Kontroversi Program Organisasi Penggerak (POP)
@Kemdikbud_RI
@Muhammadiyah, @nahdlatululama, lalu PGRI mundur dari program ini. Mendikbud Nadiem @MasMenteri meminta maaf, lalu menunda dan mengevaluasi POP.
Bagaimana response para stakeholder?
THREAD
Dari tanggal 21 sd 29 Juli, tren percakapan di berbagai kanal mencapai puncak pada 24 Juli.
Dimulai 22 Juli, @muhammadiyah dan @nahdlatululama mundur, lalu 23 Juli PGRI jg. Setelah itu cenderung turun. 28 Juli naik lagi, saat @MasMenteri minta maaf.
Pemberitaan media pada 22 Juli diramaikan oleh mundurnya @muhammadiyah dan @nahdlatululama.
Topik utama pemberitaan adalah ttg POP, Muhammadiyah, Kemendikbud, NU, Guru Penggerak, Alasan mundur, dan polemik lolosnya lembaga CSR.
Grafik tren memperlihatkan dalam periode 21-26 Juli belum ada response solutif dari @MasMenteri. Pro-kontra muncul, hingga ada tuntutan agar Nadiem mundur, usulan PGRI agar POP ditunda, dan tudingan Nadiem tak paham sejarah.
Peta Social Network dalam periode ini cenderung merah (negatif), yang berarti mayoritas percakapan tidak "favorable" terhadap program POP.
Tampak satu cluster besar dari Media dan Pro Oposisi, cluster NU dipimpin @cakimiNOW, dan cluster @muhammadiyah.
Akun yang paling influensial (mendapat response terbesar) dari kalangan media adalah @geloraco, @suaraharian_com, @tempodotco, @rmol_id, @kumparan.
Dari tokoh politik: @cakimiNOW, @hnurwahid, @fahiraidris, @fadlizon.
Lainnya dari oposisi seperti @OposisiCerdas, @maspiyuO, @MichelAdamADA_, dll.
Top narasi dalam periode ini:
@geloraco: judul yang klik bait memainkan emosi (berkabung, lecehkan) mendapat RT paling besar.
@cakimiNOW: minta Mendikbud belajar sejarah ttg kiprah @muhammadiyah dan @nahdlatululama dlm pendidikan.
@hnurwahid: melihat wajar protes DPR atas "hibah" @ Rp 20M kepada Sampoerna-Tanoto Foundation.
Dua akun oposisi @OposisiCerdas dan @suaraharian_com mengamplifikasi berita klikbait dari @geloraco di atas ttg "dunia pendidikan berkabung."
Terdapat penjelasan @Muhammadiyah mengapa mundur, dan juga pandangan dari tokoh politik seperti @fahiraidris agar Kemendikbud memperhatikan keberatan kedua ormas.
Gambar yang paling banyak dishare dalam periode ini nomor satu dari @cakimiNOW ttg status dari Fachry Ali ttg Nadiem yang "benar-benar membuktikan tidak tahu masa lalu." Lalu foto dari @Muhammadiyah saat menjelaskan alasan mundur.
Screenshot berita diambil dari situs yang tak terlalu terkenal seperti HalloMedan, PotretManado, HaloJatim, JogjaAja, MakassarInsight.
Hinggal 27 Juli, tampaknya belum ada response yang solutif dari @MasMenteri, sehingga polemik melebar kemana-mana.
Suara dari DPR makin kencang mendominasi berita, meminta Nadiem mengevaluasi POP, POP bikin gaduh dunia pendidikan.
Baru 28 Juli, @MasMenteri akan mengevaluasi POP, meminta maaf kepada @muhammadiyah, @nahdlatululama dan PGRI, dan meminta kembali ikut POP.
Meski permintaan maaf ini cukup meredakan polemik, namun kedua ormas tetap bulat soal POP.
Peta SNA periode ini memperlihatkan sebenarnya dari oposisi sudah tak muncul lagi. Lebih banyak berupa penjelasan dari @MasMenteri dan dibantu oleh @tolakbigotnkri, @elpanjullo.
@ILCtv1 juga muncul mengangkat topik ini.
Top influencers di beberapa hari terakhir adalah @ILCtv1, @elpanjullo, @Kanseulir, @tolakbigotnkri, dan @detikcom.
Lalu ada @nu_online yg masih influensial, dan @muhammadiyah yang sudah santui.
Akun @MasMenteri muncul periode ini.
Top narasinya dari @ILCtv1 yang mengangkat #ILCHibahBuatKonglomerat.
@elpanjullo dan @tolakbigotnkri mengajak nonton penjelasan Nadiem yg minta maaf kpd Muhammadiyah, NU dan PGRI; dan menyatakan Tanoto dan Sampoerna tidak pakai APBN.
Gambar yang paling banyak dishare adalah dari @muhammadiyah, memperlihatkan Nadiem mengunjungi Muhammadiyah dan meminta maaf. Ini sebuah gesture yang sangat bagus, silaturahmi, dan cukup meredakan polemik. Lainnya juga diwarnai soal maaf ini.
Di Facebook, berita yang paling banyak disukai adalah dari @CNNIndonesia, tentang Persatuan Guru NU yang menilai Nadiem gagal menyikapi persoalan pendidikan.
Kebanyakan berita senada yang dishare oleh media di Twitter juga bisa ditemukan di Facebook.
1/ Dari timeline isu soal POP ini tampak bahwa butuh waktu yang relatif lama bagi @MasMenteri untuk mengambil langkah solutif. Isu muncul 22 Juli, tgl 28 Juli baru mengunjungi NU dan Muhammadiyah.
2/ Akibatnya, isu ini melebar cukup luas, hingga ada tuntutan mundur.
5/ Portal berita ormas berperan penting dalam penyampaian pandangan ormas, misal @nu_online dan @majalahSM.
7/ NU dan Muhammadiyah berterimakasih, namun sulit kembali ke POP.
Saya pribadi melihat tujuan awal dari POP @Kemdikbud_RI ini bagus, meningkatkan kualitas pendidikan dan penguatan SDM khususnya para guru.
Perencanaan, komunikasi, dan sosialisasi dengan semua stakeholder musti dilakukan dengan baik. Salah "dikit" bisa buyar.
Mustinya saya merefer mas Menteri Nadiem ke akun @Nadiem_Makarim. Tapi akun ini sepi, jadinya ke fan basenya yaitu @MasMenteri. Akun ini yg muncul di SNA. 🙂