DENDAM
Classic horor story

@bagihorror
@bacahorror
@ceritaht
Kisah kelam nan horor di masa lampu yang coba saya ungkit kembali,
Berlatar di tahun tahun 2003,
Dimana keadaan ekonomi belum terlalu baik.

PERINGATAN

Ada beberapa penulisan atau penggambaran yang sadis dan disturbing di dalam cerita ini,
Jaka dan agus
Nama mereka begitu terkenal di kampung ini,
Bagaimana tidak,
Mereka berdua adalah biang keonaran di sini
Mereka sangat
di benci oleh para warga kampung.

Segala tindak tanduk mereka cenderung merugikan orang banyak
Mulai dari tindak premanisme yang mereka lakukan,
Sering membuat keonaran,
Hingga aksi perampokan dan pembegalan yang kerap kali mereka lakukan.

Tak jarang mereka kerap kali menggunakan cara kekerasan dan tak segan melukai para korbanya,
Banyak dari warga di sekitar kampung sini yang sudah menjadi korban jaka dan agus,

Sudah sangat muak sebeneranya namun Tak ada warga yang berani mengusik mereka karena ilmu kebal dan ilmu hitam yang mereka punya.

Jangankan menindak mereka,
Sekedar menatap mereka saja
Para warga sudah ciut nyalinya,

Tak terhitung warga yang sudah melaporkan mereka ke polisi namun entah kenapa ketika akan di tangkap mereka menghilang tak berbekas,
Aneh,,,

Mungkin karena ilmu yang mereka miliki,
Dan setiap ada sala satu warga yang melaporkan mereka atau menegur mereka pasti keesokan harinya warga tersebut jatuh sakit dan muntah darah,

Maka dari itu warga seakan segan dan tidak berani berbuat apa apa,

Tidak berurusan dengan Mereka adalah jalan terbaik
Pak aris jatuh sakit keesokan harinya setelah berurusan dengan jaka,
Karena jaka memintah jatah gabah kepadnya,
Namun pak aris tentu menolaknya hingga hampir terjadi perkelahian,
Membuat jaka mengacungkan parangnya kapada pak aris namun berhasil di cegah oleh beberapa warga
Bisa di bilang pak aris ini juga mempunyai ilmu kanuragan namun entah kenapa keesokan harinya beliau mendadak sakit keras hingga memuntahkan darah dari mulutnya,

Nampaknya ilmu pak aris masih belum seberapa,
Namun seperti pepatah mengatakan
'sepandai pandainya tupai melompat pasti akan terjatuh juga'

Yapp itulah yang terjadi dengan jaka
Jaka terlihat panik mencari keberadaan sabuk kebanggaannya,

Dimana sabuk itu berada?
Apa di bawa agus?
Ucapnya dalam hati yang frustasi karena tak kunjung jua menemukan sabuk hitamnya,

Dua hari sebelumnya,,,,,,,

agus berpamitan kepada jaka,
Agus hendak menemui gurunya yang berada di kaki gunung ciremai,

Bisa di bilang itu adalah agenda rutin yang agus lakukan tiga bulan sekali,
Tujuanya adalah mengasah ilmu kebatinan yang ia miliki,

Sebenarnya agus ini orang pendiam,
Ia hanya berbicara jika di rasa itu penting,
Sikap dan sifat agus juga jauh terbalik dengan jaka,

Hampir semua masalah yang agus dapat bersumber dari perilaku jaka yang arogan dan agresif,

Sebagai sahabat tentu agus senantiasa selalu menolong temanya tersebut
Terlebih agus juga memiliki hutang nyawa kepada jaka,

Semua ilmu yang jaka miliki adalah hasil dari apa yang agus ajarkan kepadanya,
Bisa di bilang agus adalah sahabat sekaligus guru bagi jaka,
Lelah mencari namun tak kunjung mendapati apa yang di cari,
Jaka duduk terdiam di bale bambu depan rumahnya seraya memikirkan apa yang harus ia lakukan,

Entah kenapa perasaanya begitu resah dan gelisah hari ini
Anehh,,
Tidak seperti biasanya,,
Jaka bimbang, kebutuhan untuk hidupnya sedang banyak tapi jika harus keluar dan melancarkan aksinya.

Tentu karena tak ada agus bersamanya dan juga sabuk yang merupakan 'jimat' pelindungnya kini hilang entah kemana
Sebenarnya agus sangat melarang jaka ketika pergi beraksi namun tak membawa jimatnya tersebut,
Tentu karena besarnya resiko nanti yang akan ia terima dan hadapi,

Jaka beranjak dari tempat duduknya,
Ia berjalan keluar rumahnya dengan sebantang rokok terselip di jari tanganya
Ia berniat untuk berjalan ke arah pasar sekedar menghilangkan kegelisahan di dalam hatinya,

Hingga ia menghentikan langkah kakinya di warung bakso sederhana milik pak tain,

Mungkin semangkuk bakso bisa meredahkan kekalutan hati dan pikiranya
Seperti singa yang tengah melihat mangsa di depanya.

Pandangan jaka begitu tajam menatap seorang ibu hamil yang tengah repot membawa barang belanjaanya,

Mata jaka tertuju pada dompet yang terkempit di ketiak ibu hamil tersebut,
Kesematan yang begitu menggiurkan untuk di lewatkan,

Tanpa berfikir kedua kali,
Jaka segera beranjak dari tempat duduknya,
Ia berjalan dengan santai ke arah wanita tersebut sambil mengawasi keadaan di sekitarnya
Dan mencari rute pelarian yang sekiranya aman nantinya,

Perlahan mendekat hingga jaka sekarang tepat berada di samping wanita tersebut,

Matanya begitu tajam melirik ke arah barang yang di incarnya
Pak tain hanya bisa mengelus dada,
Pak tain berdoa
Berharap agar sang wanita baik baik saja karna nasib sial akan di alaminya,

Ya tentu saja pak tain tau apa yang jaka pikiran.
Begitu cepat tangannya meraih dompet yang terjepit di antara ketiak,
Sang korban pun begitu kaget dan kencang berteriak,
Tendangan kaki kanan dari jaka mendarat di perut korban yang tengah mengandung,

Korban seketika jatuh tersungkur
Merintih menahan sakit di perutnya akibat tendangan sekuat tenaga yang jaka berikan,

Jaka begitu panik kala itu,
Seketika dia melangkahkan kakinya secepat mungkin,
Berusaha menjahu dengan langkah seribunya,

Mendengar ucapan minta tolong korban
Para warga yang nerada di sekitar pun segera mengahmpiri umtuk menolongnya,

Sementara para warga berusaha mengejar jaka ,

Pacuan larinya begitu pesat hingga dada'nya terasa sesak,
Teriakan jambret dan maling dari para warga seaakan memburu dirinya,
Dammm,,,
Tubuh jaka terserempet mobil kijang berwarna merah yang melaju pesat di samping kiri jalan pasar,

Tubuhnya terpelanting dan tersungkur di aspal,

Namun jaka masih bisa bangkit,
Sedikit merangkak menahan sakit di dada dan kakinya,
Agus anjing,,,
Teriaknya memaki,,

Bagaimama tidak, disaat sperti ini agus tak ada di sampingnya,
Namun jelas ini semua adalah hasil dari kecerobohan yang jaka lakukan,

Ia berjalan pincang
Masih mencoba untuk berlari
Menghindari kejaran warga yang semakin beringas memburunya
Namun sia sia,

Para warga seperti sudah mengempungnya,
Memblokade setiap arah yang coba jaka tuju,

Namun dengan sompralnya jaka justru menantang para warga yang sudah memutarinya,

Seaakan ia sangat percaya dengan apa yang ia miliki.
Banyak bacot anjing,,

Buaakkkkkk,,,,,

Sebuah balok kayu menghantam wajah jaka dengan kerasnya ,
Membuat jaka jatuh terhuyung kebelakang,

Namun jaka hanya tertawa,
Seaakan tak terasa apa apa,

Melihat itu para warga semakin berutal menghajar jaka,
Menusuknya dengan kayu,
Menendang wajahnya,
Meghantamkan batu bata ke arahnya,
Hingga menimoanya dengan papan besar dan di injak injak secara beramai ramai,

Warga sekitar yang melihatnya bersikap apatis,
Mereka seakan tak peduli dengan perilaku keji para masa
Yang memperlakukan jaka layaknya seperti binatang hina,

Mungkin mereka juga sudah sangat muak dengan perilaku yang selama ini jaka buat,

Dan anehh,,,
Jaka masih bisa terduduk dengan wajah yang menunduk berlumuran darah,

Bahkan ada warga yang entah siapa datang hanya untuk
Memukul dan menendang wajh jaka,
Sepertinya ia meluapkan masalah yang ia hadapi sat ini,

Namun jaka kembali bangkit dengan tubuh sempoyongan menahan rasa sakit,

Para warga terhenyak melihat pemandangan di depanya,
Salah seorang warga datang dengan membawa bambu kuning yang seukuran stik bilyar,
Ia pun menyabetkan bambu tersebut tepat di kepala jaka dan seketika membuat tubuh jaka kembali terhuyung jatuh kebelakang dan tak mampu bangkit kembali,
Tubuhnya terkapar bersimbah darah,

Bukanya berhenti para masa justru semakin beringas menyiksa,

Salah seorang warga bahkan meminumkan cairan semen yang sudah di campur air ke dalam mulut jaka yang membuat tubuh jaka mengejang,
Selang beberapa lama datang seorang pria dengan membawa cangkul bekas adukan semen dan pasir,

Ia menancapkan mata cangkulnya di leher jaka,
Yang membuat luka lebar menganga di lehernya,
Belum puas ia kembali mengayungkan cangkulnya kearah perut jaka
Yang sudah terkapar tak berdaya,
Merobek perutnya sehingga mengelurkan organ dalam isi dalam perutnya,

Cipratan darah mengenai wajah sang pencangkul dan aspal di.sekitarnya,
Masi belum puas,
Kini dia menacapkan cangkulnya di kepala sebelah kiri jaka yang membuat telinganya
Terputus dan merobek pelipisnya,

Tak lama polisi sudah datang di TKP,
Segerah membawa mayat jaka ke rumah sakit terdekat dan mengintrogasi beberapa warga untuk di mintai keterangan sebagai saksi mata,
Setelah polisi pergi dari tempat kejadian para warga masih berkerumun untuk melihat lokasi kejadian,

Darah masih tampak segar tertumpah di pinggir jalan raya,

Polisi pun sudah memasang garis kuning pertanda tempat kejadian
Hingga perlahan bergulirnya waktu warga sudah mulai membubarkan dirinya masing masing,

Malam menjelang,,
Tak seperti biasanya keadaan begitu sepih,,
Tak ada aktifitas warga seperti biasanya,

Bahkan tak ada satupun warga yang keluar dari dalam rumahnya,
Pada kemana nih orang orang,,
Gerutu tukang bakso kesal,,

Tumben sepih banget gak kaya biasanya,,

Pak ihsan memang biasa menjajahkan dagangan bakso nya keliling kampung ini pada malam hari,,

Namun aneh,,,,
Malam ini kampung ini seolah mati,
Tak ada satu pun orang yang ia temui
Pak ihsan kembali mendorong gerobak baksonya untuk kembali berkeliling menjajahkan dagangnya,

Cahaya rembulan yang tampak terang menemani malam menuju pagi yang akan datang,

Ke'esokan harinya,,,
Kematian jaka menjadi tranding topic oleh warga kampung,

Yang berdagang,,
Yang sedang asik nongkrong,
Yang sedang istirahat di gubuk sawah,
Para ibu ibu yang tengah asik mengosip.
Nampak semua tengah membicarakan tentang kamatian jaka kemarin,
Saling berbagi informasi perihal apa yang mereka lihat kemarin.

Kematian yang tragis dan mengenaskan,

Namun yang menjadi pertanyaan 'kemana agus'?
Dimana ia berada?

Sudah beberapa hari warga tak melihat batang hidungnya.
Pagi menjelang siang,
Pak ihsan menaiki sepda motor tua andalanya,
Ia menarik dalam gas di tangan kirinya,
Terburu buru pergi ke'pasar untuk membeli daging di tempat langganannya,

Dan syukurlah ternyata masih ada stock daging untuknya
Rupanya sang penjual sengaja mengisahkan daging sapi nya untuk pak ihsan yang merupakan langganan setianya,

Pak ihsan mencuri dengar dari para warga lain tentang kematian jaka..
Apakh benar,
Ah rasanya ia tak percaya,,

Terlebih jaka merupakan orang yang cukup sakti dan berani
Pak ihsan pun menanyakan kebenaran kabar tersebut kepada sang penjual daging,

Dan benar saja,,ia baru percaya setelah di ceritakn panjang lebar oleh sang pemilik daging tersebut,

Pantes semalam sepih ucapnya kepada diri sendiri,,
Malam kembali menyapa desa,
Warga sudah mulai beraktifitas seperti biasa
Tak seperti kemarin malam yang sangat sunyi sekarang kembali ramai,

Berbanding terbalik dengan suasana di pemakaman desa yang nampak sepih,sunyi dan mencekam tentunya
Seorang pria terlihat tengah berjongkok,memandangi makam yang masi baru,

Tanah bekas galian pun masi tampak baru,
Bunga yang di tabur pun belum layi di atas makam tersebut,
Makan sederhana yang hanya ber'nisankan papan kayu tipis
Rupanya agus datang melihat tempat peristirahatan terakhir temanya tersebut,

Ia berjongkok di depan kuburan jaka yang kemarin di makam'kan.

Namun tak ada raut kesedihan yang terpancar dari wajahnya,
Agus nampak terlihat tenang
Seaakn ia sudah tau akhir riwayat dari sahabatnya tersebut,

Sungguh biadab warga desa menyiksamu,,
Kau di oerlakukan layaknya seperti bukan manusia,
Dan sampai di akhir perjalanan hidupmu kau masih terhinakan oleh mereka,,
Taka ada yang mau membantu menguburkan jasadmu terkecuali keluargamu sendiri,,

Aku sengaja datang di pusara mu untuk menengok dan melihat tempat terakhir mu,

Biarkan aku membantu membalaskan dendam mu,

Maafkan aku kawan karena sudah menggangumu kuburanmu,,
Ucap agus seraya terus melihat kuburan dari temanya tersebut,

Agus mengayunkan cangkul yang ia bawa ke tanah tepat di mana jaka dikubur,

Agus membongkar paksa makam jaka untuk mengeluarkan jasadnya yang nanti akan ia bawa
Perlu waktu yang cukup lama untuk agus membongkar kuburan jaka,
Peluh menetes dari keningnya,
Suasana makam begitu hening sehingga yang terdengar hanya suara mata cangkul yang bertemu dengan tanah yang basah
Dokkkk,,,
Mata cangkulnya menghantam papan kayu pelapis jasad jaka,
Segerah agus melempar cangkulnya ke pinggir,

Mengais tanah menggunakan tanganya sehingga membuat kuku nya hitam penuh tanah,

Perlahan agus membuka papan pelapis jasad,
Bau busuk langsung menyeruak begitu papan di buka,
Darah masih merembes di kain kafan pembalut tubuh jaka,

Begitu mengerikan pemandangan yang terlihat,,
Namun tak ada ekspresi apapun dari agus,
Wajanya nampak datar tak menunjukan kekagetan atau ketakutan sedikitpun
Agus membopong mayat sahabatnya tersebut,
Mengangkatnya dari liang kubur dan meletakanya di samping kuburan,

Agus lalu beranjak naik dan menimbun kembali lubang kuburan dengan tanah ,
Tak terlalu rapih agus menimbun namun itu cukup untuk menghilangkan jejak bekas galianya
Setelah semuanya beres,
Agus menaruh mayat jaka di atas bahu'nya,
Tangan kananya memegangi mayat sementara tangan kiri nya membawa cangkul yang masih kotor dengan bekas tanah,

Usus jaka terburai di samping kiri telinga agus,
Sementara wajah jaka tepat persis menghadap kearahnya,
Agus berjalan menuju rumanya yang lumayan jauh dari area kuburan desa,

Membopong mayat sahabatnya tanpa rasa takut sedikitpun,

Selang beberapa menit agus sudah sampai di ruanhnya yang berada di pojok desa,

Rumah sederhana peninggalan orang tuanya
Yang telah meninggal 7 tahun yang lalu,

Agus hanya tinggal sendirian di rumah ini,
Hanya jaka yang sering menemaninya untuk mengusir kesepian rumah ini,

Sekarang jaka kembali menemaninya namun dalam bentuk yang berbeda dan tak bernyawa
Jasadnya di barubgkan di atas selembar daun pisang yang telah di persiapkan sebelumnya,
Tak lupa agus juga membakar kemenyan,
Asap putih muncul dati pembakaran kemenyan tersebut,

Agus menyayat telapak tanganya dengan pisau kecil sehingga darah pun keluar dari bekas sayatanya
Ia meneteskanya ke mulut jaka yang kini sudah menjadi sebujur bangkai,
Lalu ia pun kembali meneteskan darahnya ke wadah pembakaran menyan tadi,

Agus merapal mantra mantra,
Mulutnya berkomat kamit membaca bacaan yang entah itu apa,
Keajaiban terjadi,
Mayat jaka menggeliat lantas terduduk,
Yapp jaka seperti kembali bangkit dari kematianya,,
Agus hanya tersenyum kecut,

Dari sini semua teror di desa berasal
Pak ihsan kembali berkeliling menjajahnya baksonya,

Ia kembali senang karena sekarang warga tampak kembali membeli dagangannya,

Tak terhitung mangkok yang kotor akibat banyaknya pembeli malam ini
Pak ihsan tampak sumringa karena daganganya tinggal sedikit lagi tersisah,
Begitu besar asa nya unruk menghabiskan dagangannya tersebut,
Cukuplah sekiranya modal untuk kembali berjualan esok harinya karena memang duit yang ia dapatkan sudah terkumpul banyak,
Pak ihsan kembali mendorong gerobakknya sampai keujung desa,
Berharap besar ada orang yang mau memborong daganganya tersebut,
Ting ting ting ting,
Suara sendok di adu dengan mangkok,
Ini adalah Suara ciri khas bakso pak ihsan
Dengan hanya mendengar suara ketukanya warga pasti sudah hafal bahwa pak ihsan sedang melintas di dekat area sini,
Namun dugaanya salah,,
Tak ada seorang pun di ujung desa ini
Pak ihsan mengentikan laju gerobaknya,
Sembari menunggu pembeli ia kembali menghitung uang hasil jualanya,
Berharap ada seseorang yang datang dan mau membeli bakso'nya
Lama menunggu namun tak ada orang juga,

Dari kejahuan suara berisik terdengar,
Berasal dari kucing yang tengah mengeram dan mengeong,

Husss husss husss,,,
Teriakan Pak ihsan mengusir kucing tersebut namun justru suara kucing tersebut semakin kencang terdengar
Masalah apa sih cing,,,?
Rebutan alapak apa masalah cinta sih sampe pada ribut begitu,,
Ucap pak ihsan kepada sumber suara,

Dan tak lama suara kucing tadi seperti berlari karena suaranya yang menjahu ,

Duhh merinding sihh,,
Ucap pak ihsan heran
Sedang asik pak ihsan menghitung uang tiba tiba,,

Degkkk,,,

Ada sesuatu yang menabrak gerobaknya dari arah depan sehingga membuat gerobak baksonya sedikit berguncang,

Apa nihh,,
Ucap pak ihsan,
Ia lalu berjalan ke arah depan gerobaknya
Namun Tak ada apapun,
Ia pun segera kembali ke posisi semula di belakang gerobak,

Nambah merinding sihh,,
Pak ihsan kembali merasakan hawa dingin di tengkuknya,

Pak ihsan merasa heran karena seperti ada sebuah tangan yang memegangi kaki kananya,

Dengan ekspresi heran dan takut
Ia menolehkan pandangan ke arah kaki kanannya,

Lidahnya tercekat manakala melihat tangan yang berlumuran darah sedang memegang erat kakinya,
Dengan mata terbelalak dan tubuh yang kaku serta gemetar hebat pak ihsan tercekik ketakutan,
Kerjaan lagi luar biasa banyak,
Saya cicil yaa,
Sorry
Tak ada yang bisa di lakukan pak ihsan selain terus memandangi sosok pemilik tangan tersebut yang hancur terbelah wajahnya dan isi perutnya yang keluar menjuntai menyentuh tanah,

Jangankan untuk lari,
Untuk sekedar bergerak saja rasanya sangat sulit
Suhu tubuhnya memanas,
Pak ihsan terasa begitu tercekam ketakutan,

Allahuu akbarrr,,
Teriak pak ihsan sangat keras
Mengelurkan segala perkataan yang sedari tadi tertahan,
Dengan langkah seribu oak ihsan lari tak karuan,,

Jatuh bangun ia berlari menjahui sosok tersebut
Ia tak memperdulikan apapun termasuk gerobaknya,
Ia hanya memperdulikan dirinya sendiri
Pak ihsan lari sambil berteriak seperti orang kesetanan,
Menabrak apapun yang ia lalui untuk mencari pertolongan dan keselamatan
Hingga ia begitu jauh dari gerobak kesayangan tersebut.

Tak beberapa lama fahmi keluar dari dalam rumahnya,,
Ia melihat gerobak bakso milik pak ihsan yang terparkir tak jauh dari rumahnya,

Ia pun berjalan untuk memesan semangkuk bakso karena lapar yang ia rasakan
Namun sesampainya di tempat tak ada siapapun,,

Kemana nih yang jual,?
pikirnya karena pak ihsan tak ada di tempat,

Fahmi menoleh kesegala arah untuk mencari keberadaan sang pemilik gerobak bakso,
Lama ia mengamati sekeliling namun tak kunjung jua melihat pak ihsan,
Ah bodo amat pikirnya,,
Fahmi pun.mengambil mangkok yang masi bersih,
Ia berniat untuk meracik bakso buatanya sendiri karena rasa lapar yang tak tertahankan,

Namun ketika ia membuka panci di mana tempat mengukus bakso ia terheran heran,,,
Karena menemukan jeroan di dalam panci baksonya,,

Sejak kapan pak ihsan jualan bakso jeroan pikirnya,,

Ah mungkin variasi menu baru ucapnya tak memperdulikan keanehan yang terjadi,
Fahmi pun segar mengambil beberapa butir bakso dan jeroan yang terebus di dalam panci
Kok bau busuk sih?
Ucap Fahmi ketika menaruh jeroan tersebut ke dalam mangkok,

Hussshhhhhh,,,,
Angin dingin membelai tengkuknya,
Seketika bulu romanya berdiri,
Fahmi merinding di sekujur badan'nya ,
Mas tolong,,,,,,jangan makan usus saya,,,
Fahmi mendengar suara lirih yang sayup pelan terdengar,,

Ia pun menoleh ke segala arah untuk mencari pemilik suara lirih tersebut,,

Pranggggg,,,,
Suara mangkuk yang terjatuh dari gengaman,,
Mata fahmi terbelalak,,
Mulutnya menga'ngah mana kala melihat sosok dari pemilik suara tesebut,
Ia melihat sosok yang merangkak mendekati dirinya
Dengan wajah terbelah dan usus yang terburai menyapu tanah,,
Kaki fahmi gemetar hebat,,
Badanya terasa lemas untuk menopang berat tubuhnya,
Fahmi pun jatuh terjungkal dan pingsan seketika,
Pagi menjelang,,
Sinar mentari tak mampu menghangatkan desa karena tertutup mendung tebal,,

Tak lama hujan turun membasahi setiap jengkal tanah di desa ini,

Hujan turun dengan derasnya,
Menghentikan setiap aktifas dari para warga desa
Di suatu rumah pak udin tengah meeenunh dengan segelas kopi di tetas depan rumahnya,

Sudah bebrapa hari ini ia tak bisa tertidur dengan pulas dan tenang,
Ada sesuatu yang sangat mengganjal pikirannya,,
Kekhawatiran tergurat dari raut wajahnya,
Matanya memerah menahan kantuk,
Kantung matanya menghitam dengan jelas,
Semntara wajahnya begitu pucat,
Kelelahan dan kegelisahan yang membuat kondisi pak udin demikian,

Matanya menerawang jauh tak tau apa yang sedang ia pikirkan
Berpindah ke kediaman almarhum jaka,

Batin ibunya sangat terpukul atas kematian mengenaskan anaknya,
Jiwa terasa hampa karena kehilangan anak satu satunya tersebut,
Walaupun sifat jaka yang sering membuat masalah pada dirinya namun sebagai seorang ibu ia tetap menyayangi
Anaknya tersebut,
Bahkan ia pun sering membela manakala para warga lainya mencaci kelakuan anaknya,

Rumahnya terasa sunyi dan sepih semenjak kematian jaka,
Tak ada lagi tingkah laku jaka yang menyusahkan,
Walaupun demikian sekarang ia sangat merindukan sifat anaknya tersebut
Hujan turun selama seharian penuh,
Air yang turun Membasahi setiap apapun yang berada di bawahnya,
Seharian para warga hanya berdiam diri di dalam rumahnya karena aktifitasnya terhalangan derasnya hujan,,
Namun tidak untuk busro,,

Busro harus segarah menuju rumah pak mantri
Untuk menjemputnya dan memintai pertolongan dari sang mantri karena kondisi adiknya tengah demam tinggi,
Tak ada keraguan dalam hatinya untuk menembus derasnya hujan,
Mau tak mau ia harus melakukanya,
Busro segera mengambil jas hujan model ponco yang ia simpan di dalam rak,

Jas ponco sudah di kenakan,
Sepedanya pun sudah terparkir di depan,
Kini saatnya ia harus mengayuh sepedanya menembus derasnya hujan,

Gelegar petir terdengar saling bersahut sahutan,,
Menambah rasa mencekam di setiap kayuhan sepedanya,

Untuk sampai ke rumah pak mantri busro harus menempuh perjalanan sepanjang beberapa kilo meter
Yahh karena pada massa itu tak banyak dokter dan puskemas yang ada,
Puskemas terdekat ada di samping kantor kecamatan yang sangat jauh jaraknya,

Penerangan di sepanjang jalan pun sangat minim,
Busro harus menyesuaikan pandanganaya dengan minimnya cahaya yang ada
Saat kilatan cahaya petir menerangi jalan yang busro tempuh selama bebrapa detik dari kejahuan busro melihat seprti ada orang yang tengah merangkak menuju ke arahnya,

Busro berhenti dengan satu kakinya menahan keseimbangan beray sepeda dan tubuhnya,
Busro memicingkan matanya untuk memastikan apa yang ada di depanya tersebut,

Sosok itu terus merangkak dengan pelan menuju arah di mana busro berdiri,

Ngeri campur takut yang busro rasakan,
Seprtinya sosok tersebut bukanlah manusia pikirnya,,
Dengan cepat dan sigap ia mengubah haluan setir sepedanya ke belakang,
Ia beemaksud untuk segerah pergi menjahui sosok yang di rasa bukan manusia itu,

Busro segera mengayuh kencang pedal sepedanya,
Ia pun sesekali menoleh kearah belakang untuk memastikan
Jok di belakangnya tetap kosong dan sosok tersebut tidak mengejarnya,

Dengan tergesah gesah busro semakin menambah kecepatan laju sepedanya,
Hingga akhirnya ia telah sampai di depan rumahnya,

Sepedanya terbanting ,,
Ia tak sempat untuk memarkirkanya karena rasa takut
Yang sedang ia alami,
Segerah membuka jas hujan ponco yang ia kenakan dan beegegas untuk masuk kedalam dan mengunci pintu rumahnya,

Dengan nafas yang masi ngos ngosan busro mencoba menenangkan pikiranya yang di rasa kacau atas kejadian barusan,
Busro segera menuju ke arah dapur untuk mengambil segelas air agar perasaanya menjadi lebih tenang,

Huuuuuhhhh,,,
Hembusan nafas panjang yang bisro keluarkan karena sekarang ia merasa kondisi pikiranya lebih baik,
Busro duduk di samping pintu sambil membakar sebatang rokok untuk lebih menenagkan hatinya dan menjernihkan pikiranya,,

Sementara suara petir masi terdengar dari dalam rumahnya,,
Setelah sebatang rokok habis ia hisap,
Ia pun berjalan ke kamar adiknya untuk mengecek dan memastikan keadaan adiknya tersebut apa semakin parah atau sudah lebih biak,

Semntara ibu busro terlihat tertidur di samping adiknya,
Pak ihsan jatuh sakit,
Tubuhnya demam dan sesekali berteriak teriak seprti orang kerasukan,
Istrinya sangat iba melihat kondisi suaminya tersebut,
Semntara gerobak baksonya sudah terparkir di samping rumah,
Salah satu warga yang mengantarkan gerobak yang pak ihsan tinggalkan
Sewaktu kejadian kemarin malam,
Istrinya tampak sesekali menangis melihat keadaan suaminya yang demikian,

Semntara fahmi kondisnya sudah lebih baik setelah di bawa ke dukun dekat desa,

Para warga tentu bertanya tanya perihal kejadian apa yang tengah terjadi
Dua hari kemudian.

Para warga masih terlihat beraktifitas seperti biasanya,
Mereka masi belum tau bahwa ada teror yang sedang mengintai dan akan menggangu ketenteraman desa.

Pak ujo dan buk tias tengah bersiap berangkat menuju pasar ketika waktu menunjukan jam 10 malam
Yahh memang pasar di sinih buka pada malam hari sampai pagi hari,
Segala kebutuhan pokok pun tersedia di pasar ini,
Pak ujo pun segera memanasi mesin motor astrea keluaran lama miliknya,

Setelah semuanya siap mereka pun berkendara menuju pasar
Memakan waktu setengah jam jam untuk sampai,
Jalan pada saat itu pun masi berupa bebatuan yang menonjol,
Belum teraspal dan belum bagus sperti sekarang,
Dengan bermodalkan lampu dari motornya pak ujo melaju menembus jalan yang gelap dan minim cahaya
Jalan menuju oasar harus melewati toang (jalan yang sepih dan panjang)

Setelah bebrapa lama akhirnya pak ujo sampai di depan pasar,
Segera ia mencari tempat untuk memarkirkan motornya,
Beberapa jam berlalu,,
Pak ujo sudah membeli semua yang ia butuhkan di dalam pasar,

Ia menaruh barang belanjaanya di dalam keranjang yang terbuat dari bambu yang berada di samping motornya,
Semntaa istrinya duduk di belakang sambil memegangi belanjaan agar tidak terjatuh
Pak ujo kembali menembus pekatnya malam,
Melajukan dengan oelan dan hati hati agar barang dan istinya tetap aman,

Ketika sampai di tikungan kecil yang kanan kirinya masi berupa pekarangan pak ujo menginjak dalam dalam pedal rem motornya
Bagaimana tidak,
Yepat seratus meter di depanya ia melihat tubuh tergeletak di tengah jalan yang ia lihat dari bantuan lampu motornya,

Ada apa pak tiba tiba ngerem ngendadak gitu?
Tanya istrinya yang berada di belakang,

Lihat bu kayak ada orang geletak di tengah jalan
Begal mungkin pak ,
Udah ga usah di tolongin,,kita muter balik ajah,
Ucap istrinya memperingati,

Husss,,ibuk ini kalo ngomong sembarangan,,
Kita lihat dulu buk siapa tau korban kecelakaan.
Pak ujo nampak kekeh dengan pendapatnya,
Pak ujo melajuhkan motornya ke arah tubuh tersebut,
Setelah di rasa dekat dan aman beliau segera turun dari motornya untuk mengecek keadaan yang di rasa adalah sang korban kecelakaan,

Namun ketika pak ujo sudah dekat tiba tiba tubuh tergeletak tersebut menggeliat,
Seperti sakit menahan ajal,

Pak ujo pun beringsut mundur karena kaget,

Kenapa pak,,
Ucap istinya dari arah belakang,
Lalu tiba tiba tubuh yang tergeletak itu kini telah berdiri,
Dengan wajah yang terbelah dan ususnya yang terburai menjuntai ke bawah,
Setan alas,,,,
Ucap keras pak ujo karena takut dan kaget,,

Lari buk,,lari,,,ayo cepetan larii,,
Ajanya kepada sang istri,

Hiiiiiii,,,,serem pak
Balas sang istri setelah melihat sosok tersebut,

Dengan tergesah gesah dan panik pak ujo segera menyalakan motornya namun sial
Motornya tak mau menyala,
Tak bisa di andalkan di saat seperti ini,
Ucap pak ujo kepada motornya,
Berkali kali pak ujo mencoba menyalakan mesin motornya namun tak ada hasil juga,

Istrinya terus mendekap dan berpengan erat pada tubuh pak ujo karena ketakutan,
Ahh sialan,,badjingan,,,
Rupanya konci kontak motor belum ia hidupkan,,
Pantas saja sedari tadi motornya tak mau menyala,

Ayok buk cepet naik,,cepetan,,
Perintahnya kepada sang istri yang masi ketakutan,

Setelah kunci kontak di hidupkan dengan mudahnya motor tersebut menyala
Pak ujo segera menarik dalam dalam gas motornya,
Ia melaju sangat kencang untuk kabur sejahu mungkin dari sosok yang menyeramkan barusan,
Sementara istrinya terus memegang erat tubuh suaminya tersebut sambil memejamkan kedua matanya karena ketakutan
Keesokan harinya pak ujo menceritakan kepada para tetangganya tentang kejadian semalam yang ia alami,

Namun para tetangga seperti tak percaya cerita yang pak ujo tuturkan,

Ketika sedang berjalan Fahmi mencuri dengar dari para warga yang tengah membicarakan cerita pak ujo
Fahmi berhenti untuk menyimak dan mencari tau lebih dalam tentang kabar yang beredar,

Dan setelah mendengar cerita pak ujo dari para tetangganya fahmi pun menuturkan bahwa ia juga mengalami kejadian yang hampir sama seperti yang pak ujo alami
Fahmi menceritakan secara detail tentang kejadian seaaktu ia tengah membeli bakso pak ihsan,

Warga yang awalnya ragu akan kebenaran ceita tersebut pun akhirnya sedikit percaya,

Warga menjadi sedikit was was di buatnya,
Angin malam berhenbus kencang membelai dedaunan,
Suara serangga malam begitu nyaring terdengar,
Terlihat di sebuah pos ronda Sekelompok warga desa tengah bermain kartu gaple untuk membuang rasa bosan,

Tawa dari orang di dalam pos ronda memecah keheningan malam ini
Seiring tawa yang perlahan mereda tiba tiba tercium bau amis serta busuk di dekat pos ronda ,

Bau amis uy,,
Ucap sala satu lelaki berkupluk hitam di kepalanya,,

Para temanya pun mengendus endus untuk memastikan bau tersebut,

Ia bener,,kaya bau ikan busuk,
Ucap sala satu dari mereka,,

Duggggg,,,
Sesuatu seperti menimpa atap pos ronda,

Cek cek,,
Dengan segera semua orang yang ada beranjak dari duduknya,
Mereka turun dan berjalan mengecek keadaan di sekitarnya,,

No,,coba cek di belakang pos ronda,
Ucap temnya kepada jono lelaki yang memakai kupluk hitam barusan,,

Lahh kenapa saya,,,,
Bareng bareng atuh,,
Ajak jono kepada yang lainya,

Iya tapi kamu yang di depan jon,,
Ucap salah satu teman jono,

Ahh yang tua selalu harus mengala,,
Gerutu jono
Jono berjalan paling depan diantara semua temanya,
Ia berjalan ke arah belakang pos ronda,
Tak lupa senter lawas bertenaga batu batrai mantap ia genggam,

Cahaya senter menyinari setiap sudut belakang pos yang gelap,
Ia mengarahkan cahaya senternya ke bawah namun tak ada apapun
Lalu berpindah ke arah semak belukar di belakang
Dengan segera jono berlari begitu kencang meninggalkan teman temanya,
Melihat jono yang berlari teman temanya pun ikut berlari,
Insting alami manusia.
Setelah jauh berlari langkah kaki jono pun terhenti karena lelah dan di rasa sudah aman,

Napa no kok lari lari,,,
Tanya temanya,,

Dengan ucapan terbata bata jono mencoba menjelaskan,

Apa sihh,,gak jelas no,,
Bentak temanya,,

Sebentar,,nafas saya masi ngos ngosan,
jawab jono
Setelah di rasa kondisinya lebih baik barulah jono menceritakan apa yang ia lihat di balik semak belukar tadi,,

Lahh yang benerr,,
Ucap temanya tak percaya,,

Kalo gak percaya lihat sendiri ajah sanah,,
Perintah jono kepada temanya,,
Ketika jono mengarahkan cahaya senternya ke arah semak ia melihat sebuah kepala setenga terbelah ,
Darah swgar bahkan masi mengalir dari bekas luka di kepalanya tersebut,
Sosok kepala itu tersenyum Ketika jono menyenterinya,,
Ketakutan dan penyesalan selalu menggangu di pikiranya,
Rasa bersalah seakan terus meng'hantui dirinya,
Membuat hidupnya kini menjadi tak tenang,

Angin malam masuk menembus rumahnya,
Membelai wajahnya dengan sentuhan lembut,
Pak udin masih terjaga di sepinya malam
Sudah beberapa hari ini ia tak bisa tertidur dengan tenang,
Namun entah kenapa malam hari ini seakan mengajaknya untuk terlelap ,
Membuai pikiranya mungkin dengan mimpi yang indah,

Tak butuh waktu lama pak udin pun terlelap dengan gampangnya,
Matanya seaakan menolak untuk tetap terjaga,

Ia pun mulai merasuki alam tidurnya,

Sebuah tangan berlumuran darah memegang erat pundaknya,
Udin tak berani menolehlan pandangnya,
Ia terlalu takut untuk menatap sosok pemilik tangan tersebut,
Sosok tersebut menjilat jilat telinga udin dengan lidahnya yang panjang dan hitam,Sementara udin hanya diam mematung ketakutan,

Hingga tangan dari sosok tersebut beralaih ke wahah udin,
Merabah wajahnya dengan lumuran darah segar,
Pak udin kembali tersadar dari mimpi buruknya,
Mimpi yang terasa begitu nyata untuknya,

Peluh membasahi kepalanya,
KeGerah yang ia rasakan sewaktu terbangun dari tidur singkatnya,

Pak udin memegangi kepalanya dengan kedua tanganya,
Sangat kacau pikiranya
Semntara nafasnya masih terengah engah,,

Pak udin bangkit menuju kamar mandinya,,
Mencuci muka mungkin yangv a butuhkan saat ini untuk menyegarkan pikiranya yang kacau dan menghilangkan ingatan atas mimpi buruk barusan
Pak udin beejakn oelan ke arah kamar mandi untuk membasuh wajahnya,
Ia tampak masi memegangi sebelah kepalanya yang terasa sakit,

Pak udin mengerenyitkan dahi karena melihat tetesan darah di lantai keramiknya,,

Darah apa ini pikirnya,,
Ia pun mengikuti ke arah tetesan darah tersebut dan berujung di balik pintu kamarnya,

Dengan ragu ia membuka pelan pintu kamarnya tersebut,,

Beggggg,,,,
Pak udin jatuh kebelakang karena melihat sosok di balik pintu kamarnya,,
Ia tercekat ketakutan,,
Matanya terbelalak
Melihat sosok dengan tubuh hancur di depanya,
Ia di paksa melihat pemandangan mengerikan di depan matanya,,

Sosok tersebut berjalan pelan dengan tangan memegangi leher yang hampir putus,
Sosok tersebut kini telah berada di samping pak udin
Ia terduduk tepat di samping pak udin yang tak bisa bergerak terikat ketakutan,

Saya jaka pak,,
Sosok tersebut berucap,,
Setiap ia berucap darah selalu terkucur dan terciprat ke depan yang berasal dari lehernya yang hampir putus
Tanganya yang berlumuran darah kin telah berada di pundak pak udin,
Ia menolehkan pandanganya ke arah lelaki paru baya tersebut,
Lidahnya keluar dan memanjang layaknya seekor ular,
Menjilat wajah pak udin yang kini hampir kehilangan kesadarannya,
Dan tak lama pak udin pun pingsan dan tak tau apa yang terjadi selama ia pingsan,,

Waktu ke waktu,
Hari ke hari teror dari hantu jaka semakin intens dan meresahkan warga desa,

Warga kini tercekam teror yang menakutkan,
Kabar jaka yang bangkit dari kematian dan mebalas dendam memang masi simpang siur adanya,
Terlebih karena bentuk sosoknya yang sulit di kenali ketika menampakan wujudnya,

Namun uti lebih dari cukup untuk menakuti siapapun yang bertemu dengannya,

Ustad hami pun turun tangan
Untuk menenagkan warga yang resah dan gelisah,

Beliau menyampaikan bahwa kita tak perlu takut akan godaan dan gangguan jin atau syetan karena sejatinya kita lebih tinggi pangkat derajatnya
Ustadz hamid pun berencana mengadakan pengajian di masjid desa,
Untuk memberi himbauan dan mempertebal keimanan dalam menghadapi teror yang terjadi,

Para warga kampung sudah di kumpulkan sejak sore hari menjelang surup matahari
Tentu agar warga menjadi berani untuk keluar rumahnya,,karena kalau acara di lakukan pada malam hari tentu banyak dari warga yang tak mau karena takut,
Jangankam untuk pergi ke masjid,,
Untuk sekedar ke warung dekat rumah saja warga sangat enggan, was was bukan kepalang
Acara berlangsung dari sore hingga malam hari,
Pak ustadz pun mengajak beberapa perangkat desa dan prangkat keamanan untuk berpartisipasi,
Menjaga dan menenangkan kehidupan warga ,,

Dalam ceramahnya pak ustadz hamid banyak mmebri doa doa penangkal gangguan jin atau sebangsanya
Para warga kini tampak tenang,,
Dengan seksama mereka mendengat dan mengamati semua yang ustadz sampaikan,

Namun tentu omongan tak semudah perbuatan,
Pada peng'aplikasisnya di lapangan tentu tak semudah yang di rencanakan.
Acara berlangsung dengan khidmat,

Jam 9 malam acara pun selesai namun justru menimbulkan masalah baru,
Bagaimana kita pulang?
Ucap sala satu warga,

Bukan tanpa alasan mengeluhkan demikian,
Warga yang rumahnya jauh dari sini bingung ,
Terlebih pada saat itu penerangan jalan
Masih minim,
Bimbang dan ragu tergurat dari mereka yang jauh rumahnya,

Tapi untunglah para perangkat desa dan keamanan bersedia menghantar pulang mereka semua sampai ketempat tujuanya masing".
Pak ujo kembali memberanikan diri untuk pergi berbelanja ke pasar setelah sekian hari ia tak berani melakukanya karena masih terbayang akan sosok mengerikan yang pernah menakutinya beberapa hari yang lalu,
Semenjak kejadian itu pak ujo memang tidak membuka warungnya
Namun keadaan terus memaksanya hingga membuat pak ujo kembali memeberanikan dirinya,

Sesampainya di pasar pak ujo beserta istrinya segera berbelanja ,
Mereka terlihat tergesah gesah karena untuk menghemat waktu agar pulangnya tak kemalaman,
Bahkan tak sampai untuk terlalu lama menawar harga,
Sebisa mungkin mempercepat urusannya di pasar ini,

Semua kebutuhan sudah terbeli,
Kini saatnya pak ujo beserta istrinya pulang kembali,
Mereka melewati jalan yang sama sewaktu bertemu dengan sosok mengerikan terdahulu,
Kyapp karena memang tak ada jalan lain lagi,
Kalaupun ada jalan itu harus memutar terlalu jauh untuk mereka,
Tak ada pilihan lain,

Pak ujo memantapkan niatnya,
Kembali melaju menembus pekatnya malam dan minimnya penerangan
Dan ketika melewati jalan tersebut ada banyak keraguan yang kini ia rasakan,
Rasa was was yang begitu besar menggelayut di dalam setiap pandangan matanya,

Sebuah tangan menuandar di bahu pak ujo,
Anehh,,
Begitu dingin terasa di bahunya
Bukk,,,ibu sakit yaa?
Ucapnya menanyakan kepada istrinya di belakang,

Namun tak ada jawaban,
Kini tangan tersebut bergerak ke arah telingah sebelah kanan pak ujo,
Kembali rasa dingin begitu terasa dari tangan tersebut,

Plakkk,,
Tangan tersebut menampar pipi pak ujo
Pak ujo refleks terkaget,,
Salah apa pikirnya kepada sang istri hingga membuat istrinya menampar begitu keras,

Aku salah apa buk ko di gaplok,,
Ucapnya sambil terus melajukan motornya,
Namun kembali pak ujo tak mendapat jawaban apapun
Karena oensaran dan ingin mendapat jawaban dari tindakan istrinya pak ujo pun memberhentikan laju sepeda motornya,
Ia pun menolehkan pandangnya ke belakang,

Deggg,,,,pak ujo jatuh pingsan,,
Membuat motornya terbanting ke jalanan,
Rupanya yang selama ini pak ujo bonceng dan ajak bicara bukanlah istrinya,,
Melainkan sosok hantu jaka yang ikut dalam boncenganya,

Lalu kemana atau dimana istrinya?

Mundur sewaktu pak ujo masi di pasar,

Setelah semua barang kebutuhanya terbeli ia segera berjalan tergesa gesa
Menuju tempat di mana motor nya terparkir,
Rupanya pak ujo tidak mendengar ucapan istrinya yang kebelet kencing,
Setelah menaikan sebuah barang belanjaanya di dalam keranjang pak ujo segera memanasi mesin motornya,
Ketika sepeda motornya mendapat beban dari arah belakang
Sengan segera pak ujo menarik gas motor tuanya,
Segera melaju agar cepat sampai dan tidak kemalaman di jalan,

sang istri yang tak mendapati di mana suaminya terlihat binggung dan gelisah di depan pasar di mana bekas motor suaminya terparkir
Pak aris trrlihat sangat santai di depan ruanhnya,
Di temani segelas kopi ia menikmati suasana malam hari ini,

Senyum puas menghiasi wajahnya,
Pak aris yang dulu sempat bersitegang dengan jaka kini ia puas akan kematian jaka,

Rasa dendamnya telah terbalaskan
Terlebih pak aris lah yang melunturkan ilmu yang jaka miliki sewaktu di hakimi oleh massa,

Iya benar,,pak aris lah yang memukul jaka dengan bambu kuning seukuran stik bilyard,

Sebenarnya kematian jaka memang sudah ia rencanakan
Hanya tinggal menunggu waktu yang tepat saja untuk mengeksekusinya

Ketika melihat jaka sudah terkepung warga pak aris langsung pulang ke rumahnya untuk mengambil bambu kuning pusakanya,
Dan segera berlari kembali ke arah kerumunan warga untuk memukul tubuh jaka dengan pusakanya
Belum puas pak aris pun menusukan bambu miliknya ke tubuh jaka dan ikut memukulinya bersama fahmi dan pak ihsan,
Lalu tiba tiba datang orang asing yang begitu beringas menghajar tubuh jaka,
Orang tersebut adalah pak ujo yang sedang lewat di daerh situ
Pak udin yang sedang bekerja sebagai kuli bangunan di daerh situ pun ikut menumoahkan kekesalnya kepada jaka karena jaka dulu pernah memalak semua hasil kerjanya selama menjadi kuli bangunan di dekat lokasi kejadian,
Bahkan perilaku pak udin lebih beringas,
Ia membawa cangkul yang ia pakai sebagai alat mengaduk semen dan pasir dan segera menghujam tubuh jak dengan cangkul tersebut yang membuat luka robek di beberapa tubuh jaka,
Itulah menagapa pak udin selalu merasa bersalah dan gelisah sampai membuat pikiranya tak tenang dan tidak bisa tertidur pulas,

Pak haris sebenarnya juga sering di ganggu sosok hantu jaka namun dengan ilmu yang ia miliki ia selau berhasil menangkal dan mengusir sosoknya
Pak haris seperti sedang menunggu kemunculan hantu jaka,
Ia berniat akan menghajarnya untuk yang kedua kalinya kalau sampai hantu jaka berani menampakan wujudnya kembali,

Di sebuah kamar,,,
Fahmi tak kunjung jua bisa menajamkan matanya
Note,
Kalo udah jam segini nih sinyal leletnya minta ampun
Entaj kenapa malam ini begitu panas hawanya,
Fahmi sudah mencoba berbagai posisi dengan maksud agar dirinya bisa cepat tertidur namun sial itu semua tak kunjung berhasil menidurkan dirinya,

Pettt,,
Lampu padam,,
Meninggalkan kegelapan dalam kamar fahmi,
Matanya harus menyesuaikan dengan keadaan di sekitar,
Ia meraba raba tembok sebagai titian langkahnya agar tak menabrak barang" di dalam kamarnya,,

Dalam gelap fahmi meraba raba tembok yang ia pegangi,,
Entah kenapa fahmi merasa bahwa ia tak sendirian di kamar ini
Seperti ada mata yang mengawasinya dari belakang,
Fahmi tak memperdulikan yang sekarang dalam prioritasnya adalah segera menemukan hendel pintu kamarnya,

Ketika sudah memagang hendel tiba tiba ada tangan lain yang ikut memegangi tangan fahmi,
Fahmi terlonjak kaget ke belakang
Dalam kegelapan ia memandangi setiap penjuru kamarnya,

Tanpa di sadarinya sosok hantu jaka kini sudah berada di atas lemarinya,

Di tempat lain agus menjadi sering berkunjung ke rumah almarhum jaka,
Entah apa yang ia lakukan,
Semacam melakukan permufakatan jahat
Dengan ibunya jaka,
Lantas apa yang sedang mereka bicarakan atau rencanakan?

Pak udin menceritakan atas kejadian yang di alaminya kepada ustadz hamid,
Setelah panjang lebar mendengar cerita pak udin pak ustadz hamid pun sperti mendapat kesimpulan dari semua kejadian ini
Siang harinya pak ustadz hamid mengumpulkan orang orang yang terlibat dalam peristiwa pembunuhan jaka,
Tampak hadir pak udin,pak ihsan, dan warga lainya yang ikut terlibat,
Dan menurut keterangan dari mereka semua pak ustadz mendapatkan penuturan yang sama,
Mereka semua di ganggu oleh sosok hantu jaka,

Setelah perundingan selesai pak ustadz mengajak mereka semua untuk berdoa dan mengirim surat surat dalam al-Qur'an untuk jaka,
Berharap agar terornya cepat selesai,
Bersambung,,

Sampai jumpa di thread selanjutnya,,
Terima kasih

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Katakuri

Katakuri Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @demozyen

30 Nov 20
Gala premier dulu
Di tulis nanti Image
@bacahorror
@IDN_Horor
@ceritaht
Sini kumpul dulu biar aga ramean,,
Terdengar hantaman yang begitu keras sekitar 100 meter di sebelah selatan minimarket yang buka selama 24 jam ini,

Semua orang yang ada di sekitar diam tersontak kaget,
Truk bermuatan pasir beradu kepala dengan sebuah mobil sedan hitam di samping jalan
Read 81 tweets
30 Oct 20
Wah pada update ya,,
Saya jadi pengen update

Note: gambar hanya ilustrasi
Bilamana ada pihak yang keberatan nanti saya hapus Image
Desa tampak sepih bak pusara,
Hujan yang baru redah menambah rasa kengerian yang terasa,
Lampu minyak di pojok rumah padam saat angin menerpa

Tahun 1987

Listrik Masi belum masuk ke dusun ini,
Dusun yang terpencil nan jauh dari hirup pikuk kota yang ramai dan gempita
Lampu minyak hanya satu-satunya pelita yang ada di kala malam tiba

Begitu hening
Sepih
Ah begitu sempurna bagi mereka yang mendamba ketenangan jiwa
Namun semua akan berbeda ketika malam tiba,
Suasana begitu berbeda
Lampu yang meremang menambah kesan mencekam
Read 63 tweets
13 Sep 20
GANGGUAN

KISAH YANG SULIT MASUK NALAR
@bacahorror
@ceritaht
@IDN_Horor

#bacahorror Image
Hallo apa kabar,,
Semoga semuanya baik baik saja,
Saya kembali membawakan sebuah cerita yang tak jauh dari kediaman saya,
Cerita yang akhirnya teroecahkan sebab musabab'nya,
Semua yang berhati sangat di luar nalar manusia
Berawal dari hal yang sepele yang berakibat fatal.

Oke saya titip dulu nanti tak ceritaiin
Read 96 tweets
26 Jul 20
MENGINAP DI RUMAH SAKIT

Menguak teror,
@bagihorror
@ceritaht
@IDN_Horor
Halo..
Im comeback,,
Lama rasanya gak bikin thread lagi,,
Setelah cukup berduka saya ingin kembali mengajak anda sekalian untuk menguak sebuah misteri di suatu rumah sakit,,
Seperti biasa,,
Semua nama,tempat,kejadian dan hal apapun yang berhubungan dengan cerita ini saya ganti supaya lebih enak tentunya,,
Read 167 tweets
20 Jun 20
KOPI MAWAR

Awal Kepekaan terhadap 'MEREKA'

@bacahorror
@bagihorror
@ceritaht
@IDN_Horor

#bacahorror
Titip dulu di tulis nanti
Terimakasih kepada sudara @AdrStwnn yang telah membagikan ceritanya yang sangat menarik.
Saya coba tulis ulang pengalamnya disini semoga tidak mengecewakan yang empunya cerita,
Read 61 tweets
31 May 20
Titip dulu yaa..
Tak ceritain besok ajh..

Yang belum baca bagian pertama bisa di klik tautan ini
Sore yang tenang,,
Banyak warga yang baru pulang dari sawah garapannya.

Seorang perempuan paru baya terlihat tergesah gesah melangkahkan kakinya,
Membelah rumput setinggi betis dengan kain tapih yang di pakainya
Read 115 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(