Dalam analisis sblmnya, saya mengapresiasi Kemdikbud yang tidak kuat-kuatan pakai buzzer di media sosial dalam polemik POP ini. 👍
Namun sayang setelah langkah simpatik @Nadiem_Makarim, muncul buzzer menyerang sebagian penerima POP.
THREAD
Tanggal 22-26 Juli, diramaikan isu mundurnya @muhammadiyah, @nahdlatululama, & PGRI. Cluster oposisi memanfaatkan untuk menyerang Nadiem.
Tgl 26-27 sebenarnya sudah mulai reda. Tgl 28-29 diwarnai langkah simpatik Nadiem.
Tiba2 30 Juli, muncul serangan thd penerima POP.
Terdapat sebuah cluster yang narasinya menyerang sebagian penerima POP, menganggap mereka anti NKRI dan mengincar dana APBN.
Ada juga akun @SabilTahda yang membuat thread positif tentang Nadiem, dan melihat mundurnya ormas @muhammadiyah dan @nahdlatululama sebagai masukan.
Tagar #SelamatkanAPBNdariKadrun dimotori oleh 5 akun berikut: @SabilTahda, @MurtadhaOne1, @capek_bannet, @Balokcuuu, @AsliBengal.
Dari daftar cuitan yang paling banyak dishare ini, tampak pesannya, antara lain: ormas yang lolos tersebut diduga banyak yang anti NKRI, dari kalangan "kadrun". Sehingga perlu aksi #SelamatkanAPBNdariKadrun.
- Drone Emprit tidak tahu apakah buzzer dan tagar #SelamatkanAPBNdariKadrun ini sejalan dengan strategi tim komunikasi @Kemdikbud_RI. Seharusnya sih tidak.
- Melihat tren yang sudah antiklimas dengan langkah yang simpatik Nadiem, tagar ini cenderung kontra produktif.
- Operasi tagar ini hanya sebentar, namun muncul dalam trending topik Twitter, dan sebagian postingan yang banyak dishare sudah dihapus.
Saya kira Program Organisasi Penggerak ini visinya bagus. @Kemdikbud_RI bekerjasama dengan elemen masyarakat membangun SDM khususnya di sekolah.
Semoga polemik segera usai, program berjalan dengan baik, dan benar2 terasa manfaatnya hingga pelosok di seluruh Indonesia.
Daripada nanti ikut dituding sbg kadrun yg mengejar APBN.
Terus membangun SDM sekolah dan pendidikan yang selama ini sudah dijalankan sbg khidmad kepada bangsa. 🙏