, 19 tweets, 4 min read
My Authors
Read all threads
"Kebijaksanaan yang sejati itu datang kepada kita ketika kita menyadari betapa sedikitnya yang kita pahami tentang hidup, diri sendiri, dan dunia di sekitar kita." - Socrates

Seri #LogosEtika Ep. 3: Metode Dialektis - Bagaimana Socrates Membentuk Etika

- a thread!
Periode di mana Socrates tinggal di Athena dikenal sebagai Golden Age (Zaman Keemasan), sebagian karena kontribusi Socrates untuk meningkatkan pengetahuan, akal, dan pemahaman manusia.

Socrates dididik oleh seorang filsuf bernama Anaxagoras.
Socrates diajarkan 2 hal besar dari gurunya: filsafat dan kosmologi (studi tentang hakikat realitas, bentuk awal filsafat).

Sebagai cara untuk belajar, Socrates selalu mengajukan pertanyaan di tempat-tempat umum kepada penduduk Athena.
Hal ini tentunya cukup mengganggu masyarakat saat itu karena Socrates takkan berhenti bertanya hingga mereka menyadari bahwa mereka tak memiliki kode moral.

Sebelum Socrates merampingkan filsafat & etika menjadi tentang "kenapa manusia melakukan apa yang mereka lakukan", (1/2)
(2/2) filsafat tadinya merupakan persimpangan antara metafisika, agama, dan sains. Tapi Socrates ternyata lebih tertarik pada gagasan teoritis yang mendorong ketiga bidang itu.
Socrates menjadi orang pertama yang menegaskan bahwa filsafat seharusnya tentang bagaimana orang harus menjalani hidup mereka, dan bahwa landasan etika ialah tentang menentukan kebajikan mana yang paling bermanfaat.
Kebiasaan Socrates untuk bertanya ini kemudian dikenal dengan istilah metode dialektis, yang digadang-gadang menjadi warisan terpenting Socrates dalam sejarah filsafat Barat.

Metode ini sendiri disebut oleh Socrates sebagai elenchus (pemeriksaan silang).
Metode tersebut merupakan pendekatan ilmiah yang cerdas untuk membahas pertanyaan filosofis dan gagasan yang sangat konseptual. Secara teknis, metode penyelidikan ini ialah proses eliminasi hipotesis negatif.
Argumen yang lebih baik dari argumen lainnya dapat ditemukan ketika sedang ada 2 pihak yang saling berdebat tentang suatu topik, kemudian saling mengajukan pertanyaan, mengajukan keberatan, dan menghilangkan kemungkinan-kemungkinan potensial yang tak berbukti.
Metode dialektis yang memecah suatu masalah menjadi serangkaian pertanyaan kecil ini nantinya akan diadaptasi menjadi metode ilmiah yang digunakan untuk menentukan kebenaran dalam dunia fisik. Tujuan keduanya tetap sama: mengarah pada pemikiran rasional.
Selain metode dialektis, Socrates juga menganjurkan arete (kehidupan kebajikan). Baginya, menjalani kehidupan yang bermoral, sehat, dan layak ialah demi kepentingan terbaik semua orang (termasuk di dalamnya ialah individu masing-masing).
Ia merasa satu2nya cara untuk menjalani hidup bahagia ialah dengan menjadi bermoral, ketika seseorang memahami kebajikan yang dapat digunakan untuk menjalani hidup, maka seseorang akan berbuat baik.

Ketika kita tau apa cara yang baik, seharusnya kita tak melakukan hal selain itu
Begitu pula sebaliknya, Socrates berpendapat bahwa satu-satunya alasan orang melakukan sesuatu yang buruk ialah karena ketidaktahuan moral. Tapi, ketika seseorang benar-benar berusaha untuk mempelajari & memahami apa yang Socrates katakan sebagai kebajikan, maka ia akan (1/2)
(2/2) segala upaya untuk menghidupi kebajikan itu sepanjang waktu. Kebajikan yang paling penting bagi Socrates ialah keberanian (courage), keadilan (justice), kesalehan (piety), dan kesederhanaan (temperance).
Dalam rantai pemikiran ini, skenario Socrates mungkin tidak terlalu realistis - apalagi ketika dibandingkan dengan konsep akrasia dari Aristoteles yang akan kita bahas pada thread selanjutnya!

Inti konsep akrasia ini begini.
Seseorang itu berbuat jahat karena ia kehilangan kontrol terhadap diri dan sebuah perlakuan melawan pendapat lain yang sebenarnya lebih baik. Lebih jauh tunggu thread tentang Plato dan Aristoteles selanjutnya ya!
Socrates percaya bahwa tugas seorang filsuf ialah menulis, berdebat, dan mengajar. Dengan melakukan itu, para filsuf akan membebaskan orang lain dari kesalahpahaman, delusi, keraguan, penipuan diri sendiri, dan perasaan negatif yang menghalangi kebajikan lainnya.
Filsuf seharusnya membawa orang kepada jalan kebahagiaan, atau bahasa kerennya ialah eudaimonia.

Sumber:
1. plato.stanford.edu/entries/socrat…
2. Ethics 101 (Brian Boone)

Konten oleh
@NathPribady
Dapatkan informasi webinar, kelas, podcast, artikel terbaru (dan tentunya gratis) dari Logos di channel Telegram t.me/logos_id

Kami juga membuka donasi yang digunakan untuk pengembangan edukasi gratis Logos di Kitabisa kitabisa.com/logosid. Terima kasih!
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Logos ID

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!