My Authors
Read all threads
ANAKKU TANTRUM

- a thread -

Pernahkah menghadapi anak kecil yg emosinya meledak tak terkendali?
Nangis marah2, teriak2, mengamuk, ber-guling2, lempar-banting barang.
Itu tantrum namanya.

Wajar nggak sih?

Gambar : shutterstock.com (free download)
Tantrum lumrah pd usia 1-3 th, asal nggak jadi kebiasaan. Umur 4-5 th masih bisalah ditoleransi. Di atas itu mestinya sudah hilang, kecuali pd kondisi2 khusus.

Jd ceritanya gini,
Sejalan dgn waktu, bayi mulai berjalan, bicara, eksplorasi dgn dunianya & mulai berkemauan sendiri.
Anak mulai kepingin ini itu, tp tak selalu mampu mengungkapkan krn ketrampilan bahasanya juga masih terbatas. Di usia kurang dr 3 th, tantrum didominasi oleh kesulitan anak mengekspresikan kemauan, sementara lingkungan pun kadang gagal paham. Ujungnya anak frustrasi lalu tantrum.
Tantrum bisa pula muncul pd anak dlm kondisi sakit, pd anak dgn stresor serius, atau pd anak2 special needs. Ini nggak saya bahas lebih lanjut krn sifatnya khusus. Saya juga nggak bahas tantrum di mall/tempat umum, krn perlakuannya pun khusus.
Kita bahas tantrum "rumahan" ya.
Selain tantrum krn frustrasi jenis lain adalah yg sifatnya manipulatif. Ini biasanya pd usia yg lbh besar, di atas 3th. Kadang tantrum menyubur tanpa sadar krn keluarga membangunnya menjadi habit. Kemauan anak dituruti setelah tantrum, akhirnya tantrum kayak jadi 'ceremony'.
Inkonsistensi pola asuh juga bisa jd pendorong tantrum. Misal hari ini ayah bunda lagi murah hati, gampang banget si kecil dapet ini itu. Minggu depan entah krn tanggal tua atau pas lagi bete, ayah bunda nggak terima request apapun tanpa ada penjelasan yg bisa diterima anak.
Yang lain lagi, tantrum dapat muncul ketika realitas hadir berbeda dgn mental-set anak. Misal nih anak dijanjikan sesuatu, udah kebawa hepi, trus pas saat tiba ortu batalin. Kecewa dong anak. Belum ketambahan anak pas lagi capek atau ngantuk, jadi lebih gampang tantrum muncul.
Selain itu, sebagian orang di sekitar anak ada yg hobi godain dgn alasan si dedek imut lah, lucu kalo nangis, ngegemesin lah. Nggodain kebablasan, sampai anak emosi & tantrum. Nah, ini mesti diberesin dulu ya. Stop mengaduk emosi anak kecuali ingin si kecil tumbuh jadi pemarah.
So, intinya ortu mesti koreksi diri & lingkungan dulu. Yang paling bagus sih ortu antisipasi, peka pd kebutuhan fisik-psikis anak & mencoba mengerti kemauan anak. Terutama utk anak yg memang lagi fase belajar bicara, tolong dijaga deh jangan sampai frustrasi lalu jadi tantrum.
Anak = ciptaan istimewa yg cerdas. Pd anak2 yg lebih besar & sudah trampil bicara (3th ke atas), pikirannya yg pintar akan belajar bhw tantrum = tools to get something. Tantrum yg tricky begini perlu teknik yg lebih serius.
Lalu saat episode tantrum terjadi, gmn?
Yuk dicermati:
1). Pastikan anak dlm kondisi sehat & baik2 saja.
2). Selama anak tantrum, ortu WAJIB tenang, harus cool, dilarang emosi, apalagi ikut ngegas. Kalo misal si papa tipe yg gampang terpancing ya mendingan tukeran shift piket tantrum sama mama, begitu pun sebaliknya. Harus kompakan.
3). Pastikan sekeliling anak aman, nggak ada pisau, kompor menyala, benda2 mudah pecah. Sebagian anak saat tantrum suka multitasking mengasah bakat ketangkasan melempar ini itu, hehe... Nah, daripada ntar gantian ortu marah2, mending simpan deh kristal2 & porselen2 cantik.
4). Jangan bersikap yg mengesankan kalo atensi kita full ke anak. Pasang gaya cuek. Tetaplah lanjutkan aktivitas, atau pura2 membaca, pura2 nonton TV, apapun (meski telinga bising oleh polusi teriakan dia). Hindari kontak mata dgn anak, tapi telinga & pikiran tetap kita pasang.
5). Jangan terpancing berdebat dgn anak & stop tanggapi rengekannya. Jangan pula menasihati saat ia masih tantrum, nggak bakal ngefek, cuma bikin capek kedua pihak. Kita tutup mulut sepanjang anak tantrum. Ini berat bagi yg spontan & gampang terstimulasi. Tahan diri, tahan kata.
6). Yg penting dipegang dlm situasi darurat kek gini justru adalah: NO RESPONSE, absolutely!
Ini bagian tersulit. Sangat mungkin ortu terpancing. Tapi ini adalah kunci terpenting.
Pun sekedar melempar pandangan mata ke anak (tapi ketahuan dia) itu sdh sebuah response lho.
7). Biasanya sederet kegalauan membayang: Kalo anak nangis kekencengan nggak enak sama tetangga; ntar mertua tahu kayak kita kejam sama cucunda; ntar kalo nangis sampai kayak sesak napas gimana.
Halooo... tabahkan diri ya pakbapak buibu, ini ujian. Anggap kita lagi acting drama.
8). Percayalah, anak nggak akan sampai sakit cuma krn tantrum biasa.
Bagian krusial adalah pd puncak tantrum, krn begitu ortu mulai ragu, lalu memutuskan: "Ya sudahlah" atas nama nggak tahan, mk sesungguhnya bola sudah kita serahkan kembali ke anak. Kendali balik ke dia.
9). Pikiran kecilnya yg cerdas akan menarik kesimpulan :
"O, kalo gitu aku harus marah2 dulu biar mama/papa mau beliin es krim yg lewat".
Kita seperti meneguhkannya menggunakan strategi tantrum secara taktis sebagai power dlm diplomasi berjuang mendapatkan es krim. Pusing kan?
10). Jadi, tetaplah tenang.
No response, please. Jangan pula membiarkan orang lain di rumah (yg berpotensi membuyarkan teknik ini) mendekat utk sekedar menyapa anak, berkomentar, apalagi menolong. Ambyar!
Jadi kita memang harus main mata dgn orang serumah & para dewa penolong.
11). Tunggu sampai anak lelah, atau lupa, & terpaksa menerima kenyataan 'pahit' bhw ayah/bundanya tak ada tanda2 ngikutin kemauan dia. Butuh sabar.
Emosinya perlahan mereda, tangis perlahan menyurut, tubuh kecilnya mulai rileks. Di situlah saat tepat kita utk masuk & memeluknya.
12). Beri pelukan sayang, cium, katakan dgn lembut kalo ayah-bunda sayang. Bawa ke suasana hati positif, katakan dgn ringan & bersahabat bhw mama-papa suka kalo adek udahan marahnya. Puk puk, netralisir suasana. Boleh ajak ke aktivitas lain sembari menanti sisa2 tangisnya hilang.
13). Inget ya gaes, sampai di sini ortu nggak boleh yg kayak gantian balas dendam gegara tadi lama nahan kesel, trus pas anak udah reda ortu gantian ngambek & nolak anak menggelendot ke lengan. Waduh, kalo ini sih mesti dipertanyakan lagi, udah siap mental jadi ortu belum?
14). Ketika anak berhasil kita bawa ke titik netral, pelan2 ia akan belajar mengerti bahwa nggak ada gunanya caper, krn yang dicaperin juga nggak mempan.
Pesan yg ingin kita tanam adalah : marah-nangis-ngamuk-teriak dll bukanlah cara utk membuat ayah bunda menuruti keinginan.
15). Lebih efektif kalo di saat lain pas emosi anak bagus, hati cerah, ajak ngobrol bhw papa-mama lebih suka kalo bla3x.. nggak pengen adek ngamuk bla3x.. jadi lain kali kalo adek ngotot bakal dibiarin lho ya, deal yaa...
Anak disiapin mentalnya utk "dicuekin" bilamana tantrum.
16). Oya, ini bukan resep instan ya. Butuh berulang kali, sabar, serius & kerjasama anggota keluarga. Gak bisa sekali jadi.
Selain tips di atas perlu dipikirkan perilaku alternatif utk kelola emosi. Tapi sementara cukuplah.

Slmt mendampingi dgn cinta ❤⚘

Please No DM 🙏
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Lita Widyo

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!