A Thread
@bacahorror
#BacaHorror
"Udah 2018 masih ada yang pakai santet? Pas bayi dikasih makan menyan kali ya" kata Tio.
Nah Tio ini tempat Wahyu sering nanya. Mulutnya emang kada-kada gak ada rem.
"Kagak, dingin aja. AC-nya naikin dikit kali ya suhunya" kata Mardi sambil gelagapan mengambil remote AC. Ia pura2 menurunkan suhu lalu turun ke bawah. Ia menyalakan lampu.
"Kan lo gak percaya begituan" kata Mardi.
"Tapi kalau liat kejadian pagi ini sih bisa aja. Jangan-jangan ada saingan yang jampiin kantor kita" kata Tyo.
"Sejak awal sih sudah aneh, kampungan gayanya" kata Tyo
"Hush, bukan gitu! Tapi gue ngerasa dia misterius aja. Ngobrol cuma sesekali"
"Namanya juga orang daerah. Masih adaptasi" kata Mardi.
"Buat apa dia bawa begituan?" Rani penasaran.
"Makanya gue bilang aneh" sahur Tyo.
"Yu, sorry nih kalau lo gak enak jawabnya. Tapi bener kalau lo punya keris?"
"Keris?" Wajah Wahyu berubah tegang.
"Iya, keris kecil"
"Oh yang itu. Cuma asesoris kok Mas. Kenang-kenangan"
"Ndak mas, ndak bahaya. Ndak tajam kok. Kenang-kenangan dari teman saja itu" kata Wahyu.
"Ingat gak yang aroma kemenyan? Gimana kalau kita lihat rekaman CCTV pas malamnya?" Kata Ranti.
"Anjir iya juga" seri Tyo. Maka dimulailah aksi penyelidikan Wahyu.
"Jelas ini gak bener. Kurang ajar si Wahyu" kata Tyo.
"Kita musti lapor ke Atasan. Ini ada buktinya" kata Mardi.
"Sialan, ternyata dia yang ngusilik saya" kata Pak Wiko geram. Siangnya, Wahyu dipanggil menemui atasan.
"Ranti, tolong dicek" kata Pak Wiko. Ranti lalu mengajak satu teman lainna turun. Gak berapa lama berselang, mereka naik dengan wajah pucat.
Mereka tak bicara, hanya menunjuk ke bawah. Mardi bergegas melihat ke bawah. Di depan tangga, sesosok pocong dengan muka menjijikan tampak menyeringai. Lalu terdengar tawa di penjuru kantor.
"Mas, Mbak, permisi. Ada yang harus saya selesaikan di sini" kata Wahyu. Ia masuk ke dalam melewati Mardi dan Ranti.
"Mau ngapain lo?" Seru Mardi hendak menahan.
Wahyu menempelkan ujung keris ke jidat Pak Wiko. Ia menggeser ke arah hidung melalui antara dua mata. Mata Pak Wiko melotot.
"Permisi, saya pamit" kata Wahyu.
"Daritadi pagi saya ngerasa energi yang besar mbak di sekitar sini. Saya sudah jelaskan ke Pak Wiko kalau ada yg ngirim sesuatu ke sini. Kita diusili. Sejak wawancara saya liat ada yg tdk beres"
"Iya mas itu saya coba lindungi kantor ini. Saya mau ngomong tapi orang sini pada gak percaya ghaib. Saya ini dari kampung, gak asing sama ginian" kata Wahyu
Oh ya Wahyu akhirnya balik kerja di kantor itu walau cuma 6 bulan karena harus balik kampung. Tapi keberadaan Wahyu jadi pengalaman menarik buat orang-orang di kantor.
1. Kasian sama yang punya rumah, soalnya itu rumah sewa.
2. Takut bikin nama kantornya jelek, kantor anak milenial masak percaya santet dan sesetanan. Tar klien kabur.