My Authors
Read all threads
Berpacu Lawan Pandemi

(Utas chusus edisi menembus seratus ribu kasus)
Hari kemarin Indonesia berhasil menembus ambang 100,000 kasus positif COVID-19 yang terkonfirmasi. Berdasarkan tabulasi angka resmi ini, Indonesia kini ada di peringkat 24 kasus terbanyak dan peringkat 23 kematian terbanyak di dunia.
Tentu ini bukan catatan yang patut dibanggakan. Menembus ambang seratus ribu itu sekadar berganti bilangan dari digit lima ke digit enam yang tentu tidak perlu dirayakan.

Persoalan yang lebih penting di sini seharusnya adalah: Apakah angka ini dapat kita percaya?
Coba perhatikan tabel di bawah ini. Lihat posisi Indonesia. Perhatikan angka tes per sejuta penduduknya. Bandingkan angkanya dengan negara-negara lain.

Menurut Anda, kira-kira di mana seharusnya posisi Indonesia dalam klasemen kejuaraan korona ini?

Monggo dijawab sendiri.
Kami tidak terkejut, tak pula heran. Entah lah, kadang kami sendiri juga bosan, bak CD skip atau kaset kusut harus berulang-ulang menganjurkan berbagai langkah dan tindakan yang perlu dilakukan para pihak yang memiliki kewenangan.
Ibarat pacuan, COVID-19 ini bak kendara @Ferrari*, melejit dengan ribuan tenaga kuda sementara kita santai melenggang dengan delman, merasa istimewa, tanpa urgensi, berharap Sang Ferrari melamban atau barangkali bosan sendiri.
Ngga gitu dong caranya, pemrenta! Kenapa kok ya belum berubah! Sekian bulan berlalu, berulang kali sudah dikasih hint, kode keras, dicolek, diberi tahu ... kurvanya mbok ya ditekuk dulu, baru kita bicara percepatan ekonomi dan bikin panitia dan bisa sedikit lega.
Ya kurang lebih seperti kata abang Professor @sociotalker ini:
👇🏽
Lalu apa pula panitia ad hoc baru ini? Seperti permainan putar musik bertukar kursi, dia dia lagi dia lagi lagi lagi lagi dia.
Mengulangi salah kaprah Mei lalu, lagi-lagi menetapkan tanggal ini dan anu; daerah tujuan wisata mau dibuka kembali begitu saja; provinsi itu diminta menurunkan kurva dalam dua minggu; orang-orang kantoran disuruh berkantor kembali. Ceroboh kali dang.
Dan lihat saja kini: Di ibu kota, puluhan klaster bermunculan bak jamur di musim penghujan di kantor-kantor pemerintah dan swasta, di pemukiman padat, bahkan di kawasan bisnis dan niaga elit SCBD dan Plaza Senayan yang semestinya sangat taat menerapkan protokol kesehatan, bukan?
Ngga gitu lah mainnya, wahai bapa-bapa.

Lagi-lagi, fihak pirus tidak diajak bicara. Covid mana peduli ultimatum dan deadline? Dia akan terus memacu lokomotifnya selagi masih cukup banyak di populasi yang belum terkena, dan kita bayar dengan riba kira-kira 1% nyawa.
Kita tentu paham betul betapa toleransi, seperti karet kolor, ada batas rentangnya. Siapa juga yang betah lama-lama terisolasi, hidup dalam ketakutan dan rasa tak aman.
Bak bisul yang tak kuasa lagi menahan pecah, memang geliat ekonomi mungkin tak lagi dapat dicegah, dan di tengah itu kita semua harus beradaptasi laku dan tingkah dengan kondisi abnormal ini sampai vaksin akhirnya tiba dan beramai-ramai kita diinokulasi.

Tapi itu masih lama.
Bosan, tau gak sih? Memakai masker, menghindari kerumunan, cuci tangan, tentu terus kita lakukan, dan kepada sesama tak boleh sungkan untuk saling jaga dan saling mengingatkan. Itu memang jatah kami, warga biasa. Bagaimana dengan Anda, wahai penguasa? So klar kah PR tuan-tuan?
Kenapa sikap mentalnya masih begitu-begitu aja? Narasi masih menitikberatkan ekonomi, nyaris hampa empati. Pencapaian insignifikan dirayakan, lalu paling hobi mematut diri mengacu pada negeri-negeri pecundang. Lalu artis-artis narsis dibiarkan menyiarkan ujaran kebodohan.
Lalu tanggung jawab utama malah digeser ke kita-kita. Apa-apa dikatakan aman asal diberi imbuhan "dengan protokol kesehatan". Teater higiene di mana-mana! Tapi ketika kurva naik, "itu karena warga tidak disiplin". Yang benar aja! Yang nyuruh mal dan perkantoran buka siapa?
Tapi yasudahlah. Kami ingatkan saja lagi, dan kami akan terus tagih setiap hari, lakukan yang berikut ini

• Naikkan kapasitas tes ke 300,000/hari
• Naikkan rasio lacak-isolasi ke 1:30

Itu aja lah dulu, ngga muluk-muluk. Rencana mengirim Anji dan JRX ke Mars bisa menunggu.
Di front komunikasi, sudahilah narasi membuai kabar gembira. Percayalah, bukan begitu caranya mendongkrak citra.

Sampaikan saja angka-angkanya apa adanya. Tak perlu mereka-reka kapan pandemi ini memuncak dan mereda. Jangan dulu PHP dan berharap vaksin segera tersedia.
Jika benar-benar serius ingin menyudahi pandemi ini,

Jika memang tak sabar lagi membuka pintu pariwisata dan memulihkan ekonomi,

Jika sungguh-sungguh ingin terhindar dari jurang resesi,

Tak ada alasan semua yang di atas tidak dapat dilakukan!
Jelas ini bukan persoalan keterbatasan anggaran atau ketidaktahuan.

Atau alasan klasik, Sang "Egosektoral" si makhluk ajaib, si momok yang diada-adakan, padahal sesungguhnya cuma wujud kemalasan, kehampaan imajinasi, atau kebingungan.
Kami rasa — dan mohon maaf — ini cuma persoalan itikad dan kemauan.

Sekian.
*Penafian: @KawalCOVID19 tidak dibayar pihak @Ferrari untuk utas ini, tapi kalau ada pihak yang bersedia menyumbangkan ventilator karya @Ferrari untuk penanganan pasien COVID-19 di Indonesia, itu murni suatu kebetulan dan tentunya akan keren sekali 😌
formula1.com/en/latest/arti…,
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with KawalCOVID19

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!