Thread by @elisa_jkt

Tidak semua orang bisa serta merta pindah ke rumah susun tanpa adanya transisi.
Umur berapa kalian tahu bahwa di masa2 awal HDB SIngapore era 1950 ada begitu banyak orang bunuh diri?
Di 1 komplek HDB Hongling Park (1950an) ada 20 orang bunuh diri dlm 5 thn pertama.

Orang begitu mudah berucap "beri solusi" dan menyuruh, "pindahkan saja itu orang2 miskin dan orang2 kampung ke rusunawa."
Tentu, mudah menyuruh orang lain, karena bukan kamu yg merasakan depresi dan kesulitan di kemudian hari.

Bahkan di Seoul, dalam 100 hari bisa terjadi 6 kasus bunuh diri di 1 kompleks apartemen yg sama.
english.hani.co.kr/arti/english_e…

Dan banyak kasus manula meninggal tanpa diketahui di dlm apartemen.

Tipologi hunian banyak, solusi bgmn hunian bisa terjangkau juga berjibun. Utk yang pertama relatif lebih mudah, asal tidak maksimalkan "profit". Utk yg kedua, lebih tricky, tapi intinya jika diselenggarakan pemerintah, seberapa rela menyerahkan pengelolaannya secara sosial.

Saya selalu menyarankan transisi hunian generasional.
Dari rumah tapak, pindah ke flat 4-5 lantai, dan generasi berikut siap untuk tinggal di 8-12 lantai, dstnya.
Toh bangunan berumur perlu direnov berat dan waktunya berganti juga.

Kita bisa memilih transisi yang penuh "kekerasan" dan "kejam" yg naga-naganya sedang berjalan - atau transisi yang memperhatikan kesejahteraan hidup, kesehatan jiwa, serta menjaga entitas kita sebagai makhluk sosial.
Saya sih mengupayakan yg kedua.