura dan suasana sangat berbeda di samping pak doni
Aji pun ikut termenung dalam derap sunyi malam
Hanya suara serangga yang kini terdengar di telinganya
Suara langkah kaki membuyarkan lamunanya
Aji termangu heran
Ahh rupanya pak doni,,
Tapi tunggu dulu
Bukanya pak doni sedari tadi ada di sampingnya?
Lah pak dari mana?
Tanya aji heran,
Dari kamar mandi mas buang hajat mules karena makan tadi
Tanya pak doni lepada aji
Haaaaa,,,
Aji terkaget
Tadi bukanya bapak ada si samping saya?
Ah orang saya baru saja dari toilet kok,
Pas mas jalan ke kantin tuh saya juga langsung buru-buru ke toilet soalnya mules banget,
Ini baru ajah balik
Mendengar penjelasan tersebut aji hanya terdiam,
Tak bisa bersuara apapun,
Emng kenapa mas?
Tanya pak doni
Ah engga papa pak,,
Jawab aji sambil berbohong,
Dengana segera aji menyeruput kopi yang sudah ia bawa sesari tadi
Rokok pak?
Aji menawarkan kepada pak doni
Ah iya mas saya juga ada kok
Baik aji maupun pak doni tak ada yang tertidur semalam ini.
Mereka terus terjaga dengan obrolan dan asap rokok yang mengepul di udara
Lahh udah subuh aja sih pak
Ia mas gak kerasa yaa
Jawab pak doni
Sebentar y pak saya mau lihat keadaan istri dan anak saya dulu.
Terang aji kepada lawan bicaranya
Ia silahkan mas
Mungkin sedang istirahat pikir aji dalam hati.
Aji kembali keluar kamar
Ayo pak kita sarapan dulu,
Ajak aji kepada pa doni
Ayo mas saya juga laper lagi
Setibanya di kantin aji melihat pak wondo tengah tertidur
Aji dan pak doni pun memesan makanan yang sepertinya baru saja matang,
Wah kebetulan dapet yang angetan,
Ucap pak doni
Pagi menjelang,
Pak doni pun izin untuk pulang karena ada kesibukan yang harus ia kerjakan,
Aji sangat berterima kasih atas segala bantuan dan waktu yang tekah pak doni lakukan untuk aji dan keluarga kecilnya,
Menunggui dan mengelus rambut dari istrinya tersebut
Perlahan jari desi mulai bergerak tanda ia sudah bangun
mas aji,
Kata yang desi ucapkan ketika melihat suaminya tersebut
Ia dek,,
Mas ada di sini
Ucap pelan desi,
Tak rerasa aji menitihkan air matanya,
Mas yang harusnya bertetima kasih karena kamu sudah berusaha untuk anak kita,untuk dirimu dan untuk saya juga,
Terima kasih,,
Aji tak mampu menahan derai air mata bahagianya
Selang beberapa lama dokter datang untuk memeriksa,,
Aji sedikit mundur untuk memberi ruang kepada dokter untuk mngecek kondisi istrinya tersebut
Tanya aji
Maaf tapi sepertinya istri anda harus di rawat di sini selama beberapa hari kedepan untuk memulihkan kondisi tubuhnya,
Dokter menjelaskan,
Jadi belum bisa pulang sekarang dok?
Tanya aji
Belum pak mungkin baru bisa pulang beberapa hari kedepan
Istri dan bayi anda harus mendapatkan perawatan semaksimal mungkin untuk menjaga kondisi tubuhnya,
Nanti saya panggil suster suru ke sini untuk memenuhi segala apa yang di butuhkan,
Saya pamit dulu pak
Ucap tegas dokter tersebut
Aji meminta tolong untuk di buatkan surat izin karena dalam beberapa hari kedepan aji tak bisa masuk bekerja seperti biasa di karenakan sedang menemani dan menjaga istrinya,
Matahari telah tinggi,
Cuaca kian terik saat aji hendak bergegas untuk pulang ke kontrkanya,
Sekedar untuk mengagnti baju ,mengambil kebutuhan serta perlengkapan lainya yang di butuhkan
Dari rumah sakit aji harus menaiki angkot yang lumayan jauh perjalananya untuk bisa sampai di mana ia tinggal.
Segera menuju ruangan dimana tempat istrinya berada,
Tak banyak memang yang ia bawa
Hanya ransel seukuran sedang tempat ia membawa semua perlengkapan,
Wajar
Karena semakam suntuk ia belum memejamkan mata
Terus terjaga untuk memastikan keadaan keluarga tetap baik-baik saja
Aji tertidur hanya berbabtalkan lengan karena rasa kantuk yang begitu dalam,
Jam 17:50 aji di kagetkan dengan suara dering dari hape yang ia letakan di samping kanan'nya
Pak doni mengabarkan jikalau malam ini ia tak bisa menemani aji di rumah sakit karena ada pekerjaan yang belum terselesaikan
Ohh ia gak ppa pak ,
Terimakasih,,
Ucap aji mengakhiri telephone,
Aji bangun untuk menunaikan kewajibanya
Terlihat istrinya sudah sadar,,
Gimana keadaanya dek?
Tanya aji kepada desi
Alhamdulillah sudah baikan mas,
Jawab desi pelan
Y sudah mas mau sholat dulu ya
Aji pun berjalan keluar untuk mencari mushola
Selepas sholat pak wondo dan aji saling mengobrol sembari menunggu waktu isya,
Eh mas ketemu lagi,
Ucap pak wondo ketika bertemu dengan aji,
Eh bapak,,
Apa kabar,,
Alhamdulillah baik mas
Jawab pak wondo.
Gimana mas keadaan istrinya?
Anda bener pak,,
Saya harus menginap di sini selama beberapa hari.
Ucap aji
Ah y mungkin sudah jadi takdirnya mas..
Balas pak wondo
Saya pesen sama kamu,
Kamu harus tetep tersadar,
Kuatkan iman,
Pak wondo menimpali.
Ruangan mana pak?
Tanya aji
Tempat di mana istrimu di rawat
Kamu harus selalu waspada
Tegas pak wondo.
Aji menjadi heran atas ucapan pak wondo barusan,
Rahasia apa yang tersimpan di ruangan tersebut
Waktu sudah menunjukan jam 10 malam,
Aji masih berusaha terus terjaga,
Sendirian,
Di suasana yang sepih mencekam
Aji hanya memainkan gawai miliknya untuk sekedar mengusir rasa sepih dan bosan
Terdengar dari telinga sebelah kiri ada suara wanita yang menangis sesegukan,
Begitu lirih
Begitu pilu
Suaranya seperti sangat dekat,
Semerbak bau anyir darah tercium
Membuat aji menahan dan menutup indera penciumanya,
Aji merinding
Bergidik sejadi-jadinya
Aneh
Badan aji tak bisa di gerakan
Tubuhnya panas dingin tak karuan
Aji berucap dalam hati
Ketakutan kini mencekam dirinya
Namun oerlahan aji mulai bisa menggerakan dirinya,
Aji mencoba berjalan untuk skedar menjahu dari tempat tersebut,
Dengan menyeret kaki kanan'nya aji memaksakan berjalan dengan pincang
Di depan mata di samping kanan aji melihat ada suster yang berjaga malam yang sedang menuju ke arah'nya
Namun aneh,,
Suster tersbeut justru berlari ketika melihat aji berjalan dengan pincang
Ah sialan saya yang mau minta tolong malah dia yang lari
gerutu aji
Aji kembali berjalan mnyeret kaki kanan'nya di tengah suasana yang sudah sangat sepih
Nah itu ada orang,
Ucap aji dalam hati
Sosoknya tinggi mungkin 2 meter lebih memakai dres panjang berwarna putih
Berjalan bergedek seprti orang gemetaran,
Semakin lama semakin dekat semakin terlihat wujudnya
Astagfirulloh
Aji tercekat tak mampu berkata kata ketika melihat wujud sosok tersebut
Sosok tersebut begitu tinggi dengan wajah yang oenuh darah,
Pipi kirinya berlubang
Jari jemarinya kurus kering dengan berkuku hitam panjang
Semntara di bagian bawah perutnya darah segar masi mengalir,
Merembes dengan deras menghampiri aji
Aji pingsan tak sanggup menahan ketakutan dan kengerian
Dan setelah itu dia tak tau apa yang terjadi selanjutnya,
Pak ilham selaku sekuriti melihat ada yang aneh,
Siapa yang tiduran di tengah lorong begitu
Pikir pak ilham
Dengan rasa ragu pak ilham opunmemdekat dengan perlahan ke arah tubuh aji yang tergeletak pingsan
Alhamdulillah manusia rupanya,
Tapi siapa orang ini?
Kenapa bisa tidur di tempat seperti ini?
Pikir pak ilham
Mas,,mas,,
Pak ilham menoel tubuh aji dengan tongkat sekuriti yang ia bawa
Pak ilham terus menoel tubuh aji sampai tuga kali sampai akhirnya aji tersadar dan siuman,
Melihat gelagat aji yang tidak sperti orang yang tertidur pak satpam pun paham,
Setelah cukup sadar aji pun di papah pak ilham menuju kantin untuk lebih menengkan dirinya
Ia segera di dudukan bersandar dinding,
Pak wondo memberi segelas air putih untuk aji
Dengan segera aji pun meminum habis air tersebut
Setelah keadaan baik aji pun menceritakan apa yang baru saja ia alami
Kalo saya mh sudah biasa mas
Ucap pak ilham kepada aji.
Itu sosok siapa sih pak,?
tanya aji
Pak ilham tak bisa menjawab
Semntara pak wondo hanya tersenyum mendengar pertanyaan aji
Pak wondo menengahi
Saya bikinin kopi untul kalian saja,
Tang gratis ko,,
Ucap pak wondo.
Wah ada gerangan apa ini
Tanya pak ilham,
Gak ppa ham nanti kamu tolong anterin mas ini balik ke kamar istrinya ya
Punya pak wondo kepada pak ilham.
Siap pak?
Keadaan desi sudah semakin nembaik begitupun anaknya
Aji sangat bersyukur namun mengingat kejadian semalam aji menjadi ngeri,,
Was was dan merasa takut
Istri dan anaknya adalah hal utama untuknya,
Berusaha membuang sejahu mungkin segala ketakutan yang mulai menyudutkan keberanianya,
Namu masi ada beberapa hari lagi sampai semua ini berakhir
Aji memang berniat untuk pulang dahulu sekadar untuk mengecek keadaan kontrkan dan mengambil beberapa barang yang di rasa di perlukan nantinya,
Kebetulan hari ini adalah hari sabtu
ferdi setuju toh besok juga libur kantor'nya,
Selepas isya ferdi datang menggunakan mobil sedan warna putihnya,
Butuh perjuangan untuk sampai kesini karena ferdi bukanlah asli orang di daerah sini
Ia baru di pindahkan selama beberapa bulan belakangan,
Ji kamu di mana?
Saya sudah ada di depan.
Ferdi menelpon aji
Oww iya nanti saya kesitu.
Jawab aji sambil menutup teleponya
Langsung mengajaknya masuk dan berjalan menuju ruangan di mana desi di rawat,
Wah rumah sakitnya antik ya ji,
Gaya jadul banget ini,,
Ucap ferdi sambil berjalan
Iya ini memang rumah sakit lama jadi ya begini,
Balas aji
Jauh banget ruangan istrimu ji?
Ungkap ferdi
Ia soalnya rumah sakit ini lagi penuh jadi sekarang pake ruang tambahan,
Aji menjelaskan
Mereka pun duduk di depan ruang persalinan di atas bangku besi
Gumam ferdi
Y makanya saya nyuru kamu nemenin ya karena begini,,sepih,
Jawab aji atas gumam'an ferdi
Rokok dulu lahh
Aji mengeluarkan rokok mild dari saku celananya,
Toh dia tidak sendirian malam ini
Ada teman yang bisa dia ajak bicara dan mengusir sepih suasana khas rumah sakit ini,
Tak terasa malam semakin larut,
Bergulir dengan pasti tanpa mereka berdua sadari
fer saya masuk dulu yaa
Mau lihat keadaan di dalam dulu.
Pinta aji
Siap mas bro,,
Aji pun masuk ke dalam dan memeriksa keadaan istrinya yang tampak sudah tertidur,
Sebenarnya setiap beberapa menit sekali aji kerap menengok keadaan istrinya
Aji masuk dan menuju desi,
Tampak desi sudah tertidur
Aji menggenggam tangan desi seolah tengah menguatkan istrinya tersebut,
Setelah cukup lama aji pun menoleh ke arah di mana bayinya berada
Tapi
Siapa itu
Dia seperti sedang melihat dan memperhatikan bayi aji yang masih berada di tabung inkubasi.
Perasan tadi sudah saya tutup pintunya dan gak ada suara pintu kebuka juga tapi ko udah ada orang di sini?
Siapa wanita tersebut,
Dari pakaian dan gaya nya dia seperti bukan suster di sini,
Mbaa,,
Mba siapa yaa,,?
Ia tak bergeming,tangan terus mengelus-elus tabung inkubator
Maaf,,
Mba siapa?
Tanya aji sekali lagi
Namun tetap tak ada jawaban
Ketika tangan kananya brada do pundak wanita tersebut ia masi tetap diam.
Lalu seketika wanita tersebut menoleh persis di hadapan wajah aji dengan muka yang rusak terbakar,
Pipi yang bolong serta mata yang menggantung hampir jatuh
Aji membekap mulutnya sendiri sebisa mungkin menahan suara hingga yang terdengar hanya suara yang tertahan seperti orang ngeden
Ketika berada didepan aji tak melihat keberadaan ferdi,
Dimana dia?
Tanpa pikir panjang aji kembali berlari ke arah kantin,
Paling tidak di situ ada banyak orang yang bisa membuatnya sedikit aman
Terlihatlah pak wondo yang sedang mencuci piring bekas makan,
Melihat aji pal wondo pun memberhentikan aktifitasnya,
Kenapa mas?
Tanya pak wondo
Aji tak membalas,,
Nafasnya masi ngos-ngosan tak karuan
Ini di minum dulu,,
Aji pun segera meminum air tersebut,
Setalah cukup lama aki oun mulai bercerita perihal apa yang tadi ia lihat dan alami
Aji bercerita dengan suara yang pelan
Nyaris seperti berbisik
Jawab pak wondo setelah menderkan cerita aji
Terus saya harus gimana pak?
Tanya aji
Nanti saya ceritain saja kalo kantinya sudah sepih
Sekarang mas di sini saja dulu,
Istrihat
Pinta pak wondo kepad aji
Hingga pada jam 11 malam barulah kantin sudah sepih di tinggal para pelangganya
Aji dan pak wondo duduk di balik etalase kaca diman pal wondo memajang dagangnya
Duduk terpisah di atas kursi plastik
Gini mas,,
Sebenarnya ruang istri mas itu udah lama gak di pake,
Di pake juga kalo ada keadaan darurat saja kaya sekarang ini
Terakhir kali di pake itu kurang lebih 6 bulan yang lalu
Dewi siapa pak?
Tanya aji
Saya huga kurang tau tapi kata perawat yang menanganinya sih dewi itu di buang sama keluarganya,
Terus kok bisa ada di sini pak?
Tanya aji kembali.
Katanya sih gini,,,
Cerita pak wondo,,,,
Kala iti hujan deras melanda daerah ini,
Suara petir begitu mengerikan di luar,
Pak windo kala itu tengah sibuk melayani para langganan yang berada di kantinya,
Tolong pakk,,tolong,,,
Suara tukang becak yang berada di luar,
Rupanya tukang becak tersebut membawa seorang perempuan yang sekarat di dalam becaknya,
Dewi namanya,,
Darah segar begitu deras mengalir di selangkangan'nya,
Mungkin air ketubanya sudah pecah,
Dengan segera wanita malang ini langsung di bawa ke ruang persalinan tepat di mana sekarang desi berada,
Sebisa mungkin melakukan pertolongan hingga akhirnya sang bayi bisa keluar dengan selamat
Nyawanya tak bisa tertolong
Mungkin takdir sudah berkata lain,
Dewi meninggal dengan darah yang masih keluar membasahi kakinya,
Tukang becak pun di panggil untuk menanyakan siapa keluarga dari jenazah dewi tersebut
Ia menemukan dewi tengah kesakitan di samping jembatan dimana si tukang becak sedang lewat,
Dengan segera si bapak becak pun membawa dewi kerunah sakit ini
Semntara bayi'nya terlihat sehat,
Beberapa hari setelah kematian dewi suasana di ruang tetsebut tampak beda,,lebih panas dari biasanya hawanya
Dan ketika masuk ke dalam ruang tersebut pak ilham melihat sosok hantu dewi tengah berada di pojokkan ruangan,
Pak ilham pun langsung berlari ketakutan
Ia menampakan dieonya pada dokter suster yang membantu sewaktu persalinanya,
Dan menghantui ruangan di yang berada di sekitanya,
Semenjak kejadian seringnya hantu dewi muncul perlahan ruangan tersebut pun mulai di tinggalkan
Sementara bayi dewi di asuh di sebuah yayasan yatim piatu di pojokan kota ini,
Namun beberapa bulan sesudahnya bayi almarhum dewi pun menyusul ibunya,
Meninggal ketika di rawat di RSUD di sini,
Tidak berwujud menyeramkan,
Dan menurut penuturan sang penjaga yayasan hantu dewi hanya menunjukan wujud seramnya ketika bertemu dengan lelaki yang brengsek
Sebenarnya pihak yaysan pun sudah berkali kali mengusir hantu dewi namun tak lama ia kembali dan kembali lagi,
Sudahlah,,kamu kembali ke alam mu biar di sini saya yang mengurus anakmu
Ucap penjaga yayasan
Ia terus datang sampai akhirnya membuat sang penjaga lelah dan pasrah,
Toh dia juga tidak menggangu,
Hanya ingin menemui anaknya saja wlalpun di dunia yang berbeda
Ia seperti menagamuk atas kematian anaknya tersebut,
Sering mengganggu anak-anak di panti asuhan dan para penjaga hingga akhirnya orang yang di sebut abah pun turun tangan untuk mengusir hantu dewi
Hingga akhirnya hantu dewi menghuni ruang persalinan tepat dimana aji berada,
Ia ingat atas kesalahan yang sering ia lakukan kepada desi,
Sering meninggalkan,menyakiti dan membuat hati desi sakit hingga menutihkan air mata akibat perlakuan aji,
Sudah mas lepasin ajah semua kesedihannya,,
Sekarang mas minta maaf sama istri mas
Iya pak saya akwn minta maaf sama istri saya
Bapak tolong temenin yaa
Saya masi takut kalo nanti ketemu hantu dewi,
Pinta aji
Iya mas
Saya bangunin istri saya dulu yaa,,
Aji dan pak wondo pun berjalan menelusuri lorong temaram yang membuat ngeri,
Cukup lama berjalan hingga akhirnya mereka pun sampai
Pak wondo terharu melihat hal tersebut,
Desi pun terbangun dan menanyakan ada apa gerangan sehingga membuat aji bertingkah demikian,
Pak wondo ijin pamit untuk kembali menjaga kantinya,
Suasana di dalam ruangan menjadi haru di buatnya,
Malam semakin bergulir
Kemana dia?
Nomor hapenya tidak aktif
Dan dia pun tidak jelas di mana keberadaanya,
Setelah menangis perasan aji pun menjadi legah,
Setelah beberapa hari menahan rasa kantuk aji pun tertidur
Jam 3:00 dini hari di tengah antara sadar dan tidak aji merasakan belaian di rambutnya,
Sperti ada tangan yang lembut yang membelai kepalanya,
Karena tak kuat menahan kantuk aji pun memilih untuk tidak memikirkannya
Keesokan harinya aji di bangunkan oleh suster yang berjaga di ruangan tesebut,
Kabar baik aji dapatkan
istri dan anaknya sudah boleh pulang hari ini
Kemungkinan sore hari mereka bisa pulang,
Ucap aji kepada istrinya,
Ia mas,
Saya juga sudah merasa baikan sekarang,
Jawab istrinya
Aji pun hendak pergi ke toliet ingin sekedar membasuh wajahnya untuk menyegarkan dirinya sebelum akhirnya ada pesan masuk dari ferdi yang membuatnya berhenti sejenak
Saya semalam di gangguin setan,,serem banget di depan ruangan istrimu,
Udah serem banget lagi,,
Pesan teks dari ferdi,
Aji tak membalasnya,
Ia hanya tersenyum kecut melihat chat dari ferdi
Aji melanjutkan langkah kakinya menuju toilet untuk membasuh muka'nya
Aji membereskan semua perlengkapannya ke dalam tas ransel miliknya,
Ia bersiap untuk pulang dan meninggalkan semua kengerian di ruangan dan rumah sakit ini
Aji mengambil masa cuti'nya selama beberapa hari
Ia menggunakan waktu libur nya untuk mengurus keluarga kecilnya,
Jam 21:30
Anaknya begitu rewel,
Ia terus menangis tak tanpa henti
Sudah bebrapa jam lamanya tangis dari anak aji tak kunjung berhenti,
Entah dapat ide dari mana aji pun keluar dengan membawa anaknya dan duduk di teras depan
Anaknya langsung berhenti menangis,
Sperti ada sesuatu yang membuatnya tenang,
Aji pun merasa legah karena tangis anaknya yang telah reda dan tak lagi menggangu para tetangga
Namun lama kelamaan dinginya angin malam membuatnya resah dan waspada
Aji bergegas masuk membawa sang buah hati yang kini sudah tertidur lelap,
Aji membawanya dengan hati-hati agar bayinya tak terbangun,
Sesampainya di dalam kamar desi pun segera mengeloni
Di tengah malam tetangga aji yang baru pulang shif malam terkejut karena melihat ada wanita yang berdiri di depan kontrkan aji,
Siapa gerangan dirinya?
Tanya sang tetangga dalam hati
Ah mungkin tamunya mas aji pikirnya
Mas yang setiap malem di depan kontrkan mas itu siapa ya?
Tanya'nya kepada aji,
Yang mana ya pak?
Perasan gak ada deh,,
Jelas aji
Setiap saya pulang kerja malem pasti ngelihat perempuan di depan kontrkan mas aji,
Aj massa sih mas?
Aji heran tak percaya
Sedang tegang-teganya cerita
Ferdi datang mengacau'kan suasana,
Sorry brow saya baru bisa main sekarang
Ucap ferdi kepada aji
Kemaren kamu kenapa fer?
Tanya aji
Ah gila,,
Saya kemaren di tongolin hantu cewe yang serem banget
Saya lari ketakutan ji dan apesnya setan itu malah ngikutin sampe ke rumah,,
Gila gak tu,,
Ferdi menjelaskan
Obrolan yang menyeramkan terjadi hingga saat ferdi keceplosan,
Beberapa bulan yang lalu Ia perna meningglkan kekasihnya yang tengah dalam kondisi hamil besar,
Tentu saja karena ferdi tak mau tanggung jawab,
Namnya siapa fer?
Spontan aji bertanya..
Dewi ji namanya
Aji terkaget,,
Jangan-jangan,,
Udahlah ji saya mau oulang dulu capek habis pulang kerja,,
Saya duluan y ji,,mas,,
Ucap ferdi berpamitan
Sekian
terimakasih,
Sampai jumpai di thread selanjutnya,
Semiga ada manfaat dan pesan baik yang bisa tersampaikan,
Selamat malam