3 perempuan, 1 Kosan, malam-malam penuh Teror menakutkan.
Hanah, Putri, dan Dayang tinggal di kosan milik seorang ibu tua yanh sudah lama ditinggal anak-anaknya. Tapi ada yang aneh di kosan itu.
A THREAD
@bacahorror
#bacahorror
"Kita coba cari satu lagi, kalau gak cocok baru besok kita cari lagi" kata Bapak Dayang. Mereka berjalan ke tempat yang jauhan dikit lagi. mereka menemukan sebuah rumah dengan tulisan "Terima Kos Putri"
Seorang ibu tua keluar rumah berjalan tertatih-tatih.
"Walaikumsalam" kata Ibu itu.
"Cari kosan?" Tanya Ibu itu.
"Iya, untuk anak saya." Jawab Bapak Dayang.
"Di sini cuma ada 3 kamar saja. 2 sudah terisi. Kalau mau, ada 1 kamar yang kosong" kata ibu itu sambil menunjukkan kamar yang dimaksud. Kamar itu tampak bersih. Ada jendela yang cukup besar di sana.
"Ini Putri, dia di kamar yang belakang" kata Bu Sum. Putri sedang makan siang di ruang makan saat Dayang datang.
"Siapa?" Tanya Dayang.
"Hanah, udah lama di sini" kata Putri.
"Ketawa? Ndak tuh" kata Putri sambil mengangkat piring sarapannya yang belum habis. Ia membuang makanan ke tempat sampah lalu mencuci piring bekasnya.
"Bu Sum sudah lama buka kosan?" Tanya Dayang.
"Baru setahun"
"Sebelumnya?"
"Ya dulu ada anak-anak ibu. Lalu mereka pergi. Ibu kesepian. Jadi ibu putuskan untuk jadiin kamar mereka kamar kosan"
"Jaga bagaimana? Yang Jaga rumah ini ya saya!" Kata Bu Sum terkekeh.
"Tapi tadi malam saya dengar suara tertawa"
"Kadang suara kucing kelahi pun terdengar seperti orang tertawa Dayang"
"Dulu pas pertama saya masuk, dia ndak begitu" kata Putri pada Dayang. Putri tahu Dayang penasaran.
"Bu, ibu" kata Dayang.
Setelah beberapa lama Bu Sum mengulurkan kepalanya keluar.
"Kenapa?"
"Ibu dengar suara mesin jahit?"
"Maaf kalau berisik. Saya sedang menjahit" kata Bu Sum. Anehnya suata itu masih terdengar.
"Dayang, kita perlu ngobrol"
"Kalau begitu ayo jalan bareng ke rumah"
"Jangan di rumah. Ikut aku" kata Hanah. Dayang mengikuti Hannah. Itu pertama kali Hannah mengajaknya bicara.
"Kosan Neraka?"
"Kau pasti merasakan keanehannya juga Dayang. Suara tangisan, ketawa, dan suara mesin jahit di malam hari. Itu sering terjadi di rumah itu"
"Bukan, rumah itu dikutuk"
"Kak Hannah jangan berlebihan" kata Dayang.
"Percaya padaku Dayang"
"Lalu kenapa kakak tidak pindah kosan?"
"Kakak takut"
"Takut apa?"
"Kutukan" kata Hannah.
"Aku ndak mau mati" kata Hannah.
"Jadi kita harus apa?"
"Waspada saja" kata Hannah.
"Ada apa?" Tanya Dayang.
"Sudah, masuklah" kata Putri.
"Persetan kalau Ibu mau bunuh saya. Besok saya keluar dari rumah ini!" Seru Hannah.
"Bunuh? Siapa yang kau Bunuh kamu?" Takua Bu Sum heran.
"Ngomong apa kamu Hannah?" Bu sum tampak kaget.
"Minum dulu Kak Hannah, tenangin Kak Hannah dulu" kata Putri.
"Halah, kamu sudah bersukutu sama Ibu Sum. Kamu beri apa minuman saya ini?"
"Astagfirullah Hannah. Ngomong apa kamu?" Bu Sum tampak emosi.
"Sudah Kak, ayo duduk dulu" kata Dayang.
Malam itu Hannah tak dapat tidur. Sejak membaringkan badan, ia merasa sangat gelisah.
"Meninggalnya Fatimah tidak ada urusan dengan saya" kata Bu Sum. Tapi soal rumah ini, sepertinya saya perlu bercerita.
"Mereka merendahkan saya karena saya hanya ibu tiri, tapi kasih sayang saya pada mereka seperti menyayangi anak sendiri" kata Bu Sum lagi.
"Sudah, saya sudah cari orang pintar. Tapi serangannya terlalu kuat. Dan semakin menjadi-jadi" kata Bu Sum.
"Lalu apa yang mau Ibu lakukan?"
"Saya menyerah. Biarlah rumah ini dijual. Saya mau ilut putri ke kampung"